Prologue : The Forbidden Sword
Beberapa saat setelah party Concord of the Tribes meninggalkan Light untuk mati di Abyss, Naano si Dwarf berhenti dari pekerjaannya berikutnya dan akhirnya membeli sebuah Mansion di luar Ibukota Kerajaan Dwarf, di mana dia bisa memfokuskan semua usahanya untuk mewujudkan impian seumur hidupnya. Meskipun perlu dicatat bahwa bangunan itu tidak seperti apa yang orang bayangkan sebagai sebuah Mansion, karena rumah dua lantai itu dikelilingi oleh pagar batu dengan gerbang logam yang menandai pintu masuknya, halaman rumput yang luas tidak terlalu bagus, dan para pembuatnya tampaknya lebih mengutamakan kekokohan struktur daripada keanggunannya, karena hanya sedikit hiasan yang bisa dilihat. Singkatnya, kediaman Naano itu lebih mirip benteng kecil daripada sebuah Mansion.
Naano telah membayar tempat itu menggunakan uang hadiah yang telah diberikan kepadanya untuk menyingkirkan Light setelah kekuatan yang ada telah menentukan bahwa Light itu bukan seorang Master, dan karena Mansion itu awalnya dibangun untuk penelitian pandai besi yang akan dilakukan di dalamnya, Mansion itu sangat cocok dengan apa yang mau dicapai oleh Nanao. Dengan demikian, lantai pertama memiliki bengkel pandai besi, sedangkan ruang bawah tanah menampung laboratorium penelitian yang dirancang khusus untuk mencegah rahasia bocor.
Seorang pedagang manusia mendekati pintu masuk Mansion dan mengetuk pintu menggunakan pengetuk besar yang digantung setinggi wajah.
"Permisi, Naano-san." Seru pedagang itu.
"Ini aku, Cavaur."
Cavaur telah tiba dengan kereta kuda berlapis kain yang penuh dengan barang dagangannya. Tingginya 170 sentimeter, bertubuh ramping, dan mengenakan pakaian yang dianggap biasa ke mana pun dia pergi. Cavaur biasanya berjalan berkeliling dengan tas kulit tersampir di bahunya, namun pada kesempatan khusus ini, dia meninggalkannya di kereta kuda. Secara keseluruhan, Cavaur tidak memiliki ciri-ciri mencolok yang membedakannya dari yang lain, dan satu-satunya ciri khasnya yang layak disebutkan adalah bandana yang menutupi dahinya, senyuman yang dia kenakan seperti topeng, dan mata julingnya.
Beberapa saat kemudian, pemilik rumah membalas ketukan tersebut dengan membuka pintu sebagian. Meskipun matahari sudah tinggi di langit, bagian dalam rumah sangat gelap, dapat diasumsikan bahwa semua tirai tertutup dan tidak ada lampu yang menyala. Namun dalam kegelapan, mata Naano berbinar seperti sepasang lilin.
"Ah, Cavaur. Kau sudah dapat barangnya?" Tanya Nanao.
"Tentu saja, Naano-san."
Jawab Cavaur, dengan senyuman tidak autentik di wajahnya.
"Aku datang ke sini hari ini dengan semua yang kau minta."
"Bawa barang itu ke belakang."
Kata Naano, mengarahkan Cavaur untuk membawa kereta kudanya mengitari sisi kediaman di pintu pengiriman di belakang. Pedagang itu melakukan seperti yang diinstruksikan dengan kemudahan seseorang yang telah melakukan hal yang sama puluhan kali sebelumnya. Setelah dia memarkir kembali kereta kudanya, Cavaur mengeluarkan buku catatan dari saku depannya dan membacakan daftar belanjaan Naano.
"Aku telah membawa makanan, alkohol, perbekalan sehari-hari, dan bahan habis pakai yang kau minta, bersama dengan berbagai jenis batu besi, batu bara, dan bahan alkimia." Kata, Cavaur menyebut daftar-daftar itu.
"Selain itu, aku sekali lagi telah membawakanmu pesanan khusus yang disimpan dalam tiga barel ini, meskipun aku khawatir aku memerlukan bantuan untuk membawanya ke dalam, karena beratnya."
"Baiklah. Aku akan membantumu mengurus semuanya." Kata Naano.
"Astaga, kalian para manusia lebih lemah dari apapun. Tapi aku akan membawanya tong-tong itu, karena di dalamnya terdapat barang-barang berharga. Tidak perlu repot dengan mereka."
"Wah, terima kasih banyak, Naano-san."
Kata Cavaur, ekspresinya semakin memesona.
Naano menanggapinya dengan mendengus jengkel, lalu mulai bekerja mengangkat tong besar itu. Karena level kekuatan Naano berada di utara 300, mengangkat satu barel terbukti menjadi tugas yang cukup sederhana baginya. Cavaur menyibukkan diri dengan membawa semua barang lainnya, dan dengan kedua orang tersebut ikut serta, proses pengangkutan barang-barang itu tidak memakan waktu lama. Setelah semuanya ada di dalam, keduanya berdiri dan saling berhadapan di gudang Mansion untuk menyelesaikan transaksi.
"Seperti biasa, kau dapat membayar biayaku melalui rekening yang kau kelola di Guild Petualang, Naano-san." Kata Cavaur.
"Anggap saja semuanya sudah dibayar. Ini."
Kata Naano sambil memberikan sebuah voucher kepada Cavaur dengan nomor di atasnya, pemikirannya adalah bahwa Cavaur akan menunjukkan voucher itu kepada Guild di kemudian hari untuk menagih uang hutangnya. Cavaur melipat voucher itu dan dengan hati-hati memasukkannya ke dalam saku depannya.
"Apa aku berasumsi bahwa proyekmu berjalan dengan baik? Jika kau memerlukan barang-barang lainnya, aku yakin aku dapat melayanimu lebih lanjut."
"Ini akan sangat bagus." kata Nanao.
"Bahkan bisa sangat membantu. Di sini, lihatlah keindahan ini!"
Dengan senyum lebar dan maniak, Naano menghunus pisau yang terselip di ikat pinggangnya dan mengayunkannya beberapa inci dari hidung dari pemasok barang-barangnya itu. Ada semburat merah samar pada bilahnya, dan jika seseorang menyipitkan mata, hanya mungkin untuk melihat kabut tipis dan gelap yang keluar dari bilahnya.
"Permata kecil ini adalah benda uji yang aku tempa untuk melihat apa yang bisa dilakukan oleh Buku Senjata Terlarang yang kau jual kepadaku." Kata Naano.
"Yang harus aku lakukan hanyalah mengikuti instruksinya, dan aku bisa menempa senjata kelas relik ini!" Naano menggerutu seperti anak kecil yang nakal.
"Lihat betapa menakjubkannya hasilnya?"
"Memang. Itu adalah ciptaan yang luar biasa."
Kata Cavaur, yang senyumannya tidak berubah bahkan ketika Naano mengarahkan pisau menakutkan itu langsung ke wajahnya.
"Sebenarnya, aku sangat menyukainya, aku harap aku bisa membelinya darimu untuk dijual dengan harga lebih mahal!"
Biasanya ditemukan di reruntuhan, senjata terlarang adalah alat perang yang langka namun ampuh yang mengutuk penggunanya dengan masa hidup yang lebih pendek, kegilaan, atau berbagai efek berbahaya lainnya. Beberapa senjata terlarang bahkan mengandung sihir hitam dan membuat penggunanya menumpahkan darah orang yang tidak bersalah. Menurut legenda, seorang pahlawan dengan kekuatan mental yang cukup akan mampu menahan jenis kerusakan yang dapat ditimbulkan oleh senjata terlarang dan menggunakannya tanpa masalah, namun senjata itu terlalu berbahaya untuk disentuh oleh orang biasa. Oleh karena itu, senjata ini juga dikenal sebagai "Senjata Terkutuk" atau "Senjata Undergod".
Kesembilan negara tersebut telah menandatangani perjanjian yang melarang kepemilikan senjata tersebut, yang berarti bahwa siapapun yang secara tidak sadar memiliki senjata terlarang akan diperintahkan untuk segera melepaskan peralatan tersebut, sementara mereka yang tertangkap dengan sengaja memiliki senjata tersebut akan menghadapi hukuman mati. Naano telah membeli sebuah buku berisi instruksi tentang cara membuat senjata terlarang ini, dan telah mengikuti instruksinya untuk membuat prototipe yang saat ini dia tunjukkan kepada Cavaur. Mendengar jawaban validasi dari pedagang itu, Dwarf itu menjadi bersemangat.
"Kau sangat menyukainya, hah?" Naano merenung.
"Tidak mengherankan. Bahkan manusia rendahan sepertimu bisa melihat betapa betapa hebatnya benda ini. Hanya membuktikan betapa ahlinya aku dalam membuat persenjataan. Aku bersumpah, Sang Dewi sendiri yang mengirimku ke dunia ini untuk menjadi Dwarf yang membuat senjata legendaris terhebat."
Saat Naano sibuk memuji dirinya sendiri, mabuk pada harga dirinya, salah satu tong mulai bergemerincing dan bergetar. Dwarf itu menahan tong iru, sementara Cavaur menggaruk bagian belakang kepalanya dengan nada meminta maaf.
"Tampaknya obatnya sudah terlalu cepat hilang. Mohon maafkan aku, Naano-san."
Kata Cavaur kepadanya.
Mengabaikan pedagang itu, Naano membuka tutup tong dan mengintip ke dalamnya. Di dalam wadah kayu itu ada seorang manusia perempuan yang tangan dan kakinya diikat, dan telah disumpal untuk memastikan tetap tidak bersuara.
Buku Senjata Terlarang mencantumkan formula tentang cara membuat senjata ampuh menggunakan sihir hitam, dan manusia hidup adalah salah satu bahan utama dalam prosesnya. Tentunya hal ini mulai melemahkan kesehatan mental Nanao, namun bagi si Dwarf itu, hal itu adalah harga kecil yang harus dibayar demi kesempatan mencapai impian lamanya untuk membuat senjata legendaris terhebat. Faktanya, Naano agak menikmati pengalaman menyegarkan menjadi gila secara perlahan. Dia memperlakukan perempuan yang ditangkap di dalam tong dengan salah satu senyuman gilanya.