Extra Story 5 : A Day in the Life of Yume Part 3
Aku melihat undangan itu yang memberikan kesan bahwa undangan itu dimaksudkan untuk ditulis dengan cara yang sopan dan santun, namun huruf-hurufnya agak terlalu bulat dan melengkung, seolah-olah itu adalah tulisan tangan seorang anak kecil. Hal itu sudah bisa diduga, karena undangannya telah ditandatangani oleh adik perempuanku, Yume, dan deputi setiaku, Nazuna.
Beberapa waktu yang lalu, aku berjanji pada Yume bahwa aku akan memberikan apapun yang dia inginkan untuk menebus kenyataan bahwa aku terlalu sibuk untuk menghabiskan waktu bersamanya. Aku tahu itu bukanlah permintaan maaf, namun pada saat itu, aku merasa harus melakukan sesuatu untuknya, karena dia merasa sangat kesepian tanpa kehadiranku di lingkungan asing ini. Yume memberitahuku bahwa dia ingin melakukan dua hal : menanam bunga dan belajar memasak.
Menanggapi permintaannya, aku meminta beberapa orangku untuk mendirikan bagian dungeon tempat Yume bisa menanam bunga, lalu memberinya beberapa benih yang bisa dia tanam. Aku juga memastikan ada tempat di mana Yume bisa berlatih memasak secara pribadi, dengan semua bahan yang dia perlukan tersedia, sebelum menugaskan seorang pelayan peri untuk menjadi guru memasaknya.
Hadiah-hadiah ini telah menyemangati Yume tanpa henti, dan dia bersenang-senang merawat bunga dan memasak makanannya. Dan sekarang aku diundang secara pribadi untuk tur ke tamannya, diikuti dengan pesta teh sehingga aku bisa melihat—dan merasakan—hasil dari seluruh kerja kerasnya. Namun, ada satu hal yang membuatku terdiam. Hal itu juga berarti harus memakan makanan yang dibuat Nazuna dari awal.
Aku tidak keberatan memakan makanan Yume, tapi apa Nazuna itu bisa memasak?
Yume cukup mampu untuk anak seusianya. Ketika Puteri Lilith menyelamatkannya dan menjadikannya sebagai pelayan magang, Yume dengan cepat mempelajari pekerjaannya dan melakukan tugasnya di sekitar istana tanpa kesulitan apapun. Adapun Nazuna, meskipun dia mungkin dianggap tak terkalahkan di medan pertempuran, sejujurnya aku tidak tahu apa yang diharapkan dari masakannya. Aku tahu Yume dan Nazuna sangat dekat, mereka praktis bisa dikatakan mirip, namun aku tidak pernah membayangkan Yume akan benar-benar menginspirasi Nazuna untuk mulai memasak juga.
Yah, seorang pelayan peri seharusnya mengajari Nazuna, jadi kuharap itu berarti dia tidak akan memberikanku sesuatu yang benar-benar tidak bisa dimakan.
Pikirku dalam hati. Dan jika masakannya tidak bisa dimakan, aku selalu dapat mengandalkan statistik resistensi Level 9999-ku untuk mengatasi makanan apapun. Ketika waktu yang ditentukan semakin dekat, aku menelan semua keraguanku dan berjalan ke tempat yang tertulis di undangan : "Kebun Bunga Yume".
✰✰✰
"Aku sangat senang kamu datang, Onii-chan!"
Kata Yume dengan riang.
"Terima kasih banyak sudah datang, Master!"
Nazuna berbicara dengan semangat yang sama.
"Tidak, tidak, seharusnya aku yang berterima kasih karena sudah mengundangku."
Jawabku sambil tersenyum hangat.
"Aku tidak sabar untuk melihat apa yang kamu miliki di kebun bungamu, belum lagi suguhan apa yang telah kalian buat."
Pada awalnya, nama "Kebun Bunga Yume" mungkin terdengar agak berlebihan untuk taman bunga sederhana yang Yume mulai sebagai hobinya, namun ternyata proyeknya cukup besar untuk dijadikan nama seperti itu. Yang kami lakukan untuk membantu Yume mempersiapkan taman bunga itu dengan membawa tanah dari dunia permukaan dan memberinya beberapa benih, namun dia terus menambahkan lebih banyak petak bunga hingga jumlahnya cukup untuk menyebut area ini sebagai kebun bunga.
Yume meraih tanganku dan menunjukkan kepadaku semua bunga yang telah dia tanam. Aku tidak dapat mengidentifikasi sebagian besar spesies berdasarkan namanya, namun semua bunga itu mempunyai beragam corak dan warna, dan semuanya mekar sempurna. Bunga-bunga itu termasuk sejumlah bunga yang dapat ditemukan di dunia permukaan, ditambah beberapa bunga eksotis yang ditanam dari biji dan bibit yang dihasilkan oleh Unlimited Gacha-ku.
"Ini adalah bunga favoritku!"
Yume menyatakannya saat turnya telah berakhir.
"Namanya bunga anggrek kupu-kupu!"
"Oh, aku tahu yang ini." Kataku.
"Bunga ini berasal dari Unlimited Gacha-ku, bukan?"
Varietas khusus ini memiliki kelopak yang agak mencolok yang merupakan campuran warna putih, merah, dan beberapa warna lainnya. Bunganya begitu indah hingga melekat dalam ingatanku.
"Benar."
Jawab Yume dengan riang.
"Bunga ini adalah bunga yang kamu dapatkan dari Gift-mu, dan aku menyukainya karena sangat cantik, Onii-chan."
"Aku sungguh tersanjung mendengarnya." Kataku.
Sebelumnya Yume sangat merajuk karena aku terlalu sibuk untuk meluangkan waktu untuknya, jadi aku senang melihatnya bersemangat lagi.
"Master! Aku juga menanam beberapa bunga yang aku temukan di dunia permukaan!"
Kata Nazuna, memberitahuku.
"Ke sini dan lihatlah ini!"
Nazuna menggandeng tanganku yang lain yang tidak dipegang oleh Yume dan membawaku ke tempat yang ternyata merupakan tanaman yang sangat besar. Tingginya dua meter, dan meskipun memiliki batang, daun, kelopak, dan sejumlah ciri pengenal lainnya yang menandakan tanaman itu adalah bunga, tanaman itu terlihat sangat mirip dengan sejenis monster tumbuhan. Kelopaknya sendiri tersusun seperti mulut menganga yang siap melahap anak anjing atau kucing secara utuh.