Chapter 11 : C
"Aku sangat senang bisa mengiringmu keluar."
Kata orang misterius itu. Tingginya sekitar 170 sentimeter dengan pakaian rata-rata yang menutupi tubuhnya yang ramping, dan satu-satunya hal yang akan membuat oranng ini menonjol di tengah kerumunan adalah bandana yang menutupi dahinya, matanya yang menyipit, dan senyumannya yang jelas-jelas palsu. Aku melakukan yang terbaik untuk bersikap terkejut atas kemunculannya yang tiba-tiba dengan mengangkat tongkatku dan mengambil posisi bertarung.
"Hei, sudah berapa lama kau berdiri di sana?" Kataku.
"Yah, sepertinya kau baru mencapai Level 1000."
Kata orang itu, mengabaikan pertanyaanku.
"Bukan itu yang kuharapkan dari seseorang yang mampu membasmi White White sepenuhnya. Dalam hal ini, aku berani menebak bahwa kau memiliki sekutu yang memiliki level kekuatan yang sama dan kalian semua bersatu untuk melenyapkan tatanan paling elit di Kerajaan Elf. Mungkin kau memancing mereka ke dalam semacam jebakan yang cerdik. Atau mungkin sejak awal kau tidak ada hubungannya dengan Great Tower....." Kata orang itu.
Orang itu menggunakan waktu beberapa detik untuk merenungkan apa dia telah melakukan kesalahan taktis.
"Jika itu masalahnya, mungkin aku seharusnya menunggu rekanmu muncul sebelum mengungkapkan diriku. Lagipula, keserakahan mengundang kegagalan, jadi aku harus puas hanya menangkapmu saja."
"Seriusan, apa yang kau bicarakan itu?" Tanyaku.
Apa yang orang ini katakan sangat melenceng, aku mulai bertanya-tanya apa pikirannya sedang rusak. Aku bahkan sedikit lengah karena omong kosong yang kudengar, yang tidak ideal saat aku mencoba untuk melakukan tindakan yang meyakinkan. Sudut mulut orang itu melengkung ke atas, mungkin karena dia menyadari kebingunganku.
"Sepertinya kau hanya berpura-pura tidak tahu. Atau jika tidak, kau tidak tahu apa yang kau lakukan atau kau sedang dimanipulasi tanpa sepengetahuanmu. Kurasa itu sudah cukup, karena yang harus kulakukan hanyalah membawanya ke tempat lain sehingga aku bisa mencungkil dan mentusuk setiap inci tubuhmu. Oh, aku tidak bermaksud mengatakan bahwa aku akan melakukan perilaku abnormal apapun. Aku hanya bermaksud memeras informasi darimu dengan menggunakan penyiksaan dan metode serupa lainnya."
"Tunggu, tunggu, tunggu dulu! Pertama-tama, siapa kau itu? Apa aku mengenalmu?"
Kataku, masih bertingkah bingung, dan bahkan sampai bertingkah dengan mengangkat tangan secara berlebihan.
"Kau melihat Dwarf yang pingsa di sini, bukan?" Kataku.
"Dwarf ini adalah Nanao. Dia mengkhianatiku dan mencoba membunuhku. Aku sedang membalas dendamku ketika kau muncul entah dari mana. Baiklah, akan kuberitahukan ini padamu : Aku sedang tidak ingin ditangkap dan disiksa, jadi jika ada yang ingin kau tanyakan kepadaku, aku akan mencoba menjawab pertanyaanmu sebaik mungkin. Jadi bisakah kita setidaknya berbicara satu sama lain seperti orang normal?"
"Aku khawatir pembicaraan yang baik dan sopan tidak akan mungkin terjadi, karena aku punya banyak alasan untuk percaya bahwa kau adalah musuhku."
Kata orang yang menyipitkan mata itu.
Aku mengangkat tongkatku dan mempersiapkan diriku untuk bertempur sekali lagi, karena aku bisa merasakan getaran mematikan yang terpancar dari orang itu, dan itu juga bukan aura petarung Level 1000 atau Level 2000. Energi gelap yang mengalir keluar dari dirinya bahkan membuat Silent Hardy tidak ada apa-apanya, dan orang ini terlihat seperti manusia!
"Aku mengira kau adalah salah satu bawahan C—atau paling tidak, salah satu dari orang idiot yang berguna—tapi tampaknya kau hanyalah pion tanpa disadari."
Kata orang itu sambil memainkan bandananya.
"Aku masih belum bisa mengesampingkan kemungkinan bahwa ini semua hanya tipuan belaka, tapi apa yang bisa kukatakan dengan pasti adalah tipemulah yang terbukti menjadi ketidaknyamanan terbesar, terutama jika aku membiarkanmu bebas berkeliaran. Kau tidak mempunyai sesuatu yang berharga untuk ditawarkan kepadaku, tapi aku tidak akan mengambil risiko untuk membiarkanmu memberikan informasi penting kepada pihak lain. Ini adalah alasan lain mengapa C sangat mengganggu."
"Apa? Siapa 'C' itu?"
Informasi ini benar-benar baru bagiku, namun murni di luar konteks, sepertinya orang ini berbicara tentang sesuatu yang mirip dengan seorang Master, namun tidak sepenuh seperti itu. Aku pasti terlihat benar-benar bingung, karena orang itu menatapku seolah-olah aku adalah seorang badut yang sama sekali tidak menyadari bahwa sedang terlibat dalam suatu konspirasi kriminal. Sepertinya orang yang menyipitkan mata itu juga tidak akan menjawab pertanyaan yang tersisa dalam waktu dekat.
"Intinya, kita akan mendapat kesempatan untuk berdiskusi nanti, setelah aku menangkapmu." Kata orang itu.
"Sedangkan si Dwarf—siapa namanya itu?—menyerahkannya ke penjaga akan merepotkan, jadi aku hanya akan menunggu sementara kau membunuhnya di sini."
"Tunggu, kau ingin aku membunuhnya sekarang?" Kataku.
"Aku ingin dia hidup agar aku bisa membalas dendam padanya, ingat?"
"Membalas dendam? Oh, jangan konyol." Ejek orang itu.
"Kita memiliki hal-hal yang lebih penting untuk dikhawatirkan daripada keinginan kecilmu itu untuk membalas dendam."
Sikap orang ini—Cavaur, begitulah namanya—membuatku ingin mencekiknya di tempatnya berdiri, namun aku tetap di tempat dan menahan lidahku. Meskipun membalas dendam pada musuhku adalah tujuan nomor satuku, mencari tahu kebenaran di balik para Master dan upaya pembunuhan terhadapku juga menempati peringkat tinggi dalam daftar prioritas. Aku tidak boleh melampiaskan amarahku secara membabi buta, karena itu berarti aku akan membunuh sumber intelijen yang berharga. Di saat yang sama, kupikir aku sudah punya cukup waktu untuk berakting, jadi menurutku tidak akan ada orang yang keberatan kalau aku menyudahi omongan orang yang cerewet ini.
"Oke, sepertinya kau tidak mau menjawab pertanyaanku dengan sukarela, kan?"
Kataku sambil menjatuhkan fasadnya.
"Kalau begitu, aku hanya perlu membuatmu untuk bicara."
"Satu-satunya orang di sini yang akan ditangkap secara paksa dan dibuat untuk membocorkan rahasia adalah kau, nak." Kata Cavaur.
"Kau sebaiknya menyerahkan dirimu kepadaku. Tapi sebelum kau diam-diam menyerahkan dirimu kepadaku, aku akan mengizinkanmu mengirim Dwarf itu ke kematiannya untuk memenuhi fantasi balas dendam kecilmu itu."
Cavaur mulai berjalan ke arahku dengan ego yang meningkat dari seseorang yang menganggap dirinya tak terkalahkan, meskipun aku segera menghentikannya dengan beberapa kata pilihan.
"Kita lihat saja siapa yang akan 'ditangkap paksa' di sini, tuan Level 5000, Flesh Zombie, Cavaur." Kataku.
Cavaur tampak terkejut.
"Bagaimana bisa kau tahu namaku dan level kekuatanku?"
"Mei!"
Aku memanggil Mei, dan sesaat kemudian, sekumpulan Magistring meluncur dan berputar dalam kegelapan, membentuk kubah setinggi seratus meter yang menutupi kami berdua. Seperangkat Magistring lainnya membentuk kepompong di sekitar Naano dan dia diseret keluar dari kubah sebelum Mei muncul di sampingku di dalam kubah, akhirnya menampakkan dirinya kepada Cavaur.
"Kami telah menjeratnya sesuai rencanamu, Light-sama." Kata Mei.
"Sekarang hanya kita bertiga yang berada di dalam kubah ini."
"Kerja bagus, Mei." Kataku.
"Aku senang aku mengajakmu dalam hal ini."
Mei tampak gemetar karena senang, namun dia segera mendapatkan kembali ketenangannya dan membungkuk padaku.
"Terima kasih, Light-sama. Kata-katamu sangat berarti bagiku."
Cavaur menyaksikan percakapan ini melalui celah sempit di antara kelopak matanya yang setengah tertutup. Penjagaannya baik dan benar-benar terjaga pada saat ini, dan wajahnya terlihat semakin buruk.
"Aku yakin aku telah berhasil menjebak murid C, tapi aku sendiri tidak pernah menyangka akan jatuh ke dalam jebakan itu." Ucap Cavaur.
"Jadi, selama ini targetmu sebenarnya adalah aku dan bukan Dwarf itu, ya?"
"Sejujurnya, ini semua hanyalah tindakan pencegahan ekstra." Kataku padanya.
"Kami tahu kau telah melakukan kontak dengan Naano dan tindakanmu menimbulkan banyak tanda bahaya, tapi kami tidak dapat mengetahui apapun tentangmu selain nama dan level kekuatanmu. Naano masih menjadi target utamaku, tapi kami memutuskan akan menangkapmu juga jika kau muncul, jadi aku meminta Mei untuk mengintai di balik bayang-bayang."
Faktanya adalah aku belum mengetahui siapa sebenarnya Cavaur sampai menit terakhir. Secara kasat mata, Cavaur tidak terlihat seperti manusia normal, bahkan ketika menatap wajahnya seperti ini, dan dia telah memalsukan statistiknya untuk menipu Appraisal biasa. Aku tidak ingin membuka penyamaranku dengan menggunakan kartu SR Appraisal di depannya, jadi aku meminta Mei untuk menggunakan kekuatan Appraisal aslinya pada orang itu sementara aku mengalihkan perhatiannya. Mei kemudian memberitahuku tentang nama orang itu dan level kekuatan sebenarnya menggunakan kartu SR Telepathy.
Cavaur menekankan jari-jarinya ke dahinya seolah-olah dia sedang menahan sakit kepala yang disebabkan oleh rasa kecewa.
"Kupikir aku sudah berusaha semaksimal mungkin agar tidak tertipu oleh skemaku sendiri, tapi nampaknya aku dengan bodohnya menunjukkan diriku padamu tanpa pernah memperhatikan musuh lain bernama Mei ini. Hal ini tidak akan pernah terjadi jika aku diberi lebih banyak bantuan agar berhasil menyelesaikan tugas ini."
"Kau bisa menyimpan 'mendapat pelajaran yang didapat' untuk nanti." Kataku.
"Saat ini, kami membutuhkan jawaban. Siapa 'C' itu? Siapa kau yang sebenarnya?"
Level 5000 Flesh Zombie itu menatapku tajam melalui mata julingnya.
"Aku sarankan kau jangan terlalu terburu-buru, nak. Kau mungkin telah menjeratku dalam jebakan kalian ini, tapi dua kelas ringan Level 1000 tidak akan pernah bisa menangkapku!"
Saat Cavaur mengucapkan kata terakhir ini, setiap inci otot di tubuhnyq tiba-tiba menonjol dan membesar, menyebabkan pakaiannya robek dan terlepas dari tubuhnya, kecuali potongan celananya di sekitar daerah panggul. Dan tidak hanya tubuhnya bertambah besar, namun Cavaur juga bertambah tinggi beberapa sentimeter hingga tingginya lebih dari dua meter. Seolah-olah dia mampu memanjangkan tulangnya sesuai perintah. Yang terakhir, matanya yang setengah tertutup hingga saat ini kini terbuka selebar mungkin, meski pupil matanya begitu melebar, hampir terlihat bola matanya hitam seluruhnya. Mei dan aku sejujurnya terdiam melihat pemandangan itu.
Rasanya seperti menyaksikan tunas hijau kecil tumbuh menjadi pohon redwood raksasa hanya dalam waktu beberapa detik. Meskipun segera menjadi jelas bahwa Cavaur telah mengacaukan ekspresi terkejut kami dengan ekspresi ketakutan.
"Kau benar dalam melihat statusku sebagai Flesh Zombie. Aku mungkin terlihat seperti orang langsing biasa pada pandangan pertama, tapi sebenarnya aku diciptakan dari ratusan manusia. Penyamaranku sebelumnya adalah penyamaran yang kugunakan agar tidak mencolok, tapi seperti yang akan kutunjukkan sekarang, aku tidak hanya mahir dalam memanipulasi penampilanku!"
Cavaur mengepalkan tangannya ke dalam sesuatu yang tampak seperti palu besar dan berlari ke arah kami dengan kecepatan yang membuat Mei dan aku lengah, karena kalian tidak akan mengira raksasa setinggi dua meter akan bergerak secepat itu. Kami berhasil menghindari pukulan palunya pada detik terakhir yang menghantam tanah dan membuat lubang yang cukup besar. Saking dahsyatnya kekuatan hantaman itu, dinding-dinding bangunan di dekatnya runtuh, menimbulkan awan debu yang sangat besar seolah-olah kami sedang berada di tengah gempa bumi. Ada baiknya kami berpikir untuk merelokasi orang-orang yang tinggal di daerah ini ke tempat yang aman sebelumnya, karena jika tidak, kami mungkin akan mendapat jumlah korban jiwa yang besar.
"Kalian tidak akan bisa lolos!"
Cavaur berteriak saat ayunan kakinya yang kuat merobek parit di tanah, melemparkan puing-puing ke arah kami dengan kecepatan tinggi. Meskipun awan debu yang meninggi menghalangi semua jarak pandang, bidikan Cavaur tepat, namun bebatuan yang beterbangan tidak cukup untuk membuat kami kewalahan. Aku hanya menepis bongkahan besar batu atau bola tanah yang datang ke arahku bersama tongkatku tanpa repot-repot menggunakan kartuku, sementara Mei menghindari puing-puing itu dengan sedikit usaha. Faktanya, kami tampaknya sangat mahir dalam melawan serangan Cavaur, dan dia mulai mengejek kami.
"Aku hampir tidak percaya kalian bisa menghindari seranganku." Kata Cavaur.
"Kalian cukup gesit untuk Level 1000, meskipun tampaknya hanya menghindar adalah satu-satunya keahlian kalian berdua."
"Dan aku terkesan kau bisa menendang puing-puing itu langsung ke arah kami meski tidak bisa melihat menembus debu." Jawabku.
"Itu sudah jelas!" Teriak Cavaur.
"Tubuhku ini adalah mahakarya yang dibentuk oleh seorang Master! Berkat kemampuanku, aku tidak kesulitan melacak pergerakan kalian. Satu-satunya masalah—atau harus kukatakan, satu-satunya gangguan kecil—adalah aku perlu memakan manusia untuk merawat tubuh ini."
"Apa kau baru saja mengatakan 'Seorang Master'?"
Kataku, benar-benar tercengang.
"Dan tunggu, apa kau juga baru saja mengatakan kau memakan manusia?"
"Ya, aku memakan manusia. Dan itu bukan metafora atau kiasan."
Kata Cavaur sambil menyeringai tanpa perasaan.
"Aku perlu memakan manusia secara berkala untuk menjaga keutuhan tubuh ini, sama seperti kalian memakan daging hewan untuk menopang diri kalian sendiri. Dan menurut pengalamanku, aku menikmati memakan mangsaku selagi masih hidup. Mereka yang memiliki ikatan yang kuat akan menghasilkan rasa terbaik, seperti orang tua dan anak, kakak laki-laki dan adik perempuannya, atau dua kekasih yang bernasib sial!"
Cavaur melanjutkan dengan menggambarkan skenario makan malam favoritnya dengan detail yang mengerikan.
"Setengah dari keduanya akan memintaku untuk memakan mereka jika aku berjanji untuk menyelamatkan orang yang mereka cintai, dan aku akan dengan senang hati menuruti permintaan terakhir mereka dengan melahapnya di depan anak-anak, kakak laki-laki, adik perempuan, atau kekasih mereka, sebagaimana berlaku. Ekspresi teror dan air mata mengalir di wajah mereka saat aku mengunyah orang yang mereka cintai adalah bumbu terbaik yang bisa diminta oleh siapapun! Seringkali, aku menepati janjiku dan membiarkan yang lainnya melanjutkan hidup, tapi terkadang, aku ingin menambah sedikit variasi pada makananku dengan memakan keduanya setelah berjanji akan memakan salah satunya! Ekspresi lucu dari pengkhianatan di wajah mereka setiap kali aku menentang kata-kataku membuat makananku ini jauh lebih lezat—"
"Cukup!"
Aku berteriak, menyela omongan panjang lebar Cavaur.
"Jangan berkata apa-apa lagi, dasar sampah."
Aku sangat marah, aku bisa merasakan pupil mataku mengecil, namun Cavaur hanya mengangkat bahunya seperti orang terhormat yang sedikit dikritik karena pilihan hobinya.
"Kau agak menyebalkan." Cavaur mendengus.
"Lagi pula, inilah kenapa aku tidak menyukai anak-anak sepertimu. Orang-orang seusiamu tidak mampu menghargai hobi yang berbudaya sepertiku."
"Aku tidak ingin mendengarnya!"
Aku berteriak, hampir tidak mampu menahan amarahku.
"Kau baru saja menentukan nasibmu. Aku akan menangkapmu, memeras semua informasi yang kudapat darimu, lalu membuatmu lebih menderita daripada semua orang tak bersalah yang kau bunuh secara brutal!"
Cavaur tertawa, lalu membiarkan wajahnya berkerut menjadi senyuman sopan.
"Aku dapat melihat bahwa kau memiliki keberanian. Jika kau benar-benar berpikir kau bisa mengalahkanku, mari kita lihat kau mencobanya, dasar bocah nakal!"
Dengan kelopak matanya yang terbuka kembali hingga terlihat bola hitam matanya seluruhnya, Cavaur mengayunkan tinju ke arahku, namun kali ini, aku tidak repot-repot menghindari serangannya. Sambil memegang tongkatku di satu tangan, aku mengepalkan tanganku yang lain dan membalas pukulannya dengan salah satu tanganku. Aku sedang berhadapan dengan monster setinggi dua meter di sini, dan kepalan tangannya juga sangat besar, jadi siapapun yang menonton akan berasumsi bahwa orang dewasa akan memukuli anak kecil yang tidak berdaya, dan biasanya, itu adalah anggapan yang benar.
Ketika kedua tinju kami terhubung, Cavaur berteriak kesakitan, pukulanku meremukkan lengannya hingga patah tulang yang menonjol dari kulitnya. Pada saat yang sama, aku mengayunkan kakiku ke arah Cavaur dan melemparkannya ke udara dengan kekuatan yang cukup untuk membuatnya terpental sekali seperti bola tendangan sebelum menabrak dinding kubah Magistring Mei dengan keras. Begitu Cavaur terjatuh ke tanah lagi, dia mengangkat lengannya yang hancur untuk melihat lebih dekat kekacauan yang hancur itu.