Chapter 6 : The Fools vs the Blades
"Jika party ini menyebut diri mereka sebagai 'Black Fools', itu berarti bocah itu adalah pemimpin mereka." Kata Eyrah, menyimpulkan.
"Tapi bocah yang disebut sebagai 'Pemimpin' mereka itu jelas sekali masih jauh agar bisa disebut seperti itu. Bocah itu bisa saja melarikan diri dengan selamat jika dia memberi tahu kita semua yang dia ketahui tentang Master itu. Inilah tepatnya mengapa aku membenci bocah tengik sepertinya."
Eyrah mengangkat bahunya, yang sebagian tertutup oleh Stola yang dia kenakan di lehernya. Dark Elf itu adalah gambaran seorang femme fatale, dengan gaun hitam-merahnya yang penuh dengan hiasan yang menyerupai kelopak mawar, dan poni panjang yang menutupi separuh wajahnya menambah kesan misteri. Namun perempuan itu segera mendapati dirinya mendapat kecaman dari seseorang yang jauh lebih cantik darinya.
{ TLN : Femme Fatale itu seorang perempuan penggoda yang memikat lawan jenis ke dalam situasi berbahaya atau membahayakan/Stola itu berupa sehelai selempang kain dengan bordiran. }
"Aku bisa mengatakan hal yang sama tentang pemimpinmu itu."
Kata Nemumu dengan tajam.
"Jika dia memberi kami informasi yang kami inginkan secara sukarela, Dark-sama mungkin cukup berbelas kasih untuk membiarkan kalian semua keluar dari sini tanpa terluka, tapi sayangnya bagi kalian itu, pemimpin kalian itu hanyalah seorang yang sangat menyedihkan." Lanjut Nemumu, mencemoohnya.
Ucapan terakhir ini membuat Eyrah mendidih.
"Oho. Sekarang aku cukup senang bocah itu menolak tawaran kami, karena berkat itu, aku bisa mencabik-cabikmu sepuasnya. Kau tidak bisa bertingkah sok seperti itu kepadaku hanya karena kau merasa dirimu itu sedikit menarik saja."
"Seorang Elf mengatakan hal yang hampir sama seperti itu padaku." Kata Nemumu.
"Aku ingin kau tahu, aku tidak bertingkah 'Sok' apapun. Aku tahu faktanya ada banyak orang yang lebih cantik dariku, jadi aku tidak akan pernah membiarkan diriku menjadi sombong, bahkan jika aku menginginkannya. Hanya karena kau tidak menyukai penampilanmu sendiri bukan berarti kau harus melampiaskannya padaku."
Tanggapan awal Eyrah adalah merasa sangat kesal dengan kembalinya ejekan Nemumu, namun perlahan, wajahnya berubah menjadi topeng kebencian yang jelek dan menjadi sangat tidak dewasa.
"Matilah kau, Troll menjijikan!" Teriak Eyrah.
Tanpa melepasnya terlebih dahulu, Eyrah tiba-tiba mengayunkan kedua ujung Stolanya ke arah Nemumu, bahan itu memanjang dan beriak di udara seperti sepasang ular yang marah. Serangan tak terduga ini mengagetkan Nemumu—bahkan Nemumu baru saja berhasil menghindar pada milidetik terakhir. Ujung Stola itu menghantam lantai batu tempat Nemumu berdiri, mengirimkan pecahannya ke mana-mana.
"Senjata sihir?" Ucap Nemumu dengan kaget.
"Benar. Dan aku akan mengukir wajah cantikmu itu dengan itu!" Jawab Eyrah.
Dengan seringai sadis yang masih terlihat di wajahnya, Eyrah berulang kali mengayunkan kedua ujung Stola ke arah Nemumu, pakaian itu ternyata adalah senjata yang lebih kuat dari baja dan mampu menembus batu. Lawan normal mana pun pasti sudah terkoyak pada saat ini, namun Nemumu bukanlah petarung biasa. Assassin’s Blade mampu memvisualisasikan serangan itu dengan jelas saat serangan itu menghujaninya, memungkinkannya menghindari ujung senjata sihir berbentuk Stola itu menyentuhnya.
Aku masih belum yakin senjata sihir apa itu. Jadi pilihan terbaikku adalah terus menghindari serangannya tanpa menghunus pisauku.
Pikir Nemumu dalam hatinya.
"Pasti ada kesalahan?" Eyrah berteriak dengan frustrasi.
"Bagaimana bisa aku terus tidak mengenaimu?! Apa kau itu benar-benar ras rendahan? Atau apa kau salah satu dari mereka yang disebut 'Master' itu?" Lanjutnya.
"Aku bukan seorang Master, dan serangan ini terlalu lambat bahkan untuk menyentuhku."
Kata Nemumu, masih menghindari serangan Stola itu yang seperti cambuk.
"Jangan meremehkanku brengsek!" Eyrah berteriak.
"Mari kita lihat bagaimana kau bisa menangani trik kecil ini!"
Eyrah mengayunkan salah satu ujung Stolanya ke arah Nemumu—yang dengan ahli menghindari serangan itu lagi—dan senjata kain itu terkubur di lantai batu. Namun daripada Stola itu ditarik kembali seperti sebelumnya, Stola itu menggali ke dalam dan menarik Eyrah ke arahnya, dan Dark Elf itu melompat ke depan pada saat yang sama untuk mendorongnya ke arah Nemumu dengan kecepatan kilat.
"Bergabunglah denganku dalam tarian kematian!"
Eyrah berteriak sambil mengarahkan tendangan roundhouse ke kepala Nemumu. Assassin’s Blade itu berhasil merunduk tepat pada waktunya, namun namun Eyrah terus menyerang musuhnya berulang kali, menciptakan angin puyuh yang memusingkan berupa tendangan terbang dan tebasan kain seperti pisau.
{ TLN : Tendangan Roundhouse adalah tendangan di mana praktisi mengangkat lutut sambil memutar kaki dan tubuh pendukung dalam gerakan setengah lingkaran, memperpanjang kaki menyerang dengan bagian bawah tulang kering dan/atau punggung kaki. }
"Hee, jadi kau bisa mengkombinasakan gaya bertarung jarak dekatmu itu ke dalam seranganmu dengan senjata sihirmu itu?"
Nemumu berkomentar, secara akrobatik merunduk dan menghindari setiap serangan.
"Ini sungguh menarik. Untuk sebuah pertunjukan." Lanjutnya.
"Kita lihat saja berapa lama kau bisa terus mengoceh dengan arogan seperti itu!"
Kata Eyrah sambil mendengus.
Eyrah melepaskan serangan kombinasi yang sama beberapa kali, kakinya berputar-putar di udara dalam tarian pita, setiap tendangan berputar itu sangat cepat saat aroma wangi mawar yang semakin kuat membanjiri lubang hidung Nemumu. Jika Nemumu adalah petualang A-Rank seperti Eyrah, Nemumu pasti sudah menyerah pada serangan kombo intensitas tinggi ini sejak lama, namun tak satu pun serangan Dark Elf itu yang benar-benar mendarat. Nemumu akhirnya memutuskan bahwa dia sudah cukup melihat semua itu, sambil menghunus pisaunya dan mengiris Stola Eyrah menjadi sepertiga panjangnya sebelum mengarahkan tendangan terbang yang tepat ke perut Eyrah. Tendangan itu membuat Dark Elf itu terbang mundur, dan Dark Elf itu terjatuh ke lantai batu dengan tak kenal ampun dengan suara geraman yang tidak seperti seorang perempuan. Nemumu menunduk dengan heran ke arah lawannya, yang telah mendarat telungkup namun kini berusaha untuk kembali berlutut.
"Tendangan itu seharusnya membuatmu pingsan." Kata Nemumu.
"Sepertinya aku bersikap terlalu lunak padamu." Lanjutnya.
Eyrah akhirnya berhasil mengangkat bagian atas tubuhnya dari tanah, meski dia terus memegangi bagian perutnya yang terluka dengan tangannya.
"Bagaimana ini bisa terjadi? Aku ini Level 1000, tapi kau menjatuhkanku dengan satu tendangan tanpa aku bisa menggoresmu sedikit pun...."
Ekspresi sedih Eyrah tiba-tiba berubah menjadi seringai jahat.
"Tapi aku masih menang dalam pertarungan ini—Ugh!"
"Hmm? Bagaimana kau bisa berpikir begitu? Aku tidak ingat menendang kepalamu...."
Kata Nemumu, menatap Dark Elf itu dengan ragu.
"Jika kau benar-benar yakin kau masih memiliki peluang untuk mengalahkanku, kau para penjilat akan sama saja seperti pemimpin idiot kalian itu." Lanjutnya.
Eyrah hanya tertawa sebagai jawaban.
"Teruslah bicara selagi kau masih bisa. Racun Mawarku akan segera berefek!"
Meskipun Eyrah tidak sekuat Yude, Eyrah tetaplah seorang petarung Level 1000, yang dianggap sebagai petarung tingkat atas untuk rasnya, bahkan untuk para Dark Elf yang jauh lebih tua darinya. Level kekuatannya yang tinggi adalah alasan Yude merekrutnya ke Blade of Isles, party yang Yude itu ciptakan dengan tujuan khusus untuk mengalahkan White Knight. Sama seperti Yude, Eyrah memakai beberapa item sihir untuk memberinya keunggulan dalam pertarungan, dan ternyata, gaun yang dikenakannya bukanlah pakaian biasa. Gaun itu dikenal sebagai Rose Poison Dress, dan ketika pemakainya memasukkan mana, gaun itu melepaskan gas beracun beraroma mawar yang melumpuhkan lawan mana pun yang menghirupnya.
Ornamen berbentuk mawar yang ditempelkan di salah satu telinga Eyrah juga berfungsi untuk memperkuat kekuatan efek racunnya. Stola itu juga merupakan item sihir, namun satu-satunya fungsi sebenarnya adalah untuk mengalihkan perhatian lawannya sementara Racun Mawar itu melakukan tugasnya. Gerakan kickboxing itu juga hanya untuk pamer, karena gerakan itu membiarkan Dark Elf itu membawa gas beracun lebih dekat ke targetnya, dan membuat targetnya tidak bisa menahan napasnya. Tujuan sebenarnya Eyrah adalah membuat Nemumu cukup bernapas di dekat Racun Mawar itu yang diperkuat itu untuk membuat Nemumu tidak bisa menggerakkan satu otot pun. Bahkan hiasan-hiasan pada gaun Dark Elf itu tidak semata-mata untuk tujuan dekoratif; semua hiasan itu dirancang sedemikian rupa untuk menyebarkan Racun Mawar itu ke berbagai arah selama pertempuran jarak dekat. Nemumu telah menghirup beberapa teguk Racun Mawar selama pertukaran itu, yang seharusnya lebih dari cukup untuk membuatnya terjatuh ke tanah dan tidak bisa bergerak.
"Bagaimana bisa kau masih berdiri?!"
Eyrah berteriak setelah beberapa detik hasil itu tidak terjadi.
"Kau seharusnya tidak bisa mengangkat satu jari pun setelah menghirup Racun Mawar itu sebanyak itu!" Teriaknya.
"Oh, jadi itu racun?" Tanya Nemumu yang agak bingung.
"Racun seperti itu terlalu lemah untuk memberikan pengaruh apapun padaku. Aku bahkan tidak akan menyebutnya sebagai racun. Itu lebih seperti parfum yang berbau. Jika kau mau meracuniku, setidaknya harus sekuat ini."
Nemumu menuangkan mana ke salah satu pisaunya untuk memasukkannya ke dalam skill Poison Manifest miliknya. Detik berikutnya, Nemumu mendekati Eyrah dalam sekejap mata dan menusuk Dark Elf itu dengan pisaunya saat Dark Elf itu masih berjuang untuk bangkit dari tanah. Luka goresnya tidak lebih dalam dari goresan ringan yang mungkin ditimbulkan oleh kuku seorang anak kecil, namun Eyrah seketika mulai berteriak seperti binatang yang terluka, suaranya bergema di seluruh tingkat tiga bawah tanah sementara cairan mengalir keluar dari setiap lubang tubuh yang terlihat—dihidungnya, saluran air matanya, mulutnya, dan bahkan pori-pori kulitnya. Cobaan yang menyiksa itu pada akhirnya cukup untuk membuatnya pingsan, dengan kedua matanya berputar kembali ke kepalanya.
"Itu adalah racun kelas terlemah yang aku punya, tapi kau bahkan bereaksi seperti itu?"
Kata Nemumu menghela napasnya.
"Jika kau sangat senang meracuni korbanmu, setidaknya bangunlah ketahanan terhadap racun lain...." Nemumu berhenti dan melirik ke arah musuhnya.
"Oh, sepertinya kau tidak bisa mendengarku, ya?"
Karena kesal, Nemumu menyarungkan kembali senjatanya.
"Aku terlalu khawatir dengan senjata sihirnya dan membuang banyak waktu untuk melawannya. Aku ingin tahu apa aku harus pergi membantu Dark-sama selanjutnya."
✰✰✰
"Aku, tidak percaya kalau lawanku itu adalah seorang dengan armor emas aneh."
Kata Rayeh, matanya bahkan tidak tertuju pada Gold, yang dia maksud.
"Seandainya yang jadi lawanku itu adalah pelacur itu, bukan Nee-sanku."
Lanjutnya dengan memprotes.
"Dan aku lebih suka tidak melawan gadis yang sepertinya masih remaja, tapi aku mendapat perintah dari tuanku dan aku tidak bisa menyimpang darinya."
Kata Gold sambil menghunus pedangnya dan mengangkat perisainya tinggi-tinggi.
Mata besar Rayeh yang polos masih terpaku pada Nemumu—yang sedang bertempur dengan kakaknya itu, Eyrah—sampai-sampai Rayeh bahkan tidak menyentuh kapak perang raksasa yang terikat di punggungnya.
"Pelacur brengsek itu menggunakan penampilannya untuk merayu Yude-sama, dan sekarang aku ingin membunuhnya dengan tanganku sendiri." Cemberut Rayeh.
"Perempuan mana pun yang mencoba mendekati Yude-sama harus mati, dan itu termasuk Nee-sanku yang idiot. Aku tidak peduli betapa cantik, berbakat, dan luar biasa pelacur itu, pelacur sepertinya harus menjauh dari Yude-sama. Mereka semua hanya perlu mati, mati, mati, mati—" Katanya dengan kesal.
"Maafkan aku karena mengganggu pemikiranmu itu, gadis kecil, tapi demi nama baik Nemumu, aku rasa aku harus menegaskan bahwa dia tidak pernah bermimpi untuk merayu Dark Elf itu." Kata Gold, menimpali.
"Si narsis itulah sendiri yang mendekati rekanku atas kemauannya sendiri. Kau menyaksikannya sendiri, jadi sebaiknya kau tidak perlu mengeluarkan kata-kata buruk itu, bukan?"
Teguran dari Gold ini akhirnya membuat Rayeh menoleh ke arah lawannya yang jauh lebih besar. Biasanya, penampilan Rayeh menggemaskan dan seperti boneka, lekuk tubuh femininnya masih dalam tahap berkembang, namun kali ini, wajah yang Rayeh tunjukkan kepada Gold lebih mirip dengan sesuatu yang keluar dari film horor. Rayeh benar-benar tanpa ekspresi, kecuali matanya yang besar dan tidak berkedip, yang jauh lebih lebar dari sebelumnya dan bersinar positif karena amarah yang mematikan.
"Kau bohong." Kata Rayeh dengan suara yang sangat tenang.
"Tidak ada perempuan mana pun yang bisa menekan perasaannya saat berada di dekat Yude-sama." Lanjutnya.
"Aku tahu orang-orang bilang cinta itu buta dan semacamnya, tapi kau sudah gila karena nafsu, gadis kecil." Kata Gold.
"Orang yang kau sebut Yude di sana tidak semenarik yang kau kira. Aku berani mengatakan bahwa salah satu Mohawk kami lebih menarik daripada si narsis itu."
Perkataan pedas Gold tentang orang yang dicintai Rayeh itu sudah cukup untuk membuatnya melepaskan kapak perang itu dari punggungnya saat dia menatap ke arah Gold, dengan matanya selebar mungkin secara fisik.
"Kau akan mati brengsek." Kata Rayeh dengan suara rendah.
"Aku membiarkan kau tetap hidup sehingga aku bisa menyiksamu untuk mendapatkan informasi, tapi sekarang, aku akan menghabisimu. Aku akan memotong-motong kecil bagian tubuhmu itu sampai yang tersisa hanyalah tumpukan serutan logam."
Lanjutnya dengan sangat marah.
"Fakta bahwa kau akan langsung melakukan kekerasan saat mendengar pendapatku itu membuktikan bahwa kau tahu aku itu benar, gadis kecil." Kata Gold singkat.
"Aku kubunuh kau brengsek!"
Rayeh berteriak sambil mengayunkan kapaknya ke arah Gold. Ksatria emas itu dengan cekatan menghindari serangan itu, membuat bilah kapak itu menghantam lantai batu tempat Gold berdiri, namun itu bukanlah akhir karena Rayeh segera mengayunkan kapaknya ke arah Gold lagi dengan intensitas yang persis sama. Meskipun Rayeh lebih kecil dari lawannya, jangkauan kapak perangnya itu lebih dari cukup untuk mengimbangi perbedaan ukuran mereka, dan senjata itu cukup berat untuk menebas petarung biasa mana pun, tidak peduli dengan armor apapun yang mereka kenakan. Namun Gold bukanlah petarung biasa, dan Level 5000 Auric Knight itu dengan mudah memblokir serangan kapak perang Rayeh itu dengan perisainya, guncangannya membuat gadis itu membeku.
"Yah, nampaknya kau mempunyai kekuatan yang besar untuk mengayunkan kapak raksasa milikmu itu, tapi kau harus menyerang lebih keras lagi, gadis kecil."
Kata Gold, kapak lawannya itu masih menekan perisainya.
"Yang kau lakukan hanyalah mengayunkan senjatamu tanpa mencoba menebak langkahku selanjutnya. Aku bisa dengan mudah mengelak lagi tanpa perlu menggunakan perisaiku tahu." Lanjutnya.
Setelah sedikit ejekan dalam bentuk nasihat itu, Rayeh mencoba untuk mengalahkan Ksatria emas itu dengan mendorong kapaknya ke dalam perisai lebih keras lagi, namun baik perisai maupun Gold sendiri tidak bergeming satu milimeter pun.