Chapter 2 : The Journey to the Dark Elf Islands and Sionne’s Dungeon Lab
Aku berjalan kaki bersama anggota party Black Fools-ku yang lainnya ke Ibukota Kerajaan Elf untuk mendaftar misi yang telah dikeluarkan oleh Kepulauan Dark Elf, namun ketika kami tiba di kota, kami segera menyadari bahwa keadaan di sana telah berubah menjadi lebih buruk.
"Astaga! Bau apa ini?"
Gold bertanya dengan kaget, melirik ke arah Nemumu.
"Gold...."
Nemumu memulai, mencoba yang terbaik untuk menahan amarahnya.
"Beraninya kau menuduhku! Dan terlebih lagi di depan Dark-sama! Asal kau tahu saja bahwa aku itu selalu mandi setidaknya sekali sehari!"
Kata-kata pedas dalam suara Nemumu tidak membuat Gold bingung sedikit pun.
"Hati-hati dengan amarahmu, Nemumu. Komentarku tidak ditujukan padamu. Aku hanya mengamati bahwa kota yang sedang berkembang ini sekarang memiliki bau yang tidak seperti saat terakhir kali kita berada di sini." Kata Gold.
"Lalu kenapa kau melihatku ketika kau mengatakan itu?!" Nemumu memprotes.
"Aku tidak melihatmu, aku hanya meminta pendapatmu." Jelas Gold.
"Kau seharusnya benar-benar menghilangkan keharusanmu itu untuk bertindak sebagai korban, oke?" Lanjutnya.
Sementara Nemumu dan Gold sibuk bertukar kata-kata ejekan di antara mereka, aku menghirup udara di sana.
"Gold benar. Aku mendeteksi sedikit bau juga. Belum lagi, seluruh blok ini tampak lebih kotor daripada apapun yang kita lihat terakhir kali."
Sebagian besar bangunan di Ibukota Kerajaan Elf terbuat dari batu putih, seolah-olah itu adalah keputusan sadar pihak berkuasa untuk memberikan nuansa artistik pada lanskap kota. Namun berdiri di sini pada saat ini, dinding bangunan terlihat lebih kotor dari sebelumnya, sementara sampah berserakan di jalan dan tikus terlihat berlarian.
Aku berani bertaruh Ellie dan naga-naganya yang menaklukkan Kerajaan adalah alasan mengapa tidak banyak kehidupan di Ibukota saat ini. Tapi kenapa seluruh kota begitu kotor? Aku tidak mendengar apapun dari Ellie tentang kondisi seperti ini.
Pikirku dalam hati.
Nemumu meringis saat dia melihat sekeliling. "Aku tidak tahu apa yang terjadi dengan tempat ini, tapi kamu tidak boleh berlama-lama di sini, Dark-sama. Kita harus keluar dari kota ini segera setelah kita menyelesaikan urusan kita di Guild."
"Kamu mungkin ada benarnya juga." Kataku.
"Tempat ini bau dan menurutku tidak sehat. Ditambah lagi, aku tidak menyukai suasana seperti ini. Akan sangat menyedihkan jika kita terus-terusan berada di sini." Lanjutku.
"Aku juga tidak tertarik untuk berada terlalu lama di sini." Gold menyetujui.
"Jadi ayo kita mendaftar untuk misi ini, jadi kita bisa pergi dari tempat kotor ini."
Setelah sedikit desakan Gold, kami melanjutkan menuju Guild. Kami berharap untuk tiba di sebuah bangunan dengan interior yang dirancang sama megahnya dengan eksteriornya, kemewahannya mencerminkan kebanggaan Kerajaan Elf sebagai sebuah negara, namun sebaliknya kami menemukan sebuah bangunan yang jelas-jelas belum dibersihkan atau dirawat dalam waktu lama. Bahkan para petualang di dalam Guild sepertinya memiliki aura suram pada diri mereka.
"Apa yang terjadi dengan 'Kekuatan Keren' mereka itu?"
Gold berkata dengan nada mengejek dan harus mengangkat tangannya ke tempat mulutnya berada di bawah helmnya untuk menahan tawa.
"Diamlah kau, Gold!"
Nemumu mengutuknya. Nemumu teringat akan sebuah kenangan yang akan segera dia lupakan. Saat kami pertama kali mengunjungi Guild ini, dua petualang Elf yang cantik menyerang Nemumu dengan usulan untuk "Memberi"nya dengan "Kekuatan yang lebih keren" daripada yang bisa dia tangani. Jika aku adalah Nemumu, aku pasti sudah menyembunyikan ingatan itu sejak lama, namun sepertinya ungkapan "Kekuatan Keren" masih membuat Gold merasakan hal lucu.
Gold pasti sangat menyukai percakapan seperti itu. Tunggu, hmm?
Pikirku. Reaksi ini karena aku tiba-tiba menyadari ada yang tidak beres di papan buletin Guild. Pertama kali kami datang ke Guild ini, ada misi yang disebut "Menara Misterius Raksasa" telah tertancap tepat di tengah papan sehingga tidak ada yang bisa melewatkannya. Aku juga ingat ada misi lain di sana yang merupakan jenis misi yang biasa kalian temukan di papan buletin di Guild.
"Dark-sama, apa ada yang salah?" Tanya Nemumu.
"Terakhir kali, papan ini diisi dengan misi biasa." Jawabku.
"Tapi sekarang, semuanya hanyalah pekerjaan bersih-bersih sederhana." Lanjutku.
"Hmm....."
Gold merenung saat dia mendekati papan buletin untuk melihat lebih dekat.
"Pembuangan sampah, pembuangan mayat, pengambilan sampah, pembuangan bangkai monster..... semuanya memang terlihat seperti pekerjaan yang sangat kotor, jika aku sendiri yang mengatakannya, hmm? Tentunya, Guild lain mengiklankan misi semacam ini, tapi aku tidak ingat seluruh papan buletin itu terisi penuh dengan misi-misi seperti ini." Lanjut Gold.
"Umm, halo? Mungkinkah kalian seorang petualang? Apa kalian tertarik untuk mencoba salah satu dari misi-misi itu?" Resepsionis Elf yang tampak lesu dan tampak kelelahan berlari ke arah kami dengan senyum pasrah di wajahnya, seperti seorang penjual yang putus asa untuk mencapai kesepakatan.
"Sebenarnya, tidak."
Kataku padanya dan menunjukkan kartu Guild-ku padanya.
"Kami di sini untuk mendiskusikan masalah yang sangat berbeda dengan Guild."
Saat melihat nama party-ku dan mengenali kami sebagai orang yang telah mengambil bagian dalam pertempuran heroik di dekat Great Tower, resepsionis itu terkejut, meskipun reaksi awalnya dengan cepat berubah menjadi kekecewaan saat bahunya terkulai. Ketika aku bertanya padanya ada apa, dia menangis dan menjelaskan mengapa ada begitu banyak misi pembersihan.
Ellie—yang dikenal oleh para Elf sebagai Penyihir Jahat Menara—telah memerintahkan para Elf untuk mengakui otonomi absolut manusia dan menghapuskan perbudakan tanpa penundaan. Namun, efek samping dari hal ini adalah tidak ada lagi budak manusia yang bisa dipaksa oleh para Elf untuk melakukan tugas bersih-bersih. Artinya, tidak ada orang yang bisa mengambil mayat, membuang sampah, atau melakukan hal lain yang bersifat kotor. Karena para Elf secara patologis sombong, mereka secara kolektif menolak untuk melakukan pekerjaan apapun yang bahkan sedikit berantakan, tidak peduli betapa pentingnya hal itu. Seiring berjalannya waktu, Ibukota Kerajaan Elf berangsur-angsur menjadi kumuh, dan karena meningkatnya risiko penyakit yang merajalela di kota, Kerajaan telah memerintahkan Guild untuk mengeluarkan misi bersih-bersih. Namun, imbalan yang ditawarkan Kerajaan untuk pekerjaan ini tidak cukup untuk menarik para petualang Elf untuk melakukan pekerjaan itu. Setelah Kerajaan digulingkan, dana yang tersedia terlalu sedikit untuk dapat mempermanis tawaran tersebut, sehingga tidak ada tindakan yang dilakukan.
Memerintahkan tentara untuk melakukan tugas bersih-bersih juga bukanlah suatu pilihan, karena betapa sedikitnya jumlah pasukan sekarang karena White Knight sudah tidak ada lagi. Jadi karena tidak ada uang atau tenaga yang tersisa, pihak berkuasa di Kerajaan telah memerintahkan Guild untuk mengurus masalah kebersihan. Tentunya, Guild benar-benar ingin membantu dalam hal ini, namun mereka juga mempunyai dana dan pegawai yang terbatas, artinya akan memakan waktu lama sebelum mereka bisa menyelesaikan krisis ini—walaupun hal ini tidak menghentikan Keluarga Kerajaan untuk mendesak Guild untuk segera membereskan kekacauan itu. Jadi karena krisis ini, ditambah dengan tekanan terus-menerus yang diberikan kepada mereka oleh kekuatan yang ada, Guild berada dalam kekacauan total dan tidak dapat berfungsi secara efektif.
"Sampah terus menumpuk karena ras ren—para manusia itu pergi."
Resepsionis Elf itu mengoreksi dirinya sendiri.
"Kami tidak tahu bagaimana cara membersihkan kota karena hanya mereka punya semua keahlian itu. Sejujurnya kami kehabisan akal." Lanjutnya.
Para Elf telah memaksa budak manusia mereka untuk melakukan semua pekerjaan kotor mereka entah sudah berapa abad, dan dengan hilangnya para budak itu, para Elf tidak tahu bagaimana melakukan pekerjaan itu sendiri—setidaknya tidak dengan cara yang cepat dan efektif. Bahkan untuk mulai berpikir untuk membersihkan kota, para Elf harus mempelajari semuanya dari awal melalui trial and error, atau alternatifnya, meminta kami sebagai manusia untuk melakukan pekerjaan itu untuk mereka. Aku pikir kebanggaan Elf tidak akan membiarkan mereka mempertimbangkan pilihan mana pun.
Bicara tentang menuai apa yang kalian tabur itu.
Pikirku setelah mendengar sejauh mana situasi Kerajaan mereka dari resepsionis Elf yang putus asa itu.
{ TLN : Menuai apa yang kalian tabur artinya konsekuensi masa depan pasti dibentuk oleh tindakan saat ini. }
Aku bisa dengan mudah meminta "Penyihir Jahat Menara" untuk mengirimkan bantuan ke Ibukota, tapi inilah yang pantas diterima para Elf ini karena memperbudak manusia. Kami tidak berutang apapun kepada mereka.
Bagaimanapun juga, bahkan dengan mengesampingkan perasaanku sendiri mengenai masalah ini, aku tidak melihat apa yang bisa kami peroleh dengan menawarkan bantuan. Padahal situasi ini memang menimbulkan masalah.
"Kami di sini untuk mendaftar misi yang dikeluarkan oleh Kepulauan Dark Elf."
Kataku pada resepsionis itu.
"Bisakah kau membantu kami dalam hal itu?" Tanyaku.
"Aku khawatir kami tidak bisa." Jawab resepsionis itu.
"Seperti yang aku katakan, Guild ini tidak dapat berfungsi saat ini, dan aku tidak percaya kami memiliki kapasitas untuk secara resmi mendaftarkanmu untuk misi itu. Tentunya, jika Black Fools membantu menyelesaikan masalah kebersihan kami, kami mungkin dapat menemukan cara untuk mengakomodasi permintaanmu." Terusnya.
"Dengan kata lain, kau memberi tahu Dark-sama bahwa dia harus membereskan kekacauanmu atau kau tidak akan mempekerjakannya untuk misi itu?"
Kata Nemumu, urat di dahinya berdenyut saat dia meletakkan kedua tangannya di gagang pisaunya.
"Ap aku perlu mengingatkanmu dengan siapa kau berbicara di sini? Jawablah itu seolah hidupmu bergantung padanya!" Lanjutnya.
Resepsionis Elf itu menjerit ketakutan, memaksaku untuk menegur pengawalku atas perilakunya.
"Nemumu." Kataku singkat.
Begitu Nemumu mendengar suaraku, Nemumu dengan cepat menarik tangannya dari pisaunya dan menahan lidahnya, meskipun matanya yang penuh amarah tetap tertuju pada resepsionis Elf itu. Gold menghela napasnya saat melihat kelakuan Nemumu sebelum berbalik ke arahku.
"Tuanku, jika Guild ini tidak dapat membantu kita mendaftar untuk misi ini, maka aku tidak melihat ada gunanya tinggal di sini. Ayo kita keluar sebelum membuat keributan lebih lanjut." Kata Gold kepadaku.
"Ya, itu ide yang bagus." Kataku, lalu menoleh ke resepsionis itu.
"Kami akan pergi sekarang. Terima kasih."
Kami bertiga berjalan keluar dari gedung Guild tanpa mendengarkan protes Elf itu. Karena kota ini terlalu kotor bagi kami untuk bermalam di penginapan, kami langsung menuju gerbang utama keluar Ibukota.
"Siapa sangka pemberian otonomi kepada seluruh umat manusia akan berdampak seperti itu pada mereka."
Gold berkata saat kami dalam perjalanan menuju gerbang.
"Jadi, apa saranmu untuk mengatasi kesulitan kecil ini, tuanku?" Tanyanya.
"Yah, yang kita tahu adalah hanya buang-buang waktu mencoba mendaftar misi itu di Kerajaan Elf." Kataku.
"Kalau begitu, kita harus mendaftar di Guild Kerajaan Dwarf. Paling tidak, hubungan antara para Dwarf dan Dark Elf lebih netral, jadi kita tidak perlu khawatir tentang persaingan ras kecil-kecilan yang akan mengacaukan hubungan kita."
Dan jika Guild Kerajaan Dwarf masih menolaknya juga, aku selalu bisa meminta Ellie untuk memperkuat Kerajaan Elf agar menunjuk kami untuk misi tersebut.
"Benar! Masih ada Kerajaan Dwarf! Kamu sangat cerdas, Dark-sama!"
Kata Nemumu, dengan cara yang sangat kontras dengan betapa kesalnya dia terhadap resepsionis Elf itu beberapa waktu lalu. Resepsionis itu beruntung karena Assassin's Blade kami ini berhasil menekan amarahnya dalam pertukaran kecil itu, karena jika Nemumu melepaskan seluruh amarahnya, energi gelap dari kekuatan Level 5000 miliknya sudah cukup untuk menyebabkan perempuan elf Itu menderita serangan jantung atau bahkan mungkin langsung membunuhnya.
Saat kami sudah keluar dari sisi lain gerbang kota, kami bertiga bergegas ke tempat terpencil agar aku bisa mengaktifkan kartu SSR Conceal dan SR Flight, yang memungkinkan kami terbang ke kota Kerajaan Dwarf yang merupakan rumah bagi dungeon yang telah kami jelajahi sebelumnya. Meskipun kami bisa menggunakan kartu SSR Teleportation untuk mencapai tujuan kami lebih cepat, kami tidak ingin mengambil risiko menakuti penghuni dunia permukaan dengan tiba-tiba muncul begitu saja. Karena kota ini terletak di ujung Kerajaan Elf, penerbangan kami relatif singkat, dan kami mencapai tujuan tepat setelah tengah hari. Kami mendarat tepat di luar gerbang kota dan berjalan menyusuri jalan yang sudah kami kenal sampai kami tiba di Guild, di mana salah satu resepsionis Dwarf langsung mengenali kami.
"Black Fools! Selamat datang kembali!"
Kata resepsionis itu dengan gembira.
"Apa kalian memutuskan untuk kembali ke sini dan melakukan misi di dungeon kebanggaan kami lagi?" Lanjutnya.
"Senang bertemu denganmu lagi." Jawabku.
"Tapi, sayangnya kami berada di sini karena masalah yang berbeda."
Resepsionis ini adalah orang yang bertugas menguangkan hasil jarahan party-ku ketika kami aktif di kota sebelumnya. Alasan resepsionis itu begitu ramah adalah karena kami biasa mendapatkan banyak sekali permata es dari para Yeti di Dungeon mereka, dan karena para Yeti hanya muncul di lantai lima, yang secara praktis tidak dapat dijangkau oleh petualang lain, permata es adalah sesuatu komoditas yang langka. Ketika resepsionis ini pertama kali mendengar kami berangkat ke Kerajaan Elf, wajahnya terlihat sangat ketakutan, seolah-olah akhir zaman telah tiba. Sekarang setelah kami kembali, aku tidak ingin terlalu dia terlalu berharap banyak, jadi aku segera mengabaikan perkataan apapun darinya dan kami akan melanjutkan apa yang kami tinggalkan sebelumnya. Tentunya, jawaban ini menyebabkan bahu resepsionis Dwarf itu terkulai, namun aku tetap melanjutkan pembicaraannya.
"Kami sebenarnya ingin mengambil misi yang dikeluarkan oleh Kepulauan Dark Elf. Kami bertanya-tanya apa kami bisa mendaftar di Guild ini." Kataku.
"Kepulauan Dark Elf?" Suara Resepsionis itu menggema.
"Ah, maksudmu misi yang itu. Tunggu di sini. Aku akan segera kembali."
Resepsionis itu menepati janjinya, muncul kembali dari kantor belakang Guild beberapa menit kemudian dengan surat rekomendasi di tangannya.
"Meskipun kalian masih petualang C-Rank, kalian tidak hanya membawakan permata es kepada kami dari dungeon kami setiap hari, tapi kalian juga memberi kami informasi yang menyebabkan kasus pembunuhan berantai itu terpecahkan."
Kata resepsionis itu kepada kami.
"Kami akan memberi kalian peta untuk memandu kalian ke pelabuhan utama Kerajaan Elf, di mana Anda kalian menemukan sebuah kapal berlayar di bawah bendera Kepulauan Dark Elf. Jika kalian menunjukkan surat rekomendasi dari Guildmaster kami, kalian akan diizinkan naik kapal itu untuk mengambil bagian dalam misi ini. Sementara itu, kami di Guild akan mengurus sisa proses perekrutannya." Lanjutnya.
"Terima kasih banyak." Kataku sambil mengambil surat rekomendasi darinya.
"Kami sangat berterima kasih atas bantuanmu." Lanjutnya.
"Oh, tidak perlu berterima kasih, kami dengan senang hati membantu kalian."
Kata resepsionis itu sambil menggosok kedua tangannya dengan sikap hormat.
"Guild ini sangat berhutang budi pada kalian, pada orang-orang baik di Black Fools. Tentunya, jika suatu saat kalian kebetulan memiliki waktu luang, kami akan sangat menyambut kalian untuk melakukan misi di dungeon kami lagi."
Aku tidak pernah membayangkan akan semudah ini untuk diterima dalam misi ini. Tampaknya solusi terhadap masalah kami selalu ada di depan mata kami. Aku sangat tersentuh oleh tindakan bermanfaat ini sehingga aku bahkan bersedia menuruti permintaannya untuk melakukan misi di dungeon mereka lagi. Jika saja aku tidak punya pekerjaan lain. Suatu saat di masa depan yang jauh. Bagaimanapun, kami bertiga menyatakan apresiasi kami lagi dan berangkat dari gedung Guild tidak lama kemudian.
✰✰✰
Kami mengikuti peta menuju kota pelabuhan utama Kerajaan Elf, yang tidak seperti Ibukota Kerajaan, masih merupakan tempat yang ramai, dengan kapal dan pedagang yang datang dan pergi secara rutin. Bahkan setelah deklarasi otonomi manusia, kota ini tetap menjadi pusat aktivitas, dan jalanannya tetap bersih. Kami segera menemukan kapal milik Kepulauan Dark Elf, yang sedang memuat kargo untuk diangkut. Setelah kapten kapal memperhatikan surat rekomendasi kami, party-ku secara resmi diterima untuk misi "Dungeon Laboratorium". Aku berasumsi bahwa rekam jejak party-ku pasti berperan dalam diterimanya hal itu dengan mudah, namun tampaknya para Dark Elf juga sangat membutuhkan petualang. Setelah kapal selesai memuat kargo, kami berlayar ke pulau di mana laboratorium Sionne itu berada.
Ini pertama kalinya aku melihat lautan, tapi aku sama sekali tidak berada dalam kondisi yang tepat untuk menikmatinya.
Pikirku. Bukan berarti ini pertama kalinya aku naik perahu, karena aku biasa melakukan perjalanan menyusuri sungai dari desaku ke Ibukota di kampung halamanku, namun ini pertama kalinya aku melihat air laut berwarna biru laut, mendengar suara deburan ombak laut, dan aroma air garam di udara. Ke mana pun aku menoleh, yang ada hanya air tenang dan datar sejauh mata memandang. Biasanya aku sangat bersemangat untuk mengalami sesuatu yang baru seperti ini, namun tidak mengetahui apa Sionne sudah mati atau masih hidup terbukti merupakan gangguan yang terlalu besar. Daripada menikmati perjalanan, aku menghabiskan seluruh waktu secara mental berharap agar kapal ini untuk bergegas dan sampai ke pulau dungeon itu.
Setelah beberapa jam menggerutu pada diri sendiri dan tidak sabar mondar-mandir, akhirnya kami sampai di tujuan, sehari penuh setelah meninggalkan Kota Pelabuhan. Aku, party-ku, dan para petualang lain yang telah mendaftar untuk misi tersebut turun dari kapal, dan saat kami melakukannya, aku melihat beberapa kapal lain baru saja berlabuh dan mengirimkan lebih banyak petualang ke pulau itu. Aku mengamati sekelilingku dan mengangkat alisku.
"Apa pulau ini benar-benar memiliki laboratorium bawah tanah? Tempat ini lebih mirip resort." Kataku.
{ TLN : Resort itu adalah tempat untuk relaksasi atau rekreasi, menarik pengunjung untuk berlibur. }
"Kita dikelilingi pantai berpasir putih, lautan biru langit, dan banyaj bunga tropis."
Nemumu mengamati sambil memainkan syalnya.
"Kamu benar, Dark-sama. Akan lebih bisa dipercaya jika kita diberi tahu bahwa pulau ini memiliki kota wisata daripada laboratorium penelitian."
Meskipun pulau ini seharusnya merupakan pulau kecil, namun medan di sana tampaknya telah dirawat dengan baik, karena kami pasti mengira pulau ini akan dipenuhi dengan tanaman liar jika membiarkan alam bekerja begitu saja. Selain itu, pulau ini memiliki pelabuhan yang meskipun kecil, namun dapat dengan mudah menampung kapal-kapal besar. Pantai berpasir putih ini jelas telah dipelihara oleh penduduknya, dan pohon-pohon palem yang aku lihat sepertinya ditanam secara strategis sebagai penahan angin alami. Sebuah jalan batu melewati hamparan bunga warna-warni dan tampaknya mengarah langsung ke laboratorium Sionne, namun kalian tidak dapat menyalahkan seseorang karena berasumsi bahwa jalan tersebut mungkin mengarah ke kamar-kamar di sebuah resort.
"Aku sempat mengobrol dengan salah satu kru selama pelayaran kecil kita di laut di sana, dan dari apa yang dia katakan padaku, dan sepertinya itu tepat sasaran."
Kata Gold, membalasnya.
Menurut awak kapal yang diajak bicara Gold, para ilmuwan yang bekerja di pulau ini tidak serta merta menghabiskan seluruh waktunya di laboratorium Sionne. Mereka tidak hanya diberikan penginapan di luar laboratorium, mereka juga cenderung menghabiskan hari liburnya dengan bersantai di pantai putih pulau ini. Pelabuhan dan jalan batu tersebut sebagian besar digunakan untuk mengangkut kargo, hal ini menunjukkan bahwa negara kepulauan tersebut telah memikirkan segalanya untuk memastikan laboratorium Sionne dapat digunakan dan dioperasikan selancar mungkin.
"Aku pernah mendengar ilmuwan terkemuka di Kepulauan Dark Elf diberi perlakuan istimewa oleh negaranya, tapi aku tidak menyangka sampai sejauh ini."
Kataku. Aku kira ini adalah sebagian besar alasan mengapa negara kepulauan ini menjadi satu dari tiga produsen teknologi baru di dunia.
"Semua petualang, silakan naik ke gerbong kereta kuda sehingga kami dapat mengantar kalian ke tujuan berikutnya."
Kata seorang pemandu setelah semua muatan diturunkan. Aku dan party-ku mengambil tempat duduk di gerbong yang telah ditentukan, dan kami berangkat ke tempat yang kupikir akan menjadi laboratorium Sionne yang berubah menjadi dungeon, namun sebaliknya, "Tujuan" kami ternyata adalah tempat yang tampak seperti area resort, lengkap dengan pondok-pondok beratap jerami. Pada awalnya, aku pikir tempat itu adalah kompleks penelitian dan aku terlalu terikat pada prasangka tentang seperti apa tempat itu seharusnya, namun semakin aku mengukurnya, semakin terlihat bangunan-bangunan tersebut sebagai penginapan bagi para wisatawan, tanpa ada petunjuk segala jenis apapun yang berkaitan dengan laboratorium di dalamnya. Para pengemudi kereta kuda itu akhirnya parkir, membiarkan party-ku dan petualang lainnya melompat keluar dan melihat-lihat lingkungan sekitar yang subur.
"Ini adalah pondok tempat kalian semua akan tinggal."
Kata seorang pemandu Dark Elf kepada kami.
"Kru pemeliharaan telah merapikan kamar kalian dan pegawai kami sekarang akan mengantar kalian ke kamar kalian. Gunakan kesempatan ini untuk beristirahat setelah perjalanan panjang kalian, dan kami berharap dapat mengadakan sesi informasi untuk semua orang mengenai dungeon itu besok pagi." Lanjutnya.
Para Dark Elf itu mungkin putus asa, namun sepertinya mereka tidak begitu putus asa sehingga mereka langsung melemparkan kami ke dalam dungeon begitu kapal kami tiba. Pemandu itu juga mengarahkan perhatian kami ke toko terdekat, tempat kami dapat meminta perbekalan. Para Dark Elf mengatakan mereka akan menyediakan makanan dan sebagian besar barang lainnya secara gratis, dengan barang mewah menjadi satu-satunya pengecualian. Termasuk party Black Fools-ku, sepuluh kelompok telah tiba di pulau itu, dan masing-masing kelompok mengikuti panduan Dark Elf itu ke pondok tamu mereka masing-masing.
"Kami telah memesan pondok ini untuk party Black Fools."
Kata pemandu kami, sambil mempertahankan senyuman paksa yang hanya bisa dikerahkan oleh seorang birokrat sepanjang pemandu itu menuntun kami menuju penginapan kami.
"Uh, terima kasih." Jawabku.
"Jika kalian membutuhkan yang lain, silakan bertanya ke toko."
Kata pemandu itu singkat sebelum berbalik untuk pergi.
"Nikmati masa tinggal kalian di sini." Terusnya.
Setelah kami menaiki tangga yang sudah usang, aku dan party-ku membuka pintu ke pondok itu dan dihadapkan pada ruang tamu yang dilengkapi dengan dua sofa kotor dan usang yang saling berhadapan dengan meja kopi di antaranya. Di balik pintu yang tampak lusuh dan berkunci, aku menemukan sebuah kamar tidur pribadi, namun ketika aku memeriksanya, aku dapat mengetahui dari kejauhan bahwa semua perlengkapan tidurnya benar-benar kotor.
"Para Dark Elf itu bertingkah baik dan pantas di depan kita, tapi jelas para bajingan itu tidak benar-benar menginginkan kita di sini."
Kata Gold sambil melihat sekeliling pada keadaan interior yang menyedihkan.
"Atau lebih tepatnya, mereka menganggap tampilan tampak menyedihkan ini lebih dari cukup untuk kita." Lanjutnya.
Ketika aku pertama kali melihat bagian luar pondok kami, mau tak mau aku berpikir bahwa pondok itu tampak, lebih kuno dibandingkan pondok-pondok lain, secara halus. Namun setelah melihat lebih dekat, kata terbaik untuk menggambarkan tempat ini adalah "Bobrok". Tidak hanya itu, pondok khusus ini terletak di bawah pepohonan, artinya kami terlindung dari cahaya alami apapun. Saat kalian menikmati desiran angin laut di atasnya, tempat ini ternyata lebih seram daripada yang biasa kalian temukan di pulau tropis.
"Ya, Gold, kau benar. Mereka pasti memberi kita tempat bobrok ini karena kita manusia." Kata Nemumu.
"Jika itu masalahnya, kita secara pribadi perlu menunjukkan kepada mereka siapa yang baru saja mereka hina itu."
Nemumu meregangkan jari-jarinya saat dia mengatakan ini, dan pembuluh darah di dahinya berdenyut-denyut, yang keduanya merupakan tanda bahwa dia akan berlari ke sana dan memulai pertengkaran kecil dengan pemandu Dark Elf yang baru saja pergi itu.
"Aku tidak keberatan, sungguh." Kataku, dengan cepat menghentikan Nemumu sebelum Nemumu bisa bertindak berdasarkan dorongan hatinya.
"Dibandingkan dengan semua pelecehan yang kita terima dari ras lain hingga saat ini, ini cukup kecil." Lanjutku.
Hampir seperti jarum jam, aku mengaktifkan kartu R Detection, SR Magic Jamming, dan R Silent untuk menjelajahi pondok untuk mencari item pengawasan dan mengamankan lokasi dari penyadap yang mungkin mencoba mendengarkan percakapan kami. Setelah memastikan bahwa kami sudah aman, aku duduk di salah satu sofa tua yang sudah usang dan berbicara dengan rekan satu party-ku.
"Kita harus memikirkan bagaimana kita akan menjalani misi dungeon ini besok."
Kataku kepada mereka berdua.
"Aku lebih suka langsung masuk ke sana agar kita bisa memastikan apa Sionne iru masih hidup atau tidak, tapi—" Lanjutku, sebelum disela oleh Nemumu.
"Perintahkan aku, dan aku akan mencari titik masuk yang mungkin, Light-sama."
Sela Nemumu. Aku terdiam, karena saran Nemumu sangat menggoda. Jika ada yang bisa menyusup dan memetakan dungeon ini tanpa disadari, itu jelas adalah Level 5000, UR Assassin’s Blade, Nemumu. Namun, kami tidak punya informasi apapun tentang apa yang ada di dalam dungeon yang baru muncul ini, dan Nemumu bisa saja memicu semacam alarm atau jebakan saat dia menyelinap masuk, menempatkannya dalam situasi serius yang mungkin terlalu berat baginya, bahkan dengan Level kekuatannya yang tinggi. Mungkin aku terlalu berhati-hati, namun itu adalah kemungkinan yang tidak bisa kukesampingkan. Lebih baik kami menunggu sampai kami mendapatkan semua informasi yang tersedia di dungeon terlebih dahulu sebelum mencoba melakukan misi apapun. Tentunya, aku sangat bersemangat untuk mulai menjelajahi dungeon lab ini saat ini juga, namun aku harus bersabar—sebagian untuk mencegah Nemumu secara tidak sengaja masuk ke dalam bahaya, dan sebagian lagi untuk memastikan operasi ini berhasil.
Aku menarik napas dalam-dalam dan mengumpulkan pikiranku sebelum menjawab.
"Terima kasih atas tawarannya, Nemumu, tapi terlalu berisiko untuk masuk lebih dulu ke dalam dungeon yang baru muncul tanpa mengetahui seluk beluknya. Untuk amannya, kita harus membuat asumsi bahwa kita akan masuk ke sebuah dungeon paling mematikan yang bisa dibayangkan."
"Pemikiran yang bagus, tuanku. Tergesa-gesa tidak akan menghasilkan apapun, jadi yang terbaik adalah melangkah dengan hati-hati."
Kata Gold, menyilangkan tangannya dan mengangguk setuju.
"Menahan diri adalah cara terbaik untuk memastikan misinya sukses. Kamu memiliki pemikiran yang baik, tuanku!" Lanjutnya.
Aku tersenyum kepada Gold dan melanjutkan sesi strategi kami yang terakhir aku tinggalkan.
"Jadi seperti yang kubilang, kita akan menuju dungeon besok pagi. Begitu kita sampai di sana....."
✰✰✰
Malam itu aku bermimpi.
Aku bisa mencium bau tanah..... aku ingat bau ini.
Hal berikutnya yang aku tahu, aku menemukan diriku berada di lingkungan yang sudah lama terlupakan.
Aku bisa merasakan angin yang bertiup ringan menerpa wajahku, dan aku berdiri di ladang gandum, telingaku beriak seperti lautan emas.
Tempat itu adalah peternakan ayahku. Yang ada di rumah lamaku.
Ibu..... Ayah.....
Aku melihat orang tuaku berdiri di depan rumah lama kami, serta dua wajah lagi yang kukira sudah lama hilang.
Nii-chan.... Yume....
Aku sudah menguburkan jasad orang tuaku, namun aku tidak bisa menemukan jasad kakak laki-laki atau perempuanku di reruntuhan yang dulunya adalah desaku. Keluargaku memperhatikanku berlari ke arah mereka, senyuman mereka persis seperti yang kuingat pada mereka.... aku terbangun dan mendapati diriku kembali ke pondok tua yang kumuh, mataku berangsur-angsur terbiasa dengan sinar matahari pagi yang menakutkan. Party-ku telah berdiskusi untuk berteleportasi kembali ke Abyss sehingga kami bisa tidur sebentar di beberapa kamar yang lebih terawat, namun aku memutuskan untuk tidak melakukannya dan memilih untuk bermalam di kamar pribadi yang terlihat kumuh, sementara Nemumu dan Gold tidur di sofa di ruang tamu. Nemumu telah menyarankan untuk tinggal di kamarku sepanjang malam untuk mengawasiku saat aku tidur, namun Gold membujuknya untuk tidak melakukannya, menunjukkan bahwa kami semua perlu istirahat yang cukup untuk misi dungeon ini.
Aku duduk di tempat tidur, selimut tipis terlepas dari tubuhku, dan mengingat kembali mimpi yang baru saja kualami.
Mengapa aku bermimpi tentang rumah lamaku? Aku bertanya-tanya.
Seluruh desaku hancur, jadi mengapa aku memimpikan keluargaku sekarang?
Mimpi itu membuatku merasa tidak nyaman, namun tidak terlalu membuatku menganggapnya sebagai semacam peringatan dari naluriku. Bagaimanapun, ini bukanlah waktu atau tempat untuk mulai memikirkan mimpi aneh, jadi aku bangun dari tempat tidur dan mulai bersiap-siap untuk hari sibuk yang menantiku.
✰✰✰
Setelah kami sarapan di pondok kami, ada panggilan agar semua petualang berkumpul di alun-alun. Ada dua puluh kelompok di pulau itu, dan sepuluh muncul di sesi perkenalan ini, dengan sepuluh lainnya tampaknya sudah memasuki dungeon itu. Kami semua berdiri di depan panggung tempat tiga Dark Elf—satu laki-laki, dua perempuan—berjalan menuju kerumunan yang berkumpul. Laki-laki itu berambut merah, merupakan yang tertinggi di antara ketiga Elf itu, dan tampaknya adalah pemimpin kelompoknya. Dia mengenakan armor berwarna emas dan kalung, memiliki banyak tindikan, dan semacam hiasan menghiasi sisi kanan dahinya. Dia juga dipersenjatai dengan dua Rapier, yang digantung di pingangnya.
"Aku Yude, ketua party petualang A-Rank, Blade of Isles."
Dark Elf itu memperkenalkan dirinya.
"Aku ingin mengucapkan terima kasih kepada kalian semua yang telah berpartisipasi dalam misi ini." Lanjutnya.
"Itu Yude si Kolektor Item Sihir, petualang terkuat di dunia?"
Kata seseorang di antara kerumunan itu.
"Aku belum pernah melihatnya sebelumnya." Tambah yang lain.
"Aku benci mengakuinya, tapi dia jauh lebih mengesankan daripada kita semua."
Kata orang ketiga.
Saat obrolan mereka berlanjut dari sembilan kelompok lain yang datang ke pulau dengan armada kapal yang sama dengan kami, ekspresi mementingkan diri sendiri muncul di wajah dua gadis Dark Elf yang berdiri di belakang Yude. Salah satu gadis terlihat lebih tinggi dari yang lain dan mengenakan gaun merah berdesain rumit, sementara yang lain terlihat jauh lebih muda dan memiliki dada lebih kecil. Gadis kedua ini terlihat sangat mirip boneka—terutama di bagian wajahnya—walaupun di bagian belakang "Boneka" ini terikat sebuah Kapak besar raksasa. Kedua gadis itu melirik penuh gairah di punggung pemimpin party mereka saat pemimpin merak itu berbicara kepada penonton yang menunggu. Yude tidak memedulikan obrolan dari kerumunan petualang, atau tatapan penuh gairah dari kedua teman satu party-nya.
"Sekarang aku akan membahas apa yang telah diketahui oleh party-ku dan sepuluh party lainnya dari penjelajahan kami sebelumnya ke dalam dungeon." Kata Yude.
"Tolong jangan tuliskan semua ini, karena klien kami tidak ingin informasi sensitif bocor. Aku tahu ini merepotkan, tapi merekalah yang membayar imbalannya. Dan percayalah, aku memastikan hadiah kalian akan sangat besar."
Yude dengan cepat mengamati kerumunan untuk memastikan tidak ada yang terlihat terlalu kecewa sebelum langsung memberi informasinya. Menurut Yude, laboratorium itu dulunya adalah bangunan dua lantai dengan satu lantai di bawah tanah, namun laboratorium dungeon yang baru itu sudah dipastikan memiliki dua lantai bawah tanah, dan kemungkinan ada lebih banyak lantai daripada lantai di bawah sana.
Lab tersebut telah berkembang jauh lebih besar dari apa yang ada di cetak biru aslinya, dan berisi sejumlah jebakan yang dapat memicu jebakan mental pada siapapun yang terkena. Lebih buruk lagi, dungeon itu dipenuhi monster yang belum pernah terlihat sebelumnya, dan hampir semuanya sepertinya melancarkan serangan sihir mental. Kami diperingatkan bahwa beberapa monster memiliki penampilan yang tidak biasa, jadi kami harus lebih berhati-hati terhadap monster tersebut, dan kami juga diperintahkan untuk membawa kembali informasi tambahan sebanyak yang kami bisa jika kami berhasil keluar dari dungeon itu lagi. Dengan begitu, party Yude akan bisa segera melakukan serangan lagi ke dalam dungeon tersebut, menggunakan intel tim sebelumnya untuk memandu mereka. Yude menambahkan beberapa catatan tambahan tentang apa yang dia harapkan dari kami para petualang, namun itulah inti dasar dari apa yang diberitahukan kepada kami. Setelah Yude menyelesaikan pengarahannya, salah satu petualang mengangkat tangannya.
"Apa yang dimaksud dengan 'Beberapa monster mempunyai penampilan yang tidak biasa' itu?" Orang itu bertanya.
"Maksudku, sekali melihatnya akan membuat seseorang menjadi gila?" Lanjutnya.
"Yah, itu....."
Kata Yude sambil melirik ke arah sekelompok Dark Elf yang terlihat seperti pejabat senior. Salah satu petinggi itu dengan muram menggelengkan kepalanya.
"Klien tidak mau membuatku untuk menjelaskannya lebih jauh." Kata Yude.
"Tapi kalian akan mengetahui monster-monster itu ketika kalian melihatnya, dan aku yakin kalian akan segera memahami apa yang kami maksud dengan hal itu. Yang bisa kuberitahu pada kalian adalah monster-monster itu tidak membuat kalian menjadi menerima serangan mental hanya dengan melihatnya. Apa ada pertanyaan lain?"
"Ada yang tidak beres di sini!"
Teriak seorang Beasfolk, yang tampak seperti pengintai.
"Aku dan party-ku mendaftar untuk misi darurat ini karena kami mendengar banyak nyawa yang dipertaruhkan. Jadi apa yang dilakukan para ras rendahan tidak berguna ini di sini?! Jika ini semacam lelucon, aku akan mengajukan keluhan resmi ke Guild!"
Tak perlu dikatakan lagi, party-ku adalah satu-satunya manusia yang bergabung dalam misi ini. Normalnya, manusia akan sangat tidak berdaya bahkan untuk mencoba melakukan misi berbahaya dan bergengsi seperti ini, dan itulah alasan mengapa ras lain memandang rendah kami. Menghadapi hinaan yang dilontarkan ke arah kami, Gold tetap tidak terpengaruh, meskipun Nemumu menatap tajam ke arah Beastfolk itu.
"Jangan khawatir tentang mereka. Mereka baik-baik saja." Kata Yude.
"Mereka adalah party Black Fools, party yang berhasil mencapai C-Rank dalam waktu singkat. Mereka mencapai peringkat itu karena membawa permata es setiap hari di dungeon perbatasan Kerajaan Dwarf. Mereka bisa ikut serta dalam misi ini, jadi tidak ada masalah di sana." Lanjutnya.
"Apa? Black Fools yang itu?!"
Teriak Beastfolk itu, matanya kembali menatap kami karena terkejut.
"Party yang sedang naik daun itu?" Kata petualang lain.
"Aku pikir mereka akan terlihat lebih tangguh."
"Sebaliknya, mereka punya putri peri, seorang Ksatria emas, dan seorang anak dengan topeng aneh." Kata orang ketiga menyimpulkan.
"Aku tidak bisa menjelaskan kemampuan mereka, tapi putri peri itu secara pribadi jauh lebih seksi daripada rumor yang beredar."
"Kudengar mereka adalah bagian dari misi penyerangan Great Tower di Kerajaan Elf itu." Kata petualang lainnya.
"Bisa dibilang mereka menghadapi sekelompok monster yang sangat kuat, tapi mereka semua selamat dari pertarungan di sana tanpa ada korban jiwa. Mereka mungkin manusia, tapi jika kita meremehkan mereka, mungkin kitalah yang mendapat masalah."
Saat petualang lain mulai mendiskusikan pencapaian kami di masa lalu dengan persetujuan, kemarahan Nemumu memudar dan Nemumu malah menikmati pujian itu.
"Yah, sepertinya tidak keberatan dengan kehadiran Black Fools itu di sini." Kata Yude.
"Jika tidak ada pertanyaan lagi, gerbong kereta kudanya siap membawa kalian ke dungeon itu. Mereka yang sudah siap sekarang dapat menaikinya kapan pun mereka mau. Dengan ini, kalian bisa bubar."
Para petualang yang sudah berkemas dan siap untuk menjalankan misi keluar dari alun-alun dan menuju gerbong, sementara sisanya kembali ke pondok untuk mengambil barang-barang mereka. Tentunya, party-ku berada di party yang sudah berkemas, karena aku sangat ingin tahu apa Sionne masih hidup atau tidak. Jika bukan karena topeng yang menyembunyikan wajahku, semua orang di alun-alun akan melihat seorang remaja yang sangat gelisah dan ingin segera berangkat. Aku langsung menuju salah satu gerbong tetapi dihentikan oleh Yude dan rombongannya.
"Hei, Black Fools. Mohon maaf atas sedikit gangguan pada sesi tadi." Kata Yude.
"Terima kasih telah mendukung party-ku."
Kataku setelah jeda singkat. Meskipun benar aku ingin masuk ke dalam gerbong kereta kuda secepat mungkin, tidak sopan jika mengabaikan orang inti dari misi ini.
Yude mengangkat bahunya dengan santai. "Jangan khawatir, nak. Aku harus turun tangan di sana karena akulah yang bertanggung jawab di sini. Kudengar kalian hanya butuh satu hari untuk mengambil permata es lantai lima dari dungeon Kerajaan Dwarf itu. Bahkan bagi kami, itu adalah hal yang mustahil, dan meski kami adalah petualang A-Rank. Jika kalian bisa melakukan itu, kalian pastinya akan menjadi orang pertama yang memberikan informasi tentang cara mencapai lantai bawah dungeon lab itu."
"Kami akan berusaha memenuhi harapanmu." Kataku dengan datar.
Melihat bahwa aku tidak terlalu banyak bicara, Yude mengalihkan perhatiannya ke Nemumu, meskipun sejujurnya, sepertinya Nemumu lah satu-satunya alasan Yude mendekati kami.
"Aku bisa melihat kecantikanmu itu ketika aku melihatmu di tengah kerumunan, tapi sekarang setelah aku melihatmu dari dekat, kau benar-benar menakjubkan sehingga sulit dipercaya bahwa kau itu adalah manusia." Kata Yude kepada Nemumu.
"Jika kau berkenan, cantik, maukah kau meninggalkan party-mu itu dan bergabung dengan party-ku? Aku jamin kau akan aku jaga dengan baik."
Yude mengatakan semua ini di depan dua anggota party perempuannya, dan keduanya menatap tajam ke arah Nemumu, kemarahan mereka terlihat jelas. Namun kemarahan mereka bukan berasal dari kekhawatiran bahwa penambahan anggota baru akan mengganggu kesatuan party mereka yang telah dibangun dengan hati-hati selama bertahun-tahun. Tidak, mereka menatap tajam ke arah Nemumu karena cemburu, dan tatapan itu sangat jelas, bahkan untuk orang sepertiku pun tahu itu. Di tengah tatapan penuh kebencian itu, Nemumu menghela napas dan berbalik menghadap Yude.
"Aku dengan tegas menolak tawaranmu itu. Fakta bahwa aku bisa menemani Dark-sama dalam misi ini adalah segalanya yang bisa kuminta."
Kata Nemumu dengan kesal.
"Dark?"
Yude berkata dengan heran, sebelum dengan cepat mengamatiku dan menyeringai seolah dia menyadari sesuatu.
"Oke, aku mengerti. Jadi itu fetishmu ya? Kalau begitu, aku tidak akan berkata apa-apa lagi." Lanjutnya.
Sekarang giliranku yang terlihat bingung ketika mendengar kata "Fetish" itu darinya, namun aku tidak mau membuang waktu untuk bertanya pada Yude apa maksudnya, karena aku sangat ingin mengetahui tempat Sionne berada, jadi aku membuat pembicaraan itu berakhir.
"Terima kasih atas pengertiannya." Kataku.
"Sekarang, kami permisi, kami memiliki dungeon lab itu untuk dijelajahi." Lanjutnya.
"Jika kau berubah pikiran, kau tahu di mana bisa menemukanku, cantik."
Kata Yude kepada Nemumu.
"Semoga berhasil dalam misi kalian untuk mendapatkan informasi tentang dungeon lab itu." Terusnya.
Beruntung bagi kami, Yude tahu kapan harus menyerah, tidak seperti dua Elf laki-laki cantik yang kami temui di Guild Kerajaan Elf sebelumnya. Dark Elf itu melambai kepada kami dan berjalan menuju pondoknya sendiri, sementara kedua teman satu party-nya itu menatap Nemumu untuk terakhir kalinya sebelum bergegas mengejar pemimpin mereka.
"Hahh, syukurlah tuanku." Kata Gold sambil mengangkat bahu.
"Setidaknya kali ini dia tidak berusaha memaksakan peruntungannya. Meskipun aku sangat ragu dia akan menyerah begitu saja pada kegilaan kecilnya itu pada Nemumu. Bisa dibilang, aku lebih suka tidak ada lagi penguntit yang membuntuti kita, seperti yang terjadi di hutan lebat itu. Apa yang menurut para penganggu ini begitu menarik darimu dan papan datarmu itu, Nemumu? Aku benar-benar tidak memahaminya."
"Gold! Aku sudah bilang dadaku itu berukuran normal, sialan!"
Nemumu berteriak, sebelum melanjutkan untuk menendang Gold itu berulang kali di armor emasnya—meskipun tentunya, armor Gold itu terlalu kokoh untuk menahan kerusakan apapun dari tendangan Nemumu itu.
"Bukan salahmu karena orang itu menjadi tertarik padamu."
Kataku pada Nemumu, berusaha menenangkannya.
"Kurasa semua orang juga sama. Dan selain itu, kita harus naik kereta kuda kita dan menuju dungeon sesegera mungkin." Lanjutku.
"Tentu, Dark-sama."
Kata Nemumu, dengan cepat mendapatkan kembali ketenangannya.
"Aku siap kapan pun kau siap, tuanku." Kata Gold.
"Aku sendiri tidak sabar untuk melihat apa yang akan kita temui di sana."
Kami bertiga naik kereta kuda kami dan berangkat ke dungeon lab itu, meskipun butuh dua puluh menit yang menegangkan sebelum kami sampai ke tujuan. Saat kami turun dari gerbong, kami memperhatikan bahwa beberapa pihak lain telah mendahului kami di sana, namun kami tidak terlalu menghiraukan mereka dan malah mengamati gedung yang merupakan bekas laboratorium Sionne itu. Bangunan itu adalah bangunan batu yang dikelilingi oleh tembok tebal, dan kereta kami telah diparkir di gerbang di tembok yang dijaga oleh tentara yang sedang melakukan pemeriksaan masuk pada para pendatang. Jika kalian bertanya padaku, bangunan itu lebih mirip benteng megah daripada laboratorium biasa.
"Sebenarnya tempat ini laboratorium atau penjara berbenteng sih?"
Nemumu bertanya-tanya keras-keras.
"Aku curiga tempat ini dibangun dengan seperti itu untuk menjaganya tetap aman dari jenis penjahat yang menyelinap masuk dan mengganggu penelitian rahasia yang terjadi di dalamnya." Kata Gold, menduga.
"Atau bisa juga memiliki tujuan ganda, yaitu secara diam-diam menangani 'Masalah' yang mungkin terjadi di kalangan ilmuwan, yang mungkin bisa menjelaskan tingginya tingkat keamanan." Lanjutnya.
Nemumu pada dasarnya sependapat dengan pendapatku, sementara Gold menyuarakan anggapan yang agak suram, yang sejauh yang kami tahu, mungkin benar. Saat kami berbincang, kami mendapati diri kami berada di antrian berikutnya untuk pemeriksaan masuk.
"Kalian adalah petualang yang dikirim ke sini untuk menyelidiki dungeon ini, benar?"
Kata salah satu tentara itu.
"Nama party kalian?" Lanjut tentara itu.
"Black Fools." Jawabku.
"Black Fools...."
Kata prajurit itu sambil mengamati daftar di depannya.
"Ah, ini dia. Berhati-hatilah untuk tidak membunuh sesama petualang saat berada di dalam lokasi. Misi kalian adalah mendapatkan informasi di dungeon ini sehingga kami dapat menghancurkannya dan menyelesaikan masalah ini."
Tentara itu mengingatkan kami bahwa yang harus kami lakukan untuk mendapatkan bayaran kami hanyalah membawa kembali beberapa informasi berguna. Setelah melewati beberapa hal lainnya, tentara itu akhirnya membiarkan kami menjelajah melewati tembok luar yang tebal itu. Kami melewati halaman luas yang terdiri dari beberapa petak bunga, air mancur tanpa air di dalamnya, dan beberapa pohon yang ditanam di sepanjang dinding, sebelum akhirnya sampai di pintu ganda selebar dua meter yang sudah terbuka lebar, memudahkan akses kami ke bagian dalam laboratorium. Nemumu memimpin sementara aku berdiri di samping Gold, dan dalam formasi inilah kami bertiga mengambil langkah pertama ke dungeon laboratorium ini. Namun aku segera berhenti, membuat Nemumu menatapku dengan cemas.
"Dark-sama, apa ada yang salah?" Nemumu bertanya dengan cemas.
Aku merasakan ada sesuatu yang tidak beres saat aku melewati ambang pintu lab.
Dan bukan hanya itu saja.
Pikirku dalam hati.
Aku bersumpah sensasi ini terasa tidak asing....
Di depan kami terdapat tangga ganda yang besar, dengan dua anak tangga yang melengkung ke kiri dan ke kanan sebelum menyatu di tingkat atas, sementara di tengah—di antara dua rangkaian anak tangga tersebut—ada sepasang pintu tertutup yang mungkin menuju ke sebuah lorong. Jika tempat adalah wilayah milik bangsawan, kami pasti akan melihat karpet mewah di lantai dan tangga, namun karena tempat ini adalah laboratorium, tidak ada apapun yang menutupi batu yang terbuka. Langkah kaki kami bergema di sekitar ruang terbuka, dan udara di dalam lab itu terasa lebih sejuk dibandingkan di luar. Aku tidak melihat item sihir apapun yang dapat mendinginkan udara, yang berarti udaranya menjadi dingin karena adanya ancaman—dan di sanalah sumber kegelisahanku berasal.
Aku tahu aku pernah merasakan rasa dingin yang aneh ini sebelumnya.
Pkirku. Namun aku tidak bisa mengingat kapan terakhir kali aku merasakannya, jadi aku menyerah untuk mencoba mencari tahu setelah beberapa detik.
"Maaf, Nemumu, aku tidak apa-apa." Kataku.
"Teruslah berjalan dan hati-hati terhadap jebakan. Gold, awasi sekeliling kita dan bersiaplah untuk melindungi kita jika ada orang atau apapun yang mencoba menyerang kita. Aku akan menyiapkan kartuku." Terusku.
"Baik, Dark-sama." Jawab Nemumu.
"Oke!" Kata Gold.
"Perisai emasku akan melindungimu dari apapun, tuanku!" Lanjutnya.
"Menurut cetak biru asli lab ini, area di luar pintu ini seharusnya adalah ruang resepsi besar untuk pengumuman dan pertemuan, tapi dari tampilan pintunya, sepertinya ada lorong yang menggantikan tempatnya."
Ucapku saat kami mendekati pintu ganda yang tertutup. Karena tujuan kami adalah mencapai tingkat yang lebih rendah, kami harus memasuki koridor yang ada di luarnya. Nemumu dengan hati-hati membuka pintu, memastikan tidak ada jebakan yang menunggu kami, lalu memimpin lagi saat kami berjalan menyusuri lorong. Berkat sekumpulan lilin yang melapisi dinding, koridornya cukup terang sehingga kami bisa melawan orang jahat mana pun tanpa mengkhawatirkan jarak pandang jika ada yang melompat ke arah kami—walaupun aku memperhatikan bahwa sepertinya lilin-lilin itu belum meleleh sama sekali, bahkan tidak melelh sedikit pun. Saat kami berjalan menyusuri lorong, sepatu kami berbunyi klak-klak di lantai batu.
"Dark-sama!" Nemumu tiba-tiba memperingatkan.
"Ya, aku juga merasakan seseorang." Kataku.
"Atau mungkin, monster yang mirip manusia."
Karena kekuatan Nemumu, dia mendeteksi musuh terlebih dahulu, dan beberapa saat setelah dia memperingatkanku, kemampuan Level 9999 milikku berhasil mengendus kehadiran mereka juga. Gold diam-diam mengangkat perisainya di depan kami kalau-kalau terjadi sesuatu.
Aku berharap bisa masuk lebih jauh ke dalam dungeon sehingga aku bisa menggunakan SSR Clairvoyance-ku untuk mencari tahu di mana Sionne berada, tapi aku rasa ini adalah kesempatan bagus untuk melihat seberapa kuat monster dungeon ini terlebih dahulu.
Pikirku dalam hati. Kartu SSR Clairvoyance memungkinkan penggunanya untuk memvisualisasikan objek yang jauh, namun tidak akan berfungsi jika pengguna memiliki bayangan yang terlalu kabur mengenai targetnya, atau mencoba memvisualisasikan sesuatu yang tidak mereka ketahui sama sekali, atau jika jarak objeknya terlalu jauh. Aku sudah mencoba menggunakan kartu Clairvoyance malam sebelumnya, saat kami berada di pondok, namun gagal. Aku tidak tahu apa itu karena targetnya terlalu jauh atau karena dungeon itu sendiri telah menghilangkan kekuatannya. Jadi aku berencana menggunakan kartu Clairvoyance itu ketika aku masuk lebih jauh ke dalam dungeon, di mana tidak akan ada orang di sekitar yang mengamati apa yang aku lakukan. Namun sekarang setelah kami bertemu dengan beberapa monster, aku harus menunda rencanaku dan bersiap untuk bertarung. Saat kami bersiap untuk bertarung, tiga makhluk humanoid mendekat ke arah kami, namun saat aku melihat lebih dekat musuh pertama ini, aku menjadi sangat terkejut.
"Sionne?!"
Yang berdiri di hadapanku adalah salah satu musuh bebuyutanku dari party Concord of the Tribes : seorang perempuan dengan rambut pirang keperakan, dada besar, tubuh yang berbentuk jam pasir, dan kaki panjang yang indah. Aku ingat bahwa Sionne tidak pernah peduli dengan penampilannya, namun dia jelas memiliki sosok yang membuat sebagian besar perempuan di dunia ini—apalagi negaranya—merasa sangat iri dengannya, dan mereka bahkan tidak sebanding dengannya. Sionne telah memenangkan lotre dalam hal penampilan, itulah sebabnya Sionne selalu bertengkar dengan Sasha ketika mereka berada di party yang sama. Aku tahu kami akan dihadang oleh makhluk humanoid saat aku mendengar langkah kaki mereka, namun aku tidak pernah menyangka akan bertemu Sionne secepat ini setelah memasuki dungeon ini. Sesaat kemudian, dua humanoid lainnya muncul, dan sama seperti yang pertama, kedua humanoid itu juga tampak seperti salinan Sionne.
"Tidak, itu bukan dia." Kataku pada party-ku.
"Mereka mungkin terlihat seperti Sionne, tapi aku tidak pernah ingat dia punya kembaran." Lanjutku.
Jika dilihat lebih dekat pada "Monster" ini, terungkap bahwa tidak satu pun dari mereka yang memakai kantong khas Sionne —kantong tempat dia menyimpan ramuan yang tidak pernah dia tinggalkan ke mana pun. Mata mereka juga tampak kosong dan tak bernyawa, membuat mereka lebih terlihat seperti boneka tanpa tali daripada aslinya. Ketiga makhluk itu tiba-tiba mulai menjerit-jerit ke arah kami, suara-suara yang kacau dan tidak dapat dipahami keluar dari mulut mereka, dan aku segera menyadari bahwa ini bukanlah suara pekikan biasa. Ada sifat sihir dari suara mereka itu yang dapat mengacaukan kondisi mental seseorang, yang menunjukkan bahwa mereka adalah monster yang telah Yude peringatkan kepada kami sebelumnya yang dapat mengacaukan seseorang dengan serangan mental mereka. Untungnya, karena level kekuatan kami yang tinggi, serangan mereka tidak berpengaruh apapun terhadapku dan party-ku. Aku memutuskan untuk menangkap Sionnes palsu ini sehingga aku dapat memeriksanya lebih dekat.
"SSR Shadow Dance—release!" Aku berteriak.
Segera setelah aku mengaktifkan kartu ini, pita gelap muncul dari bayang-bayang monster dan melingkari makhluk itu untuk membatasi pergerakan mereka. Cukup mudah untuk menangkap ketiga salinan Sionne itu, karena mereka semua berdiri berkelompok dan bahkan tidak berusaha menghindar. Namun, terjerat tidak menghentikan para klon Sionne itu untuk terus mencoba membuat kami menjadi gila dengan serangan mental mereka, meskipun tidak satu pun dari kami yang menunjukkan tanda-tanda menjadi gila. Meskipun harus dikatakan, jeritan keras monster-monster itu akan membuatku gila dalam arti kiasan, dan aku mengaktifkan kartu R Silent sehingga aku dapat memeriksanya dengan tenang.
Selanjutnya, aku mengaktifkan kartu SR Appraisal, yang menunjukkan deskripsi utama makhluk-makhluk ini. Di sana tertulis : Monster dari dunia lain bernama Naga Jiwa telah menangkap Sionne dan membuat salinannya, dan salinan ini berkeliaran di dungeon dengan menyerang dan membunuh musuh yang dianggap dengan serangan mental mereka. Appraisal juga menampilkan level kekuatan, cadangan mana, dan beberapa detail lainnya, namun aku membaca sekilas bagian-bagian itu karena itu tidak sepenting fakta bahwa kami sedang berhadapan dengan monster dari dunia lain.
Aku tahu hawa dingin di dungeon ini terasa tidak asing, sensasi yang sama yang aku rasakan saat Ellie melakukan Koshmar Summon.
Pikirku dalam hati. Koshmar Summon adalah mantra kelas pamungkas yang memunculkan monster dari dunia lain melalui portal antar dimensi, dan mantra terlarang inilah yang digunakan Ellie untuk membantu meningkatkan level kekuatanku hingga 9999. Apa yang membuat mantra itu dilarang, kalian tanya? Yah, mantra pemanggilan yang khas akan memanggil familiar atau makhluk sihir lainnya yang benar-benar setia kepada pemanggilnya, namun Koshmar Summon memunculkan monster yang kuat dan ganas yang memusuhi semua orang, baik teman maupun musuh. Pemanggil tidak bisa mengendalikan monster-monster ini, dan para monster itu sering mengamuk secara destruktif. Pada pandangan pertama, Koshmar Summon itu sama sekali tidak berguna bagi penyihir pada umumnya, namun Ellie memiliki pandangan yang sangat berbeda ketika aku pertama kali menanyakannya tentang hal itu.
"Normalnya, Koshmar Summon dilarang karena terlalu berbahaya. Tapi pertanyaan mengapa mantra jahat seperti itu ada? Ya, tentunya ada banyak penerapan, studi, dan teknik berbeda yang terkait dengan pemanggilan!"
Ellie berkata, dengan tersenyum. Dihadapkan dengan ekspresi mempesona Ellie pada saat itu, aku tidak bisa memberikan respon dan hanya tertawa gugup, namun berdiri di sini, di lab yang berubah menjadi dungeon ini dan mengingat untaian kenangan dari hari-hari awalku di Abyss, aku bahkan bisa merasakan hal yang sama.
Ellie hanya bisa menggunakan Koshmar Summon sekali sehari, dan Ellie adalah Sang Forbidden Witch Level 9999. Apa ini berarti ada orang lain di sini yang bisa melakukan sihir kelas pamungkas?
Pikirku dalam hati. Di dunia permukaan ini, orang bisa menggunakan mantra kelas tempur, kelas taktis, dan kelas strategis, tingkat sihirnya menjadi semakin kuat dalam urutan itu. Sejauh yang aku tahu, Ellie adalah satu-satunya yang mampu menggunakan sihir kelas pamungkas, namun sepertinya ada orang lain yang mungkin bisa menggunakan Koshmar Summon jika mereka berhasil mendatangkan Naga Jiwa ini. Namun untuk tujuan apa?
Sionne adalah kepala lab ini, tapi aku tidak bisa membayangkan dia secara sadar melakukan sihir kelas pamungkas seperti itu. Level kekuatannya terlalu rendah untuk itu, dan aku cukup yakin dia bahkan tidak menyadari bahwa sihir kelas pamungkas ini. Selain itu, mengapa dia menghancurkan laboratorium penelitiannya sendiri sejauh ini? Mungkinkah dia menggunakan suatu item sihir secara tidak sengaja? Atau mungkinkah ada Master di lab ini?
Pikirku dalam hati. Satu-satunya skenario yang masuk akal adalah jika Sionne secara tidak sengaja menggunakan item yang memiliki kemampuan sihir kelas pamungkas, atau jika seorang Master telah menyusup ke labnya dan menggunakan Koshmar Summon untuk menyabotase penelitiannya.
Kedua pilihan ini terlalu sulit untuk diterima begitu saja. Tapi jika ada Master di lab ini, Gold dan Nemumu akan menghadapi pertarungan yang sangat sulit.
Aku mungkin bisa berhadapan langsung dengan Master, namun Nemumu dan Gold keduanya adalah petarung Level 5000, yang berarti mereka akan mempunyai sedikit peluang untuk melawan lawan seperti itu. Jika hanya ada satu Master, aku mungkin bisa melindungi kedua rekan party-ku ini, namun skenario yang lebih buruk adalah kami menghadapi banyak Master, dengan Nemumu dan Gold masing-masing harus menghadapi satu atau mungkin beberapa Master sendirian.
"Dark-sama, apa ada masalah?"
Nemumu bertanya, menyadari bahwa aku sedang dengan cukup lama. Aku tidak langsung menjawabnya.
"Aku sudah mendapatkan semua informasi yang kubutuhkan, jadi kalian berdua bisa menyingkirkan monster-monster ini sekarang." Kataku, pada akhirnya.
Sesaat kemudian, Gold dan Nemumu telah memenggal ketiga klon Sionne itu, meskipun tidak ada darah yang tumpah dari makhluk itu dan mereka hancur begitu saja, dengan pakaian dan semuanya.
"Makhluk-makhluk itu bahkan tidak meninggalkan permata sihir apapun."
Kata Gold sambil menyarungkan kembali pedangnya.
"Para brengsek itu setidaknya bisa memberi imbalan atas masalah kita ini, melihat betapa mengerikan makhluk-makhluk itu." Lanjutnya.
"Ya, makhluk-makhluk itu benar-benar menyeramkan." Kataku, menyetujui.
"Tapi sekarang aku tahu apa yang dimaksud Yude dan para Dark Elf lainnya dengan monster dengan 'Penampilan tidak biasa' ini." Lanjutku.
"Hmm? Apa yang kamu ketahui, Dark-sama?"
Nemumu bertanya, terlihat sangat penasaran.
"Yah, kalau monster-monster itu hanya zombifikasi dari personel laboratorium ini, hal itu akan menjadi satu hal, tapi karena apa yang telah terjadi, hal itu wajar saja jika perlu dirahasiakan." Kataku, memulainya.
"Tapi kita tidak hanya bertemu satu monster Sionne, tiga di antaranya menyerang kita, dan itu sungguh aneh. Mungkin Sionne terjebak dalam suatu kecelakaan yang mengakibatkan klon dirinya digandakan. Atau mungkin Sionne sendirilah yang membuat klon zombie ini."
Jika yang terakhir memang benar, para petualang yang telah mendaftar untuk misi ini akan mendapat anggapan keliru bahwa para Dark Elf dengan sengaja telah mengirim mereka ke dalam jebakan. Dan jika petualang tersebut berasal dari ras yang berbeda, perselisihan apapun berpotensi meledak menjadi insiden internasional.
"Jadi di situlah letak masalahnya?"
Gold menimpali sambil mengelus bagian rahang helmnya.
"Semua petualang yang ingin menyelamatkan kepala lab, Sionne itu, malah diserang oleh kepala lab itu sendiri. Hal itu pasti akan membuat para Dark Elf itu cemas jika tersiar kabar bahwa negara mereka tidak hanya harus menghadapi dampak buruk reputasi, masyarakat juga tidak akan tahu apa Sionne itu adalah korban atau tersangka dalam semua ini. Jadi para Dark Elf itu merahasiakannya agar mereka bisa mempekerjakan petualang terampil sebanyak mungkin. Hal ini juga akan menjelaskan mengapa mereka meminta kita untuk tidak membuat catatan apapun." Lanjutnya.
Aku memutuskan akan lebih baik jika kami berbalik dan menelusuri kembali langkah kami keluar dari dungeon ini.
"Aku tahu kita baru saja memulai, tapi mari kita kembali untuk hari ini. Aku telah memperoleh beberapa informasi dari para Sionne palsu itu yang benar-benar sudah aku periksa lebih dekat sebelum kita melangkah lebih jauh." Kataku.
"Yah, tentu, tuanku." Kata Gold sambil mengangkat bahunya.
"Mengingat reaksimu sebelumnya, aku rasa kau baru saja memiliki kabar buruk, hmm, tuanku?" Tanya Gold.
"Seperti itulah." Kataku.
"Aku akan memberitahu kalian begitu kita kembali ke pondok. Nemumu, tolong pimpin jalannya." Lanjutku.
"Baik, Dark-sama. Serahkan padaku!" Kata Nemumu dengan patuh.
Sebelum kami berangkat, aku meminta Nemumu untuk memastikan tidak ada yang mengawasi kami, lalu mengaktifkan kartu Clairvoyance. Sayangnya, aku tidak dapat menemukan Sionne yang asli menggunakan metode ini, meskipun aku tidak yakin apa itu karena Sionne itu terlalu jauh atau karena alasan misterius lainnya. Setelah aku menyerah pada upaya sia-sia untuk menemukan Sionne itu, Nemumu berjalan ke depan, dengan aku dan Gold mengikuti dari belakang, saat kami keluar untuk meninggalkan dungeon lab itu.