"Dulu, ketika aku masih seorang petualang, aku mendengar rumor tentang rumah seseorang yang berubah menjadi dungeon saat mereka tidur."
Kenangku sambil menghela napas.
"Tapi menurutku hal seperti itu sangat jarang terjadi. Tapi sekarang kamu memberitahuku bahwa laboratorium Sionne telah berubah menjadi dungeon sungguhan?" Tanyaku.
Dungeon secara kasar dibagi menjadi dua kategori : jenis pertama terdiri dari reruntuhan kuno yang ditetapkan demikian karena monster yang tinggal di dalamnya, sedangkan jenis lainnya memiliki inti dungeon, seperti Abyss. Jenis dungeon jenis pertama tidak menghasilkan kembali harta apapun yang ada di dalamnya, jadi ini adalah kasus siapa cepat dia dapat. Dungeon ini sebagian besar tetap berukuran sama sepanjang keberadaannya, meskipun beberapa dapat bertambah besar tergantung pada jenis monster yang tinggal di dalamnya. Tipe kedua lebih dekat dengan definisi khas dungeon, karena mereka memunculkan kembali monster dan jebakan.
Variasi dungeon ini juga bertambah besar seiring berjalannya waktu jika dibiarkan begitu saja. Sampai saat ini, belum ada yang tahu pasti bagaimana dungeon tercipta. Bahkan Ellie—yang ahli dalam segala hal tentang sihir—tidak dapat menemukan jawaban atas pertanyaan ini, meskipun telah mempelajari inti dungeon Abyss secara ekstensif. Dungeon kebanyakan muncul jauh di pegunungan, atau di tengah lautan, atau di dasar lembah yang dalam, atau di tempat lain yang biasanya dianggap tidak terjangkau oleh kebanyakan orang. Banyak yang percaya bahwa dunia tidak akan pernah bisa benar-benar terbebas dari monster mematikan karena dungeon terpencil ini akan terus melahirkan mereka. Dalam kasus yang sangat jarang terjadi, dungeon akan terbentuk di dalam bangunan yang sudah dihuni, dan laboratorium Sionne mungkin adalah salah satu dari sedikit dungeon yang tidak beruntung tersebut. Tentunya, ada sejumlah pengecualian yang tidak cocok dengan kedua kategori dungeon ini, namun itu adalah cerita untuk lain waktu.
"Setelah laboratorium Sionne menjadi dungeon, pihak berkuasa di Kepulauan Dark Elf mengerahkan tim untuk mencari orang yang selamat, tapi mereka menghadapi beberapa monster yang sangat kuat, dan area di dalam bekas laboratorium menjadi terlalu luas dan terdistorsi bagi para tim pencari dalam misi itu. Pada awalnya, Kepulauan Dark Elf mempertimbangkan untuk meninggalkan laboratorium Sionne, tapi setelah dungeon itu muncul, laboratorium di pulau-pulau terdekat mulai sering mengalami guncangan. Para ahli semakin khawatir bahwa dungeon baru ini akan memicu letusan gunung berapi di laut dalam, jadi mereka memutuskan untuk menaklukkan dungeon tersebut." Kata Mei.
Letusan gunung berapi semacam itu akan menyebabkan kerusakan yang tak terhitung di negara kepulauan mereka itu, jadi sekelompok petualang dengan rekam jejak yang kuat dalam berhasil menaklukkan dungon disewa melalui Guild untuk melakukan misi menghancurkan laboratorium Sionne sepenuhnya. Party ini—dikenal sebagai Blade of Isles—seluruh anggotanya terdiri dari Dark Elf A-Rank dan dianggap sebagai salah satu yang terbaik. Namun tidak mungkin bagi satu party saja untuk menaklukkan dungeon dari peta dalam jangka waktu singkat yang mereka minta, tidak peduli seberapa baru dungeon tersebut, jadi Kepulauan Dark Elf telah memutuskan untuk tidak mengeluarkan biaya apapun dalam merekrut party lain untuk misi tersebut. Salah satu pedagangku telah mendengar tentang misi tersebut dan segera menyampaikan informasi tersebut kembali ke Abyss.
"Aku senang sekali kita bisa mengetahui sedikit informasi berharga ini."
Kataku kepadaku Mei.
"Party-ku harus mengajukan permohonan untuk melakukan misi ini secepat mungkin dan mencari tahu apa Sionne itu masih hidup atau mati. Jika dia masih bernapas, aku akan melakukan apapun untuk membalas dendam padanya. Aku tidak akan membiarkan monster dungeon apapun mengambilnya dariku."
Membayangkan monster membunuh Sionne sebelum aku bisa menangkapnya membuatku sangat marah. Meskipun, tentunya, aku ingin dia membayar pengkhianatannya dengan nyawanya, aku tidak ingin dia mati dengan cepat tanpa merasakan kesengsaraan dan keputusasaan yang sama seperti yang aku alami dulu.
Ellie menyela untuk sedikit menenangkanku dengan memberiku sedikit kabar positif mengenai party petualangan rahasiaku, Black Fools.
"Aku jamin Guild Kepulauan Dark Elf itu akan segera menerima party-mu untuk misi dungeon laboratorium ini, Light-sama. Party-mu cukup terkenal dengan menyelesaika kasus pembunuhan berantai di dungeon Kerajaan Dwarf, dan dengan melawan monster atas perintah Kerajaan Elf."
"Terima kasih atas masukan itu, Ellie." Kataku.
"Tapi bahkan jika mereka menolak party-ku karena alasan apapun, kita hanya akan meminta Kerajaan Elf untuk memberikan kata-kata yang baik untuk party-ku. Para Dark Elf itu mungkin melihat para Elf sebagai saingan berat mereka, tapi kecil kemungkinannya mereka akan menolak rekomendasi dari negara saingan mereka."
"Tentu saja, Light-sama."
Kata Ellie sambil tersenyum, tampak senang karena aku memberinya tugas.
"Aku akan 'Mengobrol' sedikit dengan Ratu dan memastikan party-mu dipekerjakan untuk misi ini." Lanjutnya.
Setelah mengangguk setuju, aku keluar dari kantorku dan mulai membuat persiapan untuk perjalanan lagi ke dunia permukaan. Mei mengikuti di belakang untuk membantuku bersiap-siap, sementara Ellie mulai bersiap untuk mengadakan "Pertemuan" dengan Ratu para Elf kalau-kalau para Dark Elf itu menolak party-ku.
Aku tidak akan membiarkan Sionne mati sebelum dia membayar harga tertinggi karena mengkhianatiku. Aku akan membalas dendam padanya, apapun yang terjadi.
Pikirku saat Mei membantuku bersiap.
✰✰✰
Tidak seperti kebanyakan negara lain, Kepulauan Dark Elf tidak diperintah oleh satu kepala negara yang diakui, karena realitas geografis kepulauan ini menghalangi pemerintahan kesatuan untuk mengambil alih kekuasaan. Sebaliknya, pulau-pulau tersebut diperintah oleh empat klan yang cukup besar, dan para pemimpin keempat klan ini membentuk sebuah dewan yang biasanya hanya bertemu untuk menyelesaikan masalah-masalah besar di tingkat negara bagian atau berkumpul setiap awal tahun untuk menetapkan agenda nasional. Salah satu bos klan yang dikenal sebagai Gighis sedang rapat dengan Yude, pemimpin Blade of Isles, dengan dua Dark Elf duduk di sofa saling berhadapan.
"Terima kasih telah meluangkan waktu dari jadwal sibukmu untuk menemuiku."
Kata Gighis, memulai.
"Sama sekali tidak. Kau telah melakukan banyak hal untukku, dan dungeon itu juga merupakan kegagalan besar bagiku." Kata Yude.
"Maaf untuk bertanya hal ini, tapi apa kau cukup tidur? Kantung di bawah matamu itu terlihat cukup buruk."
Gighis secara refleks mengelus jenggotnya mendengar ucapan ini. Jenggotnya memiliki warna yang sama dengan rambut panjangnya, yang diikat menjadi ekor kuda tepat di bawah garis lehernya dan tergerai hingga ke bagian bawah punggungnya. Gighis mengenakan sebuah—pakaian tradisional para Dark Elf—meskipun meskipun longgar, Yude tahu Gighis menyembunyikan tubuh ramping dan berotot di baliknya.
Kepala klan itu biasanya sangat penuh perhatian, matanya biasanya menyerupai mata predator yang licik, dan dia cenderung memiliki kesan seorang laki-laki yang selalu merencanakan sesuatu atau hal lain, sambil sangat berhati-hati untuk tidak pernah mengungkapkan kelemahan apapun kepada mereka yang mungkin ingin mengeksploitasinya. Namun pada saat ini, Gighis tampak seperti belum tidur selama berhari-hari. Gighis tidak hanya memiliki lingkaran hitam di sekitar matanya, pipinya juga terlihat kurus dan tubuhnya yang berotot tampak mengempis. Faktanya, Gighis terlihat sangat kuyu, Yude yang biasanya tidak tertarik merasa perlu mengomentari penampilan bos klan itu. Gigiis menggosok matanya.
"Tiga klan lainnya menggunakan krisis dungeon yang dahsyat ini sebagai kesempatan untuk melemahkan otoritasku." Gerutunya.
"Terlebih lagi, aku harus mengeluarkan uang untuk mengevakuasi beberapa penduduk setempat, berurusan dengan Guild Petualang, dan menangani banyak hal lain yang aku lebih suka tidak diganggu saat ini. Semua beban kerja itu membuatku tidak punya waktu untuk tidur." Lanjutnya.
Dungeon di laboratorium Sionne ternyata menjadi salah satu hal terburuk yang pernah terjadi pada Gighis.
"Fakta bahwa kau setuju untuk menerima misi ini membuat beban berat yang harus aku tanggung berkurang." Kata Gigigis.
"Jadi bisa dibayangkan kelegaanku saat mengetahui 'Kolektor Item Sihir' yang terkenal di dunia terlibat dalam kasus ini! Krisis dungeon ini pasti akan terselesaikan!"
"Bisakah kau tidak memanggilku dengan nama panggilan itu?" Kata Yude.
"Kau tahu itu membuatku terdengar seperti orang rendahan yang hanya bisa mengandalkan bantuan item sihir." Lanjutnya.
"Oh, maaf, maaf." Kata Gighis.
"Salahkan aku yang kurang tidur ini. Aku tidak bermaksud menghinamu."
Dalam keadaan normal, Gighis tidak akan pernah bermimpi untuk memanggil Yude dengan sebutan "Kolektor Item Sihir", namun itu hanya menunjukkan betapa insomnianya Gighis itu saat menumpulkan kemampuannya. Penampilan Yude juga berperan dalam kesalahan bicara ini. Tingginya 180 sentimeter dengan rambut merah pendek dan beberapa tindik badan, dan selain pelindung dada dan sepatu bot yang merupakan barang normal bagi para petualang, sebuah kalung tergantung di depan tenggorokannya. Namun, pakaian ini bukanlah semacam gaya berpakaian dari Yude.
Tidak, semua yang Yude kenakan adalah item sihir yang dia peroleh dengan satu atau lain cara. Petualang top diharapkan untuk menyimpan beberapa item sihir di tubuhnya, namun tidak ada petualang yang memiliki item sihir berkualitas tinggi sebanyak Yude.
Para pemimpin Dark Elf tidak hanya memanggil party Blade of Isles karena kemahiran mereka sebagai petualang; mereka membutuhkan party khusus ini karena keahlian party itu dalam menjelajahi dungeon, yang telah diasah dengan baik selama bertahun-tahun mencari item sihir di seluruh dunia. Kegiatan ini telah membuat Yude mendapat reputasi sebagai "Kolektor Item Sihir", meskipun hal ini tentunya bukan karena pilihannya. Pada titik ini, party Blade of Isles sudah cukup terkenal dan telah mengumpulkan cukup banyak kekayaan sehingga mereka tidak perlu lagi mempertaruhkan nyawa mereka dengan melakukan misi di dungeon yang berbahaya, namun mereka tetap bertahan dalam pencarian item sihir—sebuah fakta yang Gighis disentuh sambil mengelus jenggotnya.
“Dengan semua item sihir yang kau miliki, aku ragu bahkan para White Knight itu akan sebanding denganmu."
Kata Gighis, mencoba mengubah topik pembicaraan dan sedikit meringankan suasana.
"Ayahmu akan sangat bangga jika dia bisa bertemu denganmu sekarang."
"Tch. Aku dan party-ku cukup kuat untuk bertarung melawan para White Knight itu secara setara—dengan atau tanpa item-item sihir ini."
Kata Yude dengan nada tajam.
"Item-item sihir ini tidak lebih dari jaminan. Item-item sihir ini memberiku keunggulan dalam pertarungan, tapi hanya itu saja."
Kedua orang tua Yude pernah menjadi petualang yang bekerja sama dengan Dark Elf lainnya untuk membentuk Spear of Isles, sebuah party yang terkenal karena eksploitasinya. Namun dalam satu misi, Spear of Isles telah bentrok dengan para White Knight, kekuatan tempur terkuat Kerajaan Elf. Untungnya, tidak ada yang tewas dalam pertempuran tersebut, namun para White Knight itu keluar tanpa cedera, sementara beberapa anggota Spear of Isles menderita luka parah. Untuk menghindari permusuhan meningkat menjadi perang besar-besaran setelah pertempuran ini, pejabat Elf dan Dark Elf mengadakan pembicaraan dan mencapai kesepakatan yang dapat diterima oleh kedua belah pihak. Namun, hasil pertarungan dengan para White Knight merupakan kejutan besar bagi para pemimpin Dark Elf.
Para pemimpin klan tentunya telah mendengar tentang tatanan Kerajaan Elf ini, namun mereka tidak pernah percaya para Ksatria Elf itu bisa menghancurkan permata Dark Elf itu sendiri di mahkotanya, Spear of Isles. Pada saat itu, Kerajaan Elf baru saja menunjuk Hardy sebagai Komandan White Knight, dengan Mikhael sebagai Wakil Komandannya. Hardy belum dikenal sebagai "Silent Hardy the Silent", namun selama pertempuran, tidak ada seorang pun di Spear of Isles yang mampu mengambil setetes darah dari pemimpin White Knigh itu. Faktanya, Hardy meninggalkan pertempuran tanpa sedikitpun atau noda di armor-nya. Kemunduran ini memaksa para pemimpin Dark Elf untuk mengambil tindakan di belakang layar, jauh dari pengawasan negara-negara lain, namun itu adalah cerita lain. Akibat kekalahan dari White Knight ini, Spear of Isles dibubarkan. Orang tua Yude akhirnya menikah, dan saat itulah mereka dikaruniai seorang putra. Ketika Yude yang lebih tua menunjukkan bakat luar biasa dalam bertarung, orang tuanya mewariskan kepadanya tugas untuk mengalahkan musuh bebuyutan mereka, White Knight.
Kedua orang tua Yude akhirnya meninggal dunia, namun mencari lawan kuat yang sesuai dengan kemampuannya, Yude memutuskan untuk meneruskan warisan orang tuanya dengan membentuk party-nya sendiri dan menamakannya Blade of Isles, sebagai penghormatan kepada party mantan orang tuanya. Yude memimpin party-nya dalam misi dungeon untuk mencari item sihir yang akan meningkatkan kekuatan kolektif mereka, namun dia tidak berhenti menjelajahi dungeon. Tidak, begitu Yude mencapai A-Rank, dia mendapatkan akses ke toko dan lelang eksklusif, dan menjalin hubungan dengan beberapa kolektor terkenal untuk mendapatkan lebih banyak item sihir.
Kadang-kadang, Yude mendanai penelitian yang menghasilkan item, mantra, dan sebagainya, dengan tujuan akhir menambahkannya ke gudang senjata party-nya. Sebagai hasil dari semua ini, Yude segera menjadi salah satu petualang terkuat di dunia. Topik tentang White Knight itu mengingatkan Gighis tentang sebuah kabar yang baru saja dia dengar.
"Apa kau pernah dengar kabar baru di Kerajaan Elf? Sepertinya, ada manusia yang menyebut dirinya Penyihir Jahat Menara telah mendirikan negara baru tepat di depan pintu mereka, dan Kerajaan mereka sekarang memiliki hubungan diplomatik penuh dengan mereka." Kata Gighis.
"Dan itu bukan Kerajaan Manusia?" Yude bertanya.
"Tidak, itu adalah negara yang terpisah, meski juga terdiri dari manusia. Dan yang lebih penting lagi, penyihir itu juga menyatakan bahwa 'Otonomi mutlak yang diberikan kepada manusia', dalam segala hal." Kata Gighis, melanjutkan.
"Mungkinkah para Elf sombong itu menyambut orang seperti itu?"
Kata Yude, matanya melebar karena terkejut. Dia mencoba memahami bagaimana Kerajaan Elf itu bisa membiarkan negara yang memisahkan diri dari manusia yang terbebas dari perbudakan untuk membangun dirinya sendiri tepat di halaman belakang negaranya, apalagi kemudian berinteraksi dengan negara baru ini dengan pijakan yang setara.
"Aku terlalu sibuk dengan dungeon lab ini sehingga tidak punya waktu untuk memeriksa semua informasi tentangnya, tapi sepertinya para Elf itu memang telah menjalin hubungan diplomatik dengan negara baru ini."
Kata Gighis sambil mengusap matanya sekali lagi untuk menghilangkan kantuknya.
"Jangan tanya padaku kenapa para Elf itu menjadi seperti itu. Aku sudah punya terlalu banyak masalah di sini." Lanjutnya.
"Tapi para Elf itu punya White Knight." Kata Yude.
"Semua ini pastinya menjadi bagian dari strategi besar mereka."
Karena Yude memandang White Knight sebagai saingan yang hampir tak terkalahkan, kemungkinan seluruh Ordo Ksatria itu telah dikalahkan dan dibunuh tidak pernah terlintas dalam pikirannya. Sebaliknya, Yude melihat peluang untuk mengarahkan pembicaraan ke arah yang berbeda.
"Kita tidak bisa memastikan apa negara baru itu benar-benar memiliki hubungan diplomatik dengan Kerajaan Elf itu, tapi 'Penyihir Jahat' ini pastinya punya Gift."
Kata Yude, berspekulasi.
"Itulah satu-satunya cara agar ras rendahan itu bisa menjadi cukup kuat sehingga kita bisa mendengar tentang mereka." Lanjutnya.
"Ras rendahan biasanya sama tidak berharganya seperti sampah sehari-hari, tapi pada kesempatan yang jarang terjadi, beberapa dati merek mendapat Gift dari surge."
Kata Gighis kepadanya.
"Gift ini bisa membuat mereka cukup kuat, atau muncul dalam bentuk Appraisal atau kemampuan berguna lainnya seperti itu. Kepala peneliti di laboratorium dungeon itu tampaknya berpikir bahwa Gift melekat pada jiwa, dan harus ada cara untuk melepaskannya dari inangnya dan memindahkannya ke anggota ras lain."
"Itulah sebabnya aku mendanai penelitian mereka."
Kata Yude dengan hati-hati.
"Siapa yang mengira lab mereka akan diubah menjadi dungeon seperti itu? Aku benar-benar tidak ingin semua penelitian itu sia-sia."
"Jadi itu sebabnya dungeon itu menjadi alasan terbesarmu."
Kata Gighis, mengangguk pengertiannya.
"Yah, aku di sini sebagai sukarelawan untuk misi itu, bukan?"
Kata Yude sambil mengangkat bahunya.
"Omong-omong, aku mendengar pembicaraan tentang adanya ras rendahan dengan Gift istimewa yang disebut 'Master'. Apa kau tahu sesuatu tentang mereka?"
"Tidak, aku belum pernah mendengarnya." Kata Gighis seketika.
"Maaf, itu pertanyaan bodoh. Lupakan saja itu." Kata Yude.
"Omong-omong, menurutku sudah waktunya kau memberiku semua informasi yang kau punya tentang dungeon itu sehingga aku bisa menyusun rencana penyerangan. Selalu lebih baik untuk mengetahui apa yang dihadapi—setidaknya jika kau adalah tipe orang yang aman dan efisien, sepertiku. Aku juga akan memberimu informasi terbaruku yang aku dapatkan sebelum aku lupa." Lanjutnya.
"Terima kasih. Kau adalah penyelamat."
Kata Gighis, menerima laporan Yude.
"Kau tidak tahu betapa aku berhutang budi padamu karena hal ini."
"Aku hanya membalas bantuanmu saja, dan sebagainya."
Kata Yude, mengambil tentang dokumen dungeon itu dari Gigigis.
"Aku akan meminta bantuanmu saat aku perlu mendapatkan barang berharga, sedikit informasi, atau teknologi." Lanjutnya.
"Tentu saja. Aku akan membantu!" Kata Gighis.
"Astaga, mengingat informasi aktif yang selalu kau berikan padaku, aku hanya berharap bisa berbuat lebih banyak untukmu."
Gighis membaca laporan Yude dengan suasana gembira yang tidak sesuai dengan kondisinya yang kelelahan dan tidak bisa tidur. Dokumen tersebut berisi informasi dari seluruh penjuru dunia, karena Blade of Isles memanfaatkan posisi mereka sebagai petualang A-Rank untuk melakukan sedikit tindakan mata-mata.
Semua ini mungkin terjadi karena para petualang A-Rank mendapatkan akses ke tempat-tempat yang biasanya tertutup untuk masyarakat luas, dan party tersebut secara teratur mencatat setiap informasi yang mereka baca atau dengar di tempat-tempat eksklusif ini, lalu mengumpulkan semuanya menjadi laporan intelijen yang kemudia mereka serahkan kepada pihak berkuasa di Kepulauan Dark Elf. Sebagai imbalan atas informasi ini, pihak berkuas secara kontrak diwajibkan untuk berbagi teknologi, barang, dan informasi terbaru dengan Blade of Isles. Perjanjian ini ditengahi antara keduanya semata-mata dengan tujuan membuat party tersebut sekuat mungkin, sehingga suatu hari nanti mereka bisa mengalahkan White Knight. Yude berpura-pura membaca dokumen di tangannya sambil diam-diam merenungkan percakapannya dengan Gighis sebelumnya.
Berkat obrolan kecil ini, aku sekarang tahu pasti bahwa Master itu benar-benar ada, tapi.....
Pikir Yude dalam hatinya. Yude melirik dari halaman di tangannya untuk melihat ke arah Gighis, hanya untuk bertemu dengan tatapan yang sama persis dari bos klan itu. Para Dark Elf menganggap tatapan mata sesaat ini sebagai kesempatan untuk melanjutkan olok-olok persahabatan mereka, dan keduanya bertukar pendapat tentang dokumen masing-masing.
✰✰✰
Setelah menyelesaikan pertemuannya dengan Gighis, Yude kembali ke penginapan yang dia dan rekan-rekan party-nya pilih untuk menginap di kota pulau dalam wilayah kekuasaan Gighis. Party tersebut dijadwalkan melakukan perjalanan ke laboratorium yang berubah menjadi dungeon dengan kapal yang akan terisi penuh dengan kargo, namun sampai tiba waktunya untuk berlayar, party itu telah memilih untuk memesan ruangan terbaik di penginapan terbaik di kota. Ketika Yude sampai di ruangannya, suara dia membuka pintu dan berjalan masuk membuat dua Dark Elf cantik menjulurkan kepala mereka keluar dari kamar mereka di dalam ruangan itu.
"Ara. Aku tidak menyangka kamu akan kembali secepat ini, Yude-sama."
Kata salah satu perempuan muda.
"Selamat datang kembali, Yude-sama."
Kata yang lebih muda di antara keduanya.
Perempuan pertama memiliki tinggi hampir 170 sentimeter dan memiliki rambut panjang yang menutupi mata kirinya dari pandangan dan tergerai hingga ke punggung. Dia memakai item sihir berbentuk seperti mawar tiruan yang dipasang di telinga kanannya seolah-olah itu adalah anting-anting, dan dia mengenakan gaun berwarna hitam-merah tanpa tali yang memperlihatkan belahan dadanya yang besar. Banyaknya hiasan-hiasan lucu menghiasi rok tersebut, tak jarang membuat orang yang melihatnya bertanya-tanya apa gaun tersebut terlalu berat untuk dikenakan dengan nyaman.
Tidak masalah kalau pinggangnya begitu ramping, pinggangnya itu terlihat bisa patah menjadi dua kapan saja. Dengan kata lain, perempuan ini tampak seperti perwujudan hidup dari sekuntum bunga mawar, meskipun ilusi ini sedikit dipatahkan oleh Stola yang dia kenakan di bahunya agar tetap hangat. Gadis di sampingnya tampak lebih pendek, lebih pendiam, dan jelas merupakan versi perempuan yang kurang berkembang. Namun matanya yang besar, bibirnya yang berwarna merah jambu mawar, dan rambut pendek yang melengkung ke arah dagu membuatnya tampak seperti boneka di museum yang dibuat oleh seorang seniman ulung yang telah mendedikasikan seluruh hidupnya untuk karya seni yang satu ini. Tipe laki-laki yang tertarik pada tipe tubuh perempuan ini pasti ingin memiliki perempuan ini jika mereka melihatnya sekilas, bahkan jika itu berarti melakukan kejahatan.
{TLN : Stola berupa sehelai selempang kain dengan bordiran, dulunya berbahan dasar sutera, panjangnya sekitar tujuh setengah sampai sembilan kaki dan selebar tiga sampai empat inci, makin ke ujung makin lebar. }
Meski dihadapkan pada kecantikan kedua perempuan tersebut yang memukau, Yude menyapa mereka dengan santai memberi perintah.
"Eyrah, Rayeh, kapal menuju dungeon akan berangkat dalam beberapa hari. Kalian sebaiknya sudah siap dengan perbekalan kita saat itu."
"Tentu saja kami akan menyiapkannya, Yude-sama." Kata Eyrah, yang tertua di antara keduanya, dan dia tersenyum pada pemimpin party-nya.
"Aku sendiri akan membiarkan Nee-san membuat daftar semua perbekalan yang kita perlukan." Kata Rayeh.
"Rayeh, kau juga harus membantuku menulis daftarnya juga."
Tegur Eyrah kepada adik perempuannya.
"Apa kau tidak pernah berpikir untuk mengurangi beban kerjaku?" Terusnya.
"Jauh lebih efisien untuk memberikan tugas kepada orang yang mampu melaksanakannya."
Balas Rayeh sambil dengan cepat sambil memalingkan wajahnya dari Eyrah.
"Tugasku adalah membawa barang bawaan, melawan musuh, dan membantu Yude-sama." Lanjutnya.
Yude, Eyrah, dan Rayeh adalah satu-satunya tiga anggota dari Blade of Isles, namun hanya karena dua yang terakhir adalah saudara kandung yang melakukan misi berdarah bersama dalam sebuah party kecil dan erat, itu tidak berarti mereka benar-benar menyukai satu sama lain.
"Dasar otak otot." Kata Eyrah dengan jengkel.
"Kau selalu memberiku lebih banyak pekerjaan sementara kau bersantai dan mencurahkan seluruh waktu luangmu untuk mencoba mendapatkan kasih sayang dari Yude-sama. Lagipula, apa kau benar-benar berpikir tubuh kecilmu yang seperti ranting itu akan memuaskan pemimpin kita?" Cemoohnya