Extra Story : Creamy or Chunky?

 

"Krim jauh lebih baik daripada kental!"

 

"Itu terbukti salah. Kental jelas merupakan pilihan yang lebih baik!"

Setelah membeli makanan ringan dari toko dungeon di lantai bawah Abyss, dua dari empat pelayan peri berdebat tentang pembelian mereka di kamar bersama. Hari itu adalah hari libur mereka, namun sejujurnya, para pelayan peri itu lebih memilih bekerja mati-matian demi tuan mereka, Light—yang akan berangkat misi lain ke dunia permukaan—daripada duduk-duduk sepanjang hari. Namun karena Light telah menetapkan bahwa para pelayan peri itu harus beristirahat sebagai bagian dari rotasi, ke empat pelayan peri tersebut berpikir bahwa mereka akan menghabiskan waktu luang mereka dengan mengobrol sambil menikmati makanan ringan. Namun, percakapan tersebut tiba-tiba berubah menjadi perdebatan ketika mereka mulai mendiskusikan pilihan makanan ringan mereka. Keempat pelayan peri itu telah membeli selai kacang merah manis untuk dimakan, namun selai tersebut tersedia dalam dua jenis : halus dan lembut, atau kental dengan potongan kacang yang sedikit dihancurkan di dalamnya.

 

"Selai kental itu punya semua kulit kacang yang terkelupas dari bijinya itu, dan rasanya menjijikkan di mulutku."

Kata pelayan yang sangat manis itu, namun sepertinya tidak memiliki kepribadian lain.

 

"Jadi selai krim jelas lebih enak!" Terusnya.

 

"Sebaliknya, justru kulit kacang itulah yang membuat selai kental itu lebih nikmat untuk dari cita rasanya."

Kata pelayan peri yang lain sambil membetulkan posisi kacamatanya.

 

"Dan lebih jauh lagi, kulit kacang itu juga menambah nilai nutrisi yang tidak dapat kamu peroleh dari selai krim itu." Terusnya.

 

"Kupikir aku berada di sudut yang sulit dalam hal ini?"

Kata pelayan peri ketiga, yang berpenampilan dan bertingkah seperti Gyaru jika dunia ini adalah jepang modern—tipe seseorang yang mengutarakan segala hal dalam bentuk pertanyaan.

 

"Seperti, kamu tahu bagaimana kulit kacang itu menempel di langit-langit mulutmu bahkan setelah kamu selesai makan makanan yang kental itu? Benar-benar menganggu, benarkan?" Terusnya.

 

"Umm, aku suka selai yang kental."

Kata pelayan peri keempat, yang terlihat seperti orang aneh yang imut.

 

"R-Rasanya kamu benar-benar sedang m-makan sesuatu." Lanjutnya.

 

Para pelayan peri itu menemui jalan buntu pada dua orang masing-masing tentang preferensi mereka terhadap selai kacang manis. Hal itu tidak cocok dengan pelayan peri yang sangat manis itu, yang cemberut karena frustrasi.

"Baik! Kalau begitu, mari kita tanyakan kepada semua orang mana yang menurut mereka lebih baik : selai krim atau kental!"

 

"Benar, kita harus melakukannya."

Kata pelayan peri berkacamata menyetujuinya.

 

"Kita akan melakukan survei untuk mengetahui apa yang lainnya lebih menyukai selai kental atau krim." Terusnya.

Pelayan peri berkacamata itu pada dasarnya mengulangi saran pelayan peri yang sangat manis itu, namun mengubah pilihannya sehingga selai favoritnya disebutkan terlebih dahulu. Setelah pertukaran kecil ini selesai, keempat pelayan peri itu bergegas keluar dari kamar mereka untuk menyelesaikan taruhan paling sepele yang mungkin diketahui manusia. Atau makhluk lainnya, dalam hal ini. Orang pertama yang ditanyai oleh keempat pelayan peri itu adalah Aoyuki, yang kebetulan mereka temui di lorong.

 

"Aoyuki-sama?"

Pelayan peri yang seperti Gyaru itu berkata untuk menarik perhatiannya.

 

"Mana yang lebih kamu suka : selai krim atau kental?" Tanyanya.

 

"K-Kamu pasti suka selai kental, m-mungkin?"

Kata pelayan peri yang terlihat aneh namun manis, menyarankan dengan ragu-ragu. Aoyuki diam-diam melihat ke arah para pelayan peri itu, karena mereka semua lebih tinggi darinya, meskipun Aoyuki tidak tampak terkejut sedikit pun ketika mereka mulai berlari ke arahnya, karena bagaimanapun juga, mereka adalah Level 500, sedangkan Aoyuki adalah Level 9999. Aoyuki benar-benar tidak perlu takut pada mereka.

 

"Mew." Aoyuki akhirnya menjawab.

 

"Aoyuki-sama?" Kata pelayan peri yang seperti Gyaru sambil mengucapkan vokal terakhir seperti biasanya.

 

"Jadi, um, uh, kami bertanya-tanya apa k-kamu suka selai kental atau selai k-krim...."

Kata pelayan peri yang terlihat aneh namun imut, mencobanya lagi.

 

"Mreow."

Kata Aoyuki, meskipun kali ini, ada sedikit suara mengeong yang terdengar jelas, yang segera ditanggapi oleh pelayan peri yang sangat manis itu.

 

"Eh, tentu saja."

Kata pelayan peri yang sangat manis, tiba-tiba mengakhiri percakapan. Aoyuki tanpa berkata-kata menyelinap menjauh dari para pelayan peri, sifat kasar dari kepergiannya menggarisbawahi bahwa dia tidak punya urusan lebih lanjut dengan mereka. Keempat pelayan peri itu menyaksikan dalam diam saat Aoyuki melenggang pergi, kerahnya yang besar dan seperti ikat pinggang bergoyang di belakangnya.

 

"Haruskah kita bertanya pada orang lainnya?"

Kata pelayan peri yang sangat manis itu dengan nada pelan.

 

"Aku pikir begitu."

Kata pelayan peri berkacamata itu, membalas dengan suara berbisik.

 

"Aoyuki-sama terkadang bisa menjadi agak aneh."

Tidak terpengaruh, para pelayan peri berangkat untuk mencari subjek wawancara lain yang lebih responsif, dan tamasya kecil mereka akhirnya membawa mereka ke tempat latihan dungeon, tempat Ellie tampaknya sedang bereksperimen dengan beberapa mantra baru. Mereka tidak membuang waktu untuk menanyakan jenis selai apa yang Ellie itu sukai, namun jawabannya benar-benar membuat mereka buta.

 

"Kalian bertanya apa aku suka selai kacang krim atau kental?" Kata Ellie.

 

"Aku benar-benar tidak habis pikir bagaimana kacang-kacangan seperti itu dibuat menjadi selai. Mengapa kalian tidak menambahkan gula ke dalamnya?" Tanya Ellie.

 

"K-K-Kamu baru saja membuka pemikiranku!"

Kata pelayang peri yang terlihat aneh namun imut dengan tersentak.

 

"Jadi, kamu satu-satunya orang di dunia ini yang tidak suka selai kacang?"

Tanya pelayang peri yang seperti Gyaru.

 

"Yah, kurasa itu semua soal pilihan." Ellie mundur.

 

"Jika kalian bertanya padaku apakah apa suka kue, kue kering, atau pai, tentunya aku akan memberitahu kalian bahwa aku menyukai semuanya."

Ellie mulai tersipu malu saat dia menyadari bahwa dia telah mengatakan sesuatu yang hanya bisa keluar dari mulut seorang perempuan paruh baya yang makanan manisnya terlalu ketinggalan. Mengetahui bahwa mereka tidak akan mendapatkan jawaban yang memuaskan dari Ellie, para pelayan peri itu pamit dan menuju kafetaria.

 

Para pelayan peri itu pikir mereka mungkin menemukan beberapa pelayan peri lain yang sedang istirahat di sana, yang akan membuat survei mereka menjadi lebih mudah. Namun mereka berempat datang terlambat atau terlalu dini, karena saat mereka sampai di kafeteria itu, tidak ada seorang pun di sana kecuali Nazuna yang sedang makan pancake dengan isiannya kacang manis. Meskipun mereka kecewa dengan betapa kosongnya ruangan itu, keempat pelayan peri itu memanfaatkan kesempatan mereka untuk bertanya kepada seseorang tentang preferensi selai kacang mereka.

"Nazuna-sama! Nazuna-sama!" Pelayan peri yang sangat manis itu memanggilnya.

 

"Mana yang lebih kamu suka : selai kacang krim atau selai kacang kental?"

 

"Kamu pasti suka selai kental, kan?" Tanya pelayan peri berkacamata dengan menekan kacamatanya saat dia dengan tegas menyesuaikan bingkainya.

 

Meskipun Nazuna sedang memakan makanannya, Nazuna tidak merasa seperti para pelayan peri itu mengganggunya, dan dengan mudah menjawab pertanyaan mereka dengan ceria seperti biasanya.

"Apa itu 'Selai kacang'?" Tanya Nazuna.

 

"Uh, Nazuna-sama? Kamu benar-benar sedang memakannya sekarang?"

Kata pelayan peri yang seperti Gyaru.

 

"D-Dan itu pasti selai kacang yang k-k-kental, kan?"

Tanya pelayan peri yang terlihat aneh namun imut.Nazuna menatap para pelayan peri itu selama beberapa detik sebelum tiba-tiba menjadi cerah seolah dia akhirnya mengerti pertanyaan itu. Nazuna melahap pancake kacang merahnya yang terakhir dan menjawab para pelayan peri itu dengan penuh semangat.

 

"Oh, sekarang aku mengerti maksud kalian!" Kata Nazuna.

 

"Ya, aku senang kamu mengerti!"

Kata pelayan peri yang sangat manis.

 

"Dan kami dapat berasumsi bahwa jawabanmu adalah selai kental, benar, Nazuna-sama?" Tanya pelayan peri berkacamata.

 

Nazuna tertawa kecil. "Tidak, itu tidak kental."

 

"Kalau begitu, pastinya krim, ya?"

Tanya pelayan peri yang seperti Gyaru.

 

"Karena seleramu luar biasa?" Lanjutnya.

 

"Tidak, itu salah lagi! Itu juga bukan selai krim." Kata Nazuna yang menyeringai sambil menghabiskan camilannya dengan sekotak susu.

 

"Aku tidak makan selai sama sekali! Itu pancake kacang merah! Bukankah kalian pernah mencobanya sebelumnya? Makanan itu adalah makanan favoritku!"

Nazuna memiliki senyum lebar dan polos di wajahnya, keempat pelayan peri itu merasa terlalu bersalah untuk mengatakan hal yang sebaliknya.

 

"Kalian harus mencoba pancake kacang merah jika ada kesempatan. Kalian tidak akan menyesalinya!" Nazuna menyatakan sambil bangkit untuk meninggalkan kafeteria.

 

"Aku jamin kalian akan menyukainya!" Lanjutnya.

Para pelayan peri itu bahkan tidak mencoba untuk memperbaiki kesalahpahaman Nazuna. Mereka hanya menonton dalam diam saat Nazuna berjalan pergi.

 

"Nazuna-sama, u-umm, terkadang membuatku takjub."

Kata pelayan peri yang terlihat namun imut ketika Nazuna akhirnya tidak ada di sana.

 

"D-Dia benar-benar unik."

Tiga pelayan lainnya hanya mengangguk setuju.

 

Meskipun keempat pelayan peri tersebut belum berhasil mendapatkan satu pun jawaban yang berguna untuk survei singkat mereka, mereka memutuskan untuk kembali ke kamar mereka. Jawaban Nazuna yang tidak mengerti apa-apa telah menjadi sesuatu yang telah melemahkan motivasi mereka untuk melanjutkan. Saat dalam perjalanan menuju kamar mereka, mereka bertemu Light yang dikawal oleh Iceheat di lorong, dan para pelayan peri itu segera berbaris di dinding sehingga mereka bisa menatap tuan tercinta mereka saat tuan mereka itu lewat. Pertemuan kebetulan ini merupakan suatu suguhan bagi keempat pelayan peri itu, mata mereka berbinar karena kegembiraan. Light memperhatikan para pelayan peri itu dan berhenti di depan mereka.

"Tunggu. Bukankah kalian semua seharusnya mendapat hari libur hari ini?"

 

"Kamu ingat siapa kami?"

Kata pelayang peri yang sangat manis itu, benar-benar heran dengan ini.

 

Tidak hanya ada banyak pelayan peri, mereka juga jarang bertatap muka dengan Light—atau setidaknya, tidak sebanyak yang dilakukan kepala pengurus rumah tangga, Mei. Bagi seorang pelayan peri, interaksi pribadi dengan Light pada dasarnya terbatas pada melihatnya di lorong, membantu mengganti pakaiannya, atau menjadi pelayannya secara bergilir (dan rotasi tersebut sangat berjauhan, karena banyaknya pelayan peri yang ada). Fakta bahwa Light mengingat wajah mereka—dan mengetahui jadwal kerja mereka selanjutnya—benar-benar membuat keempat pelayan peri itu terkejut. Tentunya, dari sudut pandang Light, itu bukanlah masalah besar. Light menghargai setiap sekutu setianya, dan merasa setidaknya itulah yang bisa dirinya lakukan untuk mengingat nama dan wajah mereka.

 

"Ya. Dan aku berterima kasih pada kalian karena telah bersih-bersih, mencuci pakaian, dan melakukan semua tugas lain yang kalian lakukan." Kata Light sambil tersenyum.

 

"Maaf, aku terlalu sibuk untuk memberi tahu kalian betapa aku menghargai apa yang kalian lakukan. Jika kita mendapat kesempatan, kita semua harus berkumpul dan mengobrol bersama." Lanjutnya.

 

"T-T-Tentu saja!"

Kata pelayan peri yang sangat manis.

 

"Kami akan sangat menyambutnya!" Lanjutnya.

 

"A-Aku akan menyiapkan camilan terlezat untuk itu seolah hidupku bergantung padanya!" Kata pelayan peri berkacamata, mengumumkan.

 

"D-Dan kami akan melakukan, dengan segala upaya kami untuk melayanimu."

Kata pelayan peri yang seperti Gyaru itu, menambahkan.

 

"K-Kami juga berharap kamu menjaga diri sendiri, L-Light-sama."

Kata pelayan peri yang terlihat aneh namun imut.

 

"Ya." Kata Light.

 

"Maaf, tapi aku harus pergi sekarang. Masih banyak yang harus aku urus. Ayo berangkat, Iceheat." Lanjut Light.

 

"Baik, Light-sama."

Kata Iceheat. Light berjalan pergi bersama pelayan berambut merah dan biru yang mengikuti beberapa langkah di belakang. Keempat pelayan peri mengawasi keduanya pergi sampai mereka berdua hilang dari pandangan.

 

Pelayan peri yang sangat manis itu menghembuskan napas dengan keras seolah-olah dia menahan napas sepanjang waktu.

"Aku tidak percaya kita benar-benar bisa bertemu dengan Light-sama, dan dia bahkan berbicara kepada kita!"

 

"Kita pastinya telah menggunakan semua keberuntungan kita untuk diberkati dengan momen itu!" Kata pelayan peri berkacamata.

 

"Semua keberuntungan kita? Apa kamu sedang bercanda? Kita pasti sudah menghabiskan, misalnya, keberuntungan seumur hidup di sana!"

Kata pelayan peri yang seperti Gyaru itu, bersikeras.

 

"T-T-Tunggu sebentar."

Kata pelayan peri yang terlihat aneh namun imut, menyela.

 

"A-Apa yang akan terjadi jika kita sambil berdiri di tengah lorong pada hari l-libur kita lagi?" Tanyanya.

 

"Hmm? Pertanyaan bagus."

Kata pelayan peri yang sangat manis.

 

"Master kita sangat berharga, aku benar-benar lupa itu!" Lanjutnya.

 

"Itu benar. Master kita tidak diragukan lagi sangat berharga dan berharga."

Kata pelayan peri berkacamata, menyetujui.

 

"Benar, kan?"

Kata pelayan peri yang seperti Gyaru.

 

"Master Light itu lebih berharga dari apapun?" Lanjutnya.

 

"K-K-Karena ini hari libur kita, bagaimana kalau kita kembali ke kamar kita dan membicarakan betapa berharganya Master Light itu!"

Saran pelayan peri yang terlihat aneh namun imut.

 

"Aku ikut!" Kata pelayan peri yang sangat manis.

Keempat pelayan itu benar-benar lupa untuk menyelesaikan pertanyaan mereka tentang jenis selai kacang manis mana yang lebih baik, dan mengikuti usulan pelayan peri yang terlihat aneh namun imut itu, mereka menghabiskan sisa hari itu dan sepanjang malam mendiskusikan betapa "Berharganya" majikan dan Master mereka itu.