Ellie berhenti sebentar.
"Aku anggap itu berarti semuanya berjalan lancar. Sejujurnya aku kagum, Light-sama dapat melakukan percakapan apapun denganmu."
Ellie dengan pelan berdehem sebelum melanjutkan.
"Bukannya aku meragukan kemampuanmu, Aoyuki, tapi kamu mengendalikan banyak jenis monster di bagian dunia permukaan ini. Masalah pengambilan keputusan, kelelahan, dan masalah halus lainnya mungkin muncul yang tidak pernah muncul saat kamu berpatroli di hutan yang mengelilingi Abyss. Ini adalah kesempatan bagus bagimu untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan masalah ini, jadi pastikan kamu bersenang-senang saat melakukan semua ini."
Kemudian Ellie teringat sesuatu yang lain.
"Oh, dan satu hal lagi : Light-sama telah memerintahkan kita untuk menyelamatkan manusia mana pun yang menjadi sasaran perlakuan kejam di hutan ini, meskipun kamu bebas membantai para pelaku kekerasan itu, tidak peduli ras mereka. Aku akan membiarkanmu menilai setiap situasi yang muncul, Aoyuki."
"Mreew." Jawab Aoyuki, matanya masih terpejam.
Ellie menatap Aoyuki saat dirinya mempertimbangkan tujuan Light.
Aku sekali lagi memuji Light-sama karena menguji kemampuan emosional kami dalam menilai yang benar dan yang salah. Aoyuki sepertinya mengerti apa yang diminta darinya, tapi bagaimana dengan yang lain? Aku sangat khawatir dengan para petualang dengan rambut bergaya mohawk aneh, yang ditugaskan untuk berpatroli di hutan dan melindungi manusia yang mereka temui. Light-sama memanggil orang-orang itu dengan Gift-nya, jadi aku tidak perlu terlalu khawatir jika mereka dengan sengaja mengkhianati kami, tapi jika mereka membuat kesalahan saat memutuskan benar dan salah, hal itu bisa berakibat fatal bagi rencana kami. Haruskah aku memikirkan apa sebenarnya yang harus mereka lakukan sebelum masalah muncul? Tapi, bukankah itu bertentangan dengan keinginan Light-sama? Jika begitu, Light-sama akan murka kepadaku. Jadi menurutku lebih baik duduk dan mengawasinya saja?
Sementara pikiran Ellie sibuk berputar-putar, Aoyuki dengan tajam menegurnya.
"Jangan menyibukkan diri dengan hal-hal itu. Master telah memikirkan segalanya. Kamu tidak menghormati tuan kita yang sejati dengan mencoba menebak pikirannya."
Bagi Ellie, yang telah mendedikasikan dirinya untuk mencari tahu dan memahami sepenuhnya niat Light sehingga dia bisa memaksimalkan hasil rencana balas dendam ini, kata-kata Aoyuki itu terasa seperti air dingin yang disiramkan ke wajahnya.
"Apa itu yang kamu pikirkan?" Ellie membalas sambil cemberut.
"Tidakkah kamu percaya bahwa cara terbaik untuk melayani tuan kita sebagai pengikut setianya—atau bahkan sebagai perempuannya—adalah dengan benar-benar memahami cara kerja berpikiran luar biasanya, mendukungnya, dan pada akhirnya melahirkan anaknya?" Lanjut Ellie, bertanya.
"Tidak. Apa yang Master inginkan dari kita adalah yang terpenting. Kita hidup untuknya dan bertarung untuknya. Kita menghiburnya dan melayani setiap kebutuhannya. Kita mencintainya dan menghargainya dengan tidak pernah meninggalkan sisinya. Kita menjadi senjata dan perisainya. Kita membunuh dan dibunuh. Kita berjalan menembus api untuknya dan kita membakarnya menjadi abu untuknya. Satu-satunya pemikiran kita seharusnya adalah bagaimana menjadi berguna bagi Master. Semua pemikiran lain tidak layak dan kotor."
Ceramah yang sangat panjang dari Aoyuki ini dapat diringkas sebagai : "Apapun yang Light perintahkan, aku akan melakukannya." Karena penampilan fisik Aoyuki, Light ingin Aoyuki menghiburnya dan memberinya bantuan sebagai seorang adik perempuan, jadi Aoyuki rela bertindak seolah-olah dirinya adalah adik perempuannya dan hewan peliharaannya, semuanya digabung menjadi satu. Namun mendengar perkataan Aoyuki itu membuat alis Ellie berkerut karena jijik.
"Jadi itu sebabnya kamu bersikap seolah kamu adalah peliharaannya? Aku tidak mengerti kamu sama sekali." Kata Ellie.
"Tidak, kita tidak memahami satu sama lain." Aoyuki membenarkan.
"Aku terdorong untuk membunuhmu setiap kali aku melihatmu berkelahi dengan Mei di depan Master. Jika kamu membuat masalah untuknya, aku akan menghabisimu."
"Ara, kamu memang pelawak yang tidak lucu." Ellie tertawa kecil.
"Apa kau benar-benar berpikir kau bisa mengalahkanku?" Lanjutnya.
"Kita tidak akan tahu sampai kita mengujinya."
Jawab Aoyuki dengan dingin, matanya tersembunyi di balik pinggiran tudungnya.
"Ini juga merupakan kesempatan bagus untuk mencari tahu apa yang terjadi jika salah satu dari kita mati."
Suasana di antara keduanya begitu mencekam, percikan api nyaris berderak di udara sekitar mereka. Burung-burung yang hinggap di dahan agak jauh tiba-tiba terbang dan mengepakkan sayapnya. Jika keempat letnan Light itu diurutkan berdasarkan kekuatan, Nazuna akan berada di posisi teratas, Ellie kedua, Aoyuki ketiga, dan Mei akan berada di posisi terakhir. Nazuna mengambil posisi pertama karena kekuatan mengamuknya; Mei tertinggal dari yang lain karena, meskipun Mei menunjukkan kemahiran dalam hampir semua hal, Mei dianggap kurang dalam hal kemampuan menentukan dan mengakhiri pertarungan; Ellie berspesialisasi dalam serangan jangkauan luas (AOE : Area of Effect ); dan Aoyuki juga akan dikategorikan sebagai petarung AOE karena dia adalah penjinak monster, namun dalam hal kekuatan penghancur dan pemusnahan, Aoyuki satu langkah di bawah Ellie. Pada saat yang sama, Ellie dan Aoyuki sama-sama merupakan petarung Level 9999, dan hanya satu tempat dalam daftar peringkat yang tidak jelas yang memisahkan keduanya, yang berarti kecil kemungkinannya Ellie akan mampu mengalahkan Aoyuki dengan mudah jika mereka bertarung. Keduanya itu terus saling melotot dalam diam selama beberapa detik, bahkan mungkin selama satu menit.
"Mew."
Tatapan Aoyuki tiba-tiba beralih dari Ellie ke lokasi yang jauh di dalam hutan. Monster yang berbagi hubungan mental dengannya telah meminta perintah. Ellie menghela napas lega dan berpura-pura merapikan rambutnya, meski kenyataannya, Ellie menyeka keringat di alisnya.
"Seharusnya aku tidak mengganggumu terus-menerus saat kamu sedang bekerja."
Kata Ellie, pada akhirnya.
"Meskipun aku akui, mendengarkan pendapatmu sebenarnya sangat berharga. Aku benar-benar berharap kita mendapat kesempatan untuk membuat pertemuan kecil dari hati ke hati ini menjadi hal biasa." Lanjutnya.
"Meeow."
Aoyuki memejamkan matanya lagi, dan tidak ada cara untuk mengetahui dari responnya yang seperti kucing apa saran itu menarik baginya atau tidak. Mengetahui tidak ada gunanya mencoba mendesaknya untuk mendapatkan jawaban yang sebenarnya, Ellie terbang sekali lagi dan menuju salah satu lantai atas menara.
✰✰✰
Sekelompok besar petualang, pedagang, dan tentara telah mengambil tempat tinggal sementara di tepi hutan liar dekat Kerajaan Elf. Dengan ruang untuk tenda, api untuk memasak, dan toilet, tempat itu lebih terlihat seperti koloni sementara yang berukuran lumayan daripada tempat perkemahan. Dari semua misi yang dikeluarkan oleh Guild di Ibukota Kerajaan Elf, misi untuk menyelidiki Menara Misterius Raksasa ini telah menarik sebagian besar petualang. Banyak kelompok yang melakukan penjelajahan ke dalam hutan di sebelah barat, namun menjadi sedikit merepotkan untuk kembali ke Ibukota setelah setiap putaran misi, jadi para petualang mulai mendirikan kemah lebih dekat ke hutan demi kenyamanan. Tak lama kemudian, sejumlah party lain telah mendirikan kamp mereka sendiri di area yang kira-kira sama hingga mereka semua tampak menyatu menjadi sebuah kota tenda yang sesungguhnya. "Kota Perkemahan" yang luas ini menarik tentara yang ditugaskan untuk mengamankan area tersebut, dan sebuah rumah bordil keliling bahkan telah mendirikan toko di sana.
"Yo, bung!"
Teriak pemimpin berambut mohawk merah itu sambil tertawa kecil.
"Kami punya lebih banyak persediaan yang bisa kau ambil dari kami!"
"Tentu." Jawab pedagang manusia itu.
"Sekali lagi terima kasih atas bisnismu." Lanjutnya.
Kelompok orang berambut Mohawk itu menyerahkan budak perempuan yang mereka bawa keluar hutan kepada pedagang. Menurut undang-undang yang mengatur sembilan negara, seorang budak yang kehilangan majikannya menjadi milik sah dari orang pertama yang mengambil hak asuh atas mereka. Pemilik baru kemudian memiliki pilihan untuk membiarkan budak itu tetap bekerja atau membebaskan mereka. Meski begitu, budak yang mendapati dirinya terbebas dari kehidupan perbudakan—sering kali merupakan satu-satunya kehidupan yang pernah mereka jalani—biasanya tidak memiliki sarana untuk hidup sendiri. Satu-satunya takdir yang menunggu mereka yang baru dibebaskan adalah kembali ke kehidupan mereka sebagai budak, mati kelaparan, atau melakukan kejahatan dan akhirnya ditangkap. Bagaimana mantan budak kriminal diperlakukan bergantung pada hukum di negara mana pun mereka berada.
Orang-orang yang menemukan dan mengambil hak asuh budak-budak tak bertuan itu biasanya menjualnya kepada para pedagang budak. Hal ini karena budak terlantar biasanya ditemukan oleh sekelompok orang, jadi pembagian uang akan meminimalkan perselisihan apapun, dan karena jenis transaksi ini juga legal—kesembilan negara sepakat bahwa hal ini adalah salah satu hak resmi kepemilikan budak—tidak ada yang berada dalam posisi untuk mengeluh tentang pengaturan ini. Jadi kelompok orang berambut Mohawk itu mengalihkan kepemilikan budak perempuan yang mereka bawa ke kota perkemahan itu kepada pedagang besar yang mereka libatkan, dan mendapat kompensasi atas masalah mereka. Pedagang ini memiliki beberapa gadis manusia lain dengan usia yang sama, yang semuanya sedang sibuk menurunkan barang dari gerobak dan menatanya di rak, serta membantu transaksi penjualan. Bahkan, mereka lebih seperti murid magang daripada budak, dan semua gadis itu tampak sehat dan terawat. Gadis yang ditemukan oleh kelompok orang berambut Mohawk kemungkinan besar akan melakukan pekerjaan yang sama dalam hitungan hari. Setelah uang diserahkan, pedagang itu menundukkan kepalanya kepada kelompok orang berambut Mohawk itu.
"Aku harap kita bisa berbisnis lagi, para tuan yang baik hati." Kata pedagang itu.
"Tentu! Itu pasti!"
Kelompok orang berambut Mohawk tertawa kecil sebelum menuju ke tempat proses memasak. Selain menyerahkan gadis itu kepadanya, kelompok orang berambut Mohawak itu juga membeli bahan-bahan untuk membuat sup dari pedagang, yang kemudian mereka masak di salah satu api. Saat sup sedang mendidih, kelompok orang berambut Mohawk itu saling menggerutu dengan suara pelan agar tidak terdengar.
"Syukurlah, kita bisa mendapatkan salah satu dari gadis-gadis itu ke salah satu dari kita." Kata salah satu dari orang berambut Mohawk itu.
"Tentu, tapi cara mereka membuang para manusia itu ke arah kita sangat menjijikan, bahkan tidak lucu." Kata yang lain.
"Benar sekali kawan. Sebrengsek apa sih orang yang menggunakan gadis kecil sebagai umpan monster? Aku bisa menjadi pucat hanya karena mengetahui ada orang yang berpikir hal seperti itu adalah hal biasa."
Pedagang dan Kelompok orang berambut Mohawk itu adalah manusia yang dipanggil oleh Gift milik Light, Unlimited Gacha. Pedagang itu berada di level 15, sedangkan level kekuatan kelompok orang berambut Mohawk itu berkisar antara 20 hingga 25. Misi mereka adalah melakukan perjalanan keliling dunia permukaan dan mengumpulkan informasi apapun yang mereka bisa. Dengan menggunakan perdagangannya sebagai kedok, pedagang itu telah mengumpulkan banyak informasi, sementara kelompok orang berambut Mohawk itu mendapatkan beberapa informasi menarik sambil menyamar sebagai petualang berperingkat rendah. Yang lainnya seperti mereka telah dikirim ke seluruh dunia untuk melakukan tugas yang sama, dan para pengumpul informasi ini dapat ditemukan di Kerajaan Manusia, Federasi Beastfolk, Kekaisaran Dragonute, Kerajaan Dwarf, dan yang lainnya. Para operator ini telah memulai aktivitas mereka enam bulan sebelum Light sendiri naik ke permukaan dunia untuk pertama kalinya setelah menaklukkan Abyss. Pada saat itu, kelompok orang berambut Mohawk itu telah mencapai status petualang E-Rank, kecepatan promosi mereka cukup cepat bagi manusia. Pada saat ini, para orang berambut Mohawk yang sama sedang duduk mengelilingi panci rebusan, menambahkan sayuran ke dalamnya, menambahkan sisa kaldu, dan menunggu saat yang tepat untuk menambahkan dagingnya.
"Kefanatikan anti-manusia ini sudah keterlaluan, kawan. Dan itu semua karena mereka bilang manusia adalah yang terlemah di antara sembilan ras."
Kata salah satu dari mereka berseru.
"Tidak diragukan untuk itu, kawan." Jawab yang lain.
"Tidak peduli di negara, kota, atau desa mana pun kita menginjakkan kaki, kita selalu diperlakukan seperti sampah. Jika kalian tidak terlalu menyukai kami, abaikan saja kami, bukan begitu?" Kata yang lainnya.
"Ya, kawan. Mereka bilang lawan dari cinta adalah sikap apatis atau apapun itu namanya."
Orang-orang fanatik telah melakukan diskriminasi dan berkelahi dengan kelompok orang berambut Mohawk itu lebih sering daripada yang dapat mereka hitung pada saat ini, meskipun berkat ketangguhan mereka secara keseluruhan dan fakta bahwa mereka biasanya bepergian dalam kelompok yang terdiri dari lima orang, kelompok orang berambut Mohawk itu belum menemukan diri mereka dalam situasi hidup dan mati. Meskipun demikian, meskipun mereka berada dalam situasi itu, semua agen Light yang aktif di dunia permukaan memiliki kartu SSR Teleportation yang dapat menteleportasikan mereka kembali ke Abyss jika terjadi keadaan darurat. Meskipun kelompok orang berambut Mohawk itu tidak perlu terlalu mengkhawatirkan keselamatan mereka sendiri, menyaksikan perlakuan buruk terhadap sesama manusia ke mana pun mereka pergi adalah bagian yang sangat menyedihkan dalam misi mereka.
"Apa yang kita lihat di hutan sana sepertinya mendukung rumor yang kita dengar."
"Maksudmu rumor tentang Kerajaan Manusia yang menjual warganya sendiri ke negara lain?"
"Hal itu tidak bisa dibiarkan, kawan."
Setelah sayurannya agak matang, kelompok orang berambut Mohawk itu menambahkan daging, menyendok sedikit supnya, dan menambahkan sedikit garam untuk meningkatkan rasanya. Setiap gerakan yang dilakukan kelompok orang berambut Mohawk itu seperti yang dilakukan koki profesional, namun suasana hati mereka secara umum sangat negatif. Sebagian besar warga Kerajaan Manusia adalah petani dan ekspor utama negara mereka adalah barang-barang pertanian, namun produk-produk itu dijual dengan harga murah, jadi wajar jika negara tersebut mencari sumber daya lain untuk dijual ke negara-negara asing untuk menutupi kekurangan tersebut.
Salah satu sumber daya alternatif adalah masyarakat mereka sendiri. Dengan kata lain, manusia. Jika Kerajaan Manusia melakukan perdagangan manusia ini atas kemauannya sendiri, situasinya bisa diselamatkan hanya dengan berurusan dengan pemimpin yang korup, namun ada bukti bahwa delapan negara lainnya dengan sengaja memaksa Kerajaan tersebut untuk mengekspor budak manusia. Dan tidak masalah jika budak-budak itu hanya dipekerjakan di tambang batu bara atau digunakan untuk pekerjaan kasar, namun ada skenario terburuk lainnya yang secara refleks membuat kelompok orang berambut Mohawk itu merinding hanya dengan memikirkannya.
"Aku bersyukur karena Light-sama lah yang menjadi tuan kita."
Kata salah satu orang, merenung.
"Aku juga merasa sama dalam hal itu, kawan." Kata yang lain.
"Tentu, tapi pernahkah kau merasa bahwa ras manusia memang sengaja melakukan hal seburuk ini atau semacamnya?"
Salah satu orang berambut Mohawk lainnya mengemukakan.
"Menurutmu begitu? Menurutku semua ras lain kecuali manusia tidak memiliki moral."
"Sejujurnya, menurutku Light-sama harus melepaskan tanggung jawabnya dan menghancurkan semua ras lain, lalu memulai kembali dengan awal yang bersih sebagai penguasa dunia ini." Kata yang lainnya.
"Hmmm."
"Benar sekali."
"Jangan bercanda."
"Aku mendengarnya, tapi simpanlah itu untuk dirimu sendiri, kawan. Kau tidak pernah tahu siapa yang mungkin mendengarkan."
"Maaf, bos besar."
Kata orang berambut Mohawk yang mengutarakan pikirannya itu.
"Lidahku sedikit tergelincir di sana." Lanjutnya.
Kelompok orang berambut Mohawk itu berada dalam jarak yang cukup jauh dari para petualang lain di kota perkemahan, namun mereka berusaha untuk tetap waspada. Namun mereka tidak perlu terlalu khawatir, karena semua petualang di sekitar mereka tampak asyik dengan percakapan mereka sendiri, baik membicarakan topik acak atau menyusun strategi untuk misi mereka. Para petualang itu tampaknya tidak memiliki ruang ekstra yang diperlukan untuk menguping para orang berambut Mohawk itu pada saat yang bersamaan. Begitu mereka mengamati sekeliling, kelompok orang berambut Mohawk itu membiarkan diri mereka bernapas lega. Tepat pada saat itu, seolah-olah disengaja, seekor burung biru kecil mendarat di bahu pemimpin berambut merah itu. Bagi siapapun yang melihatnya, burung itu hanya terlihat seperti familiar pemimpin itu, namun kenyataannya, burung itu adalah monster yang menerima instruksinya dari Aoyuki melalui hubungan mental. Burung itu juga memeriksa sekelilingnya sebelum berkicau di telinga pemimpin Mohawk.
"Ya. Yup, benar. Diterima."
Kata pemimpin itu, sepertinya sedang mengobrol dengan burung itu.
"Jadi kita menuju pantai barat daya besok. Baiklah. Jadi pertama-tama, Snake Hellhound menyerang mereka dengan keras, lalu kita masuk dan melakukan tugas kita. Ya, mari kita tetap berpegang pada polanya."
Tentunya, pemimpin itu tidak benar-benar berbicara kepada burung itu; sebenarnya yang pemimpin itu ajak bicara adalah Aoyuki. Monster Tamer yang menggunakan burung itu untuk mensurvei area tersebut dan sebagai jembatan di mana Aoyuki bisa menyampaikan instruksi kepada pemimpin kelompok orang berambut Mohawk itu menggunakan kartu SR Telepathy. Para orang berambut Mohawk lainnya terus menyiapkan sup sambil menunggu bos mereka menyelesaikan diskusinya. Setelah Aoyuki selesai memberikan perintahnya, burung itu terbang ke tempat yang tidak diketahui.
"Baiklah, anak-anak. Kita menuju barat daya saat matahari terbit!"
Kata Pemimpin itu, mengumumkan.
"Pastikan kalian beristirahat dengan cukup dan jangan lupa memeriksa perlengkapan kalian!" Lanjutnya.
"Baiklah, bos!"
Anggota kelompok lainnya menjawab serempak dengan riang.
Ketika sup api unggun itu akhirnya matang dan siap disantap, kelompok orang berambut Mohawk itu menyantap makanan mereka. Mereka biasanya menggunakan daging kering dan sayuran kering di dalam hotpot mereka dan memakannya dengan roti keras yang telah mereka rendam dalam rebusan tersebut, karena jenis bahan makanan tersebut disimpan untuk waktu yang lama, namun kali ini, mereka menikmati sup sayuran segar dan daging segar bersama dengan roti enak, yang semuanya mereka beli dari pedagang. Meskipun garam adalah satu-satunya bumbu, seperti biasanya, makanan itu terasa lebih enak dan empuk daripada biasanya. Yang terbaik dari semuanya, tidak seperti roti keras yang bisa membuat gigi seseorang terkelupas jika tidak berhati-hati, roti yang mereka miliki kali ini baru dipanggang pagi ini, jadi tidak perlu mencelupkannya ke dalam kaldu terlebih dahulu untuk melunakkannya. Karena alasan itu saja, jamuan makan ini adalah sebuah pesta. Namun semua orang berambut Mohawk itu masih memikirkan hal yang sama saat mereka melahap sup itu : Aku benar-benar berharap bisa memakan makanan surgawi yang kami miliki di Abyss.
Koki gourmet di dungeon Abyss dikenal menyiapkan masakan mewah menggunakan bahan-bahan yang dihasilkan oleh kartu Unlimited Gacha, dan karena kualitas tinggi semua bahan ini—serta variasi bumbu yang digunakan dan kemahiran sang koki—apa yang tersedia di dunia permukaan tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan makanan yang disajikan di Abyss. Namun kelompok orang berambut Mohawk itu bertahan dengan makanan yang relatif kurang memuaskan ini saat berada di permukaan karena itulah betapa mereka sangat mencintai dan menghormati Light, dan mereka semua telah bersumpah setia sepenuhnya kepada tuan mereka. Karena itu, mereka dengan penuh syukur meneguk kaldu asin mereka dan bersiap untuk menjalankan misi berikutnya.
✰✰✰
Kelompokku—Black Fool—saat ini sedang berburu permata es dari Yeti untuk terakhir kalinya di lantai lima dungeon Kerajaan Dwarf. Aku sekali lagi berpakaian sama seperti saat di dunia permukaan dengan nama samaran "Dark", dan aku sedang bereksperimen dengan kartu Unlimited Gacha yang biasanya tidak kugunakan, melihat bagaimana efeknya saat melawan monster berbulu setinggi tiga meter..... aku melakukan yang terbaik untuk meneriakkan nama kartu itu di atas auman yeti yang memekakkan telinga.
"SSR Fire Squall! SSR Dead Man’s Silence! SSR Child’s Play—release!"
Kartu Dead Man’s Silence adalah serangan yang memiliki tingkat pembunuhan instan yang rendah. Yeti biasanya menyerang dalam kelompok yang terdiri dari sekitar selusin ekor, dan setelah aku menggunakan kartu tersebut, aku menghitung ada satu Yeti yang mati dalam kawanan tersebut. Kartu Fire Squall adalah kombinasi serangan api dan angin. Yeti yang terkena mantra ini dipotong-potong, lalu diubah menjadi bola api, menguapkan salju di sekitar mereka. Selanjutnya, aku melancarkan serangan dari kartu Child’s Play pada Yeti yang selamat dari kedua kartu sebelumnya. Mantra ini menyebabkan targetnya mendengar tawa gila seorang anak kecil, yang membuat mereka menjadi gila dan menyebabkan mereka kehilangan kemampuan untuk melawan atau bahkan melarikan diri. Aku memandangi Yeti kebingungan yang tersisa, belum sepenuhnya puas dengan hasil eksperimenku.
"Maaf, tapi serangan sihir-sihir ini terlalu berlebihan. Dan itu juga tidak terlalu praktis."
"Serangan-serangan sihir itu seharusnya merupakan jenis mantra sihir taktis yang didambakan semua orang di dunia permukaan, tapi semua itu tidak memenuhi standarmu, Dark-sama!"
Nemumu yang tersenyum telah mendengarku berbicara pelan dan melihat kesempatannya untuk melontarkan sanjungan seperti biasanya. Si cantik berkulit sawo matang adalah salah satu anggota party-ku selama misi Operasi Petualangku di dunia permukaan. Meskipun dia melakukan misi ini dengan pakaian minim di tengah badai salju, hawa dingin sepertinya tidak mengganggunya sama sekali. Hal itu hanya menunjukkan bahwa Assassin’s Blade berlevel 5000 pada dasarnya dapat beroperasi di lingkungan apapun tanpa terlalu banyak kesulitan. Anggota party-ku yang lain—Auric Knight Gold—tidak bisa menahan diri untuk memutarbalikkan kata-kata penjilat Nemumu dan menggunakannya untuk melawannya.
"Nemumu, apa kau benar-benar yakin ingin mengatakan bahwa sihir tuanku mungkin tidak akan ada yang sesuai dengannya." Kata Gold.
"Tidak! Dia salah paham, Lig—maksudku, Dark-sama!" Kata Nemumu, wajahnya yang penuh cinta berubah menjadi gambaran kegelisahan belaka.
"Aku sama sekali tidak meremehkan sihirmu, Dark-sama! Aku hanya mengatakan serangan itu tidak sesuai dengan kehebatanmu!" Lanjut Nemumu.
Aku tertawa kecil dengan malu-malu sebelum mencoba menenangkannya.
"Tidak apa-apa. Aku tidak berpikir buruk tentangmu. Faktanya, aku bahkan tidak yakin serangan sihir ini sekuat yang ditunjukkan oleh tingkat kelangkaannya. Aku senang bisa mengujinya di sini, di mana tidak ada yang bisa melihat kita." Kataku.
Nemumu benar ketika dirinya mengatakan serangan itu tidak sesuai dengan standarku. Aku bisa membunuh Yeti itu lebih cepat dengan tongkatku.
"Dark-sama!" Nemumu tiba-tiba berteriak.
"Ya, aku juga bisa merasakannya." Kataku.
"Ada monster besar datang ke sini."
Ekspresi bingung Nemumu segera berubah menjadi sangat serius saat dia menatap ke arah angin yang meniupkan salju ke wajah kami. Kemampuan Nemumu yang tinggi dalam mendeteksi musuh telah menjadi alasan utama untuk membawanya bersamaku ke dunia permukaan. Nemumu lah orang pertama yang merasakan monster misterius ini, bahkan beberapa detik sebelum aku merasakannya.
"Hmm, jika mataku tidak salah melihatnya, menurutku itu Frost Basilisk?"
Gold menebak, memegang tangannya di atas pelindungnya dan mengintip ke kejauhan dalam upaya mengidentifikasi target.
"Pemandangan langka di tanah terlantar yang membeku ini. Tidak mengandalkan salah satu pengacau yang turun dari pegunungan yang berkedip-kedip itu."
Gold segera terbukti benar ketika Frost Basilisk itu muncul melalui tirai kepingan salju yang berhamburan. Monster reptil yang samar-samar itu memiliki panjang sepuluh meter, berjalan dengan enam kaki, memiliki duri yang tumbuh di punggungnya, dan ditutupi sisik berwarna putih yang membuatnya menyatu dengan badai salju di sekitarnya. Karena Frost Basilisk itu berada di lantai lima, hanya sedikit petualang yang pernah melihatnya, dan karena kamuflase musim dinginnya memungkinkan monster itu mendekati korbannya tanpa terlihat, sejumlah kecil petualang yang benar-benar melihatnya sekilas jarang yang masih hidup untuk menceritakan kisahnya. Faktanya, Guild telah memperingatkan para petualang untuk meninggalkan semuanya dan lari jika kami bertemu dengan Frost Basilisk. Mungkin bisa dimaklumi, tidak ada catatan siapapun yang benar-benar membunuh salah satu makhluk itu.
"Menurutmu apa itu hanya suatu kebetulan saja makhluk itu berkeliaran di sini, atau makhluk itu ditarik oleh Yeti?" Pikirku.
"Apapun itu sepertinya kabar bagus untuk kita, benar?" Kata Gold.
"Sungguh beruntung kita bisa menemukan monster yang begitu langka—dan terlebih lagi itu pada hari terakhir kita di sini! Permatanya akan menjadi pusat perhatian untuk tangkapan terakhir kita." Lanjut Gold.
Party biasa mana pun akan melarikan diri dari sini, namun bagi kami, Frost Basilisk itu hanyalah kemunculan yang tidak biasa. Mungkin menyadari kami sedang memperhatikannya, Frost Basilisk itu mengeluarkan jeritan memekakkan telinga yang tumpang tindih dengan napas seputih salju yang keluar dari mulutnya. Napas basilisk biasa memiliki kekuatan untuk mengubah targetnya menjadi batu, namun napas makhluk ini dapat membekukan target di lintasannya. Setelah napas itu mengubah korbannya menjadi balok es, Frost Basilisk itu kemudian akan memakan mangsanya.
Frost Basilisk juga dapat membuat target tidak bergerak jika korbannya menatap matanya. Pola serangan dasar monster itu adalah melumpuhkan target dengan tatapannya, lalu mengubah target menjadi es dengan napasnya dan memakannya. Frost Basilisk ini memilih momen itu untuk menggunakan napas sedingin esnya untuk membuat patung es dari semua Yeti gila yang tersisa di tundra yang membeku. Namun, mata jahat monster itu maupun napas bekunya tidak mempan pada kami, karena statistik kami yang jauh lebih tinggi. Namun, setidaknya dibandingkan dengan para Yeti itu, Frost Basilisk itu adalah monster yang sangat kuat.
"Karena kita sekarang punya monster yang lebih kuat dari para Yeti itu, sebaiknya aku menguji sesuatu yang sedikit lebih kuat dari serangan kartu SSR."
Kataku sambil mengeluarkan kartu dari saku depanku.
"SSSR Plasma Sun—release!"
Kartu yang dilepaskan menghasilkan bola cahaya yang bersinar seterang matahari di atas Frost Basilisk itu. Panas dari bola itu tidak hanya melelehkan monster itu, namun juga menguapkan para Yeti yang membeku, ditambah semua awan musim dingin yang menyebabkan badai salju. Panas dari Plasma Sun itu meleleh menembus sisik, daging, dan tulang Frost Basilisk, dan bahkan melarutkan permata di dalamnya. Pada akhirnya, yang tersisa hanyalah sebuah kawah dengan genangan batuan cair di dasarnya.
"Haruskah aku kecewa karena Frost Basilisk itu terlalu lemah atau kartu SSSR ini terlalu kuat?" Aku bertanya-tanya dengan suara keras.
"Bagaimanapun, ini hanya untuk menunjukkan bahwa aku harus mencoba untuk tidak menggunakan kartu SSSR atau lebih tinggi saat melakukan misi di permukaan."
Aku menghela napasku melihat pemandangan suram di depanku.
"Aku ingin menguangkan semua jarahan dari Frost Basilisk itu sebagai tindakan terakhirku sebelum meninggalkan kota dungeon ini untuk selamanya. Tapi sisi baiknya, setidaknya aku sekarang tahu kartu mana yang tidak boleh digunakan." Lanjutku.
"Ini benar, Dark-sama." Nemumu menyetujui.
"Bagaimanapun, itu semua adalah kesalahan iguana yang tumbuh terlalu besar karena dihancurkan tanpa meninggalkan satu sisik pun di sana! Dan itu bukan kesalahanmu karena menggunakan kartu SSSR itu, Dark-sama!" Lanjut Nemumu.
"Kita awalnya datang ke sini untuk berburu permata es, tuanku." Kata Gold.
"Frost Basilisk itu tidak pernah menjadi bagian dari rencana, jadi karena makhluk itu berubah menjadi genangan lengket seperti itu karena makhluk itu muncul dengan tiba-tiba, tuanku."
Baik Nemumu maupun Gold mencoba menghiburku dengan cara mereka masing-masing, dan harus kuakui, Gold ada benarnya ketika dia mengatakan Frost Basilisk tidak pernah menjadi bagian dari tujuan kami dan kemunculannya tidak lebih dari bonus bagi kami. Ketika aku mempertimbangkan apa yang telah aku pelajari tentang kartu yang aku uji terhadap monster jarahan kami yang lenyap tanpa sisa, hasilnya lebih positif daripada negatif. Ya, Frost Basilisk merupakan kejutan yang tak terduga, namun kekalahan makhluk itu menjadi penutup yang baik untuk mengakhiri hari, jadi kami mengumpulkan semua permata es dan keluar dari dungeon. Kami menguangkan jarahan permata es kami di Guild untuk terakhir kalinya dan meninggalkan kota, resepsionis Dwarf itu mengantar kami pergi dengan air mata berlinang.
Dengan Fool’s Mask-ku yang masih menempel erat di wajahku, aku berhenti sejenak dan menoleh ke arah Nemumu dan Gold.
"Sepertinya tujuan kita berikutnya adalah Ibukota Kerajaan Elf dan 'Menara Misterius Raksasa' yang terus kita dengar." Kataku.
"Benar, tuanku. Kalau begitu, mari kita lakukan sesuai rencana." Kata Gold.
"Aku akan mengikutimu bahkan sampai ke dasar neraka yang paling dalam, Dark-sama!" Kata Nemumu. Mendengar jawaban mereka yang bersemangat, aku berbalik dan berangkat sekali lagi ke arah Ibukota Kerajaan Elf.