Chapter 16 : New Information and a New Nation
"Aoyuki, kamu bisa mengambil alih dari sini." Kataku.
"Kamu bisa menyerahkan segalanya kepadaku, Master."
Kata Aoyuki, meyakinkanku.
"Aku bersumpah demi hidupku bahwa aku akan mengelola menara ini dan mengurus semua tugas lain yang diperlukan dariku."
Aoyuki memilih untuk membalas dengan menggunakan kata-kata yang pantas daripada suara kucingnya yang biasa. Mungkin Aoyuki masih merasa malu pada dirinya sendiri karena aku menegurnya karena mencoba menyakiti Sasha tanpa seizinku.
Bagaimanapun juga, aku telah membalas dendam pada Sasha dan menangkap para White Knight, yang kuharap bisa menjadi sumber informasi berharga. Namun untuk menelusuri ingatan mereka, aku dan anggota kelompok lainnya harus membawa mereka ke Abyss, jadi aku memutuskan untuk meninggalkan Aoyuki yang bertanggung jawab atas Great Tower ini. Aoyuki adalah pilihan yang wajar karena dia sudah mengendalikan pikiran monster yang berkeliaran di dalam dan sekitar menara. Bahkan saat kami berbicara, Aoyuki menyampaikan perintah kepada para Snake Hellhound yang sedang melawan umpan di hutan—yaitu Gold, Nemumu, dan tubuh gandaku. Sekarang setelah semua pertarungan menara telah selesai, Aoyuki harus mengembalikan Red Dragon ke lantai pertama serta menginstruksikan para Snake Hellhound untuk mengakhiri pertarungan mereka melawan umpan itu.
"Oke, apa semuanya siap?"
Aku bertanya pada pasukanku yang berkumpul saat aku memasang kembali Segel Jiwaku pada Gungnir, mengubah senjata itu kembali menjadi tongkat biasa seperti sebelum pertempuran. Tangan kananku telah menyerap banyak sihir kegelapan berbahaya dari Gungnir yang diaktifkan, jadi aku memurnikan tanganku menggunakan kartu SSSR High Exorcism. Sejujurnya, sebenarnya aku tidak perlu membuka sebagian segel Gungnir untuk mengalahkan Sasha dan Mikhael, namun mereka telah menyetuh sesuatu yang sensitif bagiku sedemikian rupa sehingga aku harus melepaskannya. Tentunya, para Elf itu telah memberikan tes lapangan yang bagus untuk Gungnir, namun aku mungkin sedikit berlebihan. Balasan dari pasukanku atas pertanyaanku itu menarik kembali diriku dari dalam pemikiranku.
"Semuanya sudah siap, Light-sama." Kata Ellie.
"Aku siap untuk kembali!" Nazuna angkat bicara.
"Aku, Iceheat, siap berangkat." Kata Maid itu, terdengar agak formal.
"Keh! Heh! Heh! Heh!" Mera tertawa.
"Aku sudah membawa Wakil Komandan itu denganku, jadi aku siap kapan pun kamu siap, Master." Lanjutnya.
Suzu hanya menatapku dengan takut-takut, jadi Lock berbicara atas namanya.
"Partnerku juga siap untuk berangkat."
"Aku selalu siap kapan pun itu, Light." Kata Jack.
Aku mengeluarkan kartu SSR Teleportation.
"Teleportation ke Abyss—release!"
Kilatan cahaya langsung membawaku dan kelompokku pulang ke benteng bawah tanahku, yang jaraknya sangat jauh dari Kerajaan Elf. Ellie telah membatalkan sihir pengganggu teleportasi itu pada saat ini, jadi aku tidak akan mempermalukan diriku sendiri seperti yang dilakukan Mikhael.
✰✰✰
Sudah beberapa hari sejak aku melemparkan Sasha ke lubang terdalam di Abyss. Aku menduga pada titik ini, dia akan merasakan sakit yang luar biasa, pikirannya akan beralih ke bunuh diri, namun aku tidak akan membiarkannya mati semudah itu. Meskipun tidak seperti Garou, yang telah kujebloskan ke sel tahanan sebelum Sasha, sel Sasha dipenuhi dengan hal-hal menjijikkan yang paling dia benci. Adapun para White Knight, kami telah memeras setiap tetes informasi dari ingatan mereka dan menemukan bahwa mereka telah melakukan beberapa kekejaman terhadap manusia, termasuk pembunuhan langsung. Sebagai hukuman atas kejahatan mengerikan mereka itu, aku menjatuhkan hukuman mati kepada mereka semua. Terlepas dari pembantaian besar-besaran mereka itu, informasi yang berhasil kami peroleh dari mereka sungguh menarik, meskipun sebagian besar ingatan mereka tampak sangat fantastis. Namun karena Ellie adalah orang yang mengekstrak informasi menggunakan sihirnya, aku tahu pasti bahwa jika ada informasi intelijen yang didasarkan pada kebohongan, itu bukan karena apa yang dilakukan pembawa pesan itu.
Pada saat ini, Ellie sedang duduk di hadapanku di kantorku di Abyss, sementara aku membaca laporan yang Ellie tulis itu. Sumber informasi yang paling berguna ternyata berasal dari pemimpin White Knight, Hardy, karena sebagai putra Ratu Elf, Hardy mengetahui rahasia banyak rahasia Kerajaannya. Hubungan itu berarti ada banyak sekali pengetahuan substantif yang dapat kami peroleh dari kepalanya. Sayangnya, para White Knight lainnya terbukti tidak berguna seperti mantan rekan mereka, Kyto; mereka semua mempunyai informasi yang kadang-kadang membuatku kesal, namun selain itu, tidak ada sesuatu pun yang berharga di kepala mereka. Aku selesai membaca laporan itu, mengerutkan alisku, dan sedikit mencondongkan tubuhku ke depan di atas meja dengan tangan terangkat.
"Aku tidak bilang aku meragukanmu, Ellie, tapi ada beberapa hal di sini yang sulit kupercayai." Kataku.
"Oh, aku tidak menyalahkanmu jika kamu meragukan apa yang kamu baca itu, Light-sama." Kata Ellie.
"Aku sendiri tidak percaya beberapa hal yang aku gali dari ingatan mereka itu saat pertama kali memindai ingatan mereka." Lanjutnya.
Ingatan Kyoto menunjukkan bahwa negara-negara di dunia takut terhadap para Master karena mereka berpotensi menghancurkan dunia jika mereka dibiarkan berkeliaran tanpa terkendali. Ketika kami pertama kali menemukan sedikit informasi ini, tidak ada satupun dari kami yang tahu persis apa maksudnya, namun ingatan Hardy telah membantu mengisi kekosongan tersebut.
"Di sini dikatakan bahwa jika para Master dibiarkan bebas berkeliaran, peradaban itu sendiri akan maju dengan cepat ke titik di mana dunia akan hancur." Kataku.
"Jadi untuk mencegah hal ini terjadi, para Elf mengamankan para Master ini ketika mereka menemukannya, mengasingkan mereka di suatu tempat, dan memberi mereka perlakuan Kerajaan, semuanya untuk meminimalkan dampak yang bisa ditimbulkan oleh para Master terhadap dunia luar." Lanjutku.
"Dan praktik ini juga tidak didasarkan pada takhayul yang tidak masuk akal." Kata Ellie.
"Peradaban maju memang pernah ada di masa lalu, tapi peradaban itu telah hancur dan jatuh. Mungkin kehancuran seluruh dunia ini sedikit berlebihan, tapi sangat masuk akal bahwa seorang Master mungkin menjadi katalis bagi bangkitnya sebuah peradaban maju, namun kemudian peradaban itu menemui kehancurannya karena alasan yang tidak diketahui."
Ellie menyinggung banyaknya reruntuhan dan artefak yang dapat ditemukan tersebar di sekitar tempat yang tampaknya telah ditinggalkan oleh peradaban kuno yang maju, karena semuanya menunjuk pada jenis peradaban yang tidak mungkin ada di zaman sekarang ini. Saat ini, reruntuhan ini telah menjadi semacam dungeon yang menjadi rumah bagi berbagai monster, atau menjadi gudang penyimpanan benda-benda berharga, lengkap dengan sistem keamanan yang dikembangkan oleh peradaban kuno ini. Banyak petualang saat ini yang melakukan misi di reruntuhan ini untuk mencari senjata kelas peninggalan, item teleportasi yang sangat langka, atau bahkan harta karun. Reruntuhan kuno adalah tujuan paling populer bagi para petualang yang sangat ambisius.
Sekarang, kalian mungkin bertanya-tanya apa yang bisa menghancurkan peradaban sihir tinggi yang lebih maju dari apapun yang bisa kalian temukan di era modern. Sampai saat ini, para sejarawan belum dapat menyepakati jawaban pasti atas pertanyaan ini, sehingga kisah sebenarnya di balik rangkaian peristiwa yang menyebabkan kejatuhan peradaban sebelumnya masih menjadi misteri. Kami juga mengetahui informasi lain dari ingatan Hardy bahwa Master hanya muncul dari manusia. Informasi berguna lainnya adalah bahwa negara-negara selain manusia menolak melakukan tindakan apapun untuk memusnahkan semua manusia, karena hal tersebut tampaknya akan menyebabkan seseorang ditunjuk sebagai "Penguasa Kegelapan", yang pada akhirnya akan menyebabkan kehancuran pada negara-negara di dunia oleh seorang Master.
"Tapi dari apa yang aku baca di sini, para Master ini bertanggung jawab untuk memajukan peradaban. Tak satu pun dari mereka yang benar-benar menghancurkan dunia." Kataku, menyimpulkan.
"Ya, itu benar." Kata Ellie.
"Berdasarkan ingatan Hardy, para Master ini memiliki Gift, senjata, sihir, kemampuan bertarung, dan pengetahuan yang kuat, tapi yang mereka lakukan dengan aset-aset ini hanyalah berkontribusi pada kemajuan peradaban. Sangat kecil kemungkinannya ada di antara mereka yang menggunakan kekuatan mereka untuk 'Menghancurkan dunia'."
"Begitu ya." Kataku.
"Jadi pada dasarnya apa yang kamu katakan itu...."
Singkatnya, para Master menggunakan kemampuan, pengetahuan, dan item yang mereka miliki untuk membentuk koneksi dengan Keluarga Kerajaan dan elit lainnya di seluruh dunia, dan dengan menggunakan aliansi berpengaruh yang telah mereka bina, mereka mampu menciptakan peradaban maju yang pernah ada di masa lalu, namun sudah lama hancur. Mengingat sejarah ini, banyak orang yang kini percaya bahwa menciptakan kembali peradaban yang sangat modern akan menyebabkan kehancuran dunia.
"Jika itu yang mereka yakini, masuk akal jika para bangsawan dan elit saat ini akan lebih menyukai keselamatan dan keamanan yang ditawarkan oleh keadaan yang ada dibandingkan gejolak yang mungkin mengancam peradaban maju." Kataku.
"Lagipula, jika aku adalah mereka, aku juga tidak ingin ada Master yang ikut serta. Jadi apa itu menjelaskan mengapa mereka begitu tertarik untuk mengetahui apa aku ini seorang kandidat Master itu atau bukan? Dan bahkan setelah sampai pada kesimpulan bahwa aku bukan kandidat itu, mereka tetap berusaha membunuhku, hanya untuk berjaga-jaga?"
Pemimpin Dragonute dari party Concord of the Tribes, Drago, telah memberitahuku tiga tahun sebelumnya bahwa party tersebut telah diberi perintah untuk membunuhku.
"Kami disuruh membunuhmu. Hanya untuk jaga-jaga." Katanya padaku saat itu.
"Pasti negara mereka yang memerintahkan pembunuhanku, kalau dilihat dari apa yang disiratkan Drago itu." Kataku sambil merenungkan hal ini di kantorku di Abyss.
"Tapi meski begitu...."
Sepintas lalu, sangatlah logis untuk membunuh seorang Master jika seseorang mengancam akan menghancurkan dunia melalui kemajuan peradaban. Namun mengapa A mengarah langsung ke B? Tidak ada sedikit pun bukti yang membuktikan bahwa ini adalah kasus sebab dan akibat. Atau setidaknya, aku tidak mengetahui adanya bukti apapun. Jika aku berspekulasi mengenai hal ini, aku mungkin mengajukan anggapan bahwa orang-orang mungkin telah berebut harta rampasan dari peradaban maju. Atau mungkin peradaban maju telah mendeklarasikan dirinya sebagai negara adidaya yang dominan, lebih unggul dari semua negara lain, sehingga menyebabkan perang dunia, atau isolasi total peradaban tersebut. Namun kedua skenario ini hanyalah dugaanku, dan mengabaikan banyak faktor yang perlu aku pertimbangkan agar dapat diterapkan dalam praktiknya. Bagaimanapun, ada satu ketidakkonsistenan yang menggangguku.
"Apa hanya aku, atau bukankah lebih berbahaya daripada mencoba membunuh kandidat Master itu?" Tanyaku pada Ellie.
Kerajaan Elf membuat para Master tetap hidup sehingga mereka dapat mencampurkan garis keturunan dan melahirkan petarung yang kuat. Jadi jika mereka telah menemukan kandidat Master, pasti ada manfaatnya menjaga mereka tetap ada, bukan? Dan jika kandidat ini benar-benar ternyata adalah seorang Master, bukankah upaya untuk membunuh kandidat itu akan lebih berbahaya bagi orang yang memberi perintah?
"Tidak, kamu benar sekali dalam hal itu, Light-sama."
Kata Ellie, yang langsung menyetujui pendapatku.
"Bahkan jika orang yang mereka bunuh ternyata bukan seorang Master, seorang Master sejati mungkin mengetahui pembunuhan tersebut dan memandang orang yang memberi perintah sebagai musuh. Ini adalah risiko yang terlalu besar untuk diambil. Bagaimanapun, jika kandidat Master adalah petualang level rendah, mereka bisa dengan mudah meninggalkannya atau memaksanya bergabung dengan party lain."
"Ya, sesuai katamu." Jawabku.
"Hanya ada sedikit keuntungan dan banyak kerugian dengan membunuhku."
Tentunya, ceritanya akan berbeda jika mereka berhasil menutupi pembunuhan tersebut sepenuhnya, namun pada saat yang sama, tidak ada jaminan bahwa pembunuhan semacam itu akan tetap dirahasiakan selamanya. Hahh, aku adalah bukti nyata bahwa menutup-nutupi bisa gagal. Jadi pertanyaannya tetap ada : apa yang mendorong mereka mengambil risiko sebesar itu dengan membunuhku?
"Apa ini berarti ada lebih banyak informasi di belakang layar tentang semua ini yang bahkan Hardy atau anggota White Knight lainnya tidak menyadarinya?"
Tanyaku kepada Ellie.
"Ya, sepertinya memang begitu." Jawab Ellie.
"Kita akan segera mengetahuinya nanti." Kataku.
"Semua ini tidak akan masuk akal jika tidak."
Mencoba mendapatkan informasi lebih lanjut dari Hardy tidak akan membuahkan hasil; kami telah memindai semua ingatannya dan satu-satunya yang tersisa hanyalah ingatannya tentang pembantaian manusia, dan interaksi sehari-harinya dengan ibunya, sang Ratu. Oleh karena itu, kami memutuskan untuk melanjutkan ke tahap operasi berikutnya.
"Ellie, dari apa yang kamu lihat dalam ingatan Hardy, apa kamu yakin Kerajaan Elf tidak memiliki kekuatan tempur yang lebih kuat dari White Knight?" Tanyaku.
"Itu benar, Light-sama." Jawab Ellie.
"Kalau begitu, kita tidak akan mendapat masalah apapun." Kataku.
"Lanjutkan dengan bagian selanjutnya dari rencana." Perintahku.
"Sesuai perintahmu, Light-sama!" Ellie berkata riang, tersenyum sedemikian rupa sehingga membuat laki-laki mana pun jatuh cinta padanya.
"Aku akan menggulingkan Kerajaan Elf sebagai pembalasan karena menyerang menara kita." Lanjutnya.
Aku membalas senyumnya dengan senyumku sendiri.
"Aku mengandalkanmu, Ellie."
✰✰✰
Keheningan yang menyesakkan yang lahir dari campuran ketidaksabaran dan ketakutan melanda Ruang Dewan di Istana Kerajaan Elf. Duduk di singgasananya menghadap meja konferensi yang panjang, penguasa tertinggi kerajaan, Ratu Lif VII, dengan malas mengipasi wajahnya dengan kipas lipatnya, namun alisnya yang berkerut menunjukkan fakta bahwa dia benar-benar tidak senang. Kanselir sedang duduk di tempat biasanya di ujung meja di sebelah kiri Ratu, kaki Elf paruh baya itu gelisah dengan gugup saat dia menyeka keringat di alisnya dengan saputangan dan memainkan kacamata berlensanya dengan tidak nyaman. Alasan kegelisahan ini adalah kursi kosong yang berhadapan langsung dengan Kanselir itu, tempat Silent Hardy biasanya duduk, di sebelah kanan ibunya, Sang Ratu. Petugas yang bertanggung jawab atas para Ksatria yang berpatroli di jalan raya dalam upaya untuk menghindari monster memecah keheningan yang canggung dengan melanjutkan laporannya. Jelas sekali bahwa Ksatria itu lebih suka berada di tempat lain selain di ruangan ini pada saat ini.
"Saat operasi Menara Misterius Raksasa dijalankan beberapa hari yang lalu, kami menugaskan petualang manusia untuk mengalihkan perhatian para monster di hutan."
Petugas Ksatria itu, memulainya.
"Tampaknya para manusia ini menjalankan peran mereka dengan sempurna, jadi kami yakin tidak ada masalah dengan bagian misi tersebut."
Manusia petualang yang disebutkan di atas termasuk party Black Fool, party yang membawa kembali informasi tentang menara itu sebelum Sasha mengajukan laporannya sendiri. Party Black Fools itu telah memimpin sejumlah petualang manusia lainnya dalam misi sampingan untuk menarik keluar hewan berkaki empat berekor ular raksasa dan memastikan makhluk berlevel 1000 itu tidak kembali ke menara saat misi utama sedang berlangsung. Ketiga anggota Black Fool khususnya dikabarkan tampil sangat baik. Seorang anak laki-laki berambut hitam yang mengenakan topeng aneh telah berulang kali menembakkan sihir kelas tempur tanpa perlu mengucapkan seluruh mantra untuk mantranya, dan anak laki-laki ini tidak hanya menyelamatkan dua teman satu party-nya dari bencana pada beberapa kesempatan, dia juga menyelamatkan beberapa petualang lainnya juga. Anggota party Black Fool yang lain—seorang perempuan berkulit sawo matang yang tampak seperti putri peri—telah menggunakan kemampuan pengintainya yang unggul untuk menjaga keselamatan rekan-rekannya, sementara anggota ketiga—seorang Ksatria dengan armor yang terbuat dari emas—menggunakan perisainya untuk melindungi yang lain dari serangan.
"Umpan tersebut juga termasuk para petualang manusia dengan gaya rambut yang aneh—aku yakin mereka menyebut diri mereka 'Kelompok Mohawk'—dan mereka memberikan bantuan yang luar biasa kepada para petarung lainnya."
Lanjut Petugas Kstaria itu.
"Meskipun ada beberapa yang terluka dalam pertempuran dengan para monster itu, tidak ada korban jiwa di sana. Kinerja para manusia itu jauh lebih baik dari yang kami perkirakan, dan jika kami menilai mereka berdasarkan eksploitasi mereka dalam operasi pengalihan ini, kami akan memberi mereka nilai penuh."
Jarang sekali ada Elf yang memuji anggota ras yang biasa mereka sebut sebagai "Ras Rendahan". Menurut salah satu tentara Elf di darat, pertarungan sengit itu adalah Sesuatu yang luar biasa".
Tentunya, hewan berkaki empat belevel 1000 itu adalah Snake Hellhound yang dikendalikan oleh Aoyuki, dan karena hanya mengerahkan Snake Hellhound yang akan menimbulkan kecurigaan, Aoyuki juga mengirim beberapa monster hutan lainnya ke dalam pertarungan sebagai cara untuk memastikan bahwa jumlah totalnya tidak terlalu banyak atau terlalu sedikit. Aoyuki telah menginstruksikan para monster agar membuat Nemumu, Gold, dan Light palsu yang tampil heroik dalam pertempuran, sekaligus membuat kelompok Mohawk itu terlihat bagus sebagai hadiah atas semua dukungan yang telah mereka berikan di hutan. Berkat kinerja ini—atau lebih tepatnya, penampilan luar biasa mereka itu dengan melawan para monster itu, dengan kata lain, party Black Fool dan kelompok Mohawk itu telah mengesankan para Elf dan meningkatkan reputasi mereka. Petualang yang bukan manusia sangat iri dengan pencapaian mereka, namun semua petualang manusia di Kerajaan Elf bersorak atas hasil ini. Petugas Ksatria itu menyelesaikan laporannya tentang operasi pengalihan, lalu melanjutkan ke kabar buruknya : misi utama White Knight untuk menyusup ke menara. Petugas Ksatria itu berhenti sejenak sambil menyeka keringat di keningnya dengan sapu tangan.
"Kami masih belum mengetahui detail apa yang terjadi pada para White Knight setelah mereka berangkat menuju menara." Kata Petugas Ksatria itu.
"Berdasarkan peristiwa serupa dengan masa lalu dalam keadaan saat ini, dapat diasumsikan bahwa mereka telah dihapuskan."
Ratu Lif mengatupkan giginya saat mendengar ungkapan "Dihapuskan" itu, dan matanya menjadi lebih besar dari piring saat wajahnya berubah menjadi topeng kesedihan yang mengerikan. Putra kesayangannya, Hardy, petarung Elf terkuat di dunia, dinyatakan tewas dalam pertempuran.
Kanselir—yang sedang berkeringat saat ini—meluncurkan serangkaian pertanyaan kepada Petugas Ksatria itu.
"A-Apa kau yakin asumsimu ini benar? Ingat, inilah White Knight yang sedang kita bicarakan di sini. Apa mungkin untuk melenyapkan sekelompok petarung sekaliber itu?"
"Berdasarkan pengalaman masa lalu, itu adalah satu-satunya skenario yang masuk akal." Petugas Ksatria itu mengulangi.
Para White Knight ini diharapkan menyelesaikan misi menara itu hanya dalam sehari, dan berdasarkan asumsi ini, mereka hanya membawa sedikit perbekalan. Jika Hardy memutuskan bahwa pertempuran tidak dapat diselesaikan dalam beberapa hari, Hardy akan memerintahkan para anggotanya untuk mundur. Namun beberapa hari telah berlalu sejak mereka berangkat, dan belum ada tanda-tanda keberadaan para White Knight itu, jadi asumsi wajarnya adalah mereka semua telah dihapuskan.
Hal ini berarti ada sesuatu yang mengintai di depan pintu Ibukota Kerajaan Elf yang begitu kuat, bahkan para White Knight itu tidak bisa mengalahkannya. Terlebih lagi, musuh misterius ini telah mengalahkan para White Knight itu saat mereka dipersenjatai dengan dua senjata kelas phantasma yang langka—meskipun hanya Kanselir dan Count yang mengetahui detail tambahan ini. Musuh tak dikenal ini bisa mengakhiri Kerajaan Elf jika mereka telah mengalahkan Ordo White Knight, yang terkenal sangat kuat, musuh ini bisa menghancurkan negara Elf itu sendiri jika musuh itu menginginkannya. Saat ini, Kerajaan sedang menghadapi krisis yang menggantikan pemikiran untuk mengganti matriarki Elf dengan patriarki total. Tidak heran keringat mengucur dari Kanselir itu dengan deras saat wajahnya semakin pucat. Beruntung bagi Kanselir, dia tidak perlu menyebutkan dua senjata kelas phantasma agar orang-orang di ruang dewan dapat memahami seberapa besar bahaya yang dihadapi Kerajaan mereka. Perdebatan sengit terjadi di antara anggota dewan tentang apa yang harus mereka lakukan selanjutnya.
"Aku pikir kita harus meminta bantuan dari Kekaisaran Dragonute, Negara Demonkin, Kepulauan Dark Elf, dan negara-negara lain untuk membantu kita dalam masalah ini."
Kata salah satu dari mereka.
"Itu benar-benar gila! Kau ingin kita memberi tahu negara lain bahwa kita telah kehilangan petarung terbaik kita?" Kata yang lain.
"Itu benar." Yang ketiga setuju.
"Kita akan kehilangan wajah kita jika kita memohon bantuan dari Kepulauan Dark Elf."
"Bukankah ada kemungkinan para White Knight itu masih hidup? Mungkin mereka dibawa dari menara ke tempat yang tidak diketahui?"
"Yah, kita tidak bisa mengesampingkan kemungkinan itu, tapi...."
"Kita masih memiliki unit cadangan yang mendukung para White Knight! Jika kita mengirim mereka ke menara, mereka bisa mengurus Red Dragon mana pun yang mungkin tinggal di sana!"
"Apa kau sudah gila? Para White Knight itu sendiri tidak bisa mengalahkan Red Dragon ini! Makhluk itu pasti akan menyadarinya jika kita mengirim seluruh pasukan ke dalam hutan, dan itu adalah jenis gerakan yang mungkin akan mengundang monster lain di sana juga. Pertarungan seperti itu hanya akan membuang-buang sumber daya!"
"Bagaimana kalau kita memberi Guild sejumlah besar uang untuk menyewa petualang terbaik untuk menaklukkan menara itu?"
"Itu mungkin bisa, tapi—"
"Menurutku—"
Ruang Dewan itu penuh dengan perdebatan, namun tampaknya tidak ada titik temu mengenai cara menyelesaikan krisis ini. Karena diskusi itu tidak membuahkan hasil, suasana di dalam ruangan dengan cepat menjadi sangat panas, sampai pada titik di mana sepertinya pembicaraan mereka akan berubah menjadi pertikaian fisik dan bukan hanya pertikaian verbal. Namun hal ini dapat dicegah oleh seorang prajurit yang berlari ke dalam ruangan hanya dengan mengetuk pintu sekilas. Semua anggota dewan menoleh ke arah prajurit berwajah pucat itu, kekesalan mereka karena disela terlihat jelas di wajah mereka, namun sebelum ada di antara mereka yang bisa meninggikan suara untuk menegur, prajurit itu berbicara terlebih dahulu.
"N-Naga!" Teriak prajurit itu.
"Ada lebih dari seratus naga! Dan tidak hanya di atas Istana—para naga itu terbang melintasi seluruh Ibukota!"
Bersamaan dengan itu, para anggota dewan itu tersentak mendengar kabar ini.
✰✰✰
Segerombolan naga di udara memang telah turun ke Ibukota Kerajaan Elf, berputar-putar tinggi di atasnya dan menghalangi sinar matahari. Red Dragon—makhluk terbang terbesar—menjulang besar di atas Istana, dan di atas raksasa raksasa bersisik rubi ini adalah seorang gadis manusia dengan pakaian penyihir, tudung gelap menutupi kepalanya.
"Ini adalah pesan untuk orang-orang bodoh yang berani menyerang Great Tower-ku."
Gadis itu mengumumkan sambil mengintip ke arah Istana di bawah.
"Kalian harus segera membawa pemimpin kalian kepadaku. Jika kalian tidak melakukannya, aku akan menghancurkan kota kalian ini menjadi abu!"
Gadis itu—Ellie—berbicara secara tak terduga dengan cukup keras hingga terdengar tidak hanya di dalam Istana itu sendiri, namun di seluruh Ibukota Elf. Namun Ellie tidak benar-benar meninggikan suaranya, karena meskipun dia mencobanya, tetap mustahil bagi siapapun di sana yang bisa mendengarnya. Tentunya, Ellie menggunakan sihir untuk membuat dirinya terdengar oleh setiap warga kota—bahkan mereka yang berada di dalam tembok Istana.
"Jika kalian ingin bukti bahwa kami dapat mengubah kota ini menjadi tumpukan puing yang membara, biarkan aku dan naga kesayanganku melakukan demonstrasi kecil untuk kalian semua." Kata Ellie.
Ellie memberi isyarat kepada lebih dari seratus naga untuk terbang ke hamparan tanah tak berpenghuni yang cukup jauh dari tembok kota dan melepaskan napas api mereka ke sana secara serempak. Pilar-pilar api berwarna-warni dalam berbagai bentuk dan variasi yang dapat dibayangkan menerangi langit dan mengguncang tanah dengan dampak yang sama dahsyatnya dengan gempa bumi apapun. Api para naga tersebut menimbulkan awan asap dan debu besar yang menyelimuti seluruh Ibukota, menimbulkan jeritan dan suara teror lainnya dari penduduk kota. Ellie menunggu hiruk pikuk jeritan para Elf yang bercampur auman binatang mereda sebelum mengulangi ultimatumnya.
"Nagaku dan aku akan segera mendarat di halaman Istana, dan aku meminta kalian untuk membawa orang yang bertanggung jawab untuk menemuiku di sana. Kalian punya waktu tiga menit untuk melakukannya, atau aku akan menghapus kota ini dari peta."
Segera setelah Ellie memberikan instruksi ini, dia memberi isyarat kepada Red Dragon-nya untuk mengepakkan sayapnya dan menukik ke bawah menuju halaman Istana.