"Aku memegang surat dari Pangeran Voros yang memberiku wewenang untuk bertindak sebagai wakil resminya."
Kata Ellie, menyatakan dengan nada datar.
"Dalam kapasitas itu, aku diberi wewenang untuk memberikan perintah atas namanya. Kalian bebas menuruti keserakahan kalian dan mencoba menangkapku di tempatku berdiri, tapi itu hanya akan mengakibatkan kematian kalian, yang akan sangat disayangkan setelah kalian berhasil selamat dari bencana ini."
Ellie melihat sekeliling dan memulai memberi tugas pertamanya.
"Mungkin ada baiknya kalian mencoba menyelamatkan teman-teman kalian, terutama mereka yang terluka atau masih terkubur di bawah reruntuhan ini. Aku juga meminta beberapa dari kalian untuk berpatroli di sekitar ibukota untuk memeriksa kerusakan akibat reruntuhan yang berjatuhan. Program distribusi makanan juga harus dijalankan untuk orang-orang yang selamat. Ini baru permulaan dari berbagai tugas yang akan aku berikan kepada kalian."
"Um, maaf, tapi kami tidak tahu pasti apa surat itu palsu atau..."
Seorang prajurit menyela.
"Surat ini jelas asli."
Kata Ellie dengan nada kesal.
"Sudahlah, berhentilah membuang-buang napas dengan semua omong kosong itu dan salurkan energi kalian untuk menyelamatkan rekan-rekan kalian!"
"Se-Segera, nona!"
Jawab para prajurit itu, semuanya lemas di bawah tekanan yang sangat jelas dari Ellie.
Mereka bergegas pergi seperti tikus untuk menjalankan tugas baru mereka, dan menyaksikannya, Ellie menghela napasnya pelan.
Kemurahan hati Light-sama yang agung kepada orang-orang barbar ini menunjukkan betapa baiknya dirinya.
Pikir Ellie dalam dirinya.
Jika dia mengizinkanku melakukannya, aku pasti sudah menghancurkan kota ini menjadi abu, bersama semua orang yang menghalangi jalan kami. Yah, tentunya, selain manusia.
Setelah Voros ditangkap dan dibawa ke dasar Abyss, Light telah memberitahu Ellie tentang keputusannya tentang apa yang harus dilakukan terhadap Negara Demonkin. Dengan menggunakan kartu SR Telepathy, Light mengetahui dari para pengamat yang ditugaskan untuk mengawasi ibukota kerajaan bahwa banyak prajurit telah menjadi gila.
Karena para prajurit ini tidak melakukan kejahatan yang nyata, dan mereka juga tidak memiliki budak manusia, Light memerintahkan Ellie untuk menyelamatkan para prajurit itu dengan menyamar sebagai Penyihir Jahat Menara.
Dengan muncul dalam penyamaran ini, jelas bagi semua orang siapa yang menyelamatkan mereka.
Pikir Ellie dalam hatinya.
Mungkin ini taktik untuk membuat mereka lebih menerima dekrit Otonomi Mutlak Bagi Semua Manusia milikku. Atau setidaknya, mungkin itulah alasan luar biasa Light-sama yang agung untuk melakukan ini.
Ellie menatap surat kuasa yang dipegangnya, yang, seperti yang telah dia katakan kepada para prajurit itu, sebenarnya ditulis oleh Pangeran Voros sendiri. Awalnya, Light sempat mempertimbangkan untuk membuat salinan Voros dengan menggunakan kartu UR Double Shadow, tapi Light mengurungkan niatnya karena kartu gacha itu terlalu langka dan berharga, dan dia tidak ingin menggunakan kartu berharga seperti itu pada seseorang yang begitu—meski tidak langsung—terkait dengan penderitaan yang dialami kakaknya. Bagaimanapun, Light sebenarnya tidak ingin memerintah Negara Demonkin dengan boneka yang mirip dengan orang itu, jadi menggunakan kartu Double Shadow hanya akan sia-sia.
Sekarang Pangeran Voros sudah tidak ada, para demonkin akan saling berebut takhta setelah semua kehebohan si C palsu ini mereda.
Pikir Ellie dalam hatinya.
Tapi sebelum itu terjadi, aku akan mengevakuasi semua budak manusia dari negara ini, dan menggunakan naga-nagaku serta monster level tinggi lainnya untuk menegakkan dekrit Otonomi Mutlak Bagi Semua Manusia. Jika penguasa baru memutuskan untuk melanggar dekrit tersebut dan mulai memperbudak manusia lagi, aku akan menghancurkan negara ini dengan naga-nagaku. Karena tidak akan ada manusia yang secara tidak sengaja terjebak dalam baku tembak, aku akan sepenuhnya bebas menjadikan mereka contoh.
Tapi itu pertimbangan di masa depan, dan Ellie sangat menyadari motif tersembunyi Light di balik keputusan Light itu. Penyihir itu menatap surat di tangannya dan tersenyum penuh kasih.
Surat ini dan fakta bahwa kami menyelamatkan mereka dari si C palsu itu berarti kami akan dengan mudah mengamankan kendali atas negara ini, meski hanya sementara.
Pikir Ellie dalam hatinya.
Hampir setiap orang yang terlibat dalam kepemimpinan kerajaan ini tewas dalam ledakan itu, yang merupakan poin lain yang menguntungkan kami. Yang penting, kendali ini hanya sementara, karena kami sama sekali tidak berniat memerintah para demonkin selamanya. Kami akan memanfaatkan kekosongan kekuasaan singkat ini untuk membebaskan para budak dan balas dendam Light-sama yang agung kepada Diablo.
Selama masa transisi ini, Light akan memiliki kebebasan untuk menargetkan Diablo, yang masih menjadi bagian dari aristokrasi Negara Demonkin. Light dapat mencabut pangkat Diablo, merebut wilayah kekuasaannya, dan memberikannya kepada siapapun yang dia inginkan, bahkan kepada kakak laki-laki Diablo yang terasing.
Namun, jika tujuannya hanya untuk menghancurkan Diablo, Light bisa saja dengan mudah menghancurkan mantan rekan satu party-nya itu kapan pun dia mau. Tapi, tujuan seperti itu sepertinya tidak akan memuaskan Light, jadi dia mengirim Ellie untuk mengambil alih ibukota kerajaan, dan karena Ellie adalah orang terpintar di Abyss, Ellie langsung mengetahui rencana Light yang sebenarnya.
Light-sama yang agung sungguh luar biasa.
Kata Ellie dalam hatinya.
Tak disangka dia akan begitu saja mengambil alih pusat kekuasaan negara ini dengan usaha seminimal itu. Dia pasti sudah menyusun strategi sejauh ini sejak kemunculan si C palsu itu. Biasanya, akulah yang akan menyarankan pendekatan seperti itu, tapi aku gagal menyadari jalan ini lebih awal. Jika aku tidak bertindak cepat, aku akan selamanya menjadi penghalang dan beban bagi Light-sama yang agung. Aku harus berkonsentrasi untuk meringankan beban Light-sama yang agung semampuku!
Ellie memasukkan kembali surat kuasa itu ke dalam belahan dadanya dan bersumpah untuk menjadi pengikut yang jauh lebih setia bagi penguasa dungeon kesayangannya itu.
✰✰✰
"Ellie, bisakah kamu memberiku kabar terbaru tentang kerusakan di Negara Demonkin dan bantuan yang kita berikan kepada mereka?"
Pintaku. Saat itu kami sudah berada di kantor eksekutifku di Abyss.
"Tentu, Light-sama yang agung."
Kata Ellie sebelum memulai laporannya.
"Semua orang yang terkena efek negatif oleh si C palsu itu telah disembuhkan dari kegilaan mereka dengan mantra yang dirancang untuk menyembuhkan status negatif. Para pelayan peri juga melakukan upaya bantuan lainnya, yang membantu mengendalikan situasi. Para pengungsi di ibukota diberi makanan melalui program distribusi, dan tidak ada masalah yang dilaporkan. Tapi..."
Ekspresi Ellie menjadi muram.
"Kami mengalami keterlambatan sedang dalam menemukan, mengambil, dan menyembuhkan budak manusia. Aku telah resmi menyatakan dekrit Otonomi Mutlak Bagi Semua Manusia menggunakan surat kuasa Pangeran Voros sebagai perintahku, tapi kabar tentang perintah tersebut belum menyebar ke seluruh negeri. Para pelayan peri telah menghadapi perlawanan ketika mencoba mengambil budak, dan sebagian besar budak yang berhasil kami bebaskan mengalami kekurangan gizi, banyak di antaranya memiliki bekas luka atau bahkan luka parah. Kami telah mengerahkan banyak tenaga untuk menyembuhkan kasus-kasus malang ini, tapi..."
Kemudian Ellie berhenti sejenak.
"Aku sangat menyesali hasil ini, Light-sama yang agung."
"Para elf, dark elf, dan beastfolk sangat kejam terhadap budak mereka, jadi kurasa kita bisa menambahkan demonkin ke dalam daftar itu juga, kan?"
Kataku dengan ekspresi pahit.
Detail tentang bagaimana manusia disiksa benar-benar membuatku muak. Dan para demonkin tidak hanya memperlakukan rasku dengan kejam, tapi mereka juga menolak untuk melepaskan orang-orang dirasku ketika saatnya tiba. Bahkan ada budak yang diperlakukan begitu buruk, mereka menolak meninggalkan majikannya ketika kami mengundang mereka untuk ikut, kemungkinan karena trauma atau ketakutan yang mendalam. Dalam kebanyakan kasus, kami hanya memaksa pemilik budak untuk melepaskan budak-budak itu, lalu memindahkan mereka ke Kota Menara di mana mereka akan hidup bebas agar mereka dapat pulih dari trauma.
Aku tersenyum meyakinkan pada Ellie.
"Kamu tidak perlu meminta maaf untuk apapun. Tapi kita perlu mempercepat penyelamatan para budak ini, jadi kita akan mengirim beberapa pelayan peri lagi untuk membantu. Jika perlu, kamu bisa menggunakan kartu apapun yang kamu inginkan dari persediaan kita."
"Aku sangat berterima kasih atas kemurahan hatimu, Light-sama yang agung."
Kata Ellie sambil membungkuk.
Pilihan gila Voros adalah salah satu alasan mengapa aku merasa perlu mengirim Ellie dan para pelayan peri untuk mengurus berbagai hal di Negara Demonkin, meskipun aku juga ingin memastikan bahwa setiap manusia di negeri ini dapat diselamatkan sesegera mungkin.
Aku ingin menghindari situasi di mana aku tidak bisa menyelamatkan nyawa manusia yang terluka parah, dan semua itu karena aku telah mengambil jalan pintas. Aku bahkan mengizinkan penggunaan penuh kartu gacha SSSR Advanced Anomaly Cancellation untuk meminimalkan perlawanan terhadap pelepasan budak manusia. Berkat Unlimited Gacha-ku, kami akan segera mengisi ulang kartu-kartu itu, dan akan sepadan jika kami bisa menyelamatkan nyawa sebagai hasilnya.
Aku bersandar di kursiku dan menenangkan pikiranku.
"Yah, sepertinya tidak ada masalah besar dengan cara kita menghadapi para demonkin itu. Ellie, lanjutkan misinya sesuai rencana."
"Tentu, Light-sama yang agung."
Jawab Ellie, membungkuk dengan elegan sambil memegang topi penyihirnya agar tidak jatuh. Meski Ellie tidak menunjukkannya, tapi jelas dia senang diberi tugas sepenting itu. Aku tersenyum lagi sebelum melanjutkan ke topik pembicaraan kami berikutnya.
"Kita akhirnya bisa membalas dendamku pada si Diablo itu."
Kataku, pada akhirnya.
"Si C palsu itu memang pengalih perhatian yang menyebalkan, tapi berkat semua kekacauan itu, kita bisa mendapatkan sesuatu yang menarik darinya."
Hal menarik yang kubicarakan tentunya adalah surat kuasa tulisan tangan Voros. Awalnya kami menulisnya untuk segera memulihkan ketenangan di ibukota Negara Demonkin dan membebaskan para budak, tapi aku segera menyadari bahwa aku bisa menggunakan surat itu untuk benar-benar membuat hidup Diablo sengsara.
"Kita sudah tahu dari agen intelijen kita di dunia permukaan bahwa si Diablo terobsesi dengan status." Kataku.
"Begitu pula dengan perselisihannya dengan saudaranya. Jadi, jika kita menggunakan surat kuasa ini, kita bisa mengusirnya dari aristokrasi dan membuatnya sangat tertekan. Kita bahkan bisa mengganti Diablo sebagai kepala wilayah kekuasaannya dengan saudaranya. Surat itu pasti akan berguna untuk semua hal semacam itu selain tujuan utamanya membebaskan para budak."
"Kamu sangat pintar menemukan begitu banyak kegunaan dari satu konsesi, Light-sama yang agung." Kata Ellie, memujiku.
{ TLN : Konsesi itu pemberian hak atau izin oleh pemerintah atau entitas lain kepada pihak ketiga untuk mengelola atau memanfaatkan sumber daya alam atau fasilitas umum untuk jangka waktu tertentu. }
"Kamu benar-benar ahli di antara para ahli strategi!"
"Terima kasih, Ellie."
Kataku sambil tersenyum.
"Tapi penderitaan si Diablo tidak akan sebanding dengan rasa sakit yang kuderita di hari pertamaku yang mengerikan di Abyss. Dia rela membunuhku demi mencapai pangkatnya saat ini, jadi kita akan merampas pangkatnya melalui proses formal. Itu akan memberinya sedikit gambaran tentang keputusasaan yang dia timbulkan padaku."
"Ya, itu rencana yang bagus."
Kata Ellie, langsung setuju.
Aku mulai memikirkan cara-cara tambahan untuk menghancurkan Diablo.
Kurasa masih belum cukup kalau hanya melucuti pangkat si Diablo itu dan menyerahkan wilayahnya kepada kakak laki-lakinya atau keponakannya.
Pikirku dalam hati.
Ellie bisa saja mengatur semua itu hanya dengan menunjukkan surat kuasa di tangannya kepada orang yang tepat, tapi itu tetap tidak akan cukup untuk orang seperti Diablo.
Bukankah si Diablo itu dulu sering bercerita tentang alasan dia menjadi petualang meskipun dulunya seorang bangsawan?
Pikirku, mengingat kembali masa lalu.
Diablo mengaku menjadi petualang untuk melihat dunia dan memperluas wawasannya. Dia juga bilang dia tidak bisa kembali ke tanah miliknya karena para pengawal, pelayan, dan maid begitu memanjakannya, mereka pasti akan memaksanya untuk tetap di rumah dan menjadi tuan mereka.
"Sejujurnya, semua orang di rumahku sangat protektif terhadapku."
Kata Diablo saat itu. Dia juga bilang dia tidak pernah pulang ke rumah karena terlalu merepotkan.
"Para maid terus-menerus merayu, orang tuaku membanjiriku dengan cinta mereka, dan kakak laki-lakiku tersayang memanjakanku habis-habisan, aku sampai bosan." Katanya.
Dulu, setelah mendengar si Diablo itu bercerita tentang hidupnya, kupikir begitulah cara hidup bangsawan.
Pikirku dalam hati.
Tapi sekarang aku tahu dia hanya menipu kami semua untuk melindungi harga dirinya.
Namun, berkat semua ocehan Diablo yang tidak bijaksana itu, aku sekarang punya gambaran yang cukup jelas tentang tombol mana yang harus ditekan untuk membuatnya frustasi. Pikiranku adalah aku bisa menguji Diablo dengan cara yang sama seperti yang kulakukan pada Sasha : Jika ada bawahan, pelayan, atau maid Diablo yang bersedia mempertaruhkan nyawa mereka demi Diablo, aku akan mengampuni nyawanya.
"Diablo dulu bilang semua orang mencintainya, jadi itu menunjukkan semua orang yang melayaninya akan rela mempertaruhkan nyawa mereka untuk menyelamatkannya."
Kataku, menceritakan itu.
"Jika satu orang saja rela melindungi nyawa Diablo, aku akan melepaskannya. Tapi itu berarti Diablo harus mengenal seseorang yang rela mengorbankan nyawanya untuknya."
"Itu luar biasa, Light-sama yang agung. Sebuah siasat yang sangat cerdik."
Kata Ellie, memujiku.
"Jika ada yang setia kepadanya, mereka akan baik-baik saja melindungi majikan mereka dari segala keadaan kejam yang mungkin menimpa mereka. Tapi itu hanya akan terjadi jika dia benar-benar mampu menjadi pemimpin bagi orang-orang yang sungguh-sungguh mengikutinya."
Ellie dan aku saling tersenyum puas, dan saat itulah kami memutuskan untuk menjalankan rencana balas dendam kami terhadap Diablo.