"Dan kau, Bocah Katak!"
Nemumu membentak, menoleh ke assassin kedua dalam barisan.
"Kau mencoba menyuntikkan asam lambung ke kami, bukan?"
"Ya, benar itu."
Kata Demonkin berwajah katak dengan perut bundar.
"Apa kau benar-benar berpikir itu cara tercepat untuk membunuh seseorang?"
Teriak Nemumu kepadanya.
"Apa yang seharusnya dilakukan asam lambung? Membuat jijik? Dan kenapa kau terus-menerus mengacaukan kalimatmu? Apa itu semacam kepura-puraan?!"
"Ya, aku merasa itu perlu."
Demonkin berwajah katak itu menjelaskan, diksi-nya tiba-tiba jelas.
"Itu adalah cara yang kugunakan untuk membedakan diriku dari yang lain sehingga aku meninggalkan kesan yang lebih abadi pada bos."
"Kau seharusnya lebih memfokuskan energimu untuk menjadi assassin yang lebih baik!" Nemumu menegurnya.
"Maksudku, assassin macam apa yang membuang-buang waktu berpura-pura hanya bisa berbicara seperti bayi?!"
Pandangan Nemumu kemudian beralih ke satu-satunya perempuan di antara barisan assassin yang seharusnya "elit" yang telah ditemukan.
"Dan kau adalah honey trap berjalan yang menggunakan penampilannya sebagai senjata untuk menjerat para laki-laki, lalu membunuh mereka dengan racun yang bekerja lambat." Kata Nemumu.
{ TLN : Honey Trap itu skema yang menggunakan ketertarikan seksual atau romantis untuk memanipulasi seseorang agar mengungkapkan informasi atau mengambil bagian dalam tindakan kriminal. }
"Aku akan mengakui bahwa kau adalah assassin yang paling hebat dalam pendekatanmu."
"Te-Terima kasih. Kau sangat baik."
Kata Demonkin succubus itu, senyum genit menari di wajahnya. Hanya itu yang bisa dia lakukan saat diikat oleh Dorn Fesseln. Nemumu menanggapinya dengan melotot tajam ke arahnya, matanya melebar dan terlihat geram.
"Tapi kau seharusnya tidak melakukan apa yang kau lakukan itu di siang bolong di tengah restoran itu! Kau mengganggu kami saat kami minum teh, berpakaian seperti pelacur! Seriusan deh, belajarlah membaca situasi! Dan kenapa kau muncul dengan pakaian seperti itu di depan Dark— maaf, Light-sama? Tidak bisakah kau melihat bahwa dia terlihat tidak lebih dari dua belas tahun? Kenapa begitu sulit untuk menggunakan otakmu?!"
Demonkin succubus itu menjerit ketakutan, namun Nemumu mengabaikannya dengan kesal.
"Selanjutnya!"
Nemumu berjalan mendekati pembunuh bayaran terbesar di antara kelompok itu, assassin yang penuh luka parah dengan empat mata dan banyak otot yang bergelombang.
"Kau benar-benar yang terburuk dari mereka, dan ini bahkan bukan sebuah kontes! Mengapa kau bahkan berpikir untuk menyerang kami secara langsung dari suatu tempat yang bisa kami lihat? Dan di tengah hari. Apa kau benar-benar menyebut dirimu seorang assassin?!"
"T-Tapi sampai saat ini, metode itu adalah yang paling berhasil..."
Demonkin bermata empat itu mulai memprotes.
"Aku tidak peduli berapa banyak orang yang telah kau bunuh dengan cara itu!"
Nemumu berteriak kepadanya.
"Apa kau seorang assassin atau sebatas badut saja?! Jika kau seorang assassin, maka jangan menyerang kami seperti banteng yang otaknya sudah mati! Assassin itu tidak mengambil jalan pintas!"
Bukan untuk mengabaikan apa yang dikatakan Nemumu, namun saat aku masih berada di party Concord of the Tribes, aku mendengar cerita tentang seorang assassin bayaran terkenal di dunia yang membunuh orang bukan dari belakang, namun dengan muncul di hadapan mereka. Tentu saja, cerita-cerita itu bukan tentang orang-orang yang saat ini sedang dibentak habis-habisan oleh Nemumu, namun tentang seorang legenda yang hidup beberapa waktu lalu, dan fakta bahwa orang-orang masih mengungkit assassin bayaran itu agak membantah pernyataannya. Namun, kukira metode semacam itu akan tetap bertentangan dengan prinsipnya.
Nemumu beralih ke assassin bayaran Morte Spada terakhir yang kami tangkap.
"Kami mengalahkanmu tanpa menyadari kau ada di sana! Ya, tidak terlihat adalah keterampilan nomor satu yang dibutuhkan seorang assassin bayaran, tapi kau benar-benar orang yang tidak terlihat, tidak ada yang bisa kukatakan tentangmu! Tidak ada!"
"Umm, aku...."
Kata Assassin bayaran kurus berjubah compang-camping, terdengar tidak yakin.
"Maafkan aku."
Nemumu juga tidak bercanda. Kami benar-benar telah mengalahkan orang terakhir ini saat kami bahkan tidak melihat. Bahkan setelah kejadian itu, aku masih tidak tahu bagaimana tepatnya kami menyingkirkannya, dan begitu pula Nemumu atau Gold. Untuk memberi orang terakhir ini sebuah pujian, aku harus mengakui bahwa dia hampir saja menipu kami, meskipun itu tidak benar-benar berarti apa-apa.
Setelah Nemumu selesai dengan kritiknya yang diteriakkan, dia memegang kepalanya dengan frustrasi. Gold tidak dapat menahan diri untuk tidak mengolok-oloknya.
"'Kamu harus ekstra hati-hati saat bepergian di dunia permukaan ini, Light-sama'."
Gold mengutip, menirukan suara Nemumu.
"'Kita berhadapan dengan kelompok yang ahli dalam hal penyamaran, taktik, dan eliminasi. Mereka pasti akan menggunakan semua yang mereka miliki di gudang senjata mereka untuk memastikan bahwa kamu akan mati. Bahkan jika mereka memiliki level kekuatan yang lebih rendah, kamu tidak boleh lengah. Satu kesalahan saja sudah cukup bagi assassin sungguhan untuk membunuhmu'."
Nemumu tersentak mendengar kata-katanya dikutip kembali padanya, sebelum wajahnya memerah sampai ke ujung telinganya. Gold hanya terkekeh dan terus mengutip perkataan Nemumu itu.
"'Aku akan melakukan segala dayaku untuk melindungimu dari assassin lainnya, Light-sama, bahkan jika mereka mencoba menyerangmu sekaligus'."
Gold tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa terbahak-bahak.
"Dan kau sangat dramatis dengan hal itu!"
Pada saat itulah Nemumu menjerit.
"Gold!"
Teriak Nemumu, lalu memukul armor Gold dengan gagang pisaunya. Gold terus memegangi sisi tubuhnya, bahkan saat Nemumu menghujaninya dengan pukulan.
"Nemumu, bagaimana mungkin aku tidak tertawa mendengarnya?" Goda Gold.
"Kau bahkan membuatku takut saat kau memuji para bajingan ini. Tapi semua yang kau sebut 'assassin sungguhan' itu ternyata lebih bodoh dari orang pertama, yang berarti peringatan mengerikan itu sama sekali tidak ada gunanya!"
"Gold."
Tegurku.
"Kurasa kau harus sedikit mengalah."
Gold menoleh padaku dan menirukan Nemumu dengan sempurna.
"'Aku mendedikasikan seluruh tubuh dan jiwaku untuk melindungimu dari bilah-bilah tajam para assassin hina itu!' "
"Pfffft!"
Tidak mungkin aku bisa menahan tawaku setelah itu—tidak saat Gold berbicara dengan suara melengking dan feminin itu, dan terutama saat tahu bahwa tidak satu pun dari "bilah-bilah tajam" itu berhasil melakukan apapun.
Melihatku ikut tertawa sudah terlalu berat bagi Nemumu yang malang, yang begitu trauma, dia berjongkok di tanah dan menutupi wajahnya, masih memegang pisaunya. Seluruh tubuhnya yang kecokelatan tampak memerah karena malu. Aku merasa kasihan padanya dan meminta maaf.
"M-Maaf soal itu, Nemumu." Kataku.
"Aku masih menghargai kesetiaanmu yang tak pernah pudar padaku. Sungguh!"
"Myaaah...."
Nemumu merengek, terdengar sangat mirip Aoyuki saat dalam mode kucing dan tampak seperti salah satu orang dewasa yang baru menyadari betapa sangat memalukannya mereka di masa muda mereka ketika mereka percaya seluruh dunia berputar di sekitar mereka.
Kami harus memberinya ruang. Setidaknya sampai dia pulih.
Pikirku dalam hati. Aku menatap semua orang di arena pelatihan dengan tatapan waspada, lalu mengalihkan perhatianku ke Morte Spada.
Kemudian aku berdeham.
"Jadi, apa yang harus kulakukan pada kalian?"
Semua tawanan itu menggigil mendengar pertanyaanku.
"Tapi sebelum aku melanjutkan...." Lanjutku.
"Ellie, apa kamu sudah selesai mengekstrak semua hal yang berguna dari ingatan mereka?"
Ellie bersama kami di tempat pelatihan dan sekarang dia angkat bicara.
"Tentu saja aku sudah selesai, Light-sama yang agung. Tapi aku khawatir tidak seorang pun dari tamu kita tahu nama orang jahat yang menyewa mereka untuk melakukan pembunuhan kepadamu. Karena tampaknya orang lain yang menegosiasikan kontrak tersebut, aku khawatir aku belum dapat mengidentifikasi klien itu. Tolong maafkan aku untuk itu, Light-sama."
"Kamu tidak perlu meminta maaf." Kataku.
"Lagipula, kita sudah punya gambaran yang cukup jelas tentang siapa yang menyewa para orang konyol ini."
"Ya, aku juga percaya begitu."
Kata Ellie, jelas-jelas memikirkan orang yang sama : yaitu Diablo.
"Operasi Mera di desa-desa perbatasan pasti berjalan jauh lebih baik dari yang dapat kita bayangkan. Ini membuktikan betapa hebatnya kamu sebagai ahli strategi, Light-sama yang agung! Aku tidak bisa berharap untuk bisa menyamai kejeniusanmu!"
Aku tertawa canggung mendengar pujian itu.
"Terima kasih atas kepercayaannya, Ellie."
Jika aku jujur di sini, Ellie lah ahli strategi yang jauh lebih baik daripada putra kedua seorang petani sepertiku, namun aku bisa mengatakan kata-kata Ellie itu bukan sekadar sanjungan kosong dan dia benar-benar menganggapku begitu. Dalam situasi seperti itu, lebih baik menerima pujian itu dan melanjutkan hidup daripada mencoba membantahnya.
"Bagaimanapun, karena kamu telah mengekstrak semua informasi berguna yang bisa kamu dapatkan dari orang-orang ini, itu berarti kita sudah selesai dengan mereka."
Kataku, melanjutkan.
"Dan karena mereka tahu tentang kita dan Abyss, maka kita harus—"
"T-Tidak, tolong dengarkan aku, Light-sama!"
Kata Mad Pierrot, memohon.
"A-Aku salah satu assassin bayaran teratas di Morte Spada, jadi aku bisa sangat berguna untukmu, tuanku! Aku akan keluar dari Bourreaux, dan hanya melayanimu! Tolong ampuni nyawaku, Light-sama!"
"Jangan begitu bodoh, Mad Pierrot!"
Kata Demonkin berwajah katak itu.
"Kau tidak lebih baik dariku! Sama sekali tidak! Light-sama, jangan dengarkan si narsis gila ini! Biarkan aku melayanimu di bawah perintahmu!"
"Light-sama!"
Seru Demonkin succubus itu.
"Bukankah kamu lebih suka memiliki perempuan cantik sepertiku di sisimu daripada para laki-laki menjijikkan ini?"
"Apa yang bisa ditawarkan pelacur gadungan sepertimu kepada Light-sama?"
Kata Demonkin bermata empat itu, memberikan suaranya.
"Light-sama, abaikan orang-orang bodoh ini dan biarkan aku menjadi pengikutmu! Otot-otot ini membuktikan bahwa aku bisa menjadi pelayan yang layak untukmu!"
Demonkin bertubuh kurus berjubah itu juga membuka mulutnya untuk memohon agar hidupnya diselamatkan, namun sebuah suara yang cukup dingin untuk membekukan darah menghentikannya sebelum dia bisa mengucapkan sepatah kata pun.
"Tutup mulut kalian, dasar para assassin kelas tiga."
Nemumu tampaknya telah pulih sepenuhnya dari episode memalukannya dan melotot ke arah para Morte Spada itu dengan mata merahnya selebar piring, tangannya mencengkeram kedua belatinya dengan kuat, dan energi gelap terpancar dari intinya seolah-olah itu adalah lava.
"Kalian tidak hanya berani menawarkan keterampilan sampah kalian kepada Light-sama, tapi kalian bahkan bersedia untuk menyatakan kesetiaan yang kami semua tahu adalah kebohongan?" Gerutu Nemumu, mengangkat pisaunya.
"Dan kalian melakukan itu setelah dengan kurang ajar menyela master kami saat dia masih berbicara. Karena kalian belatung menjijikan yang berjalan bahkan tampaknya tidak menyadari batasan yang kalian lewati, biarkan aku untuk secara pribadi mengukir pelajaran itu ke dalam tubuh, pikiran, dan jiwa kalian menggunakan ini!"
"Nemumu."
Kataku, menyelanya.
"Aku senang kamu marah demi diriku, tapi kita tidak akan membunuh mereka. Aku masih berencana untuk menggunakan mereka untuk sesuatu."
"M-Maafkan aku, Light-sama."
Kata Nemumu dengan panik, tiba-tiba mendapatkan kembali ketenangannya dan mengembalikan belatinya ke sarungnya.
"Aku tidak bisa mengendalikan emosiku."
Setelah mengalami tekanan yang diberikan oleh kemarahan Level 5000 Nemumu, para Morte Spada itu tampak seperti roh mereka hampir meninggalkan tubuh mereka. Bahkan Ellie dan Gold sudah cukup kesal dengan tindakan mereka untuk mulai bereaksi dengan cara yang sama sebelum akhirnya aku menyuruh Nemumu untuk mundur.
"Ellie, pemimpin mereka itu adalah seorang Master yang tinggal di Negara Demonkin, sama seperti Miki, kan?" Tanyaku.
"Ya, aku yakin itu tidak salah lagi." Jawab Ellie.
"Dari apa yang bisa kupahami dari ingatan mereka, pemimpin mereka memiliki kemampuan yang secara praktis tidak terpikirkan di dunia permukaan."
Menurut Ellie, pemimpin Morte Spada ini memiliki level kekuatan sekitar 7000, yang berarti dia pasti seorang Master.
"Kita masih berutang kepada para Master itu atas apa yang mereka lakukan pada Great Tower." Kataku.
"Menurutku, kita gunakan para assassin ini untuk membalas mereka dengan setimpal."
"Bagaimana cara kita melakukannya?"
Tanya Ellie, terdengar penasaran.
"Hmm, pertama-tama, kita perlu menghapus ingatan orang-orang ini tentang semua yang telah mereka lihat dari kita dan Abyss." Kataku.
"Lalu kita akan membuang mereka hidup-hidup ke suatu tempat yang akan menarik banyak perhatian. Kita bahkan dapat memasang tanda yang mengidentifikasi mereka sebagai assassin dari Bourreaux dan mencantumkan semua kejahatan yang telah mereka lakukan dan semua korban yang telah mereka bunuh. Tentu saja, kita akan melakukan itu setelah kita melemahkan dan melumpuhkan mereka secara permanen sehingga mereka tidak akan dapat melarikan diri. Dengan begitu, kita akan dapat menghukum mereka atas semua yang telah mereka lakukan hingga saat ini."
Aku menoleh ke Ellie.
"Aku juga berpikir untuk menggunakan aksi ini sebagai bagian dari ekspedisi pelecehan kita terhadap Diablo. Apa mungkin untuk melakukannya sambil membuat para assassin ini tetap hidup? Jika tidak, kita selalu bisa membunuh mereka dan memamerkan tubuh mereka."
Kehilangan muka adalah hal yang paling dibenci oleh organisasi mana pun, dan bagi organisasi seperti Bourreaux yang sangat bergantung pada reputasinya sebagai perkumpulan assassin paling mematikan di dunia, itu akan terasa seperti hukuman mati. Jadi, mengirim assassin bayaran terbaik mereka kembali ke Negara Demonkin hidup-hidup dan dibungkus kado tidak hanya akan mengirimkan pesan bahwa mereka telah gagal total untuk membunuh Dark, namun tindakan itu sendiri akan menyiksa Bourreaux tanpa akhir.
"Kita dapat dengan mudah menghapus ingatan mereka menggunakan kartu-kartumu, Light-sama yang agung." Kata Ellie.
"Tapi dari apa yang aku temukan dalam ingatan mereka, mereka telah mengakhiri banyak nyawa tak berdosa dari semua ras. Aku tidak percaya tahanan kita pantas mendapatkan belas kasihan seperti itu, Light-sama yang agung."
Lanjut Ellie, alisnya berkerut.
"Daripada hanya menghapus ingatan mereka, aku yakin kita harus menghancurkan otak mereka sepenuhnya. Aku bisa membuat prosesnya sangat menyakitkan dan menyiksa mungkin, tapi aku jamin itu tidak akan berakibat fatal. Setidaknya, tidak langsung. Kita tidak hanya akan melemahkan mereka sepenuhnya, tapi mereka tidak akan memiliki kapasitas untuk mengingat apapun, apalagi cara mengucapkan nama mereka sendiri. Kemudian kita akan mengekspos mereka di depan umum bersama dengan daftar kejahatan mereka, dan dari sana, kita akan membiarkan pihak berwenang atau Bourreaux sendiri mengeksekusi mereka jika mereka mau."
Semua orang di Morte Spada mundur karena khawatir mendengar rencana ini, dan mereka semua mulai memohon belas kasihan bahkan lebih keras dari sebelumnya. Aku meringis dan melihat ke arah Ellie, yang menerima pesan dan mengaktifkan mantra Silent untuk memblokir suara mereka.
"Terima kasih, Ellie." Kataku.
"Oke, kalau begitu, kami akan melakukannya dengan caramu. Setelah selesai, pastikan untuk menuliskan semua kejahatan yang telah mereka lakukan di papan besar agar semua orang bisa melihatnya, dan saat kamu siap untuk membuang semuanya di tempat umum, tolong beritahu aku agar aku bisa memberimutahu bagaimana kita akan mengganggu Diablo selanjutnya."
"Sesuai keinginanmu, Light-sama yang agung."
Kata Ellie, membungkuk padaku dengan senyum cerah di wajahnya.
"Izinkan aku menyingkirkan orang-orang dungu ini dari tanganmu."
Merasa puas dengan jawaban ini, aku menoleh ke Morte Spada, yang semuanya masih memohon pengampunan di dalam gelembung Silent.
"Jadi, katakan padaku, berapa banyak korban kalian yang memohon agar mereka hidup, seperti yang kalian lakukan sekarang?"
Tanyaku kepada mereka.
"Dan bagaimana tanggapan kalian, terutama kepada mereka yang sama sekali tidak bersalah? Kurasa kalian dan aku sama-sama tahu jawabannya, jadi terima saja apa yang akan terjadi pada kalian itu."
Aku tidak dapat mendengar tanggapan mereka terhadap ini karena mantra Silent, namun mereka tampaknya dapat mendengarku dengan baik, karena mereka semua mulai memberontak dan berteriak lebih keras lagi. Aku mengabaikan mereka dan meninggalkan tempat pelatihan.
✰✰✰
Beberapa hari kemudian, kelima tahanan itu muncul entah dari mana di tengah alun-alun di ibukota kerajaan Negara Demonkin. Karena kerusakan otak yang tidak dapat dipulihkan, tidak ada dari mereka yang dapat berkomunikasi secara verbal, dan satu-satunya suara yang dapat mereka buat adalah erangan pelan dan suara berdeguk.
Para demonkin yang tidak berdaya itu dikelilingi oleh tanda-tanda mencolok yang mengidentifikasi mereka sebagai Morte Spada, lima assassin teratas Bourreaux, serta dengan cermat mencantumkan berbagai kejahatan yang telah mereka lakukan. Tidak butuh waktu lama bagi bos mereka, Gira, untuk mendengar tentang kegagalan itu.