"Aku sangat setuju dengan itu." Kata pelayan kedua, yang terlihat seperti gadis yang sopan dan santun saat dia mengangkat kacamatanya.
"Pemikiran kalau hanya dia yang memonopoli pembersihan kamar tuan kita telah membuatku iri hati!"
Duduk di sebelahnya adalah seorang pelayan peri yang penampilan dan tingkah lakunya paling tepat digambarkan sebagai karakter Gyaru di sekolah menengah atas jika dunia ini adalah jepang modern, dan dia mempunyai kebiasaan buruk yang membuat hampir semua perkataannya terdengar seperti pertanyaan. Dia mengajukan proposal yang pasti akan membuatnya mendapat masalah jika dia memilih untuk menindaklanjutinya.
"Tapi apa kalian tahu, kita berurusan dengan kepala pelayan di sini, jadi kita, sepertinya, tidak bisa melawannya? Menurut kalian, apa mungkin kita harus meracuni makanannya?"
"Tidak, tidak. I-Itu mustahil, itu mustahil. Dia terlalu kuat untuk diracuni. Dia bukan Level 9999 tanpa alasan tahu." Pelayan peri terakhir dari keempatnya sama cantiknya dengan yang lain, namun dia memanjangkan poninya dan mengeluarkan semacam energi "Gadis kutu buku yang pemurung". Dia juga tampak seperti tipe gadis yang sangat pemalu yang akan menarik perhatian laki-laki yang sama canggungnya—tipe yang biasanya kesulitan berbicara dengan perempuan.
"Kalau begitu, kurasa tidak banyak yang bisa dilakukan oleh kita yang bukan siapa-siapa di Level 500 ini padanya."
Hela napas pelayan peri yang sangat manis itu.
"Tapi aku masih sangat iri pada Mei itu. Aku juga ingin membersihkan kamar tuan kita setidaknya sekali!"
"Benar, bukan?"
Kata pelayan peri yang sangat manis itu.
"Dan kamu, pastinya, bisa mengendus selimutnya dari samping?"
"Aku sangat setuju dengan itu!"
Kata pelayan berkacamata itu, cahaya yang terpantul dari lensa kacamatanya seolah menekankan pernyataannya ini.
"Aku, uh, aku ingin mengambil garpu tuan setelah dia selesai memakannya d-dan diam-diam menjilatnya!"
Kata pelayan peri yang terlihat seperti kutu buku itu dengan seringai cabul di wajahnya.
"Dasar mesum!"
Kata pelayan peri yang sangat manis itu padanya. Namun pelayan peri yang terlihat seperti gadis kutu buku itu tidak ragu-ragu untuk membela diri—yah, jika kalian mengabaikan kegagapannya.
"Uh, t-tapi bukankah kalian ingin menjilat garpu tuan juga jika kalian punya?"
Tiga pelayan lainnya setuju tanpa ragu-ragu.
"Ya, aku pasti akan melakukannya."
Sela pelayan peri yang sangat manis itu.
"Aku memang akan menjilatnya."
Kata pelayan peri yang berkacamata itu, membenarkannya.
"Aku pasti menjilatnya?"
Kata pelayan peri yang seperti Gyaru menambahkan.
"Di sana. K-Kalian paham itu, bukan?"
Pelayan yang terlihat seperti gadis kutu buku itu berkata, merasa dia telah membuktikan maksudnya. Pelayan peri Gyaru itu tiba-tiba teringat sesuatu.
"Kupikir Mei itu seharusnya bekerja keras menjalankan Abyss? Jadi dia harus benar-benar, seperti, seseorang yang seharusnya membersihkan kamar pribadi tuan, benar? Dan lagi, dia adalah orang pertama yang dia panggil dan sebagainya....."
"Ya, itu memang benar, tapi mengapa mengungkit hal itu?"
Tanya pelayan peri yang sangat manis itu.
"Jadi kudengar butuh, mungkin sekitar tiga bulan sebelum tuan memanggil Aoyuki-sama itu?"
Ingatan pelayan peri yang seperti Gyaru itu membuat pelayan lainnya gugup.
"Saat itu, tuan hanyalah seorang anak laki-laki naif yang belum mempelajari semua hal yang dia ketahui sekarang, dan Mei sendirian bersamanya selama tiga bulan penuh sementara Abyss masih penuh dengan monster-monster mematikan."
Kata pelayan peri yang sangat manis itu.
"Tuan masih berusia dua belas tahun baik dari segi penampilan maupun mental, dan level kekuatannya akan jauh lebih lemah daripada kita."
Kata pelayan peri berkacamata itu.
"Dan hanya ada Mei saja bersamanya....."
"Um, uh, seorang anak laki-laki berduaan dengan seorang gadis muda di dungeon yang mematikan...." Kata pelayan peri yang terlihat seperti gadis kutu buku itu.
"K-Kalian tahu pasti ada sesuatu yang terjadi di antara mereka."
Keheningan yang suram dan hampir memekakkan telinga menyelimuti ruangan itu.
"Aku sekarang semakin iri dan iri pada kepala pelayan kita itu!"
Teriak pelayan peri yang sangat manis itu.
"Dia harus mati dalam api."
Kata pelayan peri berkacamata itu.
"Atau lebih tepatnya, kita harus membuatnya mati dalam api."
"Kalau saja rasa iri kita bisa mengutuk orang? Itu akan menghancurkannya sepenuhnya?" Kata pelayan peri yang seperi Gyaru menambahkan.
"Mati-mati-mati-mati-mati-mati-mati-mati...."
Pelayan peri yang seperti gadis kutu buku itu terus bergumam.
"Menurutku itu sangat tidak sopan. Terutama ketika aku hendak memberi kalian kabar baik."
Keempat pelayan peri terlonjak saat mendengar suara kelima. Mereka berbalik serentak menuju pintu, di mana subjek pembicaraan mereka—Ever-Seeking Maid, Mei—berdiri dengan ekspresi wajah tenang yang dingin.
"M-Mei-sama!"
Teriak pelayan peri yang sangat manis itu pada Mei.
"Kamu harus mengetuk sebelum masuk!"
"Aku sudah mengetuknya, tapi kalian semua begitu asyik menyuarakan ketidaksetujuan kalian terhadapku sehingga tidak ada satupun yang menyadarinya." Jawab Mei.
"Sejujurnya, aku pikir kalian akan menyukai kabar ini, tapi aku yakin aku akan membaginya dengan pelayan lain."
"'Kabar' apa yang sedang kamu bicarakan ini?"
Tanya pelayan pergi yang seperti Gyaru itu. Setelah berpikir sejenak, Mei mengalah.
"Light-sama akan kembali ke Abyss dalam beberapa hari. Tadinya aku berencana memilih salah satu dari kalian berempat untuk menjadi pelayannya, tapi sekarang...."
Hal ini menyebabkan sikap keempat pelayan peri itu berubah drastis, dan masing-masing melemparkan diri mereka ke kaki Mei.
"Aku bersumpah setia padamu, Kepala Pengurus Rumah Tangga, Mei!"
Kata pelayan peri berkacamata itu dan segera menyatakan itu.
"Aku tidak seperti gadis-gadis yang lain!"
"Uh, aku selalu menganggapmu sebagai kakak perempuan, guru, dan dermawan, M-Mei-sama!" Kata pelayan peri yang seperti gadis kutu buku itu.
"Mei-sama, aku benar-benar mengagumimu sejak, bahkan sebelum aku dipanggil?"
Kata pelayan peri yang seperti Gyaru itu.
"Mei-sama! Mei-sama! Tolong perlakukan aku seperti anjingmu, woof, woof!"
Desak pelayan peri yang sangat manis itu. Melihat para pelayan peri itu berubah menjadi budak mencoba menjilat tanpa sedikit pun rasa menyesal membuat Mei langsung sakit kepala.
"Aku ingin tahu apa aku melakukan kesalahan dalam melatih para pelayan ini. Apa aku gagal memenuhi kode pelayaku?"
Mei terus merenungkan kesalahannya, meninggalkan ruangan untuk tenggelam dalam hiruk pikuk permohonan egois para pelayan peri itu untuk melayani Light.