Extra Story : A Day in the Life of Nazuna

 

Mata merahnya berkilau dan rambut perak panjangnya berayun di setiap langkah, SUR Ancestral Vampire Knight, Nazuna, berkeliling di tingkat terbawah Abyss. Meskipun dia bertubuh pendek, payudaranya sangat besar dan dia memiliki penampilan seperti seorang putri yang terlindung. Namun ketika dia berbicara, terlihat jelas bahwa dia adalah seorang gadis cantik yang penuh kehidupan dan semangat.

"Aku harus melakukan apa yang masterku perintahkan dan memastikan Abyss aman saat dia menjalankan misinya." Kata Nazuna pada dirinya sendiri.

 

Sebenarnya, meskipun Ancestral Vampire Knight memang petarung terkuat di Abyss dalam pertarungan jarak dekat, alasan utama Light tidak membawanya ke dunia permukaan dalam misi Operasi Petualang adalah karena, sayangnya, Nazuna tidak cukup pintar untuk mampu beradaptasi ketika situasi mengharuskannya. Light juga merasa dirinya tidak bisa dengan nyaman mempercayakan Nazuna menjaga Abyss saat Light pergi karena Nazuna tidak memiliki bakat untuk tugas tersebut. Hal itu bukan bearti Nazuna tidak perlu dalam itu. Semua orang di Abyss akan setuju bahwa Nazuna memiliki kepribadian ceria yang menjadikannya suasana hidup di dungeon, dan karena aspek itu saja, Nazuna adalah anggota pasukan yang sangat berharga. Namun setiap orang mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Jadi sebelum Light pergi, Light telah menginstruksikan Nazuna untuk "Melindungi" dungeon saat Light tidak ada, dan Nazuna langsung menyetujuinya. Pada hari yang istimewa ini, gadis itu sedang melakukan patroli hariannya di sekitar Abyss demi "Master" yang dia cintai—atau lebi tetap dikatakan—"Sangat super-duper mencintainya". Rute Nazuna kebetulan membawanya melewati sekelompok pelayan peri yang sedang sibuk melakukan pembersihan, dan beberapa dari mereka memanggilnya.

 

"Hallo, Nazuna-sama!"

 

"Nazuna-sama, apa kamu sedang berjala—maksudku, apa kamu sedang berpatroli sekarang?"

 

Nazuna dengan bangga menjulurkan dadanya yang besar.

"Ya, tentu saja! Aku sedang berpatroli, menjaga agar Abyss tetap aman. Master memberiku tugas yang sangat besar ini kepadaku, kalian tahu!"

 

Para pelayan peri itu terus menghujani Nazuna dengan pujian, meskipun mereka semua tahu tujuan sebenarnya dari "Tugas" Light yang Light berikan pada gadis itu.

 

"Kamu luar biasa, Nazuna-sama!"

 

"Sekarang kami bisa bersih-bersih dengan tenang karena mengetahui bahwa kamu ada di sini untuk melindungi kami, Nazuna-sama."

 

"Kamu sangat hebat, Nazuna-sama!"

 

Nazuna menjadi agak gugup. "Ah, hentikan itu, kalian membuatku malu. Aku hanya melakukan apa yang master perintahkan kepadaku, hanya itu saja."

Nazuna mencoba tampil sederhana, namun dia tidak bisa menghentikan mulutnya untuk menyeringai. Semua sanjungan itu membuat Nazuna percaya bahwa dia adalah kontributor utama rencana Light, padahal kenyataannya, para pelayan level 500 itu menggunakan sanjungan mereka untuk memanipulasi Nazuna yang berlevel 9999.

 

"Jadi ke mana kamu akan pergi berpatroli selanjutnya?" Tanya salah satu pelayan.

 

"Uh, aku belum memutuskannya." Jawab Nazuna.

 

"Kenapa kamu menanyakan itu?"

 

"Umm, itu....." Kata pelayan kedua.

 

"Kami sangat ingin agar kamu mampir di tempat yang satu ini....."

 

"Tapi tempat itu seperti sangat rahasia atau semacamnya? Jadi kami para pelayan tidak diperbolehkan mendekatinya?" Kata pelayan ketiga, yang punya kebiasaan mengubah segalanya menjadi pertanyaan.

 

"Sungguh? Itu kabar baru bagiku." Kata Nazuna.

 

"Baiklah, aku bisa ke sana. Tempat apa yang sedang kita bicarakan ini?"

 

Para pelayan peri berbagi senyuman rahasia satu sama lain.

"Ke sinilah kamu harus pergi....."

 

Salah satu pelayan memulai. Nazuna segera pergi dan melanjutkan perjalanannya, bersenandung saat dia pergi ke tempat berikutnya.

 

✰✰✰

 

Nazuna mengetuk pintu ruangan yang telah diberikan arahan oleh para pelayan peri itu. Setelah menunggu cukup lama, Mei membuka pintu.

"Oh, ternyata itu kamu, Nazuna?" Kata Mei, kuncir kuda hitamnya bergoyang.

 

"Apa yang membawamu ke kamar pribadi Light-sama?"

 

"Aku sedang berpatroli!"

Kata Nazuna, senyum cerah terpampang di wajahnya. Jawaban yang terus terang namun kekanak-kanakan ini menyebabkan Mei meletakkan jari-jarinya di pelipisnya, seolah-olah dia sedang berusaha menekan sakit kepala. Namun Nazuna belum selesai.

 

"Mei, apa yang kamu lakukan di kamar master?"

Nazuna bertanya dengan ekspresi polos di wajahnya.

 

"Aku pikir master seharusnya sedang ada di permukaan."

 

Setelah jeda yang tidak nyaman, Mei berkata, "Meskipun Light-sama tidak ada saat ini, gagal membersihkan kamarnya akan bertentangan dengan kode etikku sebagai seorang maid. Aku hanya memastikan semuanya berada pada tempatnya di sini ketika kamu mengetuk pintu, jadi kamu tidak perlu masuk saat ini."

 

"Ohhh, oke! Pemikiran yang bagus, Mei!" Kata Nazuna yang terlihat sangat yakin dengan jawaban ini. Namun dia punya satu pertanyaan lagi.

 

"Tapi kupikir aku merasakanmu berguling-guling di tempat tidur master dan mengendus-endus bantalnya saat kamu sedang menendang-nendang kakimu di atas kasurnya. Bukankah itu hanya akan membuat seprai dan barang-barangnya menjadi kusut?"

Hal ini menyebabkan Mei menekankan jari-jarinya ke pelipisnya sekali lagi. Nazuna adalah petarung Level 9999—yang terkuat di Abyss, sebenarnya—yang berarti, tidak peduli seberapa teliti Mei mencoba menyembunyikan tindakannya secara sihir, Mei tidak akan pernah bisa mencegah Nazuna merasakan apa yang sudah Mei lakukan itu. Namun Mei segera menenangkan diri lagi, dan dengan wajah sedingin mungkin, Mei mengutarakan alasannya atas perilakunya yang patut dipertanyakan.

 

"Tidak ada yang perlu kamu khawatirkan. Aku hanya menggunakan teknik merapikan tempat tidur baru yang aku kembangkan sendiri. Ini adalah teknik yang sangat rahasia, jadi aku khawatir aku tidak dapat menjelaskannya lebih jauh."

 

"Waah, teknik rahasia bersih-bersih!"

Kata Nazuna sambil mengangguk penuh semangat.

 

"Tidak heran master memanggilmu lebih dulu! Aku tidak pernah tahu bahwa seorang maid datang dengan kekuatannya sendiri!"

 

Jari Mei sekali lagi ditekan ke pelipisnya, yang membuat Nazuna terlihat khawatir.

"Ada apa, Mei? Apa kamu sakit kepala atau semacamnya?"

 

"Tidak, aku baik-baik saja." Kata Mei.

 

"Tapi, aku berharap kamu dapat memanfaatkan kemampuan mentalmu dengan lebih baik. Atau setidaknya gunakan lebih banyak waktu untuk berpikir sebelum bertindak."

 

"Aku tidak yakin aku mengerti, tapi sebaiknya kamu istirahat jika kamu merasa sakit kepala." Saran Nazuna.

 

"Oh, iya, beberapa pelayan peri menyuruhku mampir ke ruangan ini untuk memberimu pesan."

 

"Oh?"

Kata Mei, matanya menyipit.

 

"Dan pesan apa itu?"

 

Nazuna, dalam segala ketidaksadarannya, dengan gembira mengulangi apa yang diperintahkan oleh para pelayan peri itu padanya.

"Mari kita lihat, mereka berkata : 'Berhentilah memonopoli kamar master untuk dirimu sendiri!' 'Kami mempunyai hak untuk membersihkan kamar master juga!' 'Aku menentang kepala pelayan memonopoli kamar master itu' 'Semoga kau dikutuk!' dan 'Terkutuklah kau! Terkutuklah kau! Terkutuklah kau!' Aku kira mereka mengatakan yang pertama karena mereka tidak ingin terlalu memaksakan diri, tapi aku tidak mengerti sedikit pun tentang kutukan. Apa mungkin mereka ingin membangun ketahanan terhadap kutukan sihir?"

 

Ada jeda singkat sebelum Mei akhirnya memberikan tanggapan.

"Sepertinya ini adalah masalah antara aku dalam kapasitasku sebagai kepala pengurus rumah tangga dan pelayan peri itu, jadi kamu tidak perlu repot dengan hal spesifiknya. Tapi, aku akan sangat menghargainya jika kamu dapat memberitahuku nama-nama pelayan peri yang memberimu pesan-pesan itu, sehingga aku dapat mengatasi kekhawatiran mereka secara pribadi."

 

"Tentu! Mereka itu....."

Nazuna dengan polos membocorkan nama-nama pelayan peri yang mengirimnya ke kamar pribadi Light dengan alasan palsu. Setelah informasi itu disampaikan kepadanya, Mei mengaktifkan Item Box-nya dan mengeluarkan sejumlah uang darinya.

 

"Aku berterima kasih atas bantuanmu. Ini memang tidak banyak, tapi inilah hadiah karena telah menyampaikan pesan-pesan itu kepadaku. Saat kamu istirahat dari patroli, kamu dapat menggunakannya untuk membeli makanan ringan."

Terjemahan : Aku sudah cukup banyak mendengarnya darimu sekarang, jadi aku akan mengurusnya sendiri.

 

"Terima kasih, Mei! Kamu sangat baik!" Nazuna berkata penuh terima kasih, mengambil uang saku itu darinya tanpa mengerti maksudnya.

 

"Jika kamu membutuhkan bantuan, kamu selalu bisa datang kepadaku. Aku mendukungmu!"

Mei menyaksikan Nazuna berjalan menjauh dari kamar pribadi Light sampai Nazuna hilang dari pandangan dengan aman, lalu pada kesempatan pertama, Mei dengan cepat pergi untuk "Mengatasi kekhawatiran" para pelayan peri yang telah menipu Nazuna agar melakukan pekerjaan kotor mereka untuk mereka.

 

Perhentian Nazuna berikutnya dalam patrolinya adalah sebuah toko, tempat dia menggunakan uang yang diberikan Mei untuk membeli makanan ringan. Toko tersebut menjual berbagai macam makanan dan barang lainnya yang telah diproduksi oleh kartu Normal yang dikeluarkan oleh Unlimited Gacha, yang merupakan hal yang ideal karena jika bukan karena toko ini, semua kartu Normal tidak akan pernah digunakan dan hanya akan menjadi memenuhi ruang. Mata uang yang digunakan untuk membeli barang-barang ini unik di Abyss; orang-orang yang bertanggung jawab menciptakan semua uang palsu itu sudah kehabisan pekerjaan untuk saat ini, jadi mereka diberi tugas untuk menciptakan mata uang baru ini. Makanan ringan pilihan Nazuna adalah pancake kacang merah. Nazuna sudah mencoba banyak makanan ringan lain yang ditawarkan, seperti coklat, kue kering, dan manisan asin dan manis, tapi pancake kacang merah—yang tampak seperti roti lapis panekuk dengan sesendok pasta kacang azuki manis di bagian tengahnya—adalah yang paling memuaskan seleranya. Nazuna membeli sekotak susu dengan itu, lalu membawa belanjaannya ke kafetaria. Setelah dia selesai makan, dia berangkat untuk berpatroli di tempat latihan, namun sebelum dia sampai di sana, dia bertemu dengan Aoyuki di koridor.

 

"Hei, Aoyuki. Sedang apa di sini?" Nazuna bertanya padanya.

 

"Rrrow."

Ekspresi wajah Aoyuki yang mengeong dengan nada rendah dan tegas menunjukkan bahwa dia agak kesal karena dia bertemu dengan Nazuna—meskipun tentunya, Nazuna tidak menyadarinya dan terus berbicara seperti biasa.

 

"Bukankah kamu seharusnya berpatroli di hutan yang mengelilingi Abyss? Tunggu, apa kamu sudah selesai melakukannya?! Wah, kerjamu pasti cepat ya?"

 

"Meooow."

 

"Ya, aku tidak mengerti perkataanmu seperti master, jadi aku tidak mengerti maksudnya."

Sebenarnya, Light juga tidak mengerti bahasa kucing Aoyuki, namun Light bisa membaca yang tersirat dan mengetahui apa yang dipikirkan Aoyuki berdasarkan nada suara dan bahasa tubuhnya. Nazuna, di sisi lain, sama sekali tidak mengerti tentang isyarat semacam ini. Setelah memutar otak sebentar, Nazuna akhirnya menemukan kemungkinan alasan mengapa Aoyuki tidak keluar berpatroli di hutan.

 

"Ah! Apa kamu datang ke sini untuk meminta bantuan karena ada monster di hutan yang tidak bisa kamu kalahkan? Biar aku tangani! Kamu mungkin dipanggil sebelum aku, tapi aku lebih tua darimu dalam hal penampilan dan kekuatan. Kamu selalu bisa datang kepadaku saat kamu dalam masalah!"

Nazuna tersenyum pada Aoyuki, yang berdiri dalam keheningan yang canggung. Memang benar bahwa Aoyuki adalah petarung Level 9999 kedua yang dipanggil Light—dengan Mei yang pertama—namun seperti yang baru saja ditunjukkan oleh Nazuna, Aoyuki sering dinilai lebih muda dari keduanya, karena perbedaan tinggi badan mereka dan ukuran dada. Namun kalau soal kematangan intelektual..... Ya, tidak ada lagi yang perlu dikatakan mengenai hal itu. Aoyuki—yang benar-benar muak dengan salah tafsir Nazuna saat ini—merasa harus menjelaskan dirinya sendiri dengan mengangkat peta yang ada di tangannya dan berhenti mengeluarkan suara kucing.

 

"Tidak. Tidak ada musuh." Kata Aoyuki dengan kasar.

 

"Petanya sudah selesai sebagian. Aku akan membawanya ke Mei."

 

"Ah, benarkah? Apa itu sudah semuanya?"

Nazuna tertawa kecil, menampar punggung Aoyuki berulang kali.

 

"Ya, kamu seharusnya mengatakan itu dari awal! Kamu aneh sekali, Aoyuki!"

Bagi Aoyuki, tamparan dari belakang itu agak menyakitkan dan Aoyuki tidak bisa merasakan apa yang lucu dari itu. Meskipun permusuhan Aoyuki terhadap Nazuna bukan karena Aoyuki itu membenci nyali Nazuna itu. Bagaimanapun, ketika Aoyuki mendapati dirinya mempertanyakan apa Nazuna tidak terlalu bodoh untuk menjadi bagian dari rekan dari Light, Aoyuki sepenuhnya mengakui kepribadian Nazuna yang cerah dan reputasinya yang pantas sebagai cahaya yang bersinar di dungeon. Tidak, keduanya tidak cocok secara pribadi, terutama karena Aoyuki seperti kucing, sementara Nazuna berperilaku lebih seperti anjing peliharaan. Aoyuki adalah satu-satunya dari mereka berdua yang menyadari ketidakcocokan ini.

 

"Rrowr."

Aoyuki mengeong singkat untuk menandai akhir percakapan, lalu bergegas menjauh dari Nazuna untuk keluar dari sekitarnya, seperti yang dilakukan kucing.

 

"Semoga beruntung!"

Nazuna memanggilnya. Nazuna tidak hanya sama sekali tidak mengetahui tentang kecocokan antara dirinya dan Aoyuki, Nazuna juga melihat Aoyuki itu sebagai seseorang yang lebih muda, lebih lemah, dan membutuhkan perlindungannya. Niat baik semacam itu pasti bisa dianggap sebagai salah satu kelebihan Nazuna, namun itu juga merupakan alasan utama mengapa Aoyuki tidak cocok dengannya. Setelah menghirup angin sepoi-sepoi dengan Aoyuki, Nazuna melanjutkan perjalanannya ke tempat latihan. Perlengkapan dan perlengkapan mewah di koridor segera beralih ke medan berbatu, dipenuhi stalaktit dan stalagmit yang dulunya merupakan Abyss, karena area latihan ini sengaja dibiarkan tidak dikembangkan. Pada saat itu, kantong udara di depan Nazuna berputar dan meregang secara tidak wajar, hingga topi penyihir muncul dari rawa yang mengambang. Untuk pertama kalinya pada hari itu, wajah Nazuna berkerut jijik. Ada lebih banyak ruang terbuka di tempat latihan dibandingkan di bagian lain Abyss, jadi tempat itu berfungsi sebagai area penerima utama bagi siapapun yang berteleportasi ke dalam dungeon. Itulah salah satu alasan Nazuna memilih tempat latihan sebagai tujuan jalan-jalannya sehari-hari—atau lebih tepatnya, patroli.

 

"Ack, Ellie!" Nazuna berseru dengan sedikit kesal.

 

"Kupikir kamu sedang keluar untuk memeriksa sesuatu atau membuat sampah atau apapun yang biasa kamu lakukan."

 

"Ara, bukankah ini Nazuna." Kata Ellie.

 

"Aku kembali karena sudah memenuhi kuota kerja hari ini pastinya. Kamu benar-benar bodoh ya, Nazuna."

 

"Siapa yang kamu panggil bodoh itu?" Nazuna berteriak.

Dari empat gadis rekan terdekat Light, Nazuna dan Ellie dipanggil paling dekat, yang mungkin menjelaskan mengapa mereka saling menggoda tanpa ampun setiap kali mereka bertemu satu sama lain. Berbeda dengan Aoyuki, Nazuna cukup akrab dengan Ellie sehingga mereka berdua bisa bertengkar tanpa merasa tersakiti, dan bolak-balik mereka yang terus-menerus adalah tontonan meriah biasa di Abyss. Ellie menusuk Nazuna dengan kabar yang dirinya simpan hanya untuk kesempatan seperti itu.

 

"Tidak seperti kamu, yang bodoh ini, aku ditugaskan untuk merencanakan rencana balas dendam terhadap Sasha, dan semuanya berjalan begitu lancar sehingga beberapa hari yang lalu, aku minum teh dengan Light-sama untuk memberitahunya tentang kemajuan luar biasa yang aku telah kubuat ini! Apa pendapatmu untuk itu, ya? Kamu merasa cemburu, bukan?"

 

"Apa?! Seriusan?"

Nazuna berkata dengan penuh semangat.

 

"Ya, aku sangat cemburu! Aku ingin minum teh dengan master juga!"

 

Ellie berhenti.

"Apa? Hanya itu yang mau kamu katakan?" Ellie akhirnya bertanya.

 

"Heh? Memangnya apa lagi yang harus aku katakan?"

Kata Nazuna, terlihat bingung.

 

Ellie sepenuhnya mengira Nazuna akan menjadi marah karena frustrasi, memberikan lebih banyak kesempatan kepada Ellie itu untuk mengolok-olok rekannya yang lebih pendek, namun daripada itu, Nazuna hanya mengakui bahwa dia cemburu dan hanya itu saja. Kebiasaan Nazuna dalam memberikan jawaban yang lugas dan jujur terhadap berbagai hal terkadang membuat Ellie lengah dan menutup mulutnya, seperti dalam kasus ini. Menjadi dirinya sendiri, Nazuna sama sekali tidak menyadari kebingungan Ellie pada jawabannya, dan Nazuna melanjutkan pembicaraan.

"Aku percaya padamu untuk menyelesaikan rencana balas dendam Sasha itu dengan cepat! Kamu mungkin hebat dalam sihir, tapi kamu tidak pandai dalam pertarungan jarak dekat, jadi jika kamu butuh sesuatu, katakan saja padaku. Aku akan membantumu!"

 

"Sejujurnya, kamu itu luar biasa...."

Kata Ellie, menghela napas.

 

"Heh?"

Tawaran bantuan Nazuna yang tulus dan polos telah secara metaforis membuat Ellie tidak bisa memikirkan apapun, dan Ellie mendapati dirinya tidak mampu mengucapkan kata-kata jahat lagi kepada Nazuna yang tersenyum itu. Nazuna memiringkan kepalanya dengan bingung ke satu sisi dan menatap Ellie, yang akhirnya mengangkat tangannya karena frustrasi dan meninggalkan tempat latihan untuk melakukan pekerjaannya yang lain. Nazuna memperhatikan Ellie pergi, kepalanya masih dimiringkan dengan bingung—yang merupakan pose umum baginya—sampai akhirnya, Nazuna memutuskan untuk melanjutkan patrolinya. Tidak lama kemudian dia melupakan semua hal ini—setidaknya, baginya—pertukaran aneh ini, karena bagaimanapun juga, Nazuna tidak akan pernah berhenti menjadi Nazuna.

 

✰✰✰

 

Setelah Nazuna menyelesaikan aktivitas hariannya, Nazuna makan malam, mandi, dan melompat ke tempat tidur.

"Hari lainnya dalam melindungi Abyss selesai, seperti yang diperintahkan master!"

 

Namun ada satu masalah yang membuatnya kesal.

"Aku sangat sedih tidak bisa bertemu master hari ini. Aku sangat mencintai master. Aku rindu master. Aku akan membuat semua orang di dunia permukaan menjadi hancur jika master mengizinkanku."

 

Nazuna hanya tetap diam di tempatnya karena Light dan yang lainnya bersikeras, namun Nazuna bersumpah pada dirinya sendiri bahwa dia akan menghancurkan siapapun dan semua orang yang membuat masternya merasa sengsara.

 

"Kuharap aku bisa bertemu master besok...."

Bisik Nazuna, dan dia segera tertidur setelah seharian bekerja.

 

"Selamat malam, master...."