Chapter 5 : Prejudice

 

Malam berlalu tanpa insiden, dan kegelapan perlahan menghilang saat fajar menyingsing. Kami tidak ingin merepotkan party Elio lebih jauh, jadi aku dan party-ku bersikeras untuk berangkat sebelum sarapan. Meskipun kami merasa harus meninggalkan dungeon pada saat ini, para anak-anak muda itu memutuskan untuk tinggal selama dua atau tiga hari lagi untuk melawan para Goblin.

"Jika ada kesempatan, ayo kita bertualang di dungeon bersama-sama lagi." Kata Elio.

 

"Aku sangat senang jika Gold-san dapat mengajari kami lebih banyak lagi tentang cara menggunakan pedang dan perisai dengan benar."

 

"Tentu." Jawabku.

 

"Aku berharap bisa bertemu kalian lagi suatu hari nanti."

Elio dan aku berjabat tangan untuk meresmikan janji itu, lalu aku dan rombonganku menuju pintu keluar dungeon. Ketika kami berada cukup jauh dari rombongan Elio—dan setelah memastikan tidak ada seorang pun yang melihat—aku mengaktifkan kartu SSR Conceal dan SR Flight sekali lagi. Kami bertiga mencapai pintu keluar dalam waktu kurang dari satu jam, dan pada saat itu kami melihat kerumunan petualang yang berdatangan ke dalam dungeon, jauh melebihi jumlah petualang yang meninggalkannya pagi-pagi sekali. Berkat ketidakseimbangan ini, kami berhasil keluar dari dungeon tanpa kesulitan dan tanpa harus menunggu sama sekali.

 

"Apa rencana selanjutnya, tuanku?" Gold bertanya.

 

"Apa kita akan kembali ke penginapan?"

 

"Kita harus pergi ke Guild dulu dan menguangkan permata sihir kita." Kataku.

 

"Kita tidak perlu menyimpannya terlalu lama."

Kami berangkat ke gedung Guild, berjalan dengan rute yang sama dengan para petualang yang mengambil misi yang datang kecuali sebaliknya. Kami terakhir berada di sana sehari yang lalu, ketika Guild telah membuatkan beberapa tanda petualang untuk kami, dan saat kami masuk, aku melirik ke papan buletin yang berisi bermacam misi untuk para petualang yang memenuhi sebagian besar dinding. Salah satu poster di sana sedang mencari seseorang untuk mengumpulkan sepuluh ikat ramuan yang tumbuh di tepi sungai yang terletak di lantai pertama dungeon. Yang lainnya berisi mencari seseorang untuk mengambil bijih tertentu yang dapat ditemukan di gunung berapi di lantai lima dungeon. Namun tidak semua poster itu ditujukan untuk dungeon : ada beberapa misi yang dapat dilakukan di dalam kota, dan misi lainnya yang mengharuskan para petualang pergi keluar batas kota. Tentunya ada beragam pekerjaan yang bisa dipilih oleh seorang petualang.

 

Meskipun ini masih awal, Guild dipenuhi dengan para petualang yang berkeliaran di depan buletin misi itu, meskipun hal itu mungkin tidak mengejutkan karena pekerjaan itu didasarkan pada sistem first-come-first-served (siapa cepat dia dapat), artinya ada banyak pilihan yang tersedia di sana. Tentunya, beberapa petualang sengaja mengabaikan papan misi itu sepenuhnya dan hanya fokus pada dungeon saja. Kami bertiga pergi ke meja resepsionis di seberang papan misi, yang pada dasarnya merupakan serangkaian jendela yang dipisahkan oleh dinding partisi. Mungkin ini bukan kejutan karena Kerajaan tempat kami berada, namun hampir semua resepsionisnya adalah perempuan Dwarf. Kami mendekati salah satu dari mereka.

"Selamat pagi." Resepsionis itu menyapa kami.

 

"Apa kau di sini untuk menerima salah satu misi?"

 

"Tidak, kami baru saja keluar dari dungeon." Kataku.

 

"Kami ingin menguangkan permata sihir ini."

Meskipun Dwarf laki-laki dan perempuan bertubuh kecil, mereka tidak pernah bisa dituduh terlihat lemah karena kekokohan tubuh mereka. Sepanjang masa kanak-kanak, para Dwarf memiliki penampilan yang relatif normal dan sesuai dengan usia mereka, namun seiring bertambahnya usia, mereka secara bertahap menjadi semakin kekar.

 

Resepsionis yang kami tuju sedikit lebih pendek dariku, namun sosoknya mungkin paling tepat digambarkan sebagai kata "Kekar". Aku menyerahkan tas berisi semua permata sihir—termasuk permata dari Fourscythe Mantis—yang kami ambil di tiga lantai pertama dungeon. Kami pada akhirnya memutuskan untuk tidak menyimpan material lain yang dimiliki belalang sembah, karena material tersebut akan memakan terlalu banyak ruang, dan tentunya, Nemumu telah mengiris dan memotong lengan pedang dan kerangka luarnya, dua material iru akan mendapatkan harga tertinggi. Jadi pada akhirnya, kami hanya mengambil permata seukuran bola—yang terasa sangat berat jika kalian mencoba membawanya dengan satu tangan—dari tubuh belalang sembah, dan setelah itu, aku menggunakan salah satu kartu sihirku untuk membakar sisanya dari mayat serangga itu, sehingga dagingnya tidak menarik monster lapar.

"Hmm? Tas itu kelihatannya cukup berat." Kata resepsionis itu.

 

"Salah satu permata sihirnya cukup besar." Kataku.

 

"Dilihat dari warnanya, sebagian besar permata sihir ini berasal dari lantai tiga."

Ucap resepsionis sambil menilai isi tas itu.

 

"Tapi party-mu hanya bisa memasuki dungeon kemarin atau sehari sebelumnya. Aku mengenalimu sejak kalian mendaftar."

 

"Hah? Ya, kami mulai memasuki dungeon kemarin pagi." Kataku.

 

"Apa ada masalah dengan itu?"

Aku dan party-ku sebagian besar mengumpulkan permata sihir dari Troll di lantai tiga untuk menaikkan peringkat kami sedikit lebih cepat, meskipun memikirkannya di Guild, ketika aku bertualang dengan party Concord of the Tribes, aku pernah mendengarnya beberapa aturan di dungeon dengan tegas melarang mengambil permata sihir secara berlebihan, sebagai cara untuk menopang nilai tukar batu tersebut. Mungkin ada aturan seperti itu yang berlaku untuk dungeon ini juga? Namun sepertinya aku sudah melenceng, karena resepsionisnya memandangi kami seolah-olah kami adalah pencuri.

 

"Kalau kau adalah ras lain, hasil seperti ini mungkin setengah bisa dipercaya, tapi mustahil bagi sekelompok manusia untuk mencapai lantai tiga—atau bahkan lantai dua—dalam kurun waktu satu hari, dan kembali dari sana dengan permata sihir sebanyak ini." Kata resepsionis itu dengan tajam.

 

"Kau bahkan mencuri permata sihir yang belum pernah kulihat sebelumnya. Guild ini tidak membayar permata yang diperoleh secara ilegal, jadi kami menggunakan hak kami untuk tidak berbisnis dengan kalian."

Aku meringis di balik topengku. Resepsionis itu baru saja menyindir bahwa mustahil bagi mereka yang disebut manusia "Ras terlemah" itu untuk mengumpulkan permata sihir sebanyak ini dalam satu hari, oleh karena itu kami pasti telah melakukan semacam kejahatan untuk mendapatkannya. Kami sudah mengira permata sihir yang kami dapatkan dari lantai tiga dan Mantis Fourscythe setidaknya akan menaikkan kami ke E-Rank, bahkan mungkin D-Rank, namun sedikit pun aku tidak berpikir bahwa hal itu mungkin akan membut kami dituduh melakukan kriminalitas. Hal itu hanya menunjukkan sejauh mana prasangka ras lain terhadap manusia. Aku merasakan Nemumu hendak memberikan sedikit pemikirannya pada resepsionis itu, jadi sebelum Nemumu bisa membuka mulutnya dan meneriakkan tempat itu, aku mengangkat tangan untuk memberi isyarat padanya kalau dia harus mundur. Aku berhasil menahan amarahku sendiri atas perlakuan keterlaluan ini, dan ketika aku berbicara lagi, suaraku cukup tenang.

 

"Kami dapat membuktikan bahwa kami tidak melakukan tindakan ilegal apapun dalam mendapatkan permata sihir ini dan semua yang kami lakukan dilakukan secara wajar. Kami menelusuri dungeon, mengalahkan beberapa monster, mengumpulkan permata sihir ini, kemudian langsung datang ke sini. Permata besar yang kau lihat di sana, kami dapatkan dari mengalahkan Mantis Fourscythe. Aku yakinkan padamu, kami tidak melakukan kesalahan apapun."

 

"Mantis Fourscythe?" Resepsionis itu berkata dengan skeptis.

 

"Itu adalah monster yang sangat langka yang hanya muncul setiap tiga dekade sekali. Seluruh Guild petualang bersatu untuk mengalahkan salah satu makhluk itu sepuluh tahun yang lalu, jadi tidak mungkin makhluk itu bisa muncul kembali secepat itu. Aku menyarankan agar kau tidak menyebarkan kebohongan yang transparan seperti itu."

 

"Aku mengatakan yang sejujurnya." Aku bersikeras.

 

"Kau dapat meminta seseorang dengan Gift Appraisal untuk memverifikasi permata sihit itu. Lagipula, menurutmu kejahatan apa yang mungkin kami lakukan untuk mengumpulkan permata sihir ini?"

 

"Y-Yah, kau pasti menyerang petualang lain dan mencuri permata sihir mereka." Kata resepsionis itu.

 

"Atau—"

 

"Kau tidak boleh melontarkan tuduhan palsu tanpa bukti." Balasku.

 

"Kami tidak akan pernah menyerang petualang lain. Dan kami bermaksud untuk masuk kembali ke dungeon dan membawa kembali lebih banyak permata sihir, sebagai demonstrasi atas apa yang bisa kami lakukan."

 

"Lebih banyak lagi, katamu?"

Kata resepsionis itu, sebelum memikirkan situasinya sejenak dan berbicara.

 

"Ya, akan menjadi masalah jika aku langsung menyatakan bahwa kau telah melakukan tindakan kriminal tanpa bukti yang mendukungnya. Jadi sesuai aturan, aku akan menukarkan permata sihir tersebut dengan uang tunai pada kali ini, karena tidak ada pelanggaran yang terungkap secara resmi. Untuk apa yang disebut 'Permata Sihit Fourscythe Mantis' ini, aku akan meminta seseorang untuk melakukan Appraisal, dan jika dipastikan itu asli, kau akan menerima uangnya dalam beberapa hari. Tapi jika kemudian diketahui kalau kalian telah melakukan kejahatan atau aktivitas ilegal lainnya dalam mendapatkan permata sihir, Guild tidak boleh mengabaikan masalah tersebut."

Terlepas dari kecurigaannya yang tidak terselubung, resepsionis itu terpaksa memproses permata sihir itu untuk ditukarkan menjadi uang tunai, karena tanpa adanya bukti, akan sulit baginya untuk menolak transaksi—meskipun itu tidak menghentikannya untuk menyiratkan bahwa Guild akan membuat hidupku seperti di neraka jika mereka mencium bau kesalahan.

 

"Ya, tentu saja." Jawabku sopan.

 

"Kami akan terus menjadi petualang terhormat dan dapat dipercaya yang akan menjauhi masalah apapun kami demi Guild."

Resepsionis itu—yang pasti bisa menangkap sindiranku—menukarkan permata sihir kami dengan uang tunai dengan cara yang agak kasar dan ceroboh, sambil memelototi kami dan menggumamkan sesuatu tentang aku sebagai orang yang "Ras rendahan sok tahu". Namun dia menyelesaikan tugasnya dengan cepat, dan kami meninggalkan gedung dengan uang dari penukaran permata kami dalam jangka waktu yang aku anggap wajar.

 

✰✰✰

 

Setelah kami meninggalkan Guild, Nemumu yang jelas-jelas marah mengusulkan tindakan pembalasan yang kejam.

"Aku tidak percaya betapa kasarnya orang itu padamu, Dark-sama. Perintahkan saja aku dan aku akan menghapus semua jejaknya dari planet ini."

 

Aku menghela napasku sedikit dan mencoba menjelaskan maksudnya padanya.

"Nemumu, aku senang kamu marah untukku, tapi kamu sebaiknya menahan diri untuk tidak mengatakan hal-hal seperti itu." Kataku padanya.

 

"Jika resepsionis itu menghilang sekarang, terlepas dari peran kita di dalamnya, kita akan menjadi pihak pertama yang dicurigai oleh pihak berwenang. Dan aku benar-benar ingin menghindari tuduhan palsu lagi yang ditujukan kepada kita."

 

"T-Tolong maafkan aku, Dark-sama." Kata Nemumu dengan menyesal.

 

"Aku gagal berpikir ke depan! Aku tidak berniatku sedikit pun untuk menimbulkan masalah bagimu, Dark-sama!"

 

"Ya, aku tahu maksudmu itu baik." Aku meyakinkannya.

 

"Tapi tolong, berhati-hatilah, oke?"

 

"Tuanku...."

Kata Gold, Ksatria yang biasanya bombastis itu hampir berbisik.

 

"Aku tahu."

Kataku, sudah menyadari apa Gold coba katakan.

 

"Nemumu, jumlah mereka."

 

"Tiga orang yang membuntuti kita, dua lainnya tampak berputar-putar menghalangi jalan kita." Jawab Nemumu.

Tidak butuh waktu lama bagi kami untuk menyadari bahwa ada sekelompok orang yang membuntuti kami sejak kami keluar dari gedung Guild. Untungnya bagi kami, Assassin’s Blade Level 5000, Nemumu, mampu membedakan dengan tepat berapa banyak yang mengikuti kami dan berapa banyak yang mencoba untuk menghadang kami.

 

"Aku ingin tahu siapa yang membuntuti kita." Kataku.

 

"Mereka mungkin memiliki beberapa informasi berguna yang dapat kita dapatkan dari mereka. Aku ingin 'Bertemu mereka' di suatu tempat terpencil. Nemumu, bisakah kamu mengiring mereka?"

 

"Itu mudah, Dark-sama." Kata Nemumu.

 

"Jangan menuju penginapan. Belok kiri pada kesempatan berikutnya."

Aku mengikuti instruksi Nemumu dan berbelok ke jalan setapak di dekatnya yang membawa kami ke sebuah gang. Bahkan tanpa kemampuan deteksi Nemumu, aku tahu para penguntit kami dengan panik mengubah arah untuk tetap mengikuti kami.

 

"Dark-sama, salah satu dari kelompok yang terdiri dari tiga orang telah pergi untuk bergabung dengan kelompok yang terdiri dari dua orang. Aku sarankan untuk memperlambat dan membiarkan mereka menghalangi jalan kita."

 

"Oke. Kau dengar itu, Gold." Kataku.

 

"Baiklah, tuanku."

Jawab Gold, memperlambat langkahnya seperti yang diinstruksikan Nemumu. Kami sengaja mengarahkan penguntit kami itu ke gang ini agar mereka bisa menjebak kami, dan mereka secara praktis menari mengikuti irama kami. Ketika kami mencapai tempat yang diinginkan, para penguntit kami muncul tepat waktu, menjebak kami di gang dengan menghalangi jalan maju dan mundur.

 

"Tunggu sebentar, ras rendahan."

Sebuah suara terdengar dari belakang kami.

 

"Kami ingin membicarakan sesuatu dengan kalian."

Aku berbalik dan melihat seorang Beastfolk mirip beruang yang tingginya setidaknya dua setengah meter—yang sepertinya adalah pemimpin dari kelompok penguntit itu—menjulang besar di depanku. Kelompok itu tampaknya seluruhnya terdiri dari para Beastfolk, semuanya mengenakan armor kulit yang terlihat lusuh, namun di saat yang sama, dengan jelas menunjukkan tanda-tanda telah digunakan bertahun-tahun oleh para profesional berpengalaman.

 

"Aku mendengar kalian berdebat dengan perempuan resepsionis di Guild itu."

Kata si manusia beruang Beastfolk itu dengan nada merendahkan.

 

"Dia berhak mencurigai kalian para manusia. Dibutuhkan waktu seharian penuh bagi party kami untuk pergi ke lantai dua, tapi kalian para ras rendahan berkata kalau kalian itu bertarung melawan monster di lantai tiga? Bagaimanapun cara kalian melawan mereka, itu secara fisik tidak mungkin. Dan kalian juga berkata kalau kalian itu mendapatkan permata sebesar itu dengan mengalahkan Mantis Fourscythe.... Haa!”

Manusia beruang itu tampak mengejek hal itu sebelum melanjutkan menjelaskan mengapa menurutnya itu tidak masuk akal.

 

"Setiap petualang di kota tahu kalau monster itu hanya muncul sekali setiap tiga puluh tahun atau lebih. Yang terakhir dibunuh satu dekade yang lalu, jadi belum ada satu pun dari mereka yang bisa muncul. Jadi dari mana kalian mencuri batu raksasa itu, hah? Jika kalian benar-benar tidak melakukan kejahatan, sebaiknya kalian ceritakan kepada kami cerita sebenarnya di balik permata sihir itu, dan bagaimana rasa rendahan seperti kalian bisa sampai ke lantai tiga. Cepatlah, manusia, katakan itu!"

 

"Aku khawatir aku harus menolak menjawabnya." Kataku segera.

 

"Petualang yang baik tidak pernah mengungkapkan rahasianya."

 

"Apa menurutmu ini permainan, nak?"

Si manusia beruang berteriak. Seorang Beastfolk yang setengah manusia, manusia setengah monyet berdiri di sampingnya, dan melirik ke belakangku, aku melihat bahwa anggota kelompoknya yang lain terdiri dari manusia anjing rakun, manusia rubah, dan manusia tikus. Kami semua berdesakan di sebuah gang terpencil yang hanya cukup lebar untuk menampung dua manusia berukuran dewasa yang berdiri di sana. Dengan kata lain, itu adalah tempat yang tepat untuk menghajar seseorang.

 

"Kalian harus tahu bahwa aku dan rekan-rekanku di sini telah menjadi petualang di kota ini selama bertahun-tahun." Si manusia beruang memperingatkan kami.

 

"Itu berarti kami lebih tinggi tingkatannya dibandingkan bocah ras rendahan sepertimu, dan senioritas berarti segalanya dalam hal ini. Kau lebih baik bicara sebenarnya tentang kalian yang lakukan itu, jadi berhentilah mengulur waktu dan jawab pertanyaannya!" Manusia beruang itu mulai meretakkan buku-buku jarinya.

 

"Kau tidak ingin terluka, kan, bocah?"

 

"Bos kami bukan tipe orang yang sabaran, jadi akan lebih baik bagi kalian jika kalian dengan cepat menjawabnya."

Kata si manusia monyet—yang tampaknya memiliki posisi "Teratas" di kelompok itu—dengan suara superior yang bernada tinggi. Semua Beastfolk ini bertingkah tangguh, namun level kekuatan mereka sangat rendah, aku tidak takut pada mereka sedikit pun. Meskipun ada masalah lain juga.

 

Kupikir mereka mungkin punya informasi berguna yang bisa kami dapatkan dari mereka, tapi sepertinya aku salah.

Jika mereka adalah party yang ingin merekrut kandidat Master, seperti yang dilakukan party Concord of the Tribes terhadapku, tidak ada alasan untuk mencoba dan mengintimidasi kami. Dan mereka tidak menganggapku sebagai tipe orang yang tahu hal lain yang berharga.

 

"Nemumu." Bisikku.

 

"Apa kamu merasakan ada orang lain di sekitar?"

 

"Tidak, tidak ada siapa-siapa lagi." Nemumu balas berbisik.

 

"Semua orang yang mengikuti kita ada di gang ini. Tidak ada pihak lain yang memantau kita dari jarak jauh."

Hanya ada sedikit orang yang bisa menghindari kemampuan deteksi Nemumu, jadi menilai dari responnya, tidak ada orang yang datang untuk "Menolong" kami di detik-detik terakhir sebagai cara untuk membuat kami berhutang budi kepada mereka.

 

"Mereka tidak meminta kita untuk bergabung dengan mereka, dan ini juga bukan semacam penipuan penyelamatan palsu." Kataku.

 

"Aku kira mereka hanya sekelompok preman yang mengira kita adalah sasaran empuk bagi mereka?"

 

"Para perampok ini tampaknya juga tidak berada di sini untuk menguji kekuatan kita, tuanku." Kata Gold dengan suara rendah.

 

"Jika kau bertanya kepadaku, mereka hanya membuang-buang waktu kita."

 

"Menurutku tindakan mereka juga bukan akting." Bisik Nemumu.

 

"Aku setuju dengan Gold. Ini hanya buang-buang waktu saja."

Baik Gold maupun Nemumu sepertinya setuju dengan kesimpulanku bahwa para Beastfolk ini tidak akan berguna bagi kami dengan cara apapun. Aku pikir mereka setidaknya memberi kami beberapa informasi yang bisa aku gunakan, namun hidup tidak selalu berjalan sesuai keinginan. Aku menghela napasku dan membiarkan bahuku terkulai, yang disalahartikan oleh si manusia beruang sebagai tanda pasrah.

 

"Apa yang sedang kalian diskusikan itu? Apa akhirnya kalian memutuskan untuk menyerah dan memberitahu kami apa yang ingin kami ketahui?"

 

"Bos, kenapa kita tidak membawa gadis berambut perak itu kembali ke penginapan kita untuk berbicara dari hati ke hati padanya?" Saran si manusia monyet.

 

"Kita bisa melepaskannya setelah kita bosan dengannya."

 

"Itu sebenarnya bukan ide yang buruk, monyet." Kata si manusia beruang itu.

 

"Dia mungkin ras rendahan, tapi dia lebih cantik dari Elf mana pun. Aku belum pernah melihat perempuan sepertinya. Kita bisa mengajarinya bagaimana petualang sejati melakukan sesuatu sambil dia menceritakan kisahnya kepada kita."

 

"Hei, bos! Bukankah kita harus mengambil armor emas orang itu sebagai biaya 'Mengajar' kita juga?"

Kali ini, si manusia anjing rakunlah yang meninggikan suaranya. Manusia rubah dan manusia tikus yang berdiri di belakangnya berbicara dengan penuh semangat.

 

"Kudengar armor itu terbuat dari emas palsu, tapi kurasa dengan menjualnya, kita akan mendapat uang." Kata si manusia beruang sebelum menoleh ke arahku dan Gold.

 

"Sekarang, serahkan uang dari permata itu dan armor emas itu. Kami akan memberi kalian uang tunai yang cukup untuk menyewa kamar di suatu tempat, jadi kalian bisa berterima kasih atas keberuntungan itu, kami ini sangat murah hati tahu!"

 

Sepanjang percakapan ini berlangsung, Nemumu dalam diam marah di sampingku, pembuluh darah di dahinya berdenyut-denyut.

 

"Dark-sama, aku menunggu perintahmu. Perintahkan saja dan aku akan mengubah orang-orang yang menjijikkan ini menjadi kabut darah dan menghapus mereka dari permukaan dunia dalam sekejap."

 

"Aku mengerti perasaanmu, tapi kita tidak bisa membunuh mereka begitu saja. Itu akan menimbulkan lebih banyak masalah." Kataku.

 

"Tapi aku tidak ingin berurusan dengan para idiot ini lebih lama lagi, jadi biarkan mereka tetap hidup."

 

"Sesuai keinginanmu, Dark-sama." Kata Nemumu.

 

"Hmm? Apa kalian para ras rendahan ini memang sudah tidak waras? Tidakkah kalian tahu bahwa tidak menghormati anggota suku beruang akan membuat kalian kehilangan nyawa kalian yang tidak berharga—"

 

"Tuanku, Nemumu, tunggu sebentar?"

Gold telah menyela si manusia beruang dan mengangkat tangannya untuk menarik perhatian semua orang. Ketika kami menoleh untuk melihatnya, kami melihat bahwa tiga Beastfolk di belakang kami tergeletak di tanah, sepertinya telah dipukul hingga pingsan. Tampaknya Gold telah mengalahkan musuh kami dengan tinjunya begitu aku memberi perintah. Meskipun wajah Gold sepenuhnya tersembunyi di balik pelindung kepalanya, aku tahu dari suaranya bahwa Gold tampak sedang menikmatinya.

 

"Apa kau tidak keberatan jika aku mengurus para pecopet ini, tuanku? Aku ingin memastikan mereka tidak mengganggu kita lagi."

Kata Gold, sebelum menambahkan lagi.

 

"Oh, tentunya tanpa membunuh mereka."

 

"Oke, kau bisa mengurus mereka, Gold." Jawabku.

 

"Apa kau keberatan jika aku dan Nemumu pergi ke penginapan duluan?"

 

"Oh, tentu saja, tuanku! Aku akan dengan cepat menyelesaikannya!"

Kata Gold dengan gembira.

 

"Nemumu, apa kau yakin baik-baik saja kembali ke penginapan bersama tuanku? Atau haruskah kukatakan, kembali berduaan bersamanya?" Gold sebenarnya tidak perlu menambahkan bagian terakhir itu, namun dia tetap melakukannya.

 

"Tugasku adalah berada di sisi Dark-sama setiap saat."

Kata Nemumu sambil berdeham.

 

"Aku akan sangat senang jika ditugaskan untuk selalu bersamanya. Aku akan membiarkanmu bersenang-senang dengan orang-orang ini, Gold."

Aku hanya tertawa kecil melihat reaksi Nemumu tanpa berkata apa-apa, saat wajah datar dan urat di dahinya berubah menjadi ekspresi yang lebih ringan. Aku senang Nemumu bisa mengatasi amarahnya yang nyaris tak terkendali.

 

Gold tertawa terbahak-bahak saat dia mendekati si manusia beruang itu.

"Bagus! Serahkan semuanya padaku, Nemumu! Para pencopet ini akan mengetahui apa itu 'Seorang Ksatria' setelah aku selesai dengan mereka!"

 

"P-Persetan dengan kalian! Kalian berani menentang petualang berpengalaman seperti kami?! Sebaiknya jangan main-main dengan kami, ras rendahan sialan!"

Teriak si manusia beruang. Gold berjalan mendekati si manusia beruang itu tanpa repot-repot mengeluarkan senjata. Fakta bahwa Gold telah menjatuhkan tiga rekan si manusia beruang itu dalam sekejap telah mengguncang si manusia beruang itu, namun manusia beruang itu tidak berbalik dan lari, terutama ketika itu karena ras terlemah yang dia hadapi. Manusia beruang itu menyerang dengan tangan kanannya yang kuat ke arah Gold, namun manusia beruang itu tidak akan pernah bisa menandingi Level 5000 Auric Knight itu. Gold menangkap tinju di tangannya seolah-olah itu adalah sekantong manik-manik dan meremasnya cukup keras hingga mengeluarkan air mata dan jeritan kesakitan dari manusia beruang itu.

 

"Yeowch! Bangsat kau! Aku ini adalah seorang Beastfolk yang hebat! Seorang anggota suku beruang, dan....."

Teriak si manusia beruang itu sebelum rasa sakit mengganggu ucapan kecilnya.

 

"Ow, Ow, Ow! Berhenti! Kau akan mematahkan tanganku! Ow!"

 

"Apa kau mencoba meninggalkan bosmu itu?"

Aku berkata kepada si manusia monyet, yang kulihat berusaha menyelinap pergi, mengira dirinya bisa menggunakan teriakan si manusia beruang sebagai perlindungan. Tentunya, aku tidak menerima semua itu. Aku mengeluarkan satu kartu Gacha.

 

"Fire Arrow!"

Tembakan api itu menyerempet armor kulit manusia monyet itu, menyebabkan manusia monyet itu berteriak dan menghentikan langkahnya.

 

"D-Dasar ras rendahan sialan!" Manusia monyet itu berteriak.

 

"Bagaimana kau bisa menggunakan sihir?! Siapa sebenarnya kalian ini?!"

 

Gold tertawa terbahak-bahak pada si manusia monyet.

"Kau benar-benar berpikir kau bisa pergi dari sini tanpa diketahui oleh tuanku? Tak satu pun dari kalian yang bisa lolos. Aku dengan senang hati mengajari bajingan seperti kalian tentang menjadi Ksatria yang baik, oke? Dan ini adalah kesempatan yang bagus untuk itu!"

 

Gold berjalan ke arah si manusia monyet dengan tangan kanan si manusia beruang yang sangat sakit masih dalam genggamannya sehingga manusia beruang itu tidak bisa melarikan diri.

"Ow! Yeowch!" Teriak si manusia beruang.

 

"Itu menyakitkan! Tolong jangan menarik tanganku seperti itu!"

Tapi Gold tidak menghiraukan rengekan Beastfolk itu.

 

"Aku tidak tahu kalau Gold bisa menjadi seperti itu." Kataku.

 

"Aku yakin lebih baik memberi mereka pelajaran yang tidak mematikan jika kita ingin memastikan mereka tidak menganggu kita lagi." Kata Nemumu.

 

"Bagaimanapun, kita tidak boleh membuang waktu lagi di sini. Ayo kembali ke penginapan dan istirahat. K-Karena kamu tidak mandi tadi malam, a-apa kamu keberatan jika aku menggosok punggungmu, D-Dark-sama?"

Kami berangkat ke penginapan, meninggalkan Gold untuk menyelesaikan para pencopet di gang itu. Jika Kalian bertanya-tanya, aku mandi dan berganti pakaian sendiri ketika kami kembali ke penginapan. Kembali ke Abyss, Mei dan para pelayan peri sering kali bersikeras untuk memandikanku dan membantu mengganti pakaianku, jadi aku mengambil kesempatan langka ini untuk melakukan kedua hal itu sendirian. Ketika aku kembali dari kamar mandi, aku melihat Nemumu mencoba yang terbaik untuk menyembunyikan ekspresi kekecewaan di wajahnya, namun mandi bersamanya akan berada di luar zona nyamanku, jadi aku hanya tertawa canggung untuk itu. Kami tidak melihat Gold sepanjang sisa hari itu, dan baru keesokan paginya Gold akhirnya muncul saat kami sedang sarapan.

 

"Menurutku, hasil dari itu sangat memuaskan." Kata Gold, tampak agak ceria.

 

✰✰✰

 

Di rawa di lantai tiga dungeon, kunci emas menari-nari di udara, diiringi dengan pedang. Kyto si Elf terlibat dalam pertarungan jarak dekat dengan Troll yang mengayunkan tinjunya ke sana kemari, dan menggeram seperti katak.

 

"Kau pikir bisa memukulku dengan melakukan itu?"

Teriak Kyto. Elf itu dengan ahli menghindari tinju kemarahan Troll itu sebelum mendekat dan menancapkan pedangnya ke sisi tubuh Troll itu. Namun, karena kemampuan regenerasi Troll yang kuat, lukanya tidak berakibat fatal. Troll pada umumnya berukuran tinggi lebih dari dua meter dan daging serta tulangnya sekeras batu. Dalam keadaan normal, menancapkan pedang ke Troll sudah merupakan suatu prestasi tersendiri. Karena Troll memiliki ketahanan yang lebih baik terhadap senjata dibandingkan Orc, biasanya dibutuhkan tim petualang dengan strategi yang direncanakan dengan cermat untuk mengalahkan mereka. Namun berkat kemampuan Level 1500 serta kekuatan yang tertanam dalam pedangnya, Kyto mampu menghadapi sekelompok Troll sendirian.

"Dan ini menjadikanmu yang terakhir!"

Kyto berteriak sambil memenggal kepala Troll yang berteriak itu. Saat kepala Troll itu masih di udara, Kyto memotongnya menjadi empat bagian untuk memastikan Troll tersebut tidak dapat beregenerasi. Setelah Kyto selesai mengeluarkan isi perut para Troll, rekan seperjalanannya—si Dark Elf, Yanaaq—dengan penuh semangat berlari ke arah mayat-mayat itu untuk memotong kecil mereka menjadi sampel dengan pisau.

 

"Jadi ini Troll yang dikatakan memiliki kekuatan regenerasi yang unggul itu?" Kata Dark Elf itu.

 

"Aku tidak pernah menyangka akan mendapatkan sampel seperti ini! Keingintahuanku sebagai peneliti sangat tergelitik. Aku senang bisa menemanimu, Kyto-san! Hal ini membuktikan bahwa seorang peneliti harus melakukan perjalanan dan melakukan penyelidikan di lapangan, daripada terkurung di laboratorium selamanya."

 

"Oi, Yanaaq."

Kata Kyto yang terlihat gelisah, lalu mengarahkan pedangnya ke rekan seperjalanannya.

 

"Sebaiknya kau tidak main-main. Aku seharusnya menang dalam ujian yang dikirimkan kepadaku oleh Dewi dengan menembus batas pertumbuhanku dan menjadi pahlawan legendaris yang dihormati oleh orang-orang. Belum lagi, aku harus membunuh semua orang di Kerajaan yang mengolok-olokku, serta serangga-serangga rendahan yang kurang ajar itu."

 

Kyto berhenti sejenak sebelum langsung ke pokok permasalahan.

"Untuk mencapai semua itu, aku mengambil risiko besar dalam membantumu seorang Dark Elf sepertimu—untuk menyelesaikan penelitianmu. Kita di sini bukan untuk memuaskan rasa ingin tahu apapun yang mungkin kau miliki. Atau apa aku perlu memotong salah satu telingamu atau mencungkil matamu agar kau mengerti apa taruhannya?"

 

Para Elf dan Dark Elf pada awalnya tidak memiliki hubungan yang baik, jadi mungkin akan terjadi sedikit perselisihan di antara keduanya, namun meskipun ada permusuhan rasial, Kyto bekerja sama dengan Yanaaq semata-mata dengan tujuan untuk melampaui batas pertumbuhannya. Sementara itu, Yanaaq tidak bergeming sedikit pun selama kecaman gila Kyto, merasa perlu untuk sekadar memperbaiki kacamata berlensanya sebelum dengan santai memberikan balasannya.

"Aku jamin kalau aku tidak 'main-main', Kyto-san." Katanya.

 

"Seperti yang sudah aku katakan sebelumnya, aku mengumpulkan sampel ini karena sampel ini diperlukan untuk penelitianku tentang bagaimana suatu ras dapat melampaui batas pertumbuhannya. Sebenarnya aku cukup berterima kasih kepadamu, Kyto-san. Kau tidak hanya menunjukkan minat pada penelitianku, kau juga mengambil risiko besar ketika kau mencuri pedang legendaris Grandius dari Kerajaan Elf untuk membantuku. Belum lagi, bagaimana kau membantuku melarikan diri dari negaraku."

Negara asal Yanaaq, Kepulauan Dark Elf, menganggap penghapusan batas pertumbuhan suatu ras sebagai topik yang tabu untuk dipelajari. Pihak berwenang telah menangkap Yanaaq karena melakukan penelitian ini dan Yanaaq kemudian dijatuhi hukuman mati. Namun, Yanaaq dapat menghubungi Kyto—yang telah mencapai batas pertumbuhannya pada saat itu—dan berkat kekuatan Grandius, Yanaaq dapat melarikan diri dari negaranya dan menuju ke benua bersama Kyto dan salah satu subjek tes sebelumnya.

 

Dan apa itu Grandius, kalian tanya? Pedang legendaris yang pernah digunakan oleh seorang Master, yang dianggap oleh Kerajaan Elf sebagai harta nasional dan disimpan terkunci sampai dicuri. Ada delapan kelas senjata dan armor, diurutkan dari yang tertinggi hingga terendah : Genesis, Mythical, Phantasma, Epic, Artifact, Relik, Rare, dan biasa. Grandius adalah pedang kelas Phantasma, artinya dianggap sebagai senjata yang sangat unggul. Bagaimanapun, kembali ke cerita, penelitian tabu Yanaaq melibatkan transplantasi sel yang diambil dari ras lain, monster, dan berbagai makhluk lain untuk secara buatan untuk menghapus batas pertumbuhan.

"Selama penelitianku, aku berhasil melampaui batas pertumbuhan subjek manusia dengan mentransplantasikan sel dari monster ke dalamnya." Kata Yanaaq.

 

"Meskipun level kekuatan monster tidak lebih tinggi dari 100, pendekatan ini memungkinkan subjek untuk menembus batas pertumbuhannya. Aku berharap dapat menyempurnakan teknik ini dan suatu hari nanti menggunakannya untuk menghilangkan batas pertumbuhan Dark Elf secara buatan hanya dengan mentransplantasikan beberapa sel. Level kekuatan keseluruhan ras kami akan meningkat tanpa batas. Tapi orang-orangku melihat ini sebagai sesuatu yang dilarang keras....."

 

"Hmph, aku bisa mengerti alasan negaramu itu." Kata Kyto.

 

"Ras yang punya kebanggaan seperti kalian akan merasa ngeri saat membayangkan darah mereka bercampur dengan sel monster."

 

"Tapi di masa lalu, bukankah para Elf mencampurkan darah mereka dengan darah Master untuk menghasilkan Submaster?" Yanaaq mencontohkan.

 

"Dan bukankah para Master itu berasal dari ras yang sama sekali berbeda? Yang aku lakukan hanyalah versi buatan dari praktik itu."

 

"Haa! Itu berarti cara kami para Elf mengelola garis keturunan kami jauh lebih unggul dari penelitianmu, yang bahkan belum membuahkan hasil yang baik!" Kata Kyto, mendengus.

 

"Kau cukup kasar dalam penilaianmu." Yanaaq tertawa.

 

"Lagipula, aku tidak bisa menyatakan bahwa eksperimenku sampai saat ini benar-benar sukses. Sebagai seorang peneliti, aku merasa berkewajiban untuk mengakui keadaan saat ini. Tapi di masa depan, aku ingin dapat terus-menerus menghasilkan makhluk-makhluk unggul yang memiliki darah yang sama seperti Hardy the Silent, pemimpin dari White Knight itu."

Mendengar nama yang dikenalnya menghentikan Kyto untuk melontarkan komentar sarkastik langsung ke arah Dark Elf itu, dan yang bisa dia lakukan hanyalah mundur dan melotot ke arahnya. Pada saat ini, Kerajaan Elf mungkin telah mengirim White Knight untuk memburu Kyto karena mencuri Grandius, dan bahkan dengan pedang legendaris di tangannya, Kyto hampir tidak memiliki peluang untuk mengalahkan Hardy. Kyto sudah mengetahui risikonya saat dia melawan Kerajaan, namun hanya dengan membayangkan Hardy yang sedang mengejarnya sudah membuatnya murung.

 

Ini hanyalah ujian lain yang harus aku jalani untuk menembus batas pertumbuhanku dan menjadi pahlawan sejati! Setelah aku melepaskan diri dari batas pertumbuhan terkutuk ini, aku akan dapat naik level lagi dan mengalahkan Hardy brengsek itu! Dan bahkan sekarang, kami masih memiliki rencana cadangan jika kami harus menghadapi Hardy itu sebelum waktunya......

Saat Kyto sekali lagi menguatkan mentalnya untuk menghadapi kemungkinan terburuk, Yanaaq mengangkat topik berbeda untuk meringankan suasana, yang menjadi semakin suram.

 

"Sekarang setelah aku mengambil sampel sel Troll yang aku cari, hal berikutnya yang aku perlukan adalah subjek uji pada manusia. Dan aku ingin ras terlemah yang sigap dan punya keberanian, jika memungkinkan."

 

"Baiklah, terserah katamu." Kata Kyto setelah hening sejenak.

 

"Dungeon ini selalu penuh dengan ras rendahan muda yang antusias, dan menangkap mereka akan sangat mudah dengan Grandius."

 

"Bagus sekali, Kyto-san. Aku tahu aku bisa mengandalkanmu. Dan dungeon ini lebih luas dari yang berani kubayangkan. Dungeon ini penuh dengan monster dan ras rendahan yang dapat digunakan dalam eksperimenku—bahkan sangat banyak, sehingga subjek potensial bisa berjalan ke arahku kapan saja. Ini benar-benar tempat yang luar biasa! Sekarang penelitianku akan maju pesat!"

Mata Yanaaq berbinar-binar seperti mata anak kecil di toko permen saat dia mulai menceritakan secara detail bagaimana dirinya bermaksud menyatukan manusia dan monster. Bahkan Kyto, yang terbiasa dengan pembantaian mengerikan yang biasa terjadi di medan perang, meringis mendengar pemikiran seram Yanaaq tentang bagaimana Yanaaq itu melakukan eksperimennya.

 

Oh Dewi, aku mulai bersimpati dengan ras rendahan yang ditakdirkan menjadi hewan laboratorium bajingan ini. Tapi aku tidak bisa melampaui batas pertumbuhanku tanpa memecahkan beberapa butir telur. Faktanya, para ras rendahan itu seharusnya senang karena mereka bisa membantu pahlawan masa depan.

Setelah Kyto selesai merasionalisasi dirinya sendiri, dia berjalan menjauh dari mayat para Troll itu dan mulai mencari tempat untuk berkemah pada malam itu. Sekarang setelah Kyto selesai membunuh monster sehingga rekannya bisa mengambil sampelnya, target berikutnya adalah beberapa manusia baru yang bisa dijadikan eksperimen oleh Yanaaq. Dark elf itu mengikuti di belakang Kyto, begitu pula anggota ketiga party yang bertudung itu—subjek eksperimen Yanaaq.