Chapter 3 : Line Jumpers

 

Keesokan paginya, kami bergabung dalam antrean di pintu masuk dungeon sehingga kami dapat memulai misi. Dungeon itu terletak jauh di sisi lain kota dari penginapan, dan karena Kerajaan Dwarf dikelilingi oleh pegunungan, mungkin bukan kejutan besar jika dungeon itu berada di kaki salah satu pegunungan. Pintu masuk ke dalam dungeon yang mirip gua dikelilingi oleh tembok tinggi mirip kastil, dengan gerbang baja yang terbuka lebar sehingga para petualang bisa masuk. Tentara dwarf yang ditempatkan di gerbang memeriksa tanda para petualang saat mereka melewatinya, dan seluruh tempat itu dipenuhi dengan kedai makanan dan pedagang asongan yang mencoba menjual barang dagangan mereka kepada orang-orang yang mengantri.

 

"Sate daging! Mulailah harimu dengan sate daging untuk sarapan!"

Teriak seorang pedagang.

 

"Saat ini kami memberi diskon besar untuk makanan kering!"

Teriak pedagang asongan lainnya.

 

"Ramuan penyembuh! Salep untuk lukamu! Anak panah! Dan proyektil lainnya! Sebut yang kalian butuhkan, kami pasti akan menyediakannya!"

Teriak orang ketiga. Gold—yang sedang mengantri di depanku—mengamati pemandangan itu, sangat terpikat.

 

"Hm....." Gold bersenandung.

 

"Tampaknya yang ada di sini hanyalah manusia, Beastfolk, Centaur, dan Dwarf. Hampir tidak ada Elf, Dark Elf, iblis, Onifolk, atau Dragonute."

 

"Itu karena para Elf dan Dwarf telah berebut dungeon ini selama berabad-abad. Dungeon ini menjadi sumber perselisihan antara dua ras." Jelasku.

 

"Itulah mengapa kamu tidak melihat terlalu banyak Elf di sini. Alasan mengapa Dark Elf, iblis, Onifolk, dan Dragonute jumlahnya sedikit dan jarang adalah karena geografisnya. Aku kira ada banyak manusia di sini karena mereka ingin melakukan misi di dungeon ini."

 

"Kamu sangat berpengetahuan, Dark-sama."

Kata Nemumu, yang berada di barisan di belakangku.

 

"Kamu telah memahami situasinya dengan sempurna."

Aku terjepit di antara Gold dan Nemumu karena suatu alasan : Gold berada di depan karena dia adalah tankku, dan karena kemampuan Nemumu yang unggul dalam mendeteksi, Nemumu berada di belakang dan berjaga-jaga. Secara praktis tidak terpikirkan kalau aku bisa dikalahkan oleh petualang dunia permukaan, namun kami mengambil formasi ini hanya untuk berjaga-jaga. Setidaknya itulah yang Nemumu katakan saat pertama kali menyarankan hal ini.

 

"Aku tidak bisa membiarkan apapun terjadi padamu, Light-sama."

Nemumu memberitahuku saat itu dengan ekspresi serius di wajahnya. Sekarang, dia berdiri di belakangku dengan tangan melingkari bahuku. Aku tidak ragu kalau ini adalah caranya menjalankan tugas pengawalnya, namun pose khusus ini berarti ada dua benjolan lembut yang menekan bagian belakang kepalaku. Meskipun membuatku tersipu malu saat berdiri seperti ini, aku tidak punya pilihan selain diam-diam menyetujui metode Nemumu. Lagipula, aku terlihat seperti anak laki-laki berusia tidak lebih dari dua belas atau tiga belas tahun, sementara Nemumu tampak seperti berusia tujuh belas atau delapan belas tahun, yang berarti siapapun yang melihat kami akan berasumsi kalau kami adalah saudara kandung yang sangat dekat. Meski begitu, anehnya kami terlihat tidak demikian pada tempatnya di sini. Para petualang, pedagang asongan, pekerja kedai makanan, dan semua orang di sekitar kami memperhatikan kami dengan rasa ingin tahu yang besar. Beberapa pandangan yang mengarah ke kami bahkan lebih menghina, seolah-olah mereka bertanya-tanya apa yang sedang dilakukan manusia di antrian ini.

 

Namun alasan kami dapat sorotan seperti itu pastinya karena Gold—berkilau seperti biasa dalam balutan armor keemasan dari ujung kepala hingga ujung kaki—satu kepala lebih tinggi dari kebanyakan orang, dan selain itu, kecantikan kulitnya yang kecokelatan, rambut keperakan Nemumu yang berkilauan di bawah sinar matahari pagi yang cerah. Nemumu menarik banyak pandangan—ada yang penuh minat dengannya, ada yang mesum juga—dari para laki-laki di kerumunan, sementara para perempuan menatap tajam ke arahnya, mata mereka dipenuhi kecemburuan, meskipun ada beberapa tatapan penuh nafsu juga di sana. Karena aku berdiri di antara dua sorotan ini, dan sebagian karena topeng yang kupakai, aku juga mendapat beberapa tatapan penasaran. Aku melihat ke bawah barisan dan melihat semua anggota party tampak rukun satu sama lain, berbicara dan tertawa saat mereka menunggu untuk masuk ke dungeon, yang mengingatkanku pada hari-hariku di party Concord of the Tribes. Melihat semua party seperti ini membuatku merenung tentang masa lalu yang tidak ada gunanya.

 

Jika aku seorang petualang yang lebih baik, mungkin mereka tidak akan mencoba membunuhku.

Aku dengan kasar tersentak dari ingatanku oleh sekelompok orang yang tiba-tiba menyerobot antrian di depan party yang ada di depan Gold. Yang terakhir tampaknya seluruhnya terdiri dari petualang pemula berusia pertengahan remaja, sedangkan yang pertama menerobos di depan mereka semuanya bertudung dengan menutupi wajah mereka. Salah satu dari kelompok bertudung itu tingginya sekitar 170 cm dan membawa benda besar yang dibungkus kain di punggungnya, gaya berjalannya tampaknya tidak terpengaruh oleh berat benda itu, menunjukkan kalau dia sangat kuat. Anggota party lainnya bahkan lebih tinggi—mungkin tingginya sekitar 180 cm—namun meskipun dia cukup tegap, dia terlihat lebih lemah dan lebih rentan dibandingkan yang satunya. Anggota terakhir dari rombongan mereka tampaknya adalah seorang menonjol yang membawa satu set barang bawaan yang besar.

 

Kelompok petualang muda yang diserobot antriannya itu oleh kelompok bertudung itu semuanya manusia, dan karena tidak ada cara nyata untuk mengetahui ras apa dari kelompok bertudung itu, kelompok remaja tersebut memutuskan untuk tidak mengatakan apapun. Mereka hanya berdiri di sana, bertukar pandangan bingung satu sama lain, jelas bertanya-tanya apa yang harus mereka lakukan. Aku segera menyadari bahwa mereka dilumpuhkan oleh keragu-raguan dan turun tangan untuk membantu.

"Hei, orang-orang bertudung. Jangan memotong antrian, oke?"

 

Orang-orang bertudung itu menghadap ke arahku. Petualang pemula yang terjebak di antara mereka menjadi layu karena ketakutan.

 

"Kau bicara denganku?"

Orang bertudung dengan benda besar di punggungnya berkata, tampak terhina.

 

"Apa kau tahu dengan siapa kau berbicara?!"

 

"Kau berharap aku mengenali seseorang yang wajahnya tersembunyi di balik tudungnya?" Kataku, membalasnya.

 

"Tentu saja aku tidak tahu siapa kau, dan jika kau benar-benar terkenal, maka tidak ada alasan untuk tidak mengantri, bukan? Yang kau lakukan itu adalah tindakan yang memalukan."

 

Gold melanjutkannya dengan tawa yang menggelegar.

"Kau dengar tuanku itu, bung! Akan jauh lebih baik bagimu jika kau tetap menyembunyikan identitas kalian, kan? Apa kalian datang ke sini setelah mabuk di pagi hari? Sekarang, tindakan bodoh itu sudah cukup. Jadi kembalilah mengantri di belakang, bung. Bukan hanya kami yang membuat kalian merasa resah—kalian juga menyebabkan masalah bagi semua orang yang mematuhi aturan dan mengantri dengan benar."

 

"Dark-sama benar." Nemumu menimpali.

 

"Kalian sebaiknya kembali ke belakang. Apa kalian itu terlalu bodoh untuk mengetahui cara kerja antrian?"

Petualang manusia lain di belakangku mendukungku dan mulai mencemooh kelompok bertudung itu.

 

"Anak itu benar sekali! Kalian tidak ingin kami mengetahui siapa kalian sebenarnya, bukan?" Teriak seorang.

 

"Dengar itu! Lakukan apa yang anak itu katakan dan kembalilah mengantri di barisan belakang!" Teriak yang lain.

Sebenarnya, mereka mungkin baru angkat bicara setelah melihat beberapa orang melawan sekelompok pengganggu. Meskipun para petualang dikenal memiliki banyak keberanian, mungkin ada baiknya jika mereka tidak mengetahui ras apa dari kelompok bertudung itu. Petualang Dwarf dan Beastfolk yang mengantri berdiri diam, menyaksikan pemandangan itu dengan ekspresi dingin di wajah mereka. Mereka mungkin juga tidak terlalu peduli pada kelompok bertudung itu, namun manusia rendahan yang membuat keributan mungkin akan membuat mereka semakin kesal.

 

"K-Kalian tidak lebih dari serangga rendahan yang menunggu untuk dihancurkan di bawah kaki kami!"

Kata orang bertudung yang pernah berbicara sebelumnya. Dilihat dari kata-kata dan tingkah lakunya, dia sangat sombong, dan aku bisa melihatnya gemetar karena marah karena cemoohan yang diarahkan padanya. Namun aku mengabaikan amarahnya dan terus memberitahunya tentang kesalahannya.

 

"Aku mencoba menjelaskannya kepadamu, karena serangga pun tahu aturannya. Aku yakin kau tahu bahwa aku benar, jadi aku akan memintamu sekali lagi untuk kembali mengantri di barisan belakang."

 

"K-Kau berani memerintahku?!"

Orang bertudung itu mendidih, dan dia baru saja akan mulai membuka bungkusan barang besar yang dibawanya ketika orang itu dihentikan oleh anggota partynya yang lebih tinggi.

 

"Tenangkan dirimu. Tidak bagus jika kita untuk menggunakan benda itu di depan semua orang ini."

Katanya. Yang lebih pendek dari keduanya mengeluarkan suara frustrasi murni dan mengertakkan gigi.

 

"Ras terlemah sialan. Kalian pikir kalian itu lebih baik dari serangga? Lihat saja nanti!"

Setelah dia mengeluarkan bagian terakhir itu, orang bertudung itu dan dua anggota partynya mengosongkan tempat di barisan yang telah mereka curi dan berjalan dengan susah payah, sampai ke belakang. Manusia di belakangku memberi ucapan selamat kepadaku karena telah mengusir para pengganggu itu.

 

"Itu menunjukkan bahwa kita manusia punya nyali, nak!" Teriak seorang.

Setelah aku dan partyku mengucapkan terima kasih kepada penonton atas kata-kata baik mereka, pemimpin party pemula di depan kami melangkah maju untuk mengungkapkan rasa terima kasihnya atas apa yang telah kami lakukan.

 

"Uh, umm, terima kasih banyak sudah membantu kami!"

Pemimpin party itu adalah seorang anak laki-laki yang cukup muda dengan rambut merah pendek, dan kelompok yang dia perintahkan tampaknya adalah kelompok beranggotakan empat orang. Berdiri tepat di belakang anak laki-laki itu adalah salah satu anggota party lainnya : seorang gadis muda dengan warna rambut yang sama dengan pemimpinnya dan sangat mirip dengannya. Ada juga seorang anak laki-laki yang agak pendek yang memiliki penampilan nakal, dan anak laki-laki lain yang merupakan anggota tertinggi di party itu. Gadis yang sendirian di party itu tampak berusia sekitar dua belas atau tiga belas tahun, sedangkan para anak laki-lakinya, semuanya tampak berusia sekitar empat belas atau lima belas tahun.

 

"Semuanya terjadi begitu tiba-tiba. Kami tidak tahu apa yang harus dilakukan terhadap orang-orang itu."

Kata anak laki-laki itu sambil menundukkan kepalanya ke arah kami.

 

"Bagaimanapun, kami bisa saja terjebak dalam masalah dengan anggota ras yang sangat sombong. Aku minta maaf karena kamu terseret ke dalam masalah kami."

 

"Oh, tolong, jangan pikirkan itu." Jawabku cerah.

 

"Aku hanya melakukan apa yang benar. Lagipula, jika kami membiarkan mereka menerobos begitu saja, kami harus menunggu lebih lama untuk mendapat giliran."

Jawaban itu nampaknya membuat pikiran anak itu tenang, dan kami berdua saling tersenyum.

 

"Tapi serius, kami berhutang budi padamu, kawan."

Anak laki-laki berpenampilan nakal itu berseru dari belakang pemimpin party-nya.

 

"Omong-omong, topeng yang kau pakai itu keren. Dan apa armor ksatria ini terbuat dari emas asli atau apa?"

 

"Gimra, hentikan itu!" Bentak pemimpinnya.

 

"Kau bersikap tidak sopan!"

 

"Ah, ayolah, ketua." Kata anak laki-laki yang dipanggil Gimra itu.

 

"Aku yakin kita semua sangat ingin mengetahuinya."

 

Gold tertawa terbahak-bahak karena itu.

"Aku tidak bisa menyalahkanmu karena penasaran dengan armor emasku. Sekarang, untuk menjawab pertanyaanmu tentang armor ini—"

 

"Tidak, armor itu tidak terbuat dari emas asli."

Sela Nemumu sebelum Gold sempat menjelaskan.

 

"Sepertinya memang begitu. Karena jika dipikir-pikir, tidak masuk akal untuk melindungi diri dengan emas asli. Logamnya terlalu lunak untuk bisa digunakan sebagai armor."

Petualang lain di sekitar yang mendengar penjelasan Nemumu mengangguk, menganggapnya logis. Padahal kenyataannya, paduan armor Gold memang mengandung emas. Armor-nya itu hanya dicampur dengan beberapa logam langka lainnya untuk meningkatkan kekuatan pelindungnya. Alasan mengapa armor itu terlihat seperti terbuat dari emas murni adalah karena armor tersebut telah dibuat sedemikian rupa sehingga mempertahankan kilau yang didapat dari emas. Namun, sebenarnya tidak ada keharusan untuk memberitahukan hal itu kepada semua orang. Anak laki-laki berambut merah itu menundukkan kepalanya lagi.

 

"M-Maafkan anggota party-ku karena bersikap tidak sopan."

 

"Tidak apa-apa." Kataku tanpa basa-basi.

 

"Gold memilih untuk memakai armor itu—atau haruskah aku katakan, dia bersikeras untuk memakainya—dan orang-orang sering melakukan kesalahan itu. Dia sudah terbiasa."

Ini sebenarnya adalah cerita karangan. Tidak ada gunanya mencoba mengecat armor itu dengan warna lain karena semacam sihir pada armor itu akhirnya mengembalikan warna emasnya. Bagaimanapun, jika Gold tetap ada, warna emas itu akan membantu kami mendapatkan ketenaran sebagai petualang, yang sangat penting dalam operasi kami, jadi menurutku armor-nya tidak terlalu menjadi masalah.

 

"K-Kurasa setiap orang punya selera yang berbeda-beda."

Kata anak laki-laki itu, sambil mengikatkan busur rapi di sekitar alur pembicaraan. Petualang lain mungkin menerima bahwa Gold hanyalah seorang Ksatria biasa yang memiliki pemahaman yang sangat aneh tentang armor-nya. Setelah suasana sedikit canggung hilang, pemimpin muda itu melanjutkan pembicaraan.

 

"Ini mungkin terdengar sedikit tidak sopan setelah kalian membantu kami dan lain segalanya, tapi apa ini pertama kalinya kalian melakukan misi di dungeon ini?"

Pemimpin muda itu bertanya.

 

"Hah? Kau bisa mengetahuinya hanya dengan melihat kami?"

Tanyaku dengan bingung. Pemimpin itu mengangguk tanpa sedikit pun keraguan.

 

"Yah, ada banyak jenis dungeon yang berbeda, dan dungeon ini unik karena setiap lantainya sangat besar. Oleh karena itu, biasanya petualang terpaksa bermalam di sana, itulah sebabnya semua orang membawa perlengkapan berkemah. Party-mu sepertinya tidak memiliki perlengkapan apapun, jadi kupikir kalian belum pernah ke dungeon ini sebelumnya. Aku sarankan untuk membawa peralatan berkemah saat kalian datang ke sini lagi untuk melakukan misi."

Sekarang setelah pemimpin muda itu menyebutkannya, party-nya bukan satu-satunya yang membawa peralatan berkemah. Aku melihat sekeliling dan sepertinya setiap party membawa perlengkapan berkemah, di samping senjata dan armor biasa. Tentunya, peralatan berkemah akan sangat penting jika kalian ingin menjelajah jauh ke dalam dungeon, namun untuk misi jarak pendek yang berlangsung kurang dari sehari, itu bukanlah suatu keharusan. Jika dungeon ini adalah dungeon lainnya, muncul tanpa perlengkapan bukanlah hal yang aneh untuk dikomentari. Setiap anggota party-ku dilengkapi dengan Item Box, jadi kami tidak berpikir untuk membawa barang bawaan. Namun aku berterima kasih pada anak laki-laki berambut merah itu atas nasihatnya.

 

"Terima kasih telah memberitahu kami hal itu." Kataku.

 

"Kami di sini hanya untuk memeriksa sedikit dungeon ini hari ini, tapi kurasa lain kali, kami akan pastikan untuk membawa beberapa perlengkapan berkemah."

 

"Sejujurnya, aku berharap bisa memberi kalian lebih banyak petunjuk sebagai ucapan terima kasih karena telah membantu kami." Kata anak laki-laki itu.

 

"Tidak apa-apa." Aku meyakinkannya.

 

"Saranmu telah banyak membantu kami."

 

"Berikutnya!"

Selagi kami berbincang, rombongan remaja itu akhirnya diberi isyarat untuk memasuki dungeon. Mereka berempat membungkuk kepada kami untuk terakhir kalinya sebelum bergegas menuju pintu masuk. Party-ku yang dipanggil berikutnya, dan saat aku melewati ambang pintu menuju dungeon, aku merenungkan percakapan yang baru saja kulakukan.

 

Item Box itu langka, jadi apa akan terlihat lebih mencurigakan jika aku memberitahu mereka bahwa kami sebenarnya memiliki peralatan berkemah? Mungkin jika ada yang bertanya, aku harus mengungkapkan bahwa salah satu dari kami memiliki Item Box. Atau mungkin kami harus membawa barang bawaan agar bisa berbaur lebih baik.

Aku terus mempertimbangkan pilihanku saat party-ku memasuki dungeon.

 

✰✰✰

 

"Oh, wow."

Kataku, hampir tidak mampu menahan rasa takjubku saat aku memandangi padang rumput hijau yang terbentang di hadapanku. Dari luar, pintu masuk ke dalam dungeon tampak seperti struktur gua yang digali di kaki gunung, namun begitu masuk, aku bisa melihat hutan di kejauhan, dan bahkan ada sungai yang berkelok-kelok melintasi pemandangan yang melengkapi pemandangan ilusi itu. Di atas kepalaku ada langit biru indah yang tampak lebih biru daripada langit mana pun yang bisa kalian temukan di dunia luar.

 

Tempat ini jauh berbeda dari Abyss.....

Mau tak mau aku membandingkan tempat ini dengan dungeon-ku sendiri, yang aku dan para rekanku telah ubah menjadi benteng. Tidak peduli seberapa jauh kalian pergi ke Abyss, tidak ada padang rumput, gunung berapi, atau gletser di sana, dan dungeon yang aku kunjungi saat aku berada di party Concord of the Tribes semuanya seperti gua, jadi melihat sebuah padang rumput yang tampak alami di dalam dungeon ini adalah pengalaman baru bagiku. Tentunya ada jenis dungeon lain juga, seperti jenis labirin yang rumit, namun bagaimana lingkungan seperti ini bisa berkembang di dalam dungeon tetap menjadi misteri bagi para ahli. Banyak peneliti cenderung menganggap fenomena ini—hampir meremehkan—berasal dari kekuatan Undergod.

 

"Dark-sama."

Kata Nemumu yang sedang mengagumi pemandangan itu, yang berada di belakang.

 

"Petualang lain akan segera datang ke sini, jadi ayo kita pergi."

Kataku pada Nemumu sambil mulai berjalan pergi. Aku menunjuk ke hutan di kejauhan di mana aku pikir kami bisa memiliki privasi lebih. Gold—yang berjalan di depanku—mengamati pemandangan, tampak terpesona.

 

"Anak itu benar." Kata Gold.

 

"Tempat ini sangat besar sekali! Area yang satu ini mungkin lebih besar dari seluruh kota kecil yang baru saja kita masuki."

 

"Ya, kurasa." Jawabku.

 

"Dulu ketika aku masih menjadi bagian dari party Concord of the Tribes, kudengar dungeon ini adalah dungeon yang bagus jika seseorang ingin menghasilkan uang dan menemukan peti harta karun, tapi ini tidak seperti yang diberitahukan kepadaku. Kurasa kita memang membutuhkan peralatan berkemah jika ingin menjalankan misi di tempat sebesar ini. Ditambah lagi, jika kita mendirikan kemah dalam jangka waktu lama untuk melawan monster di sini, kita akhirnya akan keluar dengan membawa material dan permata sihir dalam jumlah besar hanya setelah menjalankan sebuah misi. Itu akan menghemat banyak waktu karena kita tidak harus terus-menerus masuk dan keluar dari dungeon, dan itu akan meningkatkan peluang kita menemukan peti harta karun."

Aku memilih dungeon ini karena jaraknya cukup jauh dari kota metropolitan tempat party Concord of the Tribes aktif sehingga lebih sedikit orang yang mengenaliku di sini. Alasan lainnya adalah akan mudah untuk menaikkan peringkatku karena dungeon ini memiliki reputasi yang baik di kalangan para petualang. Namun aku tidak pernah menyangka dungeon ini membutuhkan peralatan berkemah untuk melakukan apapun di dalamnya.....

 

"Dark-sama, bukankah menurutmu kita sebaiknya menganti lokasi?"

Sejak kami memasuki dungeon, Nemumu melepaskan bahuku dan memposisikan dirinya sedikit lebih jauh di belakangku, dan aku tahu Nemumu sedang sibuk memeriksa bagian belakang kami dan lingkungan sekitar. Kami belum bergerak terlalu jauh dari pintu masuk, jadi petualang lain masih terlihat berkeliaran di sana-sini, meskipun karena monster bisa melompat keluar kapan saja, para petualang lainnya tidak punya kebebasan untuk berlama-lama dan mendengarkan percakapan kami, meskipun mereka mengetahui kehadiran kami. Aku menggelengkan kepalaku atas saran Nemumu.

 

"Aku terkejut setiap lantai bisa seluas ini, tapi itulah satu-satunya perkembangan yang tidak terduga. Hal itu tidak mengubah tujuan kita sama sekali." Kataku.

Misi kami adalah untuk meningkatkan peringkat kami sebagai petualang sehingga kami dapat memperoleh akses terhadap informasi intelijen apapun yang mungkin dimiliki para elit. Untuk mencapai hal itu, yang perlu kami lakukan hanyalah mengalahkan beberapa monster dan membuat kemajuan dalam menyelesaikan lantai dungeon.

 

"Aku akui bahwa dungeon ini luas dan menarik." Kataku, menambahkan.

 

"Kita harus memanfaatkan waktu kita sebaik-baiknya di sini dengan menaikkan peringkat kita."

 

Gold tertawa terbahak-bahak.

"Tempat ini jelas tidak seperti dungeon yang biasa kita tempati, benar?"

 

"Aku suka dungeon kita." Kata Nemumu, sedikit terisak.

 

"Karena dungeon itu adalah tempat yang telah ditaklukkan Dark-sama."

Satu-satunya dungeon yang pernah aku kunjungi sebelumnya dibuat seperti gua, jadi keindahan alam yang satu ini merupakan hal baru yang menyegarkan. Gold dan Nemumu sama-sama setuju dengan keyakinanku kalau kami harus meningkatkan peringkat petualang kami di dungeon ini, dan kami berjalan dengan santai melintasi tempat ini, seolah-olah kami hanya ingin piknik. Kami akhirnya mencapai hutan tanpa bertemu monster apapun, dan terjun jauh ke dalam pepohonan untuk menghindari mata-mata.

 

"Nemumu." Bisikku.

 

"Aku merasakan tidak ada monster atau orang yang hadir dalam radius 100 meter." Jawab Nemumu ata panggilanku.

 

"R Detection, R Silent, SR Magic Jamming—release."

Aku tidak meragukan kemampuan deteksi Nemumu, namun menurutku yang terbaik adalah mengaktifkan kartu-kartu ini hanya untuk memastikan kami aman. Setelah menggunakan kartu Detection untuk memastikan tidak ada makhluk atau orang di sekitar, aku menggunakan kartu Silent untuk mencegah siapapun menguping kami, dan Magic Jamming untuk membuat mustahil bagi siapapun untuk mengamati kami menggunakan sihir. Setelah kami memastikan lokasi kami aman dari potensi perambahan, kami melanjutkan ke tahap operasi berikutnya.

 

"Baiklah." Kataku.

 

"Ayo kita dengan cepat cari tangga dan menuju ke lantai dua."

 

"Kita tidak akan melawan monster di lantai ini untuk membuat tempat persembunyian yang bagus, tuanku?" Gold bertanya.

 

"Lebih baik mengalahkan monster di lantai dua daripada lantai pertama."

Kataku pada Gold.

 

"Dan monster di lantai tiga akan membantu meningkatkan peringkat kita lebih cepat lagi, bukan begitu?"

 

"Kalau begitu, aku akan mencari tangganya di lantai ini!"

Nemumu angkat bicara, tahu kalau inilah waktu baginya untuk bersinar. Dengan kilatan kegembiraan di matanya, Nemumu menarik napas dalam-dalam melalui hidungnya, namun aku segera menghentikannya dengan lambaian tanganku dan tawa canggung. Bahkan di ruangan besar seperti ini, Nemumu yang berlevel 5000 kemungkinan hanya membutuhkan waktu sekitar satu jam untuk menemukan tangga itu. Tidak diragukan lagi, itu adalah kemampuan yang luar biasa, namun satu jam masih terlalu lama daripada yang aku inginkan. Ditambah lagi, aku tidak perlu membuang-buang waktu karena aku punya kartu Unlimited Gacha-ku yang bisa menentukan lokasi tangga itu hampir secara instan dan memandu kami menuju tangga tersebut. Aku memilih untuk pergi jauh ke dalam hutan, jauh dari orang-orang yang penasaran, sehingga kami dapat menggunakannya tanpa menarik perhatian yang tidak diinginkan.

 

"Nemumu, aku tahu kamu bersemangat, tapi aku ingin menggunakan SSR Clairvoyance-ku untuk menemukan tangga itu." Kataku padanya.

 

"Maafkan aku, Dark-sama, karena bersikap begitu bersemangat."

 

"Kamu tidak perlu meminta maaf." Kataku.

 

"Aku senang kamu begitu antusias dengan misi ini."

 

"Dark-sama!"

Nemumu menangis setelah jeda kebahagiaan itu. Pipinya memerah, matanya basah oleh air mata, dan tubuhnya gemetar. Tampaknya dia sangat gembira saat menerima pujian dariku. Gold—yang jelas-jelas mengabaikan tingkah laku Nemumu yang mudah ditebak—mengalihkan perhatiannya pada apa yang ada di tanganku.

 

"Tuanku." Kata Gold dengan sedikit terkejut.

 

"Kurasa aku belum pernah melihat kartu itu sebelumnya. Dan kau bilang kartu itu akan membantu kita menemukan tangga itu, benar?"

 

"Ya, kartu ini adalah SSR Clairvoyance, tapi...."

Keragu-raguanku disebabkan oleh kenyataan bahwa, meskipun pengguna kartu tersebut dapat menemukan lokasi benda-benda jauh yang ingin mereka cari dan mengetahuinya secara real-time, jika permintaan mereka terlalu kabur, atau jika mereka tidak tahu seperti apa benda spesifiknya, atau jika objeknya terlalu jauh, mereka tidak akan melihat apapun.

 

"Kartu yang sangat hebat untuk dimiliki, tuanku. Kau tidak pernah berhenti membuatku takjub dengan jumlah senjata yang kauu miliki. Yah, seperti yang aku harapkan darimu tuanku!" Gold melengkapi pujiannya dengan tawa standarnya.

 

"Sangat berguna saat berfungsi. Ada banyak batasan yang mengganggu pada kartu ini. Aku tidak bisa mengatakan kalau kartu ini benar-benar berguna." Kataku, menekankan pernyataanku sambil mengangkat bahu, meniru sikap khas Gold.

 

"Oke, aku akan memulainya. SSR Clairvoyance—release!"

Saat mengaktifkan kartu itu, aku memejamkan mata dan membayangkan tangganya—pada saat itu, aku diberikan penglihatan tentang tepi terjauh dari pemandangan alam ini, jauh dari hutan tempat kami berada. Pemandangan secara otomatis beralih ke bagian dalam dari sebuah gua di sisi gunung, yang bagi seluruh dunia terlihat seperti jalan buntu, dan di dalam gua ini terdapat ruang tangga. Hampir segera setelah aku melihat sekilas tangga, kartu Clairvoyance itu menghilang dari tanganku.

 

"Oke, aku sudah menemukan tangganya." Kataku, sebelum menyampaikan lokasi tangga menuju lantai dua kepada Gold dan Nemumu.

 

"Untungnya tangga itu berada di tempat yang mudah dikenali. Ayo kita pergi dan melanjutkannya di lantai dua."

 

"Ya, ini merupakan hal baik karena kita dapat menemukan tangga itu dengan mudah." Kata Gold.

 

"Dan jika kita pergi ke sana dengan cara yang sama seperti saat kita menuju kota ini, perjalanan akan selesai dalam waktu singkat!"

Jarak dari desaku ke kota tempat dungeon ini berada sangatlah sangat jauh. Biasanya, dibutuhkan waktu dua atau tiga bulan untuk menempuh jarak tersebut, pertama dengan perahu menyusuri sungai, lalu dengan kereta kuda, namun sebaliknya, kami menggunakan kartu SSR Conceal dan kartu SR Flight secara bersamaan untuk terbang ke kota, mendarat di dekatnya tanpa ada yang melihat kami. Dengan kartu-kartu itu, kami benar-benar akan mencapai tangga ke lantai dua itu dalam satu lompatan.

 

"Jadi kamu sudah berpikir sejauh itu ketika memilih untuk berjalan ke hutan ini, Dark-sama?" Nemumu berkata dengan kagum.

 

"Kamu memang luar biasa, Dark-sama! Penilaianmu sempurna seperti biasanya!"

 

"Terima kasih, Nemumu. Sekarang, mari kita pergi."

Aku tersanjung dengan kata-katanya, namun sanjungan itu membuatku tersipu malu, jadi aku segera menggunakan kartu-kartu itu untuk mengalihkan rasa maluku.

 

"SSR Conceal, SR Flight—release!"

Kartu Conceal pertama-tama membuat kami kebal terhadap deteksi oleh kelima indera, kekuatan sihir, atau benda sihir apapun. Kartu SR Flight, sesuai dengan namanya, memungkinkan kami terbang selama 24 jam. Yang harus kalian lakukan hanyalah berharap sekuat tenaga untuk terbang, dan kemudian tubuh kalian akan menjadi ringan dan melayang ke udara. Kemudian, setelah mencapai ketinggian tertentu, kalian tinggal memikirkan ke arah mana kalian ingin terbang dan kalian akan terbang ke arah tersebut.

 

"Pemandangan yang luar biasa, tuanku!" Gold berkata setelah kami terbang.

 

"Aku sangat kagum dengan kekuatanmu, tuanku! Aku yakin tak seorang pun di dunia ini yang pernah melihat pemandangan seperti ini!"

 

"Aku benci mengakuinya perkataanmu itu, Gold, kecuali kau bisa mengubah dirimu menjadi burung atau naga, kau tidak akan pernah bisa melihat pemandangan seperti ini." Kata Nemumu.

 

"Perjalanan ke dunia permukaan sangat berharga hanya untuk ini, meskipun kita masih berada di dalam dungeon. Aku sangat senang kami dipanggil olehmu, Dark-sama."

 

"Aku senang kalian berdua suka itu." Kataku.

 

"Sekarang, ayo terus berjalan sampai kita mencapai tangga menuju lantai dua."

Dan dengan itu, aku melayang ke arah tangga menuju lantai dua dengan dua rekanku di belakangnya. Selama penerbangan, kami memanjakan mata dengan pemandangan indah di bawah kami, menikmati sungai, hutan, gunung, dan pemandangan para petualang yang berjalan kaki, melawan monster saat mereka melaju.