"Yang kau lakukan hanyalah menebas dan mengayunkan dengan pedangmu, seperti babi hutan yang mengamuk tanpa berpikir panjang...." Kataku.
"Kau bahkan tidak mencoba membaca lawanmu. Kau membiarkan dirimu terbuka lebar, yang aku pikir itu jebakan. Apa hanya itu yang menjadi strategimu?"
Gold—yang merasa perlu untuk menambahkan sudut pandangnya sebagai seorang Ksatria—melompat ke dalam percakapan.
"Analisismu benar-benar bagus, tuanku, tapi aku harus menambahkan bahwa dia sama sekali tidak memiliki dasar-dasar ilmu berpedang. Setelah menyaksikan gerakan lalat ini, aku harus mengatakan kalau Elio dan teman-temannya itu setidaknya lebih bisa menggunakan dasar-dasar ilmu berpedang, benar?"
Tujuan utama kami adalah menangkap para pembunuh berantai ini, mengambil informasi yang kami perlukan dari mereka, mengeksekusi mereka, lalu memberitahu Guild. Aku tidak ingin membunuh mereka terlalu cepat karena aku ingin para pembunuh ini menderita atas apa yang mereka lakukan terhadap party Elio, namun Elf ini sangat lemah, ada kemungkinan yang sangat nyata bahwa aku mungkin secara tidak sengaja menghancurkannya seperti semut. Aku tidak menyangka akan ada jurang pemisah yang begitu besar dalam kemampuan kami. Bisikan yang diakhiri dengan kata "Mati" menyela pembicaraan. Selagi Gold dan aku bertukar pikiran tentang pertarungan yang sedang berlangsung, Kyto rupanya berhenti muntah dan mulai memelototi kami dengan pupil hijaunya yang menyala-nyala. Air liur keluar dari mulutnya, membuatnya tampak seperti anjing gila, dan dia mulai meneriakiku seperti orang gila.
"Kau akan mati bangsat!" Kyto mengulangi.
"Aku akan membunuhmu di tempatmu berdiri bangsat! Sekarang mati sialan! Grandius!"
Sebuah suara yang mirip dengan akord musik berasal dari pedang yang sekarang bergetar, lalu tiba-tiba, senjata itu menghasilkan klon yang melayang dari dirinya sendiri. Faktanya, ada tiga puluh dari mereka. Kyto—yang masih dalam posisi berjongkok—menunjukkan apa yang dia sebut "Grandius" itu ke arahku.
"Ubah serangga bangsat itu menjadi daging cincang!"
Yang mengejutkanku, ketiga puluh klon pedang itu meluncur ke arahku seperti anak panah. Sampai saat ini, aku belum bergerak satu inci pun dari posisi semula, namun jumlah proyektil yang datang ke arahku sangat banyak.
Aku punya firasat buruk tentang pedang-pedang ini.....
Pikirku.
Mungkin ide yang bagus untuk bermain sesuai aturan dan menghindarinya.
Jadi, aku akhirnya berpindah dari tempatku dalam upaya untuk menghindari klon-klon pedang itu, namun pedang-pedang itu tetap mengikutiku, berniat untuk menusukku.
Pedang-pedang ini akan cukup mematikan melawan petualang normal atau monster, tapi aku merasa pedang-pedang ini tidak akan mampu—
Sebelum aku bisa menyelesaikan pemikiranku, secara naluri aku mengayunkan tongkatku untuk menahan serangan yang diarahkan ke bagian belakang kepalaku.
"Oho!"
"Tch! Kau juga bisa menangkis serangan semacam itu?"
Dalam kekacauan itu, Kyto bermanuver di belakangku dengan berselancar di salah satu klon pedangnya di udara. Dia telah melakukan lompatan terbang ke arahku dalam upaya untuk menyerangku dari belakang, namun aku merasakan kehadirannya tepat pada waktunya untuk memblokir serangan mendadak ini. Elf yang frustrasi itu kemudian memberikan interpretasinya yang sepenuhnya salah tentang kemampuanku.
"Kau terlihat seperti seorang penyihir, jadi pada awalnya, aku tidak menganggapmu serius, tapi aku tidak akan pernah menganggapmu sebagai petarung kelas satu! Kau jelas memakai kostum penyihir itu agar lawanmu lengah di sekitarmu. Inilah sebabnya aku membencimu, penipu, ras rendahan bermuka dua!"
"Hah?" Kataku.
"Menurut definisi, aku ini memang seorang penyihir."
"P-P-Penyihir tidak mungkin bisa bertarung di levelku! Jangan coba-coba menganggapku bodoh!" Kata Kyto tergagap.
Sejujurnya aku tidak sedang mempermainkan pikiran dengannya. Aku benar-benar lebih seperti seorang penyihir daripada seorang petarung. Mei dan yang lain dari kenalan terdekatku telah memberitahuku bahwa kemampuan bertarungku di garis depan tidak cukup baik bagiku untuk menjadi yang terbaik bagi seorang ahli pertarungan jarak dekat level tinggi, namun ditempatkan di belakang sebuah party, kartu Unlimited Gacha membuatku bisa melakukan sihir serangan yang akan membuatku mengalahkan penyihir terbaik sekalipun. Jika aku diberi label, aku akan menjadi "Penyihir Unlimited Gacha", meskipun tidak ada subkelas seperti itu di dunia nyata. Jadi secara teknis, memanggilku penyihir adalah hal yang benar.
"Bagus sekali, Dark-sama! Kerja bagus dalam menggunakan kata-katamu untuk membuat lawanmu kehilangan ketenangannya! Kamu seorang ahli taktik!"
Nemumu berteriak ke arahku, namun dia juga mendapat kesan yang salah tentang jalannya pertarungan, karena dia pikir aku bermaksud membuat Kyto menjadi sangat marah. Meskipun hasil akhirnya sama, menurutku.
"Jangan berani-beraninya menghinaku bangsat!"
Teriak Kyto, yang wajahnya sudah benar-benar merah saat ini, sampai ke ujung telinga lancipnya. Dia mengayunkan pedang besarnya dan mengarahkan klon pedangnya ke arahku sekali lagi, yang memberiku kesempatan sempurna untuk menunjukkan kepadanya bahwa aku benar-benar seorang penyihir.
"Ice Swords!"
Aku mengaktifkan tiga puluh kartu R Ice Sword, yang memanifestasikan sekelompok es besar berujung tajam yang melayang di sekitarku. Aku mengarahkan Ice Swords ini ke klon Grandius, dan memastikan bahwa setiap proyektil dicegat dengan presisi yang mematikan. Trik kecil ini mengguncang Kyto dan menghentikan ocehannya yang tak henti-hentinya, seolah-olah seseorang telah menendang pasir ke dalam mulutnya.
"M-Mantra tanpa rapalan?!" Kyto akhirnya kaget.
"Dan kau bisa mengeluarkan Ice Swords sebanyak itu?! Itu mustahil. Itu benar-benar gila! Apa kau sedang memberitahuku bahwa kau itu benar-benar seorang penyihir?! Seorang penyihir yang bisa berhadapan langsung dengan petarung sepertiku?!"
"Seperti yang kubilang, menurut definisi aku ini memang seorang penyihir."
Aku juga harus menambahkan bahwa memanipulasi banyak Ice Swords adalah kemampuan sihir tingkat tinggi. Ellie secara pribadi telah mengajariku cara melakukannya, dan aku berada pada titik di mana aku mampu memanipulasi hingga sekitar seratus Ice Swords sekaligus, sementara Ellie dapat mengendalikan lebih dari seribu Ice Swords secara bersamaan tanpa mengeluarkan keringat. Nama Forbidden Witch Ellie itu ada bukan tanpa alasan.
Tetap saja, pedangnya itu adalah senjata yang hebat, aku tidak menyangka klon-klon itu menghasilkan api, angin, dan petir ketika Ice Swords-ku menyerang mereka.
Pikirku.
Tampaknya masing-masing klon pedang yang dihasilkan oleh Grandius mengandung kekuatan sihirnya sendiri, tanpa memerlukan mana pun dari penggunanya. Harus aku akui, aku cukup terkesan dengan pedang itu. Kyto—yang merasa gelisah karena betapa buruknya pertarungan yang terjadi padanya—menyadari aku menatap pedang besarnya dan mulai tertawa terbahak-bahak.
"Betapa bodohnya aku. Aku masih punya Grandius yang sangat kuat ini!"
Kata Kyoto, membual.
"Pedang ini adalah harta karun legendaris para Elf! Dahulu kala, surga menganugerahkan Grandius ini kepada seorang Master! Jika kau mencoba menyentuh pedang ini, tubuhmu akan dilenyapkan oleh sihir kelas tempur yang tertanam di dalamnya. Lagipula, kau hanya bisa memiliki begitu banyak mana dan kekuatan fisik untuk dimainkan! Mari kita lihat berapa lama kau bisa menghindari kekuatan pedang ini!"
"Tunggu, apa kau baru saja mengatakan 'Master'?"
Tanyaku, bahkan tidak menaruh perhatian sedikit pun pada hal-hal lain yang sedang dibicarakannya. Bahkan Gold dan Nemumu tersentak mendengar kata itu disebutkan.
"Apa kau tahu tentang Master itu?" Kataku padanya.
Kyto tertawa terbahak-bahak mendengar pertanyaanku.
"Tentu saja! Faktanya, aku adalah seorang Master yang dipilih oleh Sang Dewi sendiri!"
Saat melihat ekspresi terkejut kami, Elf yang gembira itu bertindak seolah-olah dirinya mabuk karena anggur terbaik di dunia.
"Atau lebih tepatnya, aku adalah keturunan seorang Master. Aku seorang Submaster dengan darah dewa yang mengalir di pembuluh darahku, dan aku ditakdirkan untuk menjadi pahlawan legendaris! Setetes darahku memiliki nilai yang jauh lebih tinggi daripada yang kalian semua kumpulkan! Sekarang membungkuk! Tunduk di hadapanku! Sembahlah aku, ras rendahan!"
"Submaster? Jadi kau bukan seorang Master?"
Aku bertanya. Ini adalah informasi baru. Dari apa yang bisa kupahami dari ocehan Elf itu, Submaster adalah seseorang yang merupakan keturunan dari seorang Master. Hal itu akan menjadikan Kyto sesuatu yang cukup dekat dengan seorang Master, meskipun dia sendiri sebenarnya bukan seorang Master itu.
"Dia mungkin bukan seorang Master, tapi dia tetap menjadi sumber informasi yang berharga." Pikirku.
"Perubahan rencana. Aku tidak akan membunuhnya di sini. Kita akan membunuhnya pada akhirnya, tapi kita akan membawanya ke Abyss terlebih dulu."
Setelah aku memberikan perintah ini, aku bersiap dengan bawahanku. Pada awalnya, aku hanya akan membunuh orang bernama Kyto ini untuk menaikkan peringkat petualang kami, namun perkembangan ini berarti kami tidak akan menyerahkan mayatnya ke Guild seperti yang kami rencanakan. Kami perlu membawa Kyto ke Abyss sehingga kami dapat mengambil semua informasi yang dia miliki tentang Master dan Submaster darinya. Aku mengalihkan pandanganku ke arah Dark Elf dan dua orang bertudung lainnya yang berdiri di belakang Kyto. Salah satu orang bertudung itu masih menggendong Elio di bahunya
.
"Nemumu. Gold. Kita juga akan membawa tiga lainnya ke Abyss. Ini perintah dari tuan kalian, Light : jangan biarkan mereka kabur." Kataku. Baik Nemumu maupun Gold menghunuskan senjata mereka dan menjawab dengan nada gembira.
"Serahkan padaku, Light-sama!" Nemumu angkat bicara.
"Siap melayanimu, tuanku! Sebagai Auric Knight, aku, Gold, akan melaksanakan perintahmu sampai tuntas." Kata Gold.
"Ohh, menakutkan sekali." Kata Dark Elf itu dengan sinis.
"Aku tidak mengira kalian akan mengalihkan focus kalian padaku...."
Kata Dark Elf, itu menyeringai.
"Tapi, aku adalah seorang peneliti, bukan seorang petarung, jadi jika kalian ingin menangkapku dengan paksa, kalian harus melewati subjek eksperimenku lebih dulu."
Dark Elf itu—yang menurut kekuatan Appraisal-ku, bernama "Yanaaq"—memiliki senyuman kejam terpampang di wajahnya, dan dia mulai mengangkat tangannya, yang sepertinya merupakan semacam sinyal bagi dua orang bertudung lainnya. Orang yang membawa Elio membiarkan remaja itu jatuh ke tanah sebelum kedua orang itu membuka tudung kepala mereka. Kemunculan mereka membuatku kehilangan kata-kata untuk sesaat. Keduanya bukanlah manusia atau monster yang bisa dikenali. Malah, mereka tampak seperti makhluk aneh. Salah satunya memiliki kulit menyerupai sekumpulan batu yang berkumpul, serta tiga wajah manusia—satu di dahi seharusnya dan satu lagi di setiap dada. Makhluk mengerikan lainnya—yang membawa Elio—tampak seperti segumpal lemak yang berkumpul menjadi satu. Makhluk yang ini memiliki beberapa wajah manusia yang menonjol di sekujur tubuhnya, menjadikannya pemandangan yang lebih menjijikkan daripada kekejian yang pertama.
"Aku menciptakan subjek eksperimen pertama dengan kulit seperti batu saat masih berada di Kepulauan Dark Elf." Yanaaq menjelaskan, bertindak seolah-olah sedang mempresentasikan proyek penelitian di sebuah simposium.
"Subjek ini adalah subjek eksperimen paling sukses yang berhasil aku kembangkan selama aku berada di sana. Aku membuat kreasi ini dengan memadukan kadal batu paling unik yang berasal dari pulau tersebut. Sedangkan untuk subjek eksperimen keduaku, aku membuatnya menggunakan banyak sampel Troll yang dikumpulkan dari dungeon ini. Untuk keduanya, aku membutuhkan sejumlah ras rendahan untuk ditambahkan ke dalam campuran untuk mencegah tubuh mereka rusak. Suatu hari nanti, aku berharap dapat menemukan cara untuk membuat tampilan luar subjekku terlihat lebih normal, tapi pada saat ini, inilah yang terbaik yang dapat aku lakukan."
Aku tidak tahu kenapa Yanaaq menggabungkan manusia dengan monster, namun Dark Elf itu sama sekali tidak terlihat bersalah atas banyaknya manusia yang dia bunuh untuk eksperimennya. Faktanya, dia tampak bersemangat untuk bereksperimen pada lebih banyak manusia. Bagaimana tepatnya Kyto dan Yanaaq memandang kami sebagai manusia?
"Nemumu, Gold....." Kataku.
"Keluarkan subjek eksperimen yang sudah lama meninggal itu dari kesengsaraan mereka. Dan pastikan bajingan sakit jiwa ini yang membuat mereka tidak kabur."
"Dipahami!" Nemumu dan Gold berkata dengan serempak.
"'Bajingan sakit jiwa'? Maksdumu itu aku? Sungguh ungkapan yang buruk untuk dikatakan." Kata Yanaaq.
"Meskipun menurutku anak ras rendahan sepertimu tidak akan pernah bisa memahami betapa hebatnya penelitianku ini."
Cara Dark Elf itu mengguruiku membuat Nemumu dan Gold kesal tanpa henti, namun mereka memprioritaskan melaksanakan perintahku.
"Aku akan mengakhiri hidupmu seperti yang diperintahkan Light-sama."
Kata Nemumu kepada subjek eksperimen berkulit batu itu.
"Bersiaplah untuk beristirahat dengan tenang."
Nemumu menguatkan cengkeramannya pada kedua bilah pembunuhnya sebelum menyerbu monster itu dan memenggalnya dengan serangan yang sangat cepat, seolah-olah dia terbang melewatinya bahkan tanpa menyentuhnya.
"Tidak perlu khawatir."
Gold mengatasi subjek eksperimen yang kedua.
"Aku akan membebaskanmu dari rasa sakitmu dengan cepat."
Dan Gold tidak hanya membelah musuhnya yang besar dan seperti agar-agar itu menjadi dua, dia juga melakukannya sambil mengambil Elio yang masih bernapas dan mengamankannya di bawah lengan kirinya. Namun meski kepalanya terpenggal dan torsonya terukir, kedua subjek eksperimen itu tidak mati. Mereka hanya mengambil bagian tubuh mereka yang terlepas dan menempelkannya kembali agar menjadi utuh kembali. Yanaaq tertawa terbahak-bahak.
"Sungguh tindakan yang tidak ada gunanya! Aku menaikkan level subjekku dan meningkatkan kekuatan regenerasi mereka! Kalian tidak bisa membunuh mereka hanya dengan menebas leher atau perut mereka!"
Yanaaq tertawa seperti anak kecil yang membual tentang mainan barunya. Dan tentunya, ini akan menjadi perkembangan yang meresahkan bagi para petualang biasa, namun kedua subjek eksperimen yang mengerikan itu masih belum bisa menandingi Nemumu dan Gold.
Sepertinya mereka berdua bisa menangani kedua makhluk itu.
Pikirku. Pada saat yang sama, sebuah suara yang terdengar seperti kuku di kaca terdengar di telingaku.
"Berhentilah mengabaikanku seolah aku ini tidak ada, dasar ras rendahan!"
"Ups!"
Kyto sekali lagi mengayunkan Grandiusnya ke arahku, namun aku dengan gesit menghindari serangan itu, mundur dari Elf itu, dan mengambil kembali posisi bertarungku, dengan tongkatku teracung di depanku. Aku mengembuskan napas pendek, lalu melompat ke depan. Aku mungkin bukan ahli dalam pertarungan jarak dekat, namun aku telah menjalani pelatihan bertahun-tahun di Abyss dengan Mei sebagai instrukturku. Bagaimanapun, levelku jauh lebih tinggi daripada Kyto, dan Elf itu kembali membiarkan perutnya terbuka saat Elf mengangkat pedangnya untuk menyerangku sekali lagi. Mengulangi tindakan yang sama seperti sebelumnya, pukulan dari tongkatku menyebabkan dia terbatuk-batuk, dan dia berlutut kesakitan. Aku segera menindaklanjutinya dengan tendangan terbang ke wajahnya. Kyto rupanya terlalu fokus pada rasa sakit di perutnya bahkan untuk melepaskan Grandius ketika dia terjatuh ke tanah, dan dia menggunakan pedang seperti tongkat untuk bangkit kembali saat darah mengalir dari mulut dan hidungnya.
"Dasar bajingan! Apa yang telah kau lakukan padaku?!" Elf itu terengah-engah sambil menatapku, kakinya gemetar karena usaha untuk bangun.
"Aku akan membunuhmu di mana pun kau berdiri, serangga bangsat!"
Kyto mengayunkan Grandius seperti sebelumnya, dan sekali lagi, pedang itu mengeluarkan refrain musik yang mengeluarkan sejumlah klon pedang. Namun kali ini, klon tersebut mengatur diri mereka sendiri di ujung Grandius itu sendiri untuk menciptakan pedang raksasa sepanjang lima meter.
"Aku tidak pernah membayangkan aku akan terpaksa menggunakan senjata rahasiaku untuk melawan serangga sepertimu, tapi Giant Grandius ini sekarang akan menjadikanmu daging cincang!" Kyto berteriak padaku saat dia menyerang ke depan sambil memegang senjata raksasa ini.
✰✰✰
Monster berkulit batu dengan tiga wajah manusia itu mengeluarkan serangkaian suara kacau saat monster itu terus menyerang Nemumu.
"Bisa tidak hentikan suara menyeramkan itu?!" Nemumu berteriak padanya.
Subjek eksperimen itu telah menggelembung dan sekarang lima puluh persen lebih besar dari sebelumnya, tingginya dua meter, mungkin lebih. Kecepatan, kekuatan, dan kegigihannya tampaknya meningkat juga. Subjek itu mengayunkan lengannya ke arah Nemumu, dan hanya sedikit meleset darinya, namun ada kekuatan yang cukup di belakangnya untuk membuat lubang di tanah, membuat tanah dan batu beterbangan ke mana-mana. Jika tinju besar itu sampai mengenai perempuan mungil seperti Nemumu, dia bisa tercabik-cabik. Namun Nemumu lebih sibuk dengan pertarungan antara Light dan Kyto dibandingkan dengan apa yang dilakukan lawannya sendiri.
"T-Tembak! Kalau terus begini, Light-sama mungkin akan memenangkan pertarungannya sebelum aku memenangkan pertarunganku! Jika aku membuat Light-sama menungguku selesai, aku tidak akan pernah menjalaninya selama aku hidup!"
Subjek eksperimen itu kembali mengoceh tidak jelas dalam bahasanya yang kacau.
"Diam!"
Nemumu berteriak sebelum memotong kepalan subjek eksperimen itu tanpa melihat dan melancarkan tendangan terbang ke perutnya dengan kekuatan sedemikian rupa hingga meninggalkan lubang menganga. Subjek eksperimen itu terhempas ke tanah, namun bangkit kembali tanpa henti, tinjunya beregenerasi dan lubang di perutnya terisi kembali.
Gold tertawa terbahak-bahak.
"Pertunjukan yang buruk, Nemumu! Bagaimana bisa makhluk itu bisa menyusahkanmu? Sebagai sesama pelayan dari Light-sama yang agung, kau seharusnya merasa malu pada dirimu sendiri, benar?"
"Kalau begitu, kamu seharusnya sama, Gold!"
Nemumu membalas, karena Gold itu juga belum bisa mengalahkan lawannya. Namun dalam kasus Gold, dia bertarung dengan satu tangan karena ada Elio di lengannya yang lain. Subjek eksperimen yang Gold hadapi telah tertanam dengan sel Troll, sehingga makhluk tidak alami itu mampu meregenerasi bagian tubuh mana pun yang terpotong secara instan.
Ada kesan yakin tentang Gold saat dia membela diri terhadap tuduhan ini.
"Aku sedang melakukan tugas ganda di sini, melawan makhluk ini sekaligus melindungi Elio! Aku ragu tuanku akan menyalahkanku atas kelambananku dalam mengalahkan makhluk ini."
Nemumu menggeram frustrasi. Nemumu telah mempertimbangkan untuk melindungi Elio pada awalnya, namun gagasan untuk menyentuh laki-laki yang bukan Light tidak sesuai baginya, jadi pekerjaan itu malah diberikan kepada Gold. Namun sebagai hasilnya, Gold mempunyai alasan yang cukup masuk akal jika segala sesuatunya berjalan menyimpang, yang akan memberinya keuntungan dibandingkan Nemumu ketika tiba waktunya untuk menyalahkan. Meskipun Nemumu mempertimbangkan sudut pandang itu, dia masih enggan menyentuh laki-laki yang bukan Light.
"Tidak ada harapan lagi untuk kalian berdua." Kata Yanaaq.
"Kekuatan kalian tidak cukup untuk mengalahkan subjek eksperimenku. Tapi kalian berdua telah menunjukkan penampilan yang berani, aku bersedia bersikap lunak pada kalian saat aku bereksperimen pada kalian. Selama kalian berdua memilih untuk menyerah secara damai, itu saja."
Yanaaq mengalihkan pandangan tidak senonohnya pada Nemumu.
"Aku gagal melihatmu dengan baik saat kita berada di antrian dungeon pagi itu, tapi pemandanganmu bertarung, bermandikan cahaya bulan sungguh tak terlukiskan! Aku bahkan tidak pernah tertarik pada perempuan Dark Elf, apalagi perempuan dari ras lain, tapi kecantikanmu telah mengubah segalanya! Maukah kau datang kepadaku, sayangku? Aku berjanji akan memperlakukanmu dengan penuh kasih sampai kecantikanmu memudar."
"Kau membuatku jijik." Balas Nemumu tajam.
"Aku hanya tertarik pada penampilan, dan kau harus setampan Light-sama agar aku bisa mulai berbicara denganmu! Meskipun itu tidak akan pernah terjadi!"
Ditembak jatuh oleh Nemumu dengan sangat brutal menyebabkan wajah Yanaaq membeku karena terkejut. Sama seperti Elf, Dark Elf sangat bangga dengan penampilan mereka, yang mungkin menjelaskan mengapa Yanaaq kesulitan memikirkan gagasan Nemumu menolaknya tanpa berpikir dua kali. Sementara itu, alis Nemumu berkerut saat dia semakin frustrasi karena tidak adanya kemajuan dalam pertarungannya.
"Aku benci menggunakan skill-ku melawan mush berlevel rendah seperti ini, tapi aku tidak bisa mengambil risiko kegagalan total karena membiarkan Light-sama menunggu terlalu lama. Saatnya mengakhiri ini sekarang!"
"Aku setuju denganmu dalam hal itu, Nemumu." Jawab Gold.
"Mari kita selesaikan ini, oke?"
Nemumu dan Gold mengambil kembali posisi bertarung mereka, mendorong kedua subjek eksperimen itu untuk menyerang dua petarung Level 5000 tanpa sedikit pun kewaspadaan atau, sejujurnya, kecerdasan. Nemumu dan Gold memasukkan mana pada pedang mereka, menyebabkan senjata mereka itu bersinar dengan kekuatan.
"Certain Death." Teriak Nemumu.
"Judgment Flare!" Kata Gold menyatakan.
Nemumu memenggal kepala subjek tes berkulit batu itu lagi, sementara Gold mengirimkan tebasan menyilang yang menyala yang membelah monster bulat itu. Baru saja ditolak mentah-mentah oleh Nemumu, Yanaaq melontarkan perkataan pedas pada kedua petarung itu, sepenuhnya yakin akan tindakan sia-sia mereka.
"Dasar bodoh, kalian memang bodoh sekali! Itu tidak akan pernah berhasil, tidak peduli berapa kali kalian mencobanya! Kedua subjek eksperimenku benar-benar tiada taranya! Tak ada tandingannya! Aku akan membuatmu menyesal karena telah mengejekku, kucing manisku! Kau akan belajar menjadi iblis kecil yang genit setelah aku selesai menghancurkanmu, dasar pelacur terkutuk! AKu tidak sabar untuk melihat ekspresi macam apa yang kau buat ketika aku......"
Yanaaq tidak berhasil menyelesaikan pidato kemenangan kecilnya. Dia tiba-tiba menyadari bahwa subjek eksperimen berkulit batu masih terbaring mati dan tak bergerak di tanah tanpa kepalanya, sementara subjek uji lainnya—Chimera gumpalan lemak—berusaha untuk meregenerasi dirinya sendiri namun tidak bisa karena area yang terkena dampak memiliki telah terbakar hingga garing oleh api emas dari pedang Gold. Sikap Yanaaq yang biasa tenang meninggalkannya saat wajahnya berubah menjadi mulut ternganga dan mata melebar kaget.
"M-Mustahil....." Dark Elf itu tercengang.
"Ini tidak mungkin! Kedua subjek itu adalah hasil dari teknik leveling maksimal dan kemampuan regeneratif yang dimungkinkan oleh keahlianku! Mengapa mereka tergeletak mati di tanah? Terbakar hidup-hidup memang sesuatu, tapi mengapa subjek tes pertamaku tidak dapat hidup kembali?"
"Kau masih belum mengerti?" Kata Nemumu sambil menatap dingin ke arah Yanaaq seolah-olah Yanaaq adalah binatang rendahan.
"Jadi sifatmu tidak hanya jelek seperti penampilanmu, kau juga lebih bodoh dari yang aku kira. Kau lebih baik mati saja sana!"
Jadi bagaimana cara Nemumu dan Gold bisa membunuh lawan mereka untuk selamanya? Certain Death milik Nemumu itu secara instan membunuh musuh target mana pun yang levelnya lebih rendah darinya, yang menjadikannya skill yang sangat berguna untuk dimiliki oleh seorang Assassin, meskipun skill itu tidak akan berhasil melawan lawan yang levelnya sama atau lebih tinggi, dan juga tidak terlalu berguna untuk melawan target dengan daya tahan tinggi. Sedang kan untuk skill Gold, Judgment Flare, mengubah mana menjadi apa yang bisa digambarkan sebagai "Api Emas Suci" yang menyelimuti pedang. Makhluk jahat biasa yang sangat kuat yang ditebas dengan api emas ini biasanya akan menguap seluruhnya, namun karena Judgment Flare telah digunakan untuk melawan monster buatan yang level kekuatannya jauh lebih rendah dibandingkan dengan Gold dalam hal ini, apinya hanya meninggalkan bekas di tubuh monster buatan itu bagaikan tumpukan bara api yang membara. Yanaaq menelan ludah saat Nemumu mendekatinya. Ketika Nemumu sudah cukup dekat, dia memberikan tendangan yang cepat dan menyakitkan ke selangkangan Dark Elf itu. Yanaaq terjatuh ke tanah, dan Nemumu meletakkan kakinya di lehernya untuk melumpuhkannya. Saat menyaksikan adegan ini, paha Gold secara refleks merapat sebagai tanda simpati.
"Nemumu...." Kata Gold dengan pelan.
"Apa itu benar-benar perlu?"
"Aku tidak akan menunjukkan belas kasihan kepada bajingan yang seenaknya membunuh manusia dan menjadikan mereka monster." Kata Nemumu.
"Lagipula, aku tidak mau menyentuh cacing kotor ini dengan tanganku. Hmm, sepatu botku harus dibersihkan saat kita kembali ke Abyss....."
Kalimat terakhir ini lebih ditujukan pada dirinya sendiri dibandingkan pada Gold. Dan Gold hanya mengangkat bahu dengan sikap pasrah sebelum mengalihkan perhatiannya ke pertarungan Light dengan Kyto.