Chapter 11 : The Hunt for the Adventurer Killers, Part 1

 

"Aku mengerti. Jadi pembunuh berantai itu adalah seorang Elf dan Dark Elf yang memakai jubah bertudung untuk menyembunyikan identitas mereka itu."

Miya—gadis yang memberiku salep luka bakar sebagai hadiah—tiba-tiba muncul dari udara di ruangan tempat aku dan party-ku menginap. Setelah melayang ke lantai kamar, gelang yang dia pakai di pergelangan tangan kirinya patah dan jatuh ke tanah. Tentunya, aku tahu ini karena gelang itu adalah SSR Wish Bracelet yang kuberikan padanya sebagai balasan untuk salepnya, dan tidak diragukan lagi itulah alasan dia muncul secara ajaib di kamarku. Pakaiannya kotor semua dan kakinya terluka sangat dalam, menandakan dia pasti mengalami masalah sebelum dipindahkan ke sini.

 

Setelah menggunakan beberapa kartu gacha untuk menghilangkan kotoran dari pakaian gadis itu dan menyembuhkan lukanya, aku menggunakan kartu SR Hypnosis-ku untuk memintanya menceritakan semua yang terjadi padanya secara detail. Kartu Hypnosis memungkinkan penggunanya membuat seseorang menjadi dalam keadaan tidak sadar dan memanipulasinya, namun bukan bearti kartu itu bisa digunakan tanpa kegagalan. Misalnya, kartu itu tidak bekerja dengan baik terhadap orang-orang dengan level kekuatan tinggi, dan orang yang terhipnotis selalu memiliki ekspresi bingung di wajahnya, jadi langsung terlihat jelas bagi siapapun yang melihat mereka bahwa mereka sedang dalam pengaruh sihir. Namun kartu tersebut terbukti sangat berguna dalam menarik informasi dari penyihir level rendah seperti Miya. Dari posisi berbaringnya di sofa, Miya menceritakan semuanya kepada kami.

 

Menurut kisahnya, mereka bertemu dengan seorang Elf yang menyebut dirinya "Pahlawan legendaris" dan seorang Dark Elf yang menyebut manusia sebagai "Tikus percobaan".Keduanya memakai jubah bertudung dan sepertinya merekalah yang mengintai di sekitar dungeon menyerang para petualang dan langsung membunuh mereka. Party Miya telah bertemu dengan mereka, dan kakak laki-lakinya serta dua anak laki-laki lainnya menderita luka yang terdengar mengerikan. Miya telah berusaha mati-matian untuk melarikan diri sehingga dia bisa memberitahu seseorang apa yang dia lihat, namun Elf itu akhirnya berhasil menyusulnya dan baru saja akan membunuhnya ketika Wish Bracelet itu mengaktifkan dirinya sendiri dan memindahkannya ke kamarku. Miya tidak tahu apa yang terjadi pada anggota party-nya yang lain setelah itu. Setelah mendengar cerita kejadiannya, aku menidurkannya dengan kartu SR Slumber milikku. Kartu ini juga tidak terlalu efektif pada siapapun yang berlevel tinggi, dan juga tidak mudah digunakan, namun kartu ini akan membuat Miya bisa tidur tanpa gangguan selama dua puluh empat jam. Setelah semuanya selesai, aku menghela napas pelan.

 

"Mungkin saja SSR Wish Bracelet yang membawa Miya ke kamar kita." Kataku, menduga.

 

"Dan gelang itu hanya aktif karena dia berada dalam bahaya besar dan sangat ingin memberitahuku apa yang dia ketahui. Aku tidak pernah berpikir dengan cara inilah aku bisa menemukan kekuatan sebenarnya dari gelang itu."

 

Saat aku bereksperimen dengan gelang itu di Abyss, semua pengujianku gagal. Deskripsi yang diberikan oleh kekuatan Appraisal-ku juga tidak begitu jelas :

"Jika seseorang berharap cukup keras, gelang ini akan menciptakan keajaiban kecil."

Sepertinya, "Berharap cukup keras" itu diterjemahkan menjadi "Berharap dengan nyawa yang dipertaruhkan" jika apa yang terjadi pada Miya adalah sesuatu yang harus berlalu begitu saja.

 

Mungkinkah gelang ini cukup merepotkan pengguna?

Pikirku. Namun terlepas dari aspek menjengkelkan itu, sepertinya kartu itu memang sangat kuat. Miya berharap dirinya bisa memberitahuku tentang pembunuh berantai itu, dan kartu itu mengabulkan keinginannya dengan memindahkannya ke kamarku di penginapan, meskipun aku belum memberitahunya di mana aku tinggal. Kartu itu bukan sebuah kartu SSR yang sia-sia, dan aku merasa peristiwa ini bisa digolongkan sebagai "Keajaiban kecil".

 

"Jadi, tuanku, apa yang harus kita lakukan selanjutnya?" Tanya Gold.

 

"Yah, tentu saja, kita sedang mengejar para pembunuh berantai ini."

Kataku setelah jeda sejenak.

 

"Kita baru saja mendiskusikan bagaimana kita akan melacak mereka dan menaikkan peringkat kita, dan sekarang kita memiliki semua petunjuk yang kita perlukan untuk menemukannya."

Saat ini, party-ku berada di D-Rank, dan hanya sedikit yang bisa kami lakukan untuk naik peringkat dengan cepat. Untuk kali ini, kesulitan kami sebenarnya bukan berasal dari diskriminasi anti-human—namun disebabkan oleh fakta bahwa kami belum cukup lama aktif sebagai petualang terdaftar. Menurut Guild, untuk naik peringkat, kami perlu melanjutkan misi setidaknya selama satu tahun atau melakukan suatu prestasi yang akan meyakinkan semua orang tentang kehebatan kami. Aku pikir mendapatkan hadiah uang karena menangkap para pembunuh berantai ini hidup atau mati akan sesuai dengan salah satu "Prestasi" tersebut.

 

"Lagipula, Elio, Gimra, dan Wordy tidak pantas menerima nasib sekejam itu." Lanjutku.

 

"Aku bisa menghitung berapa kali aku berbicara dengan mereka, dan aku tahu mereka adalah petualang pekerja keras yang tidak dirusak oleh dunia yang penuh kebencian ini dan yang berusaha sekuat tenaga untuk mendapatkan uang demi Miya. Mereka hanya melakukan semua yang mereka bisa untuk bertahan hidup di dunia yang tidak masuk akal ini....."

Gimra adalah seorang anak nakal yang selalu mengutarakan apapun yang ada dalam pikirannya, namun di balik sikap nakal itu, dia adalah seorang yang selalu memperhatikan teman-temannya. Wordy adalah tipe pendiam yang jarang mengucapkan sepatah kata pun, namun selalu terlihat mengamati sekelilingnya saat berada di dungeon untuk memastikan rekan-rekannya tidak berjalan membabi buta menuju bahaya. Elio adalah orang yang paling dekat denganku, karena kami berdua adalah seorang kakak laki-laki yang menyayangi adik perempuan kami. Miya sangat berarti bagi Elio, dan Elio melakukan yang terbaik untuk adiknya, itulah sebabnya Elio bersatu dengan teman-temannya untuk melawan monster. Aku hanya menghormati keputusan itu. Namun itu bukanlah penyesalan terbesarku.

 

"Jika kami bertemu di lain waktu dan di tempat lain, aku tahu kami bisa menjadi teman dekat." Kataku dengan sedih.

 

Aku sudah bersumpah untuk membalas dendam pada party Concord of the Tribes karena mencoba membunuhku, dan mencari tahu alasan di balik pengkhianatan mereka, namun terlepas dari semua beban itu, aku merasakan keterikatan khusus pada anak-anak itu. Aku benar-benar percaya bahwa jika aku bertemu mereka saat aku menjalani kehidupan yang damai di desaku—jauh sebelum aku bersumpah untuk membalas dendam—kami semua bisa menjadi teman yang baik. Namun mimpi itu memudar begitu saja, seperti gelembung di sungai.

 

"Light-sama......"

Kata Nemumu, tanpa sengaja menyebutkan nama asliku dengan air mata berlinang. Dia menempelkan tangannya ke dadanya, seolah-olah seseorang telah mencungkil jantungnya dengan pisau. Dia jelas berempati dengan kepedihanku setelah melihat betapa putus asanya aku mengetahui nasib party Miya ini. Aku segera meredakan kesedihannya dengan melampiaskan amarahku yang terpendam.

 

"Apa kita hanya akan menangkap para pembunuh itu, menyerahkan mereka ke Guild, dan memberikan kesempatan kepada para Elf dan Dark Elf untuk mengirim petinggi mereka untuk campur tangan dan membebaskan mereka? Tidak, tidak, tidak, aku tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Mereka tidak akan menerima belas kasihan seperti itu bagaimanapun juga. Aku bersumpah atas namaku bahwa mereka akan sangat menderita atas apa yang telah mereka lakukan."

Aku mengepalkan tanganku erat-erat, seluruh tubuhku dicekam oleh amarah yang tak terpadamkan terhadap mereka yang membunuh manusia hanya karena mereka menginginkannya. Aku melanjutkan kata-kata kasarku, membuat diriku mendidih.

 

"Aku akan langsung membunuh mereka. Aku akan mengumpulkan semua bukti, memaksa mereka untuk mengakui kejahatan mereka, lalu membuat mereka merasakan rasa sakit yang sama seperti yang dirasakan pihak Elio sebelum membebaskan mereka dari kesengsaraan. Aku akan mengambil kembali mayat mereka yang berlumuran darah sebagai bukti bahwa akulah yang membunuh mereka sehingga kita bisa menaikkan pangkat kita. Aku akan membuat mereka membayar atas perbuatan mereka pada Elio, Gimra, Wordy, dan Miya. Aku akan membuat mereka membayar karena telah membunuh semua manusia petualang itu. Tandai kata-kataku ini, mereka akan membayarnya atas semua ini!"

Saat mengucapkan kata-kata terakhir ini, udara di dalam ruangan menjadi sangat tegang hingga kalian hampir bisa mendengarnya berderit. Bahkan dinding-dindingnya sepertinya bergema karena kemarahan, getaran mematikan yang memancar dariku seperti magma panas. Jika Miya tidak tertidur pada saat itu, jantungnya pasti akan berhenti berdetak karena ketakutan saat melihatnya. Elf dan Dark Elf yang memakai jubah bertudung itu telah membuatku sangat marah. Aku memanggil kedua petarungku dengan punggung masih menghadap mereka.

 

"Gold. Nemumu. Apa itu sudah jelas? Kita harus menemukan dua pembunuh berantai itu sebelum yang lain menangkap mereka." Kataku pada mereka.

Gold dan Nemumu dengan cepat berlutut. Nemumu menahan air matanya, dan bersumpah kepadaku dengan suara yang sama indahnya dengan penampilannya, meskipun suaranya memiliki nada sedingin es yang cocok untuk seorang pembunuh bayaran papan atas. Nemumu membuatnya terdengar seolah-olah dirinya sedang mempersembahkan jiwanya kepada dewa.

 

"Aku bersumpah atas kesetiaan dan pengabdianku yang mutlak dan tak tergoyahkan kepada Light-sama yang paling agung bahwa aku, Assassin’s Blade Nemumu, akan menemukan orang-orang brengsek ini dan menyerang mereka seperti anjing yang dikirim dari nereka! "

 

Seperti seorang Ksatria sejati, Gold berlutut dan menundukkan kepalanya saat dia menegaskan kembali kesetiaannya kepada penguasa yang dia kagumi dan hormati.

"Aku adalah Auric Knight Gold. Sesuai dengan kode Ksatria emasku, aku akan menggagalkan siapapun yang mengancam untuk menyangkal supremasi tuanku, dan dengan pedangku, aku akan menjatuhkan semua yang menentangmu! Aku menawarkan kesetiaan emasku yang mutlak kepada satu-satunya tuanku yang sejati!"

 

Saat aku melihat ke arah kedua petarungku yang sedang berlutut, aku memakai Fool’s Mask-ku sekali lagi.

"Kalau begitu ayo kita pergi. Waktunya telah tiba untuk membantai Elf dan Dark Elf yang dengan arogan percaya bahwa mereka bisa membunuh manusia untuk bersenang-senang dan lolos begitu saja."

 

"Seperti yang kamu perintahkan, Light-sama!" Nemumu angkat bicara.

 

"Aku siap membantumu, tuanku!" Kata Gold, menyatakan.

 

Aku dan party-ku langsung mempersiapkan diri untuk bertempur. Sebelum berangkat ke dungeon, aku menggunakan kartu SSR Teleportation untuk memindahkan Miya yang sedang tidur ke tingkat terbawah Abyss, dan menyampaikan kepada Mei bahwa Miya harus diperlakukan sebagai tamuku selama aku pergi. Meskipun Miya tetap tertidur selama dua puluh empat jam, aku tidak bisa meninggalkannya sendirian di kamarku. Aku tidak akan mengambil risiko salah satu staf penginapan memasuki kamarku dan melihatnya di sana. Setelah semua itu ditangani, aku dan party-ku langsung menuju dungeon. Beruntung bagi kami, dungeon itu buka sepanjang waktu. Meskipun jumlah petualang yang memasuki atau meninggalkan dungeon pada larut malam tidaklah banyak, jumlahnya masih lebih dari nol. Kami berjalan masuk ke dalam dungeon, dan langit di sana sama gelapnya dengan di permukaan dunia, dengan selimut bintang menciptakan pemandangan sempurna di atas kami. Kami mulai melakukan perjalanan ke area terpencil, seperti yang selalu kami lakukan saat memasuki dungeon itu.

 

"SSR Clairvoyance—release."

Berkat detail dari Miya itu, aku bisa menggunakan kartu Clairvoyance untuk menemukan lokasi para pembunuh itu. Kartu ini memberi pengguna kemampuan untuk melacak dan menemukan objek apapun dari jarak jauh, namun tidak akan berfungsi jika targetnya tidak jelas atau jika pengguna tidak memiliki gambaran yang jelas tentang apa yang mereka cari. Aku mengingat deskripsi fisik yang diberikan Miya kepadaku dan menggunakan kartu Clairvoyance itu untuk menemukan orang-orang yang menyerang party-nya.

 

"Ketemu. Salah satu dari mereka telah kembali ke tempat anak-anak itu berbaring, dan sepertinya dia sedang mencari sesuatu. Mungkin mengira ke sanalah Miya pergi."

Tidak jauh dari Elf itu berdiri Dark Elf dan dua orang bertudung lainnya, salah satunya melemparkan Elio ke bahunya. Sekarang aku tahu persis seperti apa rupa mereka, tidak mungkin aku membiarkan mereka lolos. Aku menegaskan kembali niatku kepada party-ku.

 

"Kita telah menemukan mangsa kita. Sekarang, mari kita mulai perburuan para pembunuh petualang ini."