Hanya beberapa menit sebelumnya, Garou gemetar seperti daun karena ketakutan di depan Mei, namun setelah perkembangan baru ini, dia tertawa seolah-olah dirinya diberi hadiah sepanci emas, makan malam mewah, dan pilihannya terhadap perempuan cantik sekaligus. Saat Garou selesai dari tawanya, ekspresi jahat yang mirip dengan yang dia miliki saat pertama kali mengkhianati Light muncul di wajahnya.
"Aku tidak tahu bagaimana kau bisa keluar dari cobaanmu itu sebelumnya, tapi ini adalah Jackpot! Sekarang aku bisa membunuhmu secara nyata dan mengambil mayatmu kembali sebagai bukti bahwa kau benar-benar sudah mati! Para Dragonute itu akan berhutang budi pada kami para Beastfolk setelah itu! Ini sangat hebat! Bahkan bersejarah! Lupakan menjadi kandidat teratas untuk posisi itu—mereka tidak akan membuang waktu untuk menjadikanku pemimpin manusia serigala setelah ini!"
Saat Garou menikmati ambisinya yang tinggi, Light menghela napas kecewa.
"Seperti biasa, kau tidak memikirkan semuanya dengan matang. Pikiran pertama orang normal mana pun adalah tentang bagaimana aku berhasil bertahan hidup di sini, yang kemudian akan mengarah pada pertanyaan lain yang lebih relevan, seperti apa hubungan antara Mei dan aku."
"Haa! Ya, kau benar tentang pelacur sialan menyeramkan itu. Aku tidak tahu kekuatan lacur itu sebenarnya, tapi aku punya jumlah di pihakku, bocah! Aku dan teman-teman akan mengalahkan kalian berdua! Kau benar-benar mengira kami para Beastfolk akan kalah dari beberapa ras terlemah seperti kalian?"
Kembalinya Garou diselingi dengan dengusan, memperjelas kalau dirinya meremehkan manusia seperti biasanya.
"Dan selain itu, kami melakukan pemeriksaan latar belakangmu, jadi aku tahu semua yang perlu diketahui tentangmu, sampai ke jumlah bintik di pantatmu! Kami tahu kau bukanlah siapa-siapa dengan Gift sampahmu yang aneh itu. Aku yakin kau masih hidup karena lacur menyeramkan ini kebetulan muncul tepat pada waktunya untuk menyelamatkan pantatmu yang berbintik-bintik itu!"
"Aku kira kau ada benarnya di sana."
Light merasa tidak berkewajiban untuk memberitahu Garou seluruh kebenaran tentang Unlimited Gacha miliknya, meski ucapannya yang asal-asalan hanya berhasil membuat Garou semakin percaya diri.
"Aku dan para bocah-bocah ini tidak akan kesulitan mengurus lacur yang menyelamatkanmu itu. Dan kau masih berpikir bisa melakukan tindakan balas dendam kecilmu? Haa! Pikirkan lagi itu idiot! Kau terlalu tolol untuk mengetahui betapa dirugikan kau itu!"
Saat menyelesaikan monolognya yang mencemooh, Garou mengatupkan giginya dengan tidak sabar pada kelompoknya yang tidak bergerak, yang tidak benar-benar mampu mengikuti perkembangan situasi.
"Tch, kenapa kalian semua hanya berdiri saja seperti orang bodoh?! Tidakkah kalian lihat apa yang kita dapatkan di sini? Kita bisa membunuh bocah ini dan membawa mayatnya ke para Dragonute itu. Jika kita melakukan itu, mereka akan berutang pada kita! Itu saja sudah menjaminku menjadi kepala suku berikutnya! Kalau kalian ingin ikut dalam kesepakatan termanis dalam hidup kalian ini, lebih baik kalian blokir jalan keluarnya, dasar pasar anjing bodoh!"
Para anggota party itu terkejut mendengar kata-kata Garou. Tentunya, ini sebagian karena pemimpin mereka baru saja memberi mereka perintah dan mereka dengan panik berusaha melaksanakannya, namun lebih dari itu. Gagasan bahwa para Dragonute berhutang budi kepada para Beastfolk memberi mereka motivasi ekstra untuk menyelesaikannya dengan cepat. Para Dragonute adalah yang paling kuat dari sembilan ras, dan membuat mereka berhutang budi pada kalian adalah masalah yang sangat besar.
"K-Kami mengerti, bos! Kami akan mengurung keduanya! Oi semuanya! Kepung di belakang mereka!" Salah satu berteriak.
"Oke! Ayo lakukan!"
"Oke! Kami akan mengikutimu, bos! Keberuntungan akhirnya berpihak pada kita!"
Dua manusia serigala menggunakan kaki mereka yang kuat untuk melompat melewati Light sehingga mereka dapat memblokir pintu keluar, namun sebelum mereka sampai di sana, kepala mereka terbang dan berguling-guling di tanah seolah-olah boneka mereka telah direnggut. Bagaikan ayam tanpa kepala, kedua tubuh yang dipenggal itu terus berlari hingga mereka berdua terhempas ke dinding dan terjatuh ke tanah, pancuran darah mengucur dari leher mereka saat anggota tubuh mereka bergerak-gerak. Bau darah yang menyengat memenuhi gua.
"Tidak seorang pun boleh pergi di belakang kami." Kata Mei tegas.
Manusia serigala lainnya memandang dengan ngeri, terkejut dengan apa yang baru saja mereka lihat. Mei entah bagaimana memindahkan dirinya dari belakang mereka ke sisi Light tanpa ada yang menyadarinya, dan menilai dari kata-katanya, tampaknya Mei lah yang memenggal kedua manusia serigala itu, meskipun kelompok Garou sama sekali tidak tahu bagaimana Mei melakukannya. Yang mereka saksikan hanyalah dua kepala yang tiba-tiba melepaskan diri dari pemiliknya. Terlebih lagi, Mei telah merobek jubahnya pada saat ini, mengungkapkan kalau dia pada suatu waktu telah berganti menjadi seragam pelayan yang tidak memiliki satupun kerutan pada pakaiannya itu.
Saat kelompok Garou menatap mereka berdua dengan sangat marah, Light dengan dingin memuji Mei seolah-olah Light mengharapkan hal itu darinya.
"Terima kasih, Mei. Terus tutupi pintu keluarnya agar tidak ada satupun yang lolos."
"Dimengerti, Light-sama. Demi kehormatanku sebagai pelayan, aku akan melaksanakan perintahmu tanpa gagal."
Mei membungkuk dalam-dalam dan mundur untuk menutupi pintu keluar saat Light berbalik menghadap Garou dan kelompoknya lagi. Baik Light dan Mei sekarang berdiri di antara manusia serigala dan pintu keluar. Biasanya para Beastfolk akan meremehkan "Ras Terlemah" yang berpapasan dengan mereka, namun semua Beastfolk di dalam gua itu merasa terganggu oleh kekuatan yang Mei keluarkan, dan bahkan lebih terguncang oleh rasa percaya diri yang luar biasa yang dipancarkan Light. Artinya, mereka semua kecuali Garou, yang berteriak pada kelompoknya itu, wajahnya merah padam karena marah.
"Tenanglah, kalian para idiot! Aku tidak tahu bagaimana mereka membunuh saudara-saudara kita, tapi itu hanya serangan diam-diam! Jika kita tetap tajam, kita tidak akan kalah dari orang-orang dari ras terlemah ini!"
"Sulit dipercaya." Kata Light.
"Aku tidak mengerti bagaimana kau masih bisa meremehkanku seperti ini setelah tiga tahun yang panjang. Pernahkah terpikir olehmu sekali pun kalau kalian mungkin yang lebih lemah di sini?"
"Diamlah bocah sialan! Tidak mungkin kami kalah dari hama yang berlevel rendah!"
Garou berteriak, dan para Beastfolk lainnya setuju dengan pernyataannya itu.
Tentunya, ada alasan mengapa ras lain meremehkan manusia. Dwarf, misalnya, mampu mencapai level kekuatan yang jauh lebih tinggi karena mereka tidak hanya tangguh, mereka juga memiliki ketangkasan untuk menempa senjata dan armor yang kuat. Onifolk memiliki fisik yang kuat, sedangkan Elf dan Dark Elf unggul dalam sihir, artinya ketiga ras tersebut juga dapat naik level dengan mudah. Dragonute dan iblis memiliki kekuatan fisik, kemampuan sihir, dan stamina yang unggul, dan kedua ras tersebut memiliki umur yang lebih panjang. Beastfolk dan Centaur tidak memiliki banyak kemampuan sihir, dan masa hidup mereka setara dengan manusia, namun dibandingkan dengan ras yang mereka anggap lebih rendah dari mereka, mereka berkali-kali lebih kuat, lebih cepat, dan lebih tangguh.
Ras mereka itu juga kuat dalam pertarungan kelompok, dan mereka memiliki indera yang cukup tajam sehingga mereka dapat mengendus mangsa, yang berarti mereka memiliki sedikit masalah dalam mencapai level yang cukup tinggi. Manusia, sebaliknya, berjuang untuk menaikkan level kekuatan mereka. Manusia sangat lemah dibandingkan ras lain, dan hanya sedikit yang menunjukkan kemampuan sihir apapun. Selain itu, tubuh mereka rapuh dan lemah, serta umur mereka pendek. Semua faktor ini menyebabkan manusia memiliki level kekuatan yang jauh lebih rendah dibandingkan delapan ras lainnya, yang memperlakukan manusia dengan hina karena mereka terbukti lebih lemah. Hal ini menjelaskan mengapa Garou dan kelompoknya begitu yakin bahwa mereka akan mampu mengalahkan Light dan Mei. Mereka berpikir tidak mungkin dua manusia bisa lebih kuat dari sekelompok manusia serigala.
"Kau keluar dari batasmu, manusia! Kami akan menunjukkan kepada kalian para ras terlemah tentang siapa yang lemah di sini! Ikuti arahanku, bocah-bocah!"
Garou mengulurkan cakar baja yang sama dari sarung tangannya yang hampir menebas Light tiga tahun sebelumnya dan mulai berlari ke arahnya. Yang lain ikut menyerang hanya beberapa langkah di belakang Garou. Dalam hal koordinasi tim dalam pertarungan, tidak ada ras yang lebih baik daripada para Beastfolk, selain mungkin Centaur. Terlepas dari sifat serangan yang dilakukan secara dadakan, kelompok Garou bekerja sama dengan cara yang bahkan melampaui kelompok petarung manusia yang terlatih dan berpengalaman.
"Matilah saja kalian, ras terlemah sombong!"
Cakar, tendangan, pedang, tombak pendek, dan pisau terbang ke arah Light dari segala arah, namun Light tidak bergerak satu inci pun dari tempatnya berdiri, dan hanya menangkis semuanya dengan tongkatnya sebelum melancarkan serangannya sendiri ke setiap Beastfolk itu, mengirim mereka terbang mundur di udara sambil berteriak kesakitan. Berbagai teriakan yang keluar dari bibir kelompok Garou yang kini sudah dikalahkan terdengar sangat mirip dengan suara babi ketika bagian tengah tubuh mereka ditendang. Dengan ekspresi bosan di wajahnya, Light mengamati kelompok itu. Mereka semua merangkak di tanah kesakitan, menggeliat kesakitan di tempat mereka berbaring, atau berjuang untuk menahan diri agar tidak muntah.
"Apa yang salah? Apa hanya itu yang kalian punya?"
Dua pertanyaan singkat itu memotong pembicaraan Garou dengan cepat. Garou berbaring telentang, tangannya menekan perutnya dengan kuat, yang menerima pukulan terberat dari tongkat Light. Pembuluh kapiler di mata Garou dipenuhi darah.
"R-Ras hama sampah! Bocah tengik sialan! Kau tidak lebih baik dariku! Aku akan menjadi kepala suku manusia serigala berikutnya! Hama sepertimu tidak akan pernah lebih baik dariku, sialan! Kau seharusnya membunuhku selagi kau punya kesempatan, bangsat! Kesalahan kecil itu akan membuatmu kehilangan nyawamu bangsat!"
Garou melepaskan tangannya dari perutnya, merogoh saku kemejanya, dan mengeluarkan senjata rahasianya : sebuah bola mirip telur.
"Aku tidak tahu trik apa yang kau lakukan saat kembali ke sini, tapi jangan terlalu sombong hanya karena kau menjadi sedikit lebih kuat!" Teriak Garou.
"Aku akan segera menghapus ekspresi penuh percaya dirimu sialan! Datanglah, Fenrir!"
Begitu kata terakhir keluar dari bibirnya, Garou melemparkan bola sihir itu—Beast Orb—ke tanah, menghancurkannya menjadi potongan-potongan kecil. Beast Orb adalah item sihir yang kadang-kadang ditemukan di reruntuhan dan dungeon yang memiliki monster level tinggi yang tersegel di dalamnya, dan siapapun yang menghancurkannya dapat memanggil dan memerintahkan binatang sihir di dalamnya—meskipun binatang sihir itu akan menghilang setelah sekitar satu jam.
Petualang papan atas sering kali membawa Beast Orb untuk berjaga-jaga jika terjadi keadaan darurat, seperti yang dialami Garou saat ini. Tentunya, Beast Orb itu tidak murah—kalian akan kesulitan mendapatkannya dengan harga yang lebih murah dari harga sebuah rumah kecil—namun jika menyangkut bertahan dalam situasi hidup atau mati, hal itu sepadan dengan biayanya. Saat memecahkan Beast Orb itu, makhluk besar dengan bulu biru pucat berukuran panjang sekitar tujuh meter muncul di depan Garou. Makhluk itu menggeram mengancam pada Light dan Mei saat Garou tertawa terbahak-bahak, ekspresi wajahnya menunjukkan dirinya benar-benar yakin bahwa pemanggilan ini baru saja memastikan kemenangannya.
"Ahahaha! Sampaikan salam pada Fenrir, monster level 500 milikku! Aku selalu menyimpan senjata rahasia ini jika terjadi keadaan darurat! Kau seharusnya membunuhku ketika kau punya kesempatan, bocah sialan! Sekarang keberuntunganmu sudah habis!"
Garou berteriak dengan arogan. Para Beastfolk lainnya, yang semuanya masih memulihkan luka mereka akibat pukulan yang diberikan Light kepada mereka, menjadi agak bersemangat saat kedatangan Fenrir itu.
"Sangat cantik! Sangat kuat!" Seseorang berkomentar.
"Itu benar-benar menunjukkan kalau kau itu berada di kelompok petualang top nomor satu, bos! Seharusnya kami tahu kalau kau punya senjata seperti itu!" Kata yang lain.
"Puji Garou-sama yang perkasa!"
Semua manusia serigala memandang Fenrir itu dengan penuh hormat, seolah-olah mereka adalah penggemar muda yang bertemu seseorang favorit mereka. Light menghela napas melihat penampilan bodoh para Beastfolk itu.
"Level 500." Kata Light, tidak terkesan.
"Itu benar-benar senjata rahasiamu? Makhluk itu sangat lemah."
"Ahahaha!" Garou tertawa mengejek.
"Menurutmu level 500 itu lemah? Fenrir ini pastinya sangat menakutkan, dasar tolol! Apa yang kalian lakukan pada kami semua tadi pastilah semacam tipuan—sebuah item sihir atau kekuatan atau semacamnya—tapi binatang suci ini benar-benar monster berlevel 500! Trik kecil sialanmu itu tidak cocok untuk itu! Binatang suci ini akan menghancurkanmu berkeping-keping! Sekarang bersujudlah ditanah dan mohon untuk hidupmu! Jika kau membuatku tertawa terbahak-bahak, mungkin aku akan membiarkanmu hidup! Ayolah, hama, cepat lakukan itu!"
Tentunya, Garou sama sekali tidak berniat membuat Light hidup lagi, tidak peduli apa yang dilakukan Light itu. Para manusia serigala yang lain, yang semuanya tersenyum lebar, melirik ke arah Light dengan antisipasi yang menghina. Respons Light adalah helaan napas jengkel lainnya. Light tidak tidak bersujud di tanah untuk memohon agar nyawanya tetap ada, namun Light mulai mengejek Garou dan mendorong manusia serigala untuk menyerangnya.
"Jadi monster level 500 ini adalah senjata rahasiamu ya? Baiklah, aku akan mengatakan padamu—kalau aku tidak akan bergerak dari posisi ini, jadi lakukan lah yang terbaik."
Upaya Light untuk melakukan provokasi digarisbawahi dengan dia merentangkan tangannya lebar-lebar. Siapapun yang melihatnya dapat melihat bahwa Light tidak berniat bergerak satu inci pun dari tempatnya berdiri. Garou menjadi sangat marah karena sikap sombong Light itu.
"Baiklah, kau yang memintanya bocah nakal! Tidak akan ada satu pun tulangmu yang tersisa setelah aku selesai melakukannya! Fenrir! Serang bocah nakal itu dengan Howling Beast Blast-mu!"
Siapapun yang menghancurkan Beast Orb itu akan langsung dikenali oleh makhluk di dalamnya sebagai tuannya, dan dengan demikian, mereka diberikan pengetahuan penuh tentang level, karakteristik, dan gerakan spesial makhluk tersebut. Dengan semua data yang dimilikinya, Garou tidak membuang waktu untuk memerintahkan Fenrir itu untuk melancarkan serangan paling dahsyatnya : Howling Beast Blast.
Fenrir meraung saat rahangnya terbuka selebar mungkin sebelum menembakkan seberkas mana biru pucat murni yang terkonsentrasi. Binatang raksasa itu mampu melepaskan keseluruhan kekuatan level 500-nya dalam satu ledakan, dan bahkan seseorang dengan level kekuatan yang sama akan langsung menguap jika ledakan tersebut menemukan targetnya.
"Kau tahu...."
Light berkata dengan acuh tak acuh saat asapnya hilang.
"Orang-orang sepertimu selalu mempermasalahkan serangan yang hanya berhasil menimbulkan sedikit debu. Hal ini mulai terasa canggung sekarang."
"M-Mustahil..... bocah sialan itu tidak mendapat satupun goresan pada tubuhnya?"
Light telah terkena serangan dengan kekuatan penuh dari Howling Beast Blast, namun rambut dan pakaiannya bahkan tidak hangus. Tidak ada perlindungan atau benda sihir yang bisa melindungi seseorang dari kekuatan serangan itu, jadi agar Light tetap berdiri di sana tanpa cedera, itu hanya berarti, setidaknya, Light jauh lebih kuat dibandingkan Fenrir itu sendiri. Garou menatap Light, benar-benar tercengang dengan apa yang baru saja dirinya saksikan. Anggota kelompoknya yang lain—yang baru saja menghujani Fenrir dengan sanjungan—melakukan hal yang sama. Light menerima keterkejutan kolektif dan kebingungan para Beastfolk itu dengan tenang dan memperlakukan mereka semua dengan senyuman riang.
"Kurasa itu berarti ini giliranku sekarang."
Kata Light sambil merogoh saku dadanya sendiri seperti yang dilakukan Garou dan mengeluarkan sebuah kartu.
"Aku kasihan pada anjing kampung itu, yang kalian sebut Fenrir itu oleh kalian. Begini saja—aku akan memberitahu semua dan menunjukkan kalian Fenrir yang sebenarnya. Kartu UR : Level 9000, Primal God Wolf, Fenrir. Release!"
Segera setelah perintah itu keluar dari bibir Light, kartu itu mulai bersinar dan cahaya memenuhi ruangan. Setelah beberapa saat, cahayanya meredup dan menampakkan seekor binatang raksasa sepanjang lima belas meter dengan bulu seputih salju yang memperlihatkan taring yang tampak sangat kuat. Kalian bisa tahu hanya dengan melihat bahwa Light memang memanggil Fenrir yang asli. Diadu melawan monster Level 9000, Fenrir berlevel 500 itu tidak lebih dari seekor anak anjing biasa. Perintah Light selanjutnya sedikit lebih bernada tinggi, dengan suara yang lebih cocok untuk anak kecil.
"Primal Fenrir, bunuh anjing kampung itu."
God Wolf Fenrir itu mengeluarkan gonggongan patuh sebagai tanggapan atas perintah pemiliknya, mengangkat kakinya ke arah Fenrir palsu itu, dan membungkus serigala yang lebih kecil itu dengan es. Retakan terbentuk di balok beku berisi binatang itu sebelum pecah menjadi pecahan kecil, yang kemudian menghilang sama sekali, tidak meninggalkan sehelai rambut pun dari makhluk itu. Seolah-olah Fenrir berlevel 500 itu tidak pernah ada.
"Kerja bagus! Anak pintar!" Kata Light.
"Arf! Arf!" Datang jawaban Fenrir itu.
Hadiah untuk God Wolf Fenrir itu adalah dibelai dan dibelai seperti hewan peliharaan pada umumnya, yang tampaknya sangat disukai oleh binatang suci itu, karena ekornya bergoyang-goyang kegirangan dan ekornya terangkat ke arah Light. Sementara itu, Mei dalam diam memperhatikan dari kejauhan, raut wajahnya menunjukkan betapa irinya dia terhadap perhatian yang didapat makhluk itu. Sebaliknya, kelompok Garou tidak berdiam diri saat mereka terjatuh ke belakang sambil diiringi teriakan, terengah-engah, dan perkataan yang nyaris tak bisa dimengerti, kekuatan mereka terkuras habis dari anggota tubuh mereka. Bahkan Garou merosot ke belakang, ketakutan menguras kekuatannya, dan benar-benar bingung menjelaskan situasi yang baru saja terjadi di depannya.
"M-Makhluk raksasa itu untuk melenyapkan Fenrir berlevel 500 milikku dalam sekejap mata?" Kata Garou, tercengang.
"Yah, aku sebenarnya tidak perlu memanggil God Wolf Fenrir. Aku sendiri bisa dengan mudah membunuh anjing kampung itu. Lagipula, aku ini berlevel 9999."
"Apa?"
"Aku Level 9999."
Light mengaktifkan layar statistiknya agar Garou dapat melihatnya, dan para manusia serigala di dalam gua tiba-tiba menjadi lebih pucat. Light menoleh ke arah kelompok Garou dengan tujuan melenyapkan sedikit harapan yang tersisa.
"Oh, dan itu bukan hanya aku. Level Mei juga sama. Mei, tunjukkan itu."
Mei diam-diam menyalakan layar statistiknya atas permintaan Light, dan tentu saja, layar itu menampilkan "Level 9999" juga. Para Beastfolk itu terlihat sangat terpukul dan mulai menggerutu tentang kekalahan mereka.
"L-Level 9999?" Kata seseorang.
"Apa itu mungkin?" Tanya yang lain.
"Aku pikir level manusia tertinggi hanya bisa mencapai level 100!"
"Tidak mungkin kita memenangkan ini, bukan?"
Manusia serigala lainnya terpaksa menghadapi kenyataan dari situasi yang mereka alami : Light begitu kuat, Light tidak hanya bisa memanggil God Wolf Fenrir, dia juga mengusap makhluk itu dan memperlakukannya seperti hewan peliharaan. Dan makhluk itu adalah binatang buas yang mampu melenyapkan Fenrir berlevel 500 dari keberadaannya dalam sekejap dengan serangan yang menyebabkan Garou terjungkal ke belakang dan membuatnya tidak berdaya untuk bangkit kembali. Melihat bagaimana Light adalah satu-satunya yang mampu mengendalikan God Wolf Fenrir itu, sepertinya tidak ada alasan bagi siapapun di dalam gua untuk meragukan kata-katanya. Garou menatap Light, wajah pucat manusia serigala itu dipenuhi keringat.
Mengapa aku tidak menyadarinya sebelumnya?
Pikir Garou dalam ketakutan.
Light tidak berubah sedikit pun meski sudah tiga tahun. Mengapa aku butuh waktu lama untuk menyadarinya?
Terakhir kali Garou melihat Light, Light adalah seorang anak laki-laki berusia 12 tahun dari komunitas pertanian. Tiga tahun telah berlalu sejak itu, jadi seharusnya Light sudah berusia 15 tahun. Antara usia 12 dan 15 tahun, anak laki-laki seharusnya melewati masa pubertas, yang berarti percepatan pertumbuhan, dan mendapatkan jakun yang lebih menonjol, serta beberapa fitur wajah lain yang terlihat maskulin. Namun Light tidak berubah sama sekali. Light adalah anak yang sama persis dengan yang ditinggalkan Garou tiga tahun sebelumnya. Jadi pertanyaan yang membara adalah : bagaimana fenomena yang sungguh tak terbayangkan ini bisa terjadi?
Bocah ini mungkin bukan hanya bocah bodoh yang menggertak tentang memiliki kekuatan level 9999. Dan jika kalian melihatnya seperti itu, sangat masuk akal kalau bocah ini bisa membuat makhluk mengerikan itu untuk menjadi patuh seperti itu. Yang berarti bocah ini benar-benar telah menjadi makhluk tidak biasa yang berlevel 9999....
Kenyataannya, Light mampu mempertahankan penampilan awet mudanya karena Unlimited Gacha miliknya, yang dalam satu tarikan telah menghasilkan artefak legendaris yang dikenal sebagai Bracelet of Youth. Light memakai item UR itu agar dirinya tetap terlihat berusia 12 tahun, dan dengan demikian memastikan bahwa dirinya tidak pernah melupakan keputusasaan, rasa sakit, dan kemarahan karena dikhianati. Saat Garou dalam diam menerima kenyataan bahwa apa yang dikatakan Light kepadanya adalah kebenaran, ekor para Beastfolk lainnya meringkuk dalam penyerahan dan mereka memandang ke arah Garou dengan keyakinan bahwa Garou adalah penyelamat terakhir mereka.
"B-Bos....."
"Apa harus kita lakukan, Garou-sama?"
"Apa langkah kita sekarang, Garou-sama?"
Para manusia serigala muda—yang mengikuti Garou ke Abyss karena mereka dijanjikan "Kesepakatan manis" itu—bertanya kepada pemimpin mereka untuk memberitahu mereka apa yang harus dilakukan selanjutnya untuk menyelamatkan nyawa mereka. Namun, pemimpin mereka, yang kini lebih pucat dari seorang pelawak istana dengan riasan tebal, sedang dalam proses bersujud di tanah.
"Maafkan aku atas semua hinaan yang kulontarkan dan segala pelanggaran yang mungkin kutimbulkan pada kau....." Garou terdiam, menyadari pilihan kata yang biasa dirinya ucapkan tidak terdengar cukup hormat.
".....sebabkan untukmu, Light-sama. Aku mendapat perintah dari atas untuk menipumu! Aku tidak pernah berniat menyakitimu, percayalah! Jadi kumohon! Aku mohon pengampunanmu! Aku tidak peduli apa yang akan kamu lakukan terhadap yang lain, tapi tolong biarkan aku hidup! Aku sangat memohon padamu!"
"B-Bos? Apa kau mengkhianati kami?"
Salah satu manusia serigala berseru, kaget.
"D-Dasar tikus pengecut!" Teriak Beastfolk kedua.
"Apa kau tidak merasa malu, mengkhianati kami seperti ini?!"
"Diam! Aku tidak seperti kalian! Ya, aku tahu aku pernah mengkhianatinya, tapi aku pernah menjaganya saat kami bepergian keliling kota! Benar kan, Light-sama?"
Kata Garou, mencoba menyanjung Light dengan senyum lebar sambil menggosok-gosokkan kedua tangannya—sangat berbeda dari sikapnya yang sebelumnya.
"Aku mentraktirmu daging tusuk dari kios makan dan membelikanmu jus buah. Aku yakin kamu ingat bagaimana aku dulu mengancam dan mengusir orang-orang idiot yang mencaci-makimu dan memperlakukanmu seperti kotoran, benar? Bukan begitu? Kita punya banyak kenangan indah bersama, dan aku juga melakukan sejumlah bantuan untukmu. Jadi menurutku tidak berlebihan jika memintamu mengampuni nyawaku!"
Light menatap Garou dalam diam saat manusia serigala itu dengan patuh bersujud untuk hidupnya. Pada saat yang sama, para Beastfolk lainnya terus mencemooh Garou atas usahanya yang sangat ingin menyelamatkan dirinya sendiri. Setelah keributan yang memekakkan telinga berlangsung beberapa saat, Light mengangkat tangannya dan tiba-tiba menghentikan ejekan buruk itu. Keheningan menyelimuti gua, yang tiba-tiba terasa seperti kuburan di tengah malam. Light terus menatap Garou.
"Sebelum kita membahas apa aku mengampunimu atau tidak, ada satu hal yang ingin aku ketahui. Apa 'Master' yang kalian semua bicarakan saat itu?"
"A-Aku tidak tahu." Garou berbicara.
"Para petinggi baru saja menyuruhku mencarinya, d-dan—"
"Mengapa mereka mencari tentang Master itu?" Kata Light, memotong.
"Aku tidak tahu."
"Mengapa mereka memutuskan untuk membunuhku ketika mereka mengetahui kalau aku bukan seorang Master itu?"
"A-A-Aku tidak tahu." Kata Garou tergagap.
Mata Light menjadi lebih dingin saat keheningan singkat terjadi di dalam gua, mendorong Garou untuk membela diri dengan panik atas tindakannya.
"A-Aku bersungguh-sungguh! Aku benar-benar tidak tahu! Yang mereka katakan padaku hanyalah mencari kandidat 'Master' itu! Hanya itu saja! Ini hanya perkiraanku saja, tapi menurutku para kepala suku Beastfolk juga tidak tahu banyak tentang itu."
Garou berhenti sejenak sebelum melanjutkan.
"Maksudku, lihatlah kami! Kami mungkin punya kekuatan fisik yang lebih besar daripada manusia..... A-Atau setidaknya, banyak yang bilang begitu. Aku belum tentu setuju..... tapi kami masih kalah dengan ras lain dalam hal jangka hidup, level kekuatan, dan kemampuan kami. Mereka semua hanya melihat kami sebagai pion yang tidak lebih berguna bagi mereka dibandingkan manusia. Itu sebabnya mereka tidak memberitahu kami lebih dari yang perlu kami ketahui, dan menurutku para kepala suku kami juga tidak tahu banyak tentang hal itu."
Light menoleh ke Beastfolk yang lainnya.
"Apa kalian tahu sesuatu tentang Master itu?"
Setiap wajah dari para Beastfolk itu berseri-seri dengan harapan, berpikir mereka mungkin akan selamat jika bisa menjawab pertanyaan manusia ini. Mereka memeras otak mereka lebih keras daripada yang pernah mereka lakukan dalam hidup mereka, namun tidak satu pun dari mereka yang memiliki informasi tentang "Master" ini. Setelah jeda sebentar, Light berbalik dan menatap Mei, yang memahami sinyalnya dan mengangguk. Mei mengaktifkan sihir pendeteksi kebohongannya dan memindai para manusia serigala itu. Tampaknya tidak ada satupun dari mereka yang memiliki pengetahuan lebih lanjut tentang "Master" itu atau mengapa Light ditandai untuk mati.
Light menghela napas kecewa. "Kekurangan informasi ini merupakan hasil yang lebih buruk dari pertemuan ini daripada yang aku bayangkan."
"Apa yang harus kita lakukan, Light-sama?" Mei bertanya.
Balasan Light sangat ringan. "Yah, mereka telah menyaksikan wujud asli kita, jadi aku tidak melihat alasan untuk membiarkan mereka ini tetap hidup. Biarkan Garou hidup-hidup, jadi singkirkan sisanya."
"Sesuai keinginanmu, Light-sama." Jawab Mei.
Helaan napas pelan keluar dari bibir Garou. Mei membungkuk, dan pada saat yang sama, semua Beastfolk di sekitar Garou terpotong-potong menjadi potongan-potongan berdarah. Hal itu terjadi begitu cepat, bahkan tak satupun dari mereka sempat berteriak. Mei telah menembakkan benang halus dari sarung tangannya dan memotong kelompok Garou. Meskipun benangnya sangat tipis hingga hampir tidak terlihat, sihir yang terkandung di dalamnya membuatnya cukup kuat untuk mampu memotong baja atau bahkan orichalcum padat dalam sekejap. Garou berteriak dan mengompol melihat pemandangan mengerikan itu. Beruntung baginya, bau darah di dalam gua begitu menyengat hingga menutupi bau pesing itu. Light—yang tidak menunjukkan tanda-tanda terganggu oleh pembantaian itu—dengan santai merogoh saku dadanya.
"Sekarang kita sudah mengatasi gangguan itu, ayo kita berteleportasi keluar dari sini bersama orang yang kita incar. Ah, aku hampir lupa. Garou?"
"Eek!"
Garou secara praktis tersentak ketakutan saat mendengar suara Light, menyebabkan gelombang kecil beriak melalui genangan darah tempat Garou duduk dan membuat gundukan daging mentah di sekitarnya bergetar. Light menyeringai melihat tontonan lucu itu.
"Sebelum kita berteleportasi keluar dari sini, aku ingin menanyakan sesuatu padamu. Dengan keadaan kami sekarang, apa menurutmu kami akan mampu memenangkan perang melawan semua negara di permukaan dunia?"
"Itu....."
Garou berhenti sejenak saat Light menunggu jawabannya dengan penuh harap. Situasi ini biasanya memerlukan sanjungan murahan agar sang pemenang tetap bersemangat, namun Garou telah melihat apa yang bisa dilakukan oleh sihir pendeteksi kebohongan Mei, dan kemungkinan besar Mei akan menggunakannya lagi pada jawaban apapun yang Garou diberikannya, yang berarti memutarbalikkan beberapa sesuatu—bahkan untuk tujuan menjilat—jelas bukan langkah yang tepat. Garou mengerahkan seluruh keberaniannya dan dengan suara gemetar, memberikan penilaian jujurnya.
"A-Aku tidak punya keraguan dalam pikiranku bahwa kamu memang kuat, Light-sama. B-Belum lagi, kamu mempunyai Fenrir yang maha kuasa di bawah komandomu. Jadi aku yakin kamu akan mendapatkan keuntungan sementara atas semua negara di dunia. T-Tapi tidak peduli seberapa tinggi levelmu, kamu hanyalah satu orang, dan aku tidak yakin kamu bisa menang melawan semua negara....."
Dengan kata lain, seperti yang ditakutkan Light, seluruh negara terlalu besar untuk dilawan oleh satu orang dan keluar sebagai pemenang. Garou terus membagikan pemikirannya tentang situasi hipotetis yang diajukan padanya.
"Bagaimanapun, bisa dibayangkan bahwa setiap negara memiliki persediaan senjata, peralatan, dan item sihir legendaris yang telah mereka kumpulkan selama ribuan tahun. Jika mereka menggunakannya untuk melindungi diri, kamu dan anggota kelompokmu yang lain akan hancur total sebelum kamu berhasil menghancurkan separuh—atau bahkan sepertiga—dunia, tidak peduli seberapa kuatnya dirimu."
"Hmm, begitu ya. Yah, itu juga penilaian kami. Satu orang tidak dapat melakukan banyak hal, tidak peduli seberapa kuat orang itu."
Kata Light. Dia mengangguk-angguk sementara Garou menguraikan alasannya atas jawabannya. Setelah mempertimbangkan sejenak, Light mengajukan permintaan lain.
"Kalau begitu, biarkan aku mengubah pertanyaannya sedikit. Jika aku menunjukkan kepadamu persenjataanku, maukah kau memberitahuku apa kau yakin persenjataan itu cukup kuat bagi kami untuk menang jika kami berperang melawan negara-negara di permukaan dunia?"
"Uh, tentu." Kata Garou ragu-ragu.
"Kalau begitu, ayo pindah." Kata Light.
"SSR Teleportation—release!"
"Hah?" Adalah satu-satunya tanggapan Garou.
Saat kata terakhir keluar dari bibir Light, cahaya terang menyelimuti anak laki-laki itu, Mei, Garou, dan God Wolf Fenrir. Garou adalah satu-satunya dari keempat yang terkejut ketakutan atas apa yang terjadi. Mei dan Fenrir bahkan tidak bereaksi terhadap cahaya yang menelan mereka. Segalanya menjadi gelap sesaat, lalu terang kembali. Reaksi Garou terhadap lingkungan barunya adalah gabungan antara keheranan dan kebingungan. Meskipun di sini cukup terang untuk dilihat, latar belakang di sekitar Garou lebih gelap daripada aspal. Kegelapanlah yang menghilangkan semua harapan siapapun yang memasuki tempat ini. Light telah menggunakan kartu SSR Teleportation miliknya untuk mengangkut Garou ke level terdalam Abyss, dungeon paling berbahaya di dunia. Yang menunggu mereka adalah pasukan monster yang sebelumnya hanya dibicarakan dalam legenda. Langit-langitnya sangat tinggi sehingga hampir tidak terlihat, dan area di mana makhluk-makhluk yang menunggu itu berdiri cukup besar untuk menampung sebuah rumah besar.
Karpet merah panjang membentang sampai ke bagian belakang ruangan besar itu, dan di ujungnya, sebuah singgasana warna-warni yang terbuat dari emas, permata, dan logam berharga lainnya duduk dengan anggun di dinding yang dihiasi bendera raksasa. Tiga gadis cantik berdiri di bawah tangga menuju takhta, dan ada naga besar, raksasa, dan anjing berkepala tiga sebesar God Wolf Fenrir mengapit karpet di kedua sisi.
Namun tidak semua makhluk itu tampak menakutkan. Terletak di antara kelompok binatang raksasa adalah sejumlah besar gadis imut yang semuanya mengenakan pakaian pelayan dengan sayap tembus pandang ditempelkan di punggung mereka, serta seorang Ksatria yang mengenakan armor emas sangat berkilau, yang menonjol dari kerumunan itu. Seorang perempuan cantik yang menarik perhatian mengenakan syal yang menutupi mulutnya, sementara perempuan cantik lainnya membawa senapan—walaupun karena Garou tidak terbiasa dengan apa itu senapan, baginya itu hanya tampak seperti semacam tabung panjang seperti tombak. Secara keseluruhan, ada sekitar 3.000 orang dan makhluk dari segala bentuk dan ukuran di ruangan ini, namun meskipun penampilannya beragam, Garou merasakan bentuk kesetiaan fanatik yang kuat dan sangat unik dari kerumunan yang berkumpul itu. Berdiri di depan makhluk legendaris itu, Light dengan santai mengeluarkan perintah.
"Semuanya, tampilkan statistik kalian."
Suara Light tidak terlalu keras untuk dibawa ke sekitar gua megah itu, namun tidak satupun dari mereka membuang waktu untuk tidak menampilkan layar statistik mereka untuk Garou. Jeritan tercekik keluar dari Garou saat dirinya menatap dengan tak percaya pada kisaran level kekuatan yang dipamerkan. Para pelayan peri semuanya berada di level 500, berbagai macam monster dengan berbagai bentuk dan ukuran berada di antara level 1000 dan level 9000, sedangkan Ksatria dengan armor berlapis emas berada di level 5000. Namun ketiga gadis yang berdiri di depan singgasana adalah yang paling kuat di antara mereka semua. Sama seperti Light dan Mei, masing-masing dari mereka adalah level 9999.
Light berjalan menyusuri karpet merah terang dengan layar statistik tergantung di udara di kedua sisinya. Mei mengikuti dari belakang, sementara God Wolf Fenrir mengambil tempatnya di antara makhluk raksasa lainnya, meninggalkan Garou sendirian di karpet merah kecilnya. Saat Light berjalan di sepanjang karpet, anggota pasukannya berlutut dan menundukkan kepala saat dirinya lewat—sebuah tindakan yang tampak wajar bagi mereka. Faktanya, Garou mendapat kesan bahwa tindakan tunduk dan hormat ini dianggap sebagai cara yang benar dan paling mulia untuk berperilaku dalam tempat ini.
Light berjalan melewati kerumunan yang berlutut itu seolah ini adalah rutinitas yang sudah biasa di sini. Ketiga gadis cantik yang menunggu di kaki singgasana juga berlutut di depan anak laki-laki itu, sebagai cara untuk menunjukkan rasa cinta mereka kepada tuan mereka. Mei bergabung dengan mereka bertiga dan dengan senang hati menekuk lututnya juga. Tanpa jeda, Light menaiki tangga dan dengan santainya duduk di singgasana itu, yang telah diukir sedemikian rupa sehingga membuat yang melihatnya ragu kalau singgasana seperti itu mungkin ada.
"Kalian boleh mengangkat kepala kalian." Kata Light.
Par makhluk legendaris itu patuh dan mengangkat kepala mereka secara serempak. Light kemudian mengarahkan perhatiannya pada Garou yang masih duduk di belakangnya sendirian di karpet merah.
"Mereka semua adalah pasukan yang aku kumpulkan selama tiga tahun terakhir. Aku akan bertanya lagi padamu sekali lagi, Garou : apa persenjataan ini cukup untuk muncul sebagai pemenang jika aku berperang melawan negara-negara di permukaan?"
Garou membuka mulutnya namun yang keluar hanyalah serangkaian suara yang tidak bisa dimengerti. Meskipun sebenarnya, respons verbal tidak terlalu diperlukan, karena ekspresi putus asa di wajahnya sudah cukup untuk menjawab pertanyaan itu.
Apa-apaan ini? Apa dia menyeretku ke dunia mitos? Dia memiliki semua makhluk ini—mereka terlalu banyak untuk dihitung—yang siap untuk keluar dari dalam Abyss ini dan menyerang permukaan dunia. Siapa yang bisa menyangka dia bisa mendapatkan pasukan sebesar ini? Bisakah semua senjata, peralatan, dan item sihir legendaris yang dikumpulkan oleh negara-negara permukaan cukup untuk melawan semua ini?
Yang lebih mengherankan lagi, pasukan itu dibentuk oleh seorang anak petani miskin yang baru meninggalkan rumah tiga tahun sebelumnya. Anak laki-laki yang sama yang pernah dicemooh oleh Garou dan anggota party Concord of the Tribes lainnya, lalu akhirnya mencoba untuk menyerah sambil menertawakan air mata yang dirinya tumpahkan karena dikhianati. Dan dalam tiga tahun itu, Light tidak berubah sedikit pun. Bisakah "Penguasa Kehancuran" yang duduk di singgasananya itu memiliki senyuman polos dan kekanak-kanakan di wajahnya? Namun Light memiliki kekuatan untuk mengakhiri dunia semudah seorang anak merobohkan miniatur rumah yang terbuat dari balok kayu.
Ah, aku mengerti sekarang. Kamilah yang membuatnya seperti ini karena kami mencoba membunuhnya.
Pada saat itulah Garou menyadari betapa seriusnya apa yang telah dirinya dan anggota party-nya lakukan. Sebelum mereka mengkhianati Light, Light adalah anak laki-laki yang jujur dan tulus—walaupun gambaran bermurah hati adalah kalau Light itu adalah anak yang naif dan bodoh. Bagaimana pun kalian memilih untuk melihatnya, Light hanyalah seorang anak biasa dengan nilai-nilai biasa, seperti tipe anak-anak yang bisa kalian temukan di mana saja. Namun karena penguasa telah memerintahkan Garou dan kelompoknya untuk mengkhianati Light dan melenyapkannya, "Anak biasa" ini telah berubah menjadi ancaman seperti sekarang ini. Atau lebih tepatnya, telah diungkapkan kepada Light kalau Light dipandang sebagai sesuatu yang dapat digunakan, kemudian dibuang ke tumpukan sampah ketika dia tidak berguna lagi. Selain itu, karena party Concord of the Tribes telah diperintahkan untuk melenyapkan Light, anak laki-laki itu telah menemukan fakta sederhana dalam hidup : membunuh atau dibunuh.
Jika Light tidak menyadari "Fakta" ini, dia tidak akan pernah berpikir untuk membangun pasukan yang dapat menghancurkan negara. Namun karena Garou dan kelompoknya telah menunjukkan taring mereka terhadap Light terlebih dahulu, Light sekarang tidak akan ragu untuk membalas dendam dengan pasukan yang telah dirinya kumpulkan. Bagaimanapun, negara-negara di dunialah yang memutuskan untuk menyerang Light terlebih dahulu, dan mereka yang berusaha membunuh seseorang harus selalu bersiap untuk ditikam kembali. Akibatnya, memikirkan ribuan, jutaan, bahkan mungkin ratusan juta mayat yang menumpuk di kakinya tidak akan membuat Light bergeming. Light memiliki kekuatan untuk menghancurkan dunia, dan terlebih lagi, Garou dan mantan party-nya adalah orang-orang yang bertanggung jawab menciptakan monster ini.
Pada titik ini, bulu Garou yang tadinya dibanggakan telah berubah menjadi abu-abu dan keputusasaannya terhadap situasi yang dirinya alami telah menyebabkan bulu-bulunya tersebut mulai rontok. Namun dia tidak mempedulikan keadaannya itu, karena dia terlalu sibuk menangis dengan sedihnya. Ketika Light melihat pemandangan ini, Light membiarkan senyuman puas muncul di wajahnya.
"Sepertinya pepatah lama benar: 'Ucapan adalah perak, keheningan adalah emas'." Kata Light.
{TLN : artinya seringkali bijaksana untuk tidak mengatakan apapun.}
"Aku benar memilihmu sebagai target pertamaku, Garou. Kau bukanlah orang yang suka berpikir saat kita berada di partuy, tapi nalurimu tajam, sama seperti binatang. Dan menilai dari reaksimu, kami memiliki kekuatan untuk menghadapi dan menghancurkan negara-negara di dunia."
Setelah tersenyum melalui pidato singkat ini, tatapan Light tiba-tiba berubah menjadi dingin saat matanya menatap tajam ke arah Garou.
"Sebagai hadiah karena menyetujui permintaanku, aku akan membiarkanmu hidup untuk saat ini. Setidaknya sampai aku mengungkap kebenaran dan membuat keputusan akhir apa akan mengakhiri semua ras selain manusia. Dan sebaiknya kau tetap hidup, apa kau dengar? Bahkan jika kau merasa ingin mati, kau harus tetap hidup."
Untuk pertama kalinya sejak tiba di Abyss, Garou melolong sangat ketakutan, namun Garou tidak meratap memikirkan akan disiksa secara brutal berulang kali sampai Light mengambil keputusan akhir tentang apa yang akan Light lakukan terhadapnya. Tidak, Garou meratapi kenyataan kalau dia dan kelompoknya telah melahirkan Raja Iblis mengerikan ini, seorang makhluk jahat yang—tergantung pada suasana hatinya—lebih dari siap dan bersedia untuk melenyapkan setiap ras lain di dunia ini hingga hanya manusia saja yang tersisa. Dua monster mendekati Garou dari kedua sisi, siap menyeretnya ke sel penjara. Beastfolk yang melolong itu bahkan tidak berusaha melarikan diri. Sebaliknya, masih mengabaikan betapa abu-abu dan tipisnya bulunya, Garou melontarkan pertanyaan menantang pada Light.
"Siapa kamu sebenarnya? Apa kamu mencoba memberitahuku kalau kamu itu adalah monster dari dongeng, yang ingin menghancurkan dunia ini?!"
Light tidak menjawab, malah mengangkat tangannya untuk memberitahu makhluk yang hendak mengantar Garou ke penjara untuk menunggu sebentar. Monster-monster itu diam ditempat sebagai respons terhadap sinyal Light, seolah-olah waktu telah berhenti.
Ketika respon Light terhadap Garou akhirnya datang, itu cukup ringan.
"Aku bukanlah monster dari dongeng. Itu terlalu berlebihan. Aku hanya ingin membalas dendam pada kalian dan mencari tahu kebenaran di balik, kenapa kalian semua ingin menghancurkanku seperti serangga. Dan kemudian, setelah aku selesai membalas dendam pada kalian semua, aku berniat untuk kembali ke kehidupan normalku lagi. Faktanya, aku ingin menggunakan Unlimited Gacha-ku untuk membantu orang dan berbuat baik di dunia ini."
Garou mulai tertawa terbahak-bahak seperti orang gila.
"Ahahaha! 'Berbuat baik' katamu? Agen penghancur sepertimu tidak akan berbuat baik sedikit pun! Yang bisa kalian lakukan hanyalah menghujani kematian dan bencana di dunia ini! Menurutmu kau ini siapa, semacam dewa?"
Monster-monster Abyss dibiarkan marah besar pada Garou setelah perkataan hinaan dan fitnah yang baru saja dilontarkannya pada satu-satunya majikan sejati mereka. Siapapun yang menerima tatapan marah yang intens biasanya akan sangat ketakutan hingga jantungnya berhenti berdetak, namun Garou sudah terlalu jauh untuk menyadarinya dan dia terus tertawa terbahak-bahak.
"Bawa dia pergi."
Kata Light, yang matanya terus tertuju pada Garou, tidak pernah sekalipun berpaling meskipun Garou sudah melakukan kelakuan yang tidak pantas itu. Kedua makhluk itu masing-masing meraih lengan Garou dan menyeret Garou ke selnya, manusia serigala itu terus tertawa seperti orang gila. Beastfolk itu dibawa keluar melalui pintu utama, yang tertutup di belakangnya, dan setelah tawa Garou memudar menjadi sunyi, Light mengambil kesempatan itu untuk mempertimbangkan apa yang telah dikatakannya.
"Seorang 'Dewa', ya?"
Light berbisik pada dirinya sendiri ketika senyum polos muncul di wajahnya.
"Begitu ya. Pikiran itu tidak pernah terlintas di benakku. Kalau begitu, aku akan menjadi dewa." Kata Light.
"Jika itu yang dia pikirkan, maka biarlah. Jika itu yang diperlukan untuk mengetahui alasan kematianku tiga tahun lalu dan mengungkap kebenaran tentang dunia tempatku tinggal, maka aku akan menjadi dewa. Ya, itu akan menjadi panggilanku."
Light menoleh ke para pelayannya yang setia sekali lagi.
"Berkat reaksi Garou, aku sekarang yakin kalau kita memiliki kekuatan untuk menaklukkan dunia sehingga dunia berada dalam genggaman kita. Meskipun seperti yang dia katakan, itu tidak mudah. Kita perlu mengambil pendekatan yang hati-hati."
Bahkan saat Light berbicara, Unlimited Gacha-nya itu memanggil kartu. Light telah menemukan trik yang memungkinkan tombol pada Gift-nya ditekan berulang kali sepanjang waktu tanpa perlu dia menekannya sendiri.
"Pasukan kita akan bertambah seiring berjalannya waktu, tapi untuk meningkatkan peluang kemenangan kita, aku memerlukan informasi tentang orang paling kuat dari masing-masing negara. Aku khususnya membutuhkan informasi tentang apa yang disebut 'Master' ini."
Meskipun Light tidak dapat mengungkap detail apapun tentang apa sebenarnya tentang Master itu, sangat jelas terlihat bahwa mereka pasti memiliki kekuatan yang besar.
"Jika ada lebih dari satu Master dan mereka semua memiliki Gift yang sama kuatnya dengan milikku, kita bisa saja mempersiapkan diri untuk membalikkan keadaan secara tidak terduga. Jadi untuk mendapatkan kebenaran, aku bermaksud untuk mengalihkan lebih banyak sumber daya kita ke pengumpulan informasi. Ada yang keberatan?"
Selama tiga tahun terakhir, Light telah mengikuti aturan ketat untuk mempersiapkan dirinya mengambil alih Abyss dan naik ke dunia permukaan. Light naik level, belajar keras untuk memperluas pengetahuannya, dan memanggil bala bantuan untuk menambah pasukannnya yang sudah dikalahkan. Karena tidak ada keberatan, Light mengangguk dan menyerahkan keputusannya.
"Skenario terburuknya, kita terpaksa segera terlibat dalam perang. Jika itu terjadi, kita akan mengandalkan formasi yang kita buat. Nazuna, kamu akan bertanggung jawab di barisan depan."
"Ya, kamu bisa mengandalkanku, Light-sama!"
Kata Nazuna, pupil matanya melebar karena kegembiraan.
"Aku akan menebas, membunuh, dan memusnahkan segala halangan yang menghalangi jalanmu!"
"Ellie, kamu akan menjadi wakilku. Kamu akan bertanggung jawab atas taktik, menyampaikan perintah, dan perencanaan ke depan."
Ellie mengangkat satu tangan ke topi penyihirnya agar tidak jatuh dari kepalanya dan meraih ujung rok asimetrisnya dengan tangan lainnya sambil membungkuk dengan anggun.
"Sesuai keinginanmu, Light-sama. Aku berjanji untuk mencurahkan seluruh kecerdasan dan kemampuanku untuk tujuanmu."
"Aoyuki, aku menugaskanmu untuk memimpin pasukan monster. Bisakah kamu melakukannya?"
"Tentu saja. Apapun untuk masterku." Jawab Aoyuki.
"Setiap tetes darah yang mengalir melalui pembuluh darahku akan membantumu semaksimal mungkin."
Ujung tudung telinga kucing Aoyuki melindungi matanya dari pandangan saat dirinya mengatakan ini, dan suaranya lebih dingin dari biasanya, yang hanya menegaskan kesetiaan yang mutlak untuk mematuhi perintah yang diberikan padanya. Terakhir, Light menoleh ke arah Mei.
"Mei, kamu akan bertugas mengumpulkan semua informasi intelijen yang kita kumpulkan. Kamu juga akan memimpin dalam hal logistik, memberikan dukungan, dan mengidentifikasi masalah apapun yang mungkin aku abaikan, serta mengusulkan solusi untuk masalah tersebut. Bisakah kamu melakukannya?"
"Atas kehormatanku sebagai seorang maid, aku bersumpah untuk melaksanakan tugasku dengan sempurna dan dengan kemampuan terbaikku."
Light mengangguk panjang lebar, tampak puas dengan respon antusias Mei.
"Aku katakan ini kepada kalian, negara-negara di dunia, bahwa jika aku mengetahui bahwa kebenaran yang kalian sembunyikan dariku adalah adil dan benar, maka aku akan menjadi dewa yang merupakan pemberi kebaikan, menghujani rakyatnya dengan berkah. Tapi jika ternyata kalian semua menyembunyikan kebenaran yang menyimpang, jahat, dan buruk dariku, maka aku akan menjadi pemberi hadiah yang beracun—dewa yang tidak akan ragu menghujani kematian, kehancuran, dan keputusasaan pada semua orang. Ketika saatnya tiba, iblis yang mahakuasa ini akan menghancurkan seluruh negeri di dunia ini."
Sepanjang pidato kecilnya yang menjanjikan kehancuran dunia itu, Light menampilkan senyuman seorang anak yang tidak bersalah terpampang di wajahnya. Mengetahui bahwa dirinya memiliki kekuatan untuk menghancurkan dunia yang dikenal di ujung jarinya, Light mengerahkan pasukannya hanya dengan beberapa kata.
"Datanglah. Kami akan naik dari Abyss ke dunia permukaan. Dari kegelapan menuju terang. Kami akan maju sehingga kami akhirnya bisa menemukan kebenarannya!"
Dan dengan itu, kekuatan penghancur dari Abyss muncul ke permukaan.