Part Two

 

Sekitar enam bulan telah berlalu sejak aku mulai belajar sihir. Okaa-san masih mengajariku dasar-dasar dan belum mengizinkanku menggunakan sihir apapun. Otou-san mengira Okaa-san terlalu protektif, namun Otou-san tidak pernah mengatakannya langsung kepada Okaa-san. Sekitar dua bulan sebelumnya, Otou-san mencoba diam-diam mengajariku sihir, namun Okaa-san mengetahuinya dan mengungkitnya lagi. Itulah salah satu kali pertama aku benar-benar mengamati dinamika kekuatan dalam hubungan mereka.

 

Otou-san berkata kepadaku,

"Kau tidak bisa tidak mematuhi ibumu saat dia bersikap seperti ini! Jangan mencoba berdebat dengannya karena itu tidak akan membawamu ke mana pun. Cara terbaik adalah setuju saja dengannya."

 

Bagaimanapun, setelah itu Otou-san melonggarkan batasan yang dia berikan kepadaku saat kami berlatih, mungkin karena dia tidak setuju dengan metode pengajaran Okaa-san. Akhir-akhir ini, Otou-san membiarkanku menggunakan pisau dan belajar cara membersihkan hewan kecil yang diburunya. Hari ini Otou-san mengajariku cara menyiapkan hewan lagi. Saat aku bekerja, beberapa pengunjung mendatangiku.

 

"Kau semakin ahli dalam hal itu, Tenma."

 

"Bagaimana pelajaranmu, Tenma?"

 

Itu Mark Oji-san dan istrinya, Martha.

 

"Halo, Mark Oji-san. Halo, Martha Oba-san. Aku berusaha sebaik mungkin, meski itu agak sulit."

 

Mereka berdua tersenyum mendengar jawabanku.

"Kau melakukannya dengan sangat baik di usiamu itu."

 

"Itu benar sekali. Waktu aku seusiamu, aku sangat takut melihat darah sampai-sampai aku menangis!"

Kata Martha Oba-san, dan mereka berdua tertawa.

 

Penduduk desa sering mendatangiku saat Otou-san sedang mengajariku hal-hal di luar, seperti yang baru saja mereka berdua lakukan. Saat aku belajar memanah, ada kemungkinan besar para pemburu akan datang untuk mengobrol. Saat aku berlari untuk membangun daya tahanku, para perempuan di desa akan membawakanku air. Saat aku berlatih tanding, Otou-san akan "menjadikan" Mark Oji-san sebagai lawanku.

 

Aku merasa tidak enak pada beberapa orang yang terlibat, namun sejujurnya aku sangat bersyukur karena bisa belajar banyak hal dari berbagai sudut pandang. Dan ada hal lain yang aku sadari setelah bertemu dengan banyak penduduk desa—tidak ada anak-anak seusiaku di sini. Bukan hanya itu, tidak ada anak-anak di sini, titik. Ketika seorang anak-anak di desa itu beranjak dewasa, lebih sering mereka akan meninggalkan desa dan pergi ke kota yang lebih besar untuk menjadi seorang petualang.

 

Di dunia ini, kebanyakan orang dianggap dewasa ketika mereka berusia delapan belas tahun, namun dalam beberapa kasus berusia lima belas tahun. Tapi kebanyakan dari orang-orang itu adalah anak-anak bangsawan atau pedagang yang terampil, yang cenderung lebih cepat dewasa daripada orang lain seusianya. Ditambah lagi, semakin cepat mereka menjadi mandiri, semakin nyaman bagi keluarga mereka.

 

"Ada apa, Tenma?"

 

"Bukan apa-apa, Otou-san."

 

Ada tiga benua di dunia ini, dan banyak pulau. Desa ini berada di benua terbesar, yang disebut Ullens, di tepi Kerajaan Krastin. Di sebelah utara Ullens adalah Kerajaan Hangul, dan di sebelah timur adalah Republik Gilst, yang merupakan negara terbesar dan terdiri dari aliansi tiga negara. Lalu ada banyak negara kecil di tenggara. Desaku, Desa Kukuri, berada di tepi wilayah kekuasaan yang dipimpin oleh Margrave Haust, seorang yang berkuasa di Kerajaan Krastin. Hutan di dekatnya disebut Elder Forest.

 

"Tenma?"

 

"Iya, Otou-san?"

 

Intinya, Elder Forest itu sangat luas. Aku pernah melihat petanya, dan jika skalanya dapat dipercaya, ukurannya hampir sama atau bahkan lebih besar dari Jepang. Sebagian besarnya belum dijelajahi, namun bisa dibilang hutan itu sangat kaya akan sumber daya. Akan tetapi, semakin dalam kalian masuk ke dalam hutan, semakin kuat monster-monsternya. Tiga generasi yang lalu, raja saat itu mengirim prajurit untuk mencoba merebut hutan itu beberapa kali, namun setiap upaya berakhir dengan kegagalan. Keuangan kerajaan pun terpuruk karenanya, namun kemudian sebuah dungeon besar ditemukan di dalam kerajaan, sehingga mereka berhasil bangkit kembali. Sekarang, tidak perlu lagi menimbulkan masalah seperti itu, jadi para prajurit tidak pernah benar-benar datang ke sini lagi.

 

"Tenma. Hei, Tenma!"

 

"Hah? Apa, Otou-san?"

 

"Kau bertingkah aneh dengan berbicara sendiri seperti itu. Apa kau yakin kau itu baik-baik saja?" Otou-san meletakkan tangannya di dahiku.

 

"Ya, aku hanya sedikit lelah."

 

"Begitukah? Kalau begitu, mari kita istirahat."

Ayah menerima alasanku, dan menyuruhku untuk beristirahat di tempat yang teduh. Saat aku sedang beristirahat, dia mulai berbicara dengan Mark Oji-san dan Martha Oba-san yang tidak jauh dariku. Aku melihat ke arah mereka dan menggunakan Identify, skill yang baru saja kupelajari.

 

Nama: Ricardo

Umur: 40

Class: Human

Title: Former First-Class Adventurer, First-Class Hunter

 

HP: 18000

MP: 6000

Strength: A

Defense: B+

Agility: B+

Magic: C+

Mind: B-

Growth: C

Luck: A+


Skills

Archery: 9

Dismantle Items: 8

Throwing: 8

Brawling: 7

Sword: 7

Traps: 7

Endurance: 7

Debuff Resistance: 7

Spear: 6

Axe: 6

Fire Magic: 5

Wind Magic: 5

Water Magic: 4

Cooking: 3


Gifts

Protection of the God of Beasts



Nama: Mark

Umur: 37

Class: Human

Title: Former Adventurer, Hunter

HP: 7000

MP: 1000

Strength: B-

Defense: C-

Agility: B

Magic: D

Mind: C+

Growth: C

Luck: C


Skills

Throwing: 7

Dismantle Items: 7

Endurance: 6

Archery: 6

Brawling: 5

Sword: 5

Debuff Resistance: 5

Traps: 5

Cooking: 5

Axe: 4

Fire Magic: 4

Wind Magic: 3



Nama: Martha

Umur: 35

Class: Human

Title: Housewife

HP: 3000

MP: 500

Strength: D

Defense: D

Agility: C-

Magic: E

Mind: B+

Growth: C

Luck: C+


Skills

Cooking: 8

Dismantle Items: 7

Endurance: 6

Debuff Resistance: 4

Fire Magic: 3

Water Magic: 3

Archery: 3

Traps: 2

Brawling: 2

Axe: 2


Semua informasi ini muncul di kepalaku. Kemampuan mereka rata-rata berperingkat C. Angka di samping setiap skill menunjukkan levelnya, dan setelah membandingkan semuanya, aku menemukan bahwa level maksimalnya adalah 10, dengan level 1-3 untuk pemula, 4-6 untuk menengah, 7-8 untuk mahir, dan apapun yang level 9 ke atas dianggap master. Itu hanya asumsiku sendiri, tentunya, jadi aku bisa saja salah, namun aku pikir mungkin benar. Sepertinya efek dari setiap level skill dipengaruhi oleh kemampuan dan kondisi fisik seseorang. Aku tidak yakin tentang apa title-title itu, namun mungkin itu mewakili reputasi umum seseorang, atau sesuatu seperti itu. Mungkin juga para dewa dan dewi memberi gelar berdasarkan nilai-nilai yang tidak kami ketahui, atau mungkin mereka hanya memberikannya secara acak.

 

Tapi, kemampuan Otou-san cukup tinggi...

 

Berbicara tentang kemampuan, ini adalah kemampuanku:

 

Nama: Tenma Otori

Age: 3

Class: Human

Title: (Favorite Child of the Gods)

HP: 500

MP: 2000

Strength: F-

Defense: F

Agility: E-

Magic: C+

Mind: C-

Growth: S

Luck: B


Skills

Throwing: 3

Cooking: 3

Night Vision: 3

Endurance: 2

Dismantle Items: 2

Fire Magic: 2

Traps: 2

Archery: 2

Sword: 1

Brawling: 1

Spear: 1

Rod: 1

Axe: 1

Omni-Elemental: 1 (6)

(Identify: 10

Detection: 10

Conceal: 10

Skill Acquisition Boost: 10

Follower Buff: 10

Growth Boost: 8

Vitality Boost: 8

Recovery Boost: 8

Debuff Resistance: 8

Sensory Buff: 7

Physical Ability Boost: 7

Destruction Boost: 5

Magic Boost: 5

Creation Magic: 5

Enchantment: 5

Destruction Resistance: 5

Instant Kill Resistance: 5

Combat Master: 5)


Gifts

Protection of the Gods


Tanda kurung di sekitar beberapa skill tampaknya merupakan hasil dari Conceal skill, yang tampaknya memberiku kekuatan untuk menyembunyikan, memalsukan, atau mengungkapkan title, ability, skill, dan level sesuka hati. Aku pikir alasan statistikku secara keseluruhan rendah adalah karena aku masih sangat muda, jadi aku mungkin dapat mengandalkan peningkatannya saat aku tumbuh dewasa.

 

"Omong-omong, Mark. Apa yang terjadi dengan Merlin?"

 

"Yah, kau tahu betapa anehnya dia. Mungkin dia berubah pikiran dalam perjalanan pulang dan memutuskan untuk tidak kembali sama sekali."

 

"Kurasa itu mungkin."

 

Aku tidak terlalu tertarik dengan percakapan antara Otou-san dan Mark Oji-san. Saat itu aku tidak tahu bahwa sage yang mereka bicarakan akan memiliki pengaruh besar padaku.

 

◊◊◊

 

Empat tahun telah berlalu sejak orang tuaku angkatku menerimaku, yang menandai satu tahun sejak aku mulai belajar sihir.

 

"Tenma, hari ini akan menjadi hari terakhirmu hanya menggunakan buku pelajaran. Kamu telah melakukan pekerjaan yang luar biasa. Mulai besok, kamu akan mulai berlatih sihir tingkat pemula."

Okaa-san akhirnya mengizinkanku menggunakan sihir.

 

Sejujurnya, aku sudah menggunakan Identify beberapa kali, namun meskipun cukup praktis, tidak pernah terasa seperti aku benar-benar menggunakan sihir. Jadi aku tidak bisa menahan diri untuk tidak berkata dengan gembira,

"Benarkah? Kamu akan mengajariku sihir?! Horee!"

 

"Tapi! Mulai sekarang, kamu harus mendengarkan ibumu ini lebih saksama. Kamu tidak boleh menggunakan sihir sembarangan, dan kamu tidak boleh menyerah tidak peduli seberapa sulit pelajaranmu. Apa kamu mengerti?"

 

"Baik, Okaa-san!"

 

"Besok, kita akan pergi ke sungai bersama ayahmu dan berlatih sihir di sana. Jadi aku ingin kamu tidur lebih awal malam ini untuk beristirahat."

 

"Oke!"

Jawabku dengan patuh, namun malam itu aku begitu bersemangat untuk mulai belajar sihir sehingga aku hampir tidak tidur sama sekali.

 

Keesokan paginya, kami berjalan sekitar sepuluh menit ke luar kota menuju sungai terdekat.

 

"Sekarang perhatikan, Tenma. Pertama, aku akan mengajarimu sihir air. Perhatikan aku baik-baik. 'Flow'!"

 

Okaa-san meletakkan tangannya di bagian sungai yang tenang dan merapalkan mantra. Tepat saat itu, kolom air setinggi sekitar satu meter menyembur dari permukaan sungai.

 

"Lihat? Itu sihir air dasar. Mulailah dari air yang tenang, lalu secara bertahap bentuk kolom air di tempat yang arusnya lebih kuat. Sekarang cobalah."

 

Setelah Okaa-san menjelaskan dasar-dasarnya kepadaku, aku hendak memasukkan tanganku ke dalam air ketika tiba-tiba aku merasa ada yang memperhatikanku. Aku berputar. Okaa-san dan Otou-san melakukan hal yang sama, tampak tercengang.

 

"Wah, wah—kau bisa menemukanku! Aku tidak bermaksud mengganggu."

Seorang berjubah hitam berdiri sekitar sepuluh meter dari ayahku dan sekitar lima belas meter dariku. Ketika dia mulai berjalan ke arahku, Okaa-san berdiri dengan protektif di hadapanku. Otou-san mundur selangkah dan mengambil pisau berburu besarnya dari pinggangnya, lalu menempatkan dirinya di antara orang itu dan aku.

 

"Siapa kau?"

Otou-san bertanya dengan hati-hati.

 

Tampaknya tidak terpengaruh, orang itu berhenti sejenak sebelum menjawab.

 

"Mengapa kau begitu curiga padaku, Ricardo? Kau tidak ingat aku, Celia?"

Sambil berbicara, orang itu perlahan menurunkan tudung kepalanya.

 

"Merlin!"

 

"Oji-san!"