Perubahannya begitu tiba-tiba hingga aku hanya bisa berpikir bahwa Dia sedang dirasuki oleh roh jahat. Ekspresi wajahnya tidak biasa. Cara bicaranya tidak biasa. Cara Dia bergerak salah. Lebih dari apapun, matanya juga tidak biasa. Yang biasanya berwarna biru, kini bersinar hitam samar. Aku tahu matanya bersinar, namun cahayanya sangat gelap. Melihat mata itu, aku merasa cemas, seolah-olah aku sedang mengintip ke dasar lautan.
Lonceng peringatan Responsiveness lebih keras daripada yang pernah kualami sebelumnya, dan secara naluriah aku mengerti—gadis ini bukanlah Dia. Gadis ini adalah orang yang berbeda.
Gadis yang berbeda itu menggerakkan matanya dengan menatapku. Pertama, matanya menatap wajahku, lalu ke tubuhnya sendiri. Setelah membuat ekspresi seolah-olah sedang melihat tubuhnya untuk pertama kalinya, gadis itu dengan cekatan memutar kekuatan sihirnya. Lengan cahaya berkilauan tumbuh dari ujung siku kanannya. Lengan yang bersinar itu berdenyut dan bergerak seperti makhluk hidup. Jika aku melihat lebih dekat, aku bisa melihat pola geometris mengambang di atasnya. Dengan mengamatinya dengan Dimension, aku menyadari bahwa lingkaran sihir berdensitas tinggi telah berbentuk seperti lengan.
Gadis yang tidak dikenal itu menggerakkan lengan putihnya, puas, dan membuka serta menutup tangannya beberapa kali. Kemudian, sambil tertawa manis, gadis itu berbicara kepadaku.
"Hahaha. Aku harus berterima kasih padamu, temanku. Kau menjaga Diablo kecil ini dengan sangat baik hingga saat ini. Berkatmu, ada cukup kekuatan sihir untuk memanifestasikanku di masa sekarang."
Gadis itu berbicara seolah-olah kami adalah teman lama. Aku tentunya bisa mengatakan bahwa Dia dan aku adalah kenalan, namun cara bicara seperti ini tidak pantas untuk hubungan kami.
"Ekspresi yang mengerikan. Tidakkah kau ingin bertemu denganku lagi?"
Sambil tertawa, jari-jari yang bersinar itu menunjuk ke ekspresiku yang bengkok. Sosok itu melanjutkan dengan suara yang berirama, membuatku tercengang.
"Hal ini tidak bisa dihindari, kau tahu. Semuanya sudah ditetapkan sejak saat kau menyebut dirimu 'Kanami' kepada Diablo Sith, temanku. Bagaimanapun, Apostle Sith dan Kanami Sang Pendiri membuat kontrak. Oleh karena itu, bahkan jika tubuh mereka membusuk, jiwa mereka akan saling tertarik lagi dan lagi. Apapun yang terjadi, kita diciptakan sedemikian rupa sehingga kita akan bertemu lagi. Itulah 'Logika' dunia ini."
Jelas bahwa gadis di hadapanku ini bukanlah Dia. Tidak seperti transformasi Snow selama Brawl, hal ini akan lebih baik digambarkan sebagai pergantian.
"Siapa sebenarnya kau itu?" Tanyaku.
"Siapa? Jadi begitu, ya? Hahahahahaha! Kurasa itu berarti Kanami itu memang pecundang! Tidak heran semuanya kacau! Kau mengganggu Tiara dan bekerja sama denganku karena kamu tidak tahu apa yang kau lakukan!"
"Tidak, itu tidak ada hubungannya denganmu! Keluar dari Dia sekarang juga!"
"Jangan secepat itu. Sekarang semuanya sudah dimulai lagi, akulah yang akan menang kali ini. Aku tidak akan membiarkan siapapun mengalahkanku lagi."
Gadis itu melangkah maju sedikit, penuh semangat juang, menunjukkan padaku bahwa dia siap bertarung. Tubuhku secara refleks menegang karena permusuhan itu. Aku telah mengalami rasa intimidasi yang menakutkan ini berkali-kali sebelumnya. Tida, Alty, Lorwen, semuanya memiliki kekuatan yang mengerikan. Namun, keinginan musuh kali ini adalah sesuatu yang sama sekali berbeda.
Hal itu masuk akal. Memenuhi keinginan para Guardian yang masih ada tidak ada hubungannya dengan memenangkan pertarungan. Namun, keinginan musuh ini untuk bertarung tidak ada hubungannya dengan keinginan yang masih ada; musuh ini hanya ingin menang. Aku bisa merasakan tekad yang kuat untuk meraih kemenangan dengan cara apapun yang diperlukan.
Dengan tetap waspada, aku dengan hati-hati memeriksa statistik lawanku.
【STATUS】
NAMA: Diablo Sith
HP: 293/293
MP: 1,202/1,202
CLASS: Swordfighter
LEVEL 20
STR 10.01
VIT 8.31
DEX 4.80
AGI 4.94
INT 16.67
MAG 70.34
APT 5.00
Nama gadis ini adalah Diablo Sith. Menunya tampak sama, termasuk Protection, dan statistiknya tidak berubah dari level terakhir. Jika aku bertindak cepat, aku mungkin bisa menangkapnya. Namun aku tidak bisa. Aku bingung dengan senyum tak kenal takut dan nafsu haus darah yang tak tergoyahkan itu.
Jika aku ceroboh, dia akan membunuhku dalam sekejap.
Aku bisa merasakan sesuatu yang tidak dapat diukur dalam diri musuhku ini yang membuatku berpikir seperti itu. Aku mengeluarkan pedang dari Inventory-ku saat aku dengan hati-hati mengubah Dimension menjadi Wintermension, dan mata biru itu mengikuti gerakanku dengan saksama. Gadis itu dengan hati-hati mengamati tidak hanya tindakan fisikku, namun juga tindakan sihirku.
"Hmmm, apa itu kekuatan penuhmu, temanku? Ini akan menarik. Aha! Pada tingkat ini, aku akan segera dapat melihat wajah teman baikku Hitaki setelah sekian lama! Aku merasa senang!"
"Setelah sekian lama? Jangan katakan omong kosong seperti itu! Tidak ada seorang pun di dunia ini yang mengenal Hitaki!"
Aku berteriak, mengayunkan pedangku ke samping dengan marah.
Mata biru itu juga memperhatikan kemarahan itu. Kemudian, setelah dua anggukan singkat, wajahnya menjadi cerah.
"Ah, jadi begitu! Hahaha, kurasa aku bisa mengerti!"
Itu juga kalimatku. Responsiveness dan Thought Streams telah menemukan identitas musuhku. Sulit untuk menyangkalnya lebih lama lagi.
"Jadi itu sebabnya Kanami, yang seharusnya menjadi Pendiri, begitu lemah! Hahaha, itu memang pantas kau dapatkan karena mengkhianatiku! Setelah pertempuran itu, ada, tiga dari kami yang tersisa? Tiara, Regacy, dan Alty? Yah, aku tidak tahu bagaimana siapa yang telah mengalahkan Kanami, tapi hebat! Itu adalah serangan balik yang hebat! Aku akan memberi mereka seratus medali penyelamat! Mereka bisa hidup bahagia selamanya! Ahahahahaha!"
Nama musuhku ini adalah Sith. Di hadapanku ada Apostle Sith. Tidak diragukan lagi bahwa gadis ini adalah Apostle yang pernah kudengar dalam legenda yang diwariskan selama seribu tahun. Sama seperti Saint Tiara yang berencana menggunakan tubuh Lastiara untuk membangkitkan dirinya sendiri, Apostle Sith dari seribu tahun lalu telah berencana menggunakan tubuh Dia untuk dilahirkan kembali. Wajahku semakin berkerut saat mendengar jawaban itu.
"Yah, aku tahu betul betapa sulitnya itu bagimu, teman." Lanjutnya.
"Kau bingung, kesakitan, kau masih tidak tahu apa yang sedang terjadi, dan semuanya terdengar sangat, sangat sulit. Jadi itulah sebabnya aku mengundangmu untuk bergabung denganku sekali lagi, Aikawa Kanami! Biarkan aku memanggilmu Kanami sekali lagi! Kita masih bisa memulai lagi! Kita makhluk yang bisa saling memahami!"
Kata Sith dengan senyum berseri-seri, seperti bunga yang mekar, saat dia mengulurkan lengan putihnya ke arahku. Dikombinasikan dengan wajah Dia yang tegas, undangan itu memikat, sama mempesonanya dengan lingkaran cahaya dan sama megahnya dengan aksi mitos.
Aku pernah melihat pemandangan ini sebelumnya dalam mimpi. Saat itu, aku telah menerima uluran tangan itu. Seperti yang dikatakan Sith itu, ini adalah "sekali lagi". Aku tahu aku mengulang sejarah. Aku tidak dapat memikirkan kata-kata untuk menjawab, karena pemahamanku tentang fakta-fakta yang terungkap satu demi satu tidak dapat mengimbanginya. Yang membuatku bingung, Sith mencondongkan tubuhnya ke depan dengan mudah, tanpa ragu-ragu. Aura kekuatan sihir di sekitar tubuhnya membuatku merasa dia berkali-kali lebih besar dari yang sebenarnya. Rasanya seperti aku adalah serangga kecil dan manusia yang kejam mengulurkan tangan untuk memukulku.
Sedikit demi sedikit, Sith dan aku semakin dekat satu sama lain. Aku memperkuat tangan yang memegang pedangku dan secara naluriah tahu bahwa aku harus bertarung sebelum tangan putih itu mencapaiku.
Kemudian, tepat saat Sith berada dalam jarak serang pedangku....
"Gah?!"
Lengan cahaya Sith tertekuk. Lengan itu goyang seperti lilin yang tertiup angin, tidak mampu menahan bentuk lengan. Sith menyadari anomali itu dan berhenti berjalan. Sith menatap tajam lengannya yang meleleh.
"Diablo kecil, ya? Sungguh skill yang penuh kenangan."
Sith tahu asal mula efek aneh itu. Sith mulai berbicara pada udara kosong, seolah mencoba menghibur seseorang.
"Oh, jangan khawatir. Teman Diablo kecilku. Aku akan mendengarkan keinginanmu sebaik mungkin, aku janji. Ya, aku ingin mengajak temanku untuk bergabung denganku, tapi jika Diablo kecil yang manis dan imut tidak menyukainya, aku akan berhenti."
Sith menurunkan lengan yang terangkat dan melangkah mundur. Namun deformasi itu tidak berhenti. Melihat itu, Sith menghela napas dalam-dalam dan bersumpah, mengangkat lengan itu ke dadanya.
{ TLN : Deformasi itu tindakan atau proses mengubah bentuk atau mendistorsi, terutama melalui penerapan tekanan. }
"Itu benar. Dia itu Siegfried Vizzita. Jika dia bukan Aikawa Kanami maka dia tidak layak untuk diajak bersekutu. Diablo kecil, apa itu tidak apa-apa?"
Sith mengucapkan kata-kata itu dengan sungguh-sungguh, tanpa kegembiraan atau tawa yang menghiasinya. Lengkungan lengannya berkurang, seolah-olah angin yang meniup lilin telah berhenti, dan menjadi stabil lagi. Namun, warnanya lebih pucat daripada sebelumnya.
"Ya ampun, bahkan itu pun tidak membuatnya merasa lebih baik. Sepertinya dia tidak begitu menyukaiku. Oh, itu sangat menyedihkan. Sangat menyedihkan bahwa kami tidak bisa saling memahami." Kata Sith.
Sith tertawa sambil membelai lengannya, jelas berbicara kepada seseorang yang tidak bisa kulihat. Jika aku bisa mempercayai kata-katanya, orang itu adalah Dia. Saat ini, Dia dan Sith berbagi tubuh yang sama. Monolognya sudah cukup bagiku untuk menebaknya.
"Baiklah...."
Setelah menyelesaikan percakapan dengan dirinya sendiri, Sith kehilangan semua api yang telah membara di tubuhnya dan berusaha menjauh dariku.
"Baiklah, teman. Terakhir kali, aku adalah seorang Apostle yang sempurna, jadi aku tidak dapat berpartisipasi. Tapi kali ini, aku memiliki Diablo kecil di dalam diriku. Aku dapat mencoba menjadi manusia sambil menjadi seorang apostle. Aku bahkan tidak membutuhkan pengganti lagi."
Sith memutar tubuhnya sembilan puluh derajat dan mengucapkan selamat tinggal padaku dengan hanya satu mata menatapku. Aku bisa tahu dia telah kehilangan semua minat padaku. Namun, aku merasakan yang sebaliknya. Sebelum dia bisa berpaling sepenuhnya, aku memanggilnya.
"Tunggu! Katakan ke mana kau akan pergi!" Kataku.
"Hmm, pertama-tama, ke tempat Palinchron Regacy berada. Kami akan pergi dan menghabisinya. Diablo kecil setuju denganku dalam hal ini."
Sith dengan mudah memberitahuku rencananya, meskipun saat nama Palinchron keluar, ekspresinya menjadi serius. Kebenciannya terhadap orang itu terlihat jelas.
"Aku tidak tahu mengapa, karena Apostle Regacy tampaknya tidak memiliki banyak dorongan, tapi aku tidak tahu apa yang ada dalam hatinya. Jangan salah, orang itu adalah musuh terbesar bagi perdamaian dunia! Musuh yang benar-benar harus dikalahkan!!!"
"Tunggu. Aku tahu dia mengganggu kedamaian, tapi seorang apostle? Kau mengatakan bahwa Palinchron Regacy adalah seorang apostle seperti dirimu?"
"Ya, itu benar. Buktinya ada di namanya : Regacy. Tapi aku tidak ingin kau salah paham; akulah satu-satunya apostle yang sah. Tidak, akulah satu-satunya yang benar. Kurasa itulah cara terbaik untuk mengatakannya." Jawab Sith.
Dari sikapnya itu, aku bisa tahu bahwa hubungan kami bukanlah hubungan yang saling bermusuhan, namun aku juga bisa tahu bahwa hubungan kami juga bukan hubungan yang kooperatif. Sith terus memalingkan tubuhnya dan menolak untuk menghadapiku.
Sith mulai berbicara sendiri lagi, mengabaikanku.
"Benar sekali. Sama seperti kita mengubah Deiplachra menjadi tanaman hias, kita juga akan menyegel Regacy. Lalu, aku akan menjadi satu-satunya apostle. Kali ini, aku akan melakukannya dengan sempurna! Akan ada perdamaian dunia!!!" Wajahnya berubah menjadi ekspresi kejam yang tidak akan pernah Dia tunjukkan.
Kepribadian Dia perlahan berubah. Berkat kemampuan dan skill-ku, aku bisa mulai menyingkap tabir keberadaan Sith. Pertama-tama, Sith cukup merasa benar sendiri dan tidak mendengarkan orang lain. Emosinya naik turun dengan hebat, dan dia banyak bicara. Sith akan masuk ke dunianya sendiri ketika dia merasa sesuatu sudah benar, sehingga sulit untuk bernegosiasi dengannya. Aku tidak punya pilihan selain mengajukan permintaan yang jujur kepadanya, tanpa menggunakan tipu daya apapun.
"Aku mengerti apa yang ingin kau lakukan, tapi jika kau ingin mencapai perdamaian dunia, kau bisa melakukannya sendiri. Aku tidak berniat mengganggu rencanamu untuk menyegel Palinchron. Tapi tolong tinggalkan tubuh Dia. Aku hanya ingin Dia kembali.... Apostle Sith."
Aku merendahkan suaraku dan berbicara dengan kekuatan dan bobot di balik kata-kataku, berusaha sebaik mungkin untuk menunjukkan tekadku untuk menepati janji ini.
Di sisi lain, Sith tersenyum tipis dan menggelengkan kepalanya sedikit.
"Itu tidak mungkin, Kanami Sang Pendiri. Aku tidak bisa bergerak tanpa tubuh ini, jadi Diablo kecil akan ikut denganku."
Sith merespons seperti yang kuduga. Aku menunduk sebentar sebelum mengarahkan pedang di tanganku ke musuhku. Aku mengikutinya dengan arahan ke rekanku yang berdiri di belakangku.
"Baiklah, kalau begitu, ayo maju! Maria, aku mohon!"
"Ya! Oke!"
Maria sudah siap untuk bertarung.
"Dia! Aku mungkin akan mematahkan beberapa anggota tubuhmu—maafkan aku untuk itu!" Teriakku.
Aku tidak tahu apa Dia bisa mendengar kami, namun mungkin lebih baik untuk membuat alasan sejak awal bahwa akan sulit untuk bersikap lunak padanya dalam pertempuran yang akan datang. Namun, bahkan setelah terpapar semangat juang kami yang tajam, Sith masih memiliki senyuman di wajahnya.
"Hmm, aku harus mengalahkanmu di depan Diablo kecil. Kurasa kau tidak bisa mundur seperti anak kecil yang patuh, ya?" Kata Sith.
"Aku tidak akan meminta Dia untuk bergabung denganku jika aku akan menyerah di sini!!!"
Aku berteriak dan menghentakkan kaki ke lantai. Dalam rentang napas, aku memperpendek jarak di antara kami, dan dengan momentum itu, aku meraihnya dengan tangan yang tidak memegang pedangku.
Sith menangkis gerakan itu seperti sesuatu yang alami dan mundur. Pertukaran itu hanya berlangsung sesaat, namun itu jelas aneh. Jika gadis di depanku memiliki statistik yang sama dengan Dia, tidak mungkin gadis ini bisa menghindari cengkeraman itu. AGI dan DEX-ku jauh lebih tinggi. Namun itu sudah bisa diduga. Tanpa terkejut, aku mengayunkan pedang di tangan kananku, bermaksud untuk melukai kakinya dengan parah untuk menahannya. Sith dengan mudah menangkap serangan itu, dan pedang itu terpental dengan suara seperti mengenai silinder berongga.
Bukan pedang yang menghentikan seranganku, juga bukan sihir. Melainkan lengan putih berkilau—lengan kanannya. Kekuatannya mengejutkanku. Pedang milik Lorwen, Treasured Blade of the Arrace Clan, adalah senjata yang dapat dengan mudah memotong kristal di kedalaman Dungeon. Namun, gadis ini menepisnya tanpa berpikir. Sith tersenyum penuh arti dan menjauhkan diri dariku. Dari arah mundurnya, aku tahu dia berencana untuk melarikan diri lewat jendela. Namun, rute pelarian itu terlalu mudah ditebak.
"Flame Arrow!"
Membaca gerakan Sith itu, Maria menyebarkan sihir ke seluruh area sebelum Sith bisa sampai di sana. Itu adalah serangan api dasar, namun tidak sederhana. Mantra tingkat tinggi mengubah peluru yang menyala menjadi massa lava. Ukurannya cukup besar untuk menguapkan monster besar sekalipun dalam sekejap. Aku tidak peduli berapa bulan penyembuhan yang dibutuhkan selama Dia tidak mati. Kalian bisa merasakan kegigihan dalam sihir itu.
Sith tidak dapat menghindari serangan langsung. Namun, tepat sebelum serangan itu mengenainya, Sith menggerakkan sayap cahaya di punggungnya dan melilitkannya di tubuhnya seperti kulit telur. Sebuah bola api ganas menelannya dan membakar seluruh dinding vila. Kekuatannya melemparkannya melalui celah di dinding. Maria dan aku, yakin bahwa ini tidak cukup untuk mengalahkannya, memulai pengejaran kami. Kami melewati lubang di dinding dan keluar ke taman, yang masih berupa padang rumput yang telah diubah oleh sihir Dr. Ide. Api mulai membakarnya, melompat melalui rumput.
Sith ada di sana, karena ada bola api karena telah memakan serangan langsung. Namun dia dengan mudah menepis api itu dengan kepakan sayapnya yang besar. Sosok yang muncul dari api itu tidak memiliki satu pun luka bakar di atasnya. Tanpa memberinya waktu untuk mengatur napas, Maria dan aku menyerang dari kedua sisi.
"Ice Flamberge!"
"Flame Flamberge!"
Itu adalah gerakan menjepit antara api dan es.
"Divine Circle!"
Sith menanggapi dengan sihirnya sendiri. Dua lingkaran cahaya muncul di udara, menangkis kedua pedang kami. Getaran di bilah pedang kami terasa seperti kami telah menabrak gunung. Kekuatan penuh serangan kami berhasil ditangkis, dan Maria dan aku terpental ke belakang.
Sith membuat ekspresi tidak senang dan memanggil kami berdua.
"Mmm, kerja sama tim yang sangat bagus. Kupikir kalian berdua memiliki hubungan yang lebih buruk."
Sith secara sewenang-wenang berasumsi Maria dan aku memiliki hubungan yang buruk, meskipun itu tidak terjadi. Formasi kami, dengan aku sebagai garda depan dan Maria sebagai garda belakang, mungkin salah satu yang terbaik di kelompok ini, jika hanya dalam hal kekuatan penghancur sebagai pasangan. Setelah pernyataan itu, Sith melihat ke bawah ke tubuhnya sendiri dan tampak sangat tidak puas.
"Sebenarnya, masalah yang lebih besar di sini adalah aku. Concentration-ku anehnya tersebar, dan sulit untuk bergerak. Mengapa aku begitu berkonsentrasi pada Strength-ku? Aku bukan seseorang yang bertarung dengan senjata."
Sith dengan cekatan menjentikkan jarinya.
"Baiklah, aku akan memperbaikinya."
Tubuhnya tiba-tiba mulai bersinar, dan aliran sihir masuk dan keluar darinya mulai lagi. Ekspresi wajahnya mengingatkanku pada sebuah game dari dunia asalku.
Secara refleks, aku menggunakan Analyze.
【STATUS】
NAMA: Diablo Sith
HP: 142/142
MP: 1,489/1,672
CLASS: Apostle
LEVEL 20
STR 0.21
VIT 0.41
DEX 0.24
AGI 0.44
INT 1.00
MAG 112.67
APT 5.00
Seperti yang Sith itu katakan, statistik baru telah muncul. Kemampuan fisiknya telah turun ke tingkat yang membuatku bertanya-tanya apa dia mampu menjalani kehidupan sehari-hari yang normal. Namun, daripada membuang semua yang lain, kemampuan sihirnya, yang sudah kuat, semakin ditingkatkan. Sihirnya sekarang melampaui angka 100,00. Tidak lagi menjadi misteri apa yang bisa terjadi. Sihir dari mitos yang diceritakan Lastiara kepadaku adalah mungkin—orang dari mitos itu ada di sini, bagaimanapun juga.
"Sudah lama sekali aku tidak bertarung sungguhan. Tapi status temanku ini jadi lebih rendah dari sebelumnya. Hahaha, aku agak senang karenanya. Aku selalu menjadi saingan temanku dalam hal naik level!"
Kabut putih samar seperti sihir keluar dari tubuhnya. Kepadatan kekuatannya yang luar biasa tidak kurang dari kekuatan seorang Guardian.
Kupikir aku tidak bisa menandinginya, apalagi menang, dalam pertarungan sihir. Aku menendang tanah saat aku memperpendek jarak di antara kami sebelum dia bisa menggunakan sihir jarak jauh.
"Maria! Tolong terus dukung aku! Kurang lebih sama seperti yang kamu lakukan sebelumnya tidak jadi masalah!" Panggilku.
"Apa kamu yakin? Semuanya akan terbakar!" Kata Maria.
"Ini darurat, jadi kita tidak punya pilihan! Mereka bilang mereka juga tidak menggunakan vila, jadi seharusnya tidak masalah!" Kataku.
"Kalau begitu aku akan mengerahkan semua yang aku punya! Flame Arrow!"
Kata Maria. Sihir api terbang ke arah punggung Sith, menyelinap di antara lengannya untuk mencari celah.
"Divine Shield!"
Sayangnya, perisai itu tidak dapat memiliki titik lemah. Sayap sihir itu menangkis pedangku, dan perisai baru, yang lahir dari sihir, menangkis tembakan Maria. Tanpa gentar, aku terus mengayunkan pedangku. Tidak ada lagi ruang untuk menahan diri, dan pedang milik Lorwen dilepaskan sepenuhnya. Pedangku dan sayap itu beradu dengan kecepatan tinggi, berkerlap-kerlip saat bertemu. Tidak peduli seberapa cepat aku; di antara sayap yang begitu besar hingga menutupi seluruh tubuhnya, lengan putih yang lentur, dan sejumlah besar lapisan pelindung yang diciptakan oleh sihir sucinya, pertahanannya begitu lengkap sehingga pedangku tidak dapat menembusnya. Tidak ada celah bagi pedang fisik untuk melewatinya.
"Siaaal"
Bahkan saat aku bersumpah bahwa aku mencoba membuat rencana menggunakan Thought Streams. Masih banyak jalan untuk menyerang. Jika aku terus memilih cara yang paling tepat di antara semuanya, sebuah lubang di pertahanan keras itu akan terbuka di beberapa titik.
"Hahaha, kau terlihat putus asa, temaku. Apa Diablo kecil itu begitu penting bagimu?"
Sith bersikap tenang dan santai saat menanyakan itu padaku, bahkan saat dia terus menjalankan mantranya.
"Tentu saja!" Teriakku.
"Hah... benarkah?" Kata Sith.
"Apa yang coba kau katakan?!"
Aku frustrasi dengan sikapnya yang santai dan memutuskan untuk mencoba membuat mantra baru untuk segera menembus pertahanan kerasnya itu.
"Hmm, kalau begitu, mengapa kau tidak menjaganya dengan lebih baik?"
Kata Sith dengan dingin kepadaku.
"Gah!!!"
Kata-kata dingin Sith itu langsung menghentikan formula sihirku.
"Jika kau lebih peduli pada Diablo kecil, teman, maka aku yakin kedatanganku di sini akan terjadi lama. Kau tahu, aku tidak bisa kembali tanpa titik lemah di hatinya."
Aku gemetar mendengar kata-kata itu. Aku tahu terlalu banyak tentang perilakuku sendiri untuk mengabaikannya.
"Mudah untuk melihat apa yang menyebabkan kelemahan itu. Diablo kecil sangat peduli pada Sieg, tapi kau begitu mudahnya membuangnya, teman. Jika kau benar-benar peduli pada Diablo kecil, setidaknya kau akan mempertahankan nama itu."
Sith menegurku dengan kesalahanku dengan begitu mudahnya. Ekspresinya, yang sebelumnya ceria hingga saat itu, berubah gelap, dan dia menunduk menatapku. Sith menyalahkanku karena lebih menyukai nama Kanami daripada "Sieg".
"Aku tidak akan mengembalikan Diablo kecil ini kepada 'Teman' seperti itu. Karena aku mengenalnya lebih baik daripada orang lain. Aku akan menjaganya dengan jauh, jauh lebih baik daripada seorang teman yang bahkan tidak bisa berpura-pura memahaminya." Kata Sith.
Pedangku goyah karena gemetaranku. Dalam jeda singkat itu, Sith memperkuat sihirnya.
"Selamat tinggal, Sieg. Symposium Feather!"
Aku tidak bisa memutuskan siapa pemilik kata-kata perpisahan itu. Namun, bagaimanapun juga, aku tidak bisa menghentikan sihir itu. Sayap cahaya mengepak, melepaskan sejumlah besar bulu putih. Aku merasa pusing karena banyaknya bulu yang memenuhi bidang pandangku. Sesaat kemudian, bulu-bulu itu meledak seperti kembang api, dampak dari setiap bulu begitu hebat hingga mendorongku mundur.
Sith melaju melewatiku dengan kecepatan tinggi. Wajahnya yang cantik dan androgini berubah menjadi ekspresi kesedihan. Aku berbalik untuk mengejar ekspresi itu, namun saat itu dia sudah melebarkan sayapnya dan terbang ke langit. Sith begitu tinggi di atasku sehingga bahkan pedangku tidak dapat menjangkaunya. Satu-satunya yang tersisa adalah bulu-bulu putih yang berjatuhan dengan lembut.
"Sialaaan!"
Aku ceroboh. Mengingat kata-kata Sith, akulah titik lemahnya. Aku gagal. Sejujurnya, Dia mungkin telah bertahan dengan banyak hal, namun tidak ada satu orang pun di kelompok kami yang tidak menyadarinya. Tidak ada solusi yang memuaskan semua orang. Jadi, semua orang harus sedikit berkompromi dan menemukan cara untuk membuat semua orang sedikit lebih bahagia. Bahkan Dia berusaha mewujudkannya. Namun Sith telah membuat semua usahanya sia-sia. Sith telah mengungkapkan ketidakpuasan rahasia Dia tanpa peduli.
Aku tidak bisa membiarkannya. Aku tidak bisa membiarkannya pergi begitu saja.
"Maaf, Maria! Ini salahku! Aku akan mengejar Dia sekarang juga!"
Aku memasukkan pedangku ke dalam Inventory-ku dan melihat ke arah Sith terbang. Sebentar lagi, Sith akan berada di luar jangkauan Dimension.
Aku harus bergerak sebelum itu terjadi. Aku berlari keluar dari taman ketika....
Angin bertiup, mengalir lembut melalui taman, memadamkan api yang menghiasi rerumputan. Kemudian, seorang gadis muncul dari tengah angin dan memanggil kami.
"Aku tahu kamu tidak akan bisa meninggalkannya seperti itu. Aku tidak akan membiarkanmu pergi, nak."
Gadis itu tidak lain adalah Wyss Hylipröpe, yang kukira telah meninggalkan vila lebih awal. Wyss melihat ke luar taman sambil berdiri menghalangi jalanku.
"Apa—Wyss-san? Kenapa kamu ada di sini?"
Penampilannya benar-benar mengejutkan. Wyss begitu penuh vitalitas sehingga aku bisa saja salah mengira dia sebagai orang lain. Apa perawatan Dr. Ide telah membawanya lebih dekat ke potensi penuhnya? Kulitnya, yang tadinya putih pucat, telah berubah menjadi merah muda. Dan tubuhnya bukan satu-satunya yang berubah. Peralatannya juga telah berubah drastis. Dua pedang tergantung di pinggangnya, dan dia mengenakan sejumlah peralatan sihir, termasuk gelang. Wyss juga telah mengganti pakaiannya, mengenakan sesuatu yang tidak menghambat gerakannya namun memiliki kekuatan pertahanan yang kuat. Hal itu bukan untuk kehidupan sehari-hari, namun untuk pertempuran.
"Ketika kami mendengar bahwa kamu masih ada di sini, aku berbalik dan kembali."
Jawab Wyss dengan sedikit hat-hati.
Waktunya tepat bahwa Wyss-san kembali. Apostle Sith telah berkata sebelumnya bahwa dia sedang menuju ke tempat Palinchron berada. Memiliki seseorang yang mengetahui lokasi itu akan mempersingkat perjalanan kami ke sana. Namun, bertentangan dengan apa yang kupikirkan, Wyss-san mulai berbicara dengan santai.
"Nak.... kamu bertanya sebelumnya apa aku menyembunyikan sesuatu yang penting, kan? Sekarang saatnya membicarakan itu. Tolong dengarkan apa yang akan aku katakan ini."
"Bicara.... sekarang?! Maaf, tapi aku tidak punya waktu untuk mendengarkan hal itu sekarang. Aku harus segera menyelamatkan Dia!"
Aku menggelengkan kepalaku, menolak usulannya. Aku tidak punya waktu sedetik pun untuk disia-siakan. Mungkin saja semakin lama percakapan ini berlangsung, semakin dekat kepribadian Dia untuk berubah total.
"Itulah sebabnya aku tidak bisa membiarkanmu pergi. Jika kamu pergi, kamu tidak akan bisa kembali lagi."
Wyss-san menghunus salah satu pedang di pinggangnya, semakin menghalangi jalanku. Aku bisa tahu dia serius.
"Kamu tidak tahu apapun tentang aku akan kembali atau semacamnya! Aku harus pergi menyelamatkan Dia! Jadi, minggirlah! Kalau tidak, Dia akan—"
Balasku, frustrasi dengan rintangan baru yang tiba-tiba muncul.
"Ya, aku tahu. Itu sebabnya aku memberitahumu ini. Karena sihir Dr. Ide, sang apostle akhirnya ditelan oleh ingatannya. Bahkan sekarang, dia bukan lagi gadis bernama Dia, tapi apostle bernama Sith. Meskipun begitu, apa kamu masih akan menyelamatkannya, nak?" Kata Wyss.
"Aku masih tidak mengerti! Tapi Dia ada di sana! Aku tidak bisa menyerah sebelum mencoba semua yang kubisa!"
Sambil meninggikan suaraku, aku segera menanggapi nasihat Wyss-san itu.
Mulut Wyss-san sedikit terbuka mendengar kata-kataku sebelum kembali ke ekspresi seriusnya.
"Begitukah? Kalau begitu, itu tidak masalah sejauh menyangkut apostle itu. Tapi masalah yang lebih serius adalah kamu sendiri, nak. Apa kamu benar-benar mengerti apa yang kumaksud ketika aku mengatakan bahwa kamu tidak akan bisa kembali lagi? Giliranmu untuk ditelan. Jika kamu terus berbicara dengan apostle itu, kamu pasti akan menemui nasib yang sama seperti dia. Satu demi satu, kenangan seribu tahun yang lalu akan hidup kembali, dan tubuhmu akan diambil alih oleh mantan pendiri."
Peringatannya bukanlah bahwa aku tidak akan dapat kembali secara fisik, namun bahwa pikiranku akan hilang. Namun, aku sudah tahu itu. Aku baru saja melihat mimpi itu. Mungkin mulai sekarang, setiap kali aku bermimpi, aku akan mendapatkan ingatan baru. Hal itu berarti pikiran dan perasaanku akan dipenuhi dengan ingatan dari seribu tahun yang lalu. Ketika kami melawan kelompok Dr. Ide, aku terperangkap dalam emosi yang tak terbayangkan. Seolah-olah aku bukan diriku sendiri lagi. Seolah-olah aku telah terkikis oleh keberadaan Kanami Sang Pendiri yang telah berusia ribuan tahun. Wyss-san begitu khawatir tentangku hingga dia kembali ke sini sendirian.
"Aku mengerti apa yang kamu katakan itu kepadaku, Wyss-san. Tapi itu tidak masalah. Karena aku akan menunjukkan kepadamu bahwa aku dapat mengatasinya tanpa gagal!"
Sejujurnya, aku cemas. Namun aku bersikap berani karena Dia adalah prioritas nomor satuku saat ini.
Wyss-san, mungkin merasakan aku hanya bersikap pura-pura berani, dia menggelengkan kepalanya.
"Tidak, itu tidak baik-baik saja. Jika kamu terus maju, maka sesuatu yang sama sekali tidak dapat kamu pulihkan akan terjadi. Palinchron sedang menunggumu jika kamu mengejar apostle itu sekarang. Palinchron tahu tentang apa yang terjadi seribu tahun yang lalu. Palinchron benar-benar mempersiapkan sesuatu untuk menghancurkanmu."
Jadi Palinchron juga ikut terlibat dalam hal ini. Kurasa Wyss-san sama sekali tidak meremehkannya, karena dia memperingatkanku dengan ekspresi tidak biasa di wajahnya.
"Kurasa itu.... benar. Ada saat-saat ketika Palinchron tampak mengetahui diriku di masa lalu. Aku yakin dia tahu banyak hal yang tidak kuketahui. Tapi aku bersumpah bahwa aku tidak akan pernah kalah darinya lagi. Aku tidak akan bertekuk lutut padanya dua kali! Tolong biarkan aku pergi!"
Mengatasi Brawl dari negara-negara sekutu berarti aku telah belajar untuk tidak menempuh jalan yang salah. Perjalananku hingga titik ini juga memberiku kekuatan untuk akhirnya mengalahkannya.
"Begitu. Kalau begitu, satu hal saja. Tolong dengarkan satu hal yang harus kukatakan ini. Ada satu kebenaran yang akan diungkapkan Palinchron saat dia melawanmu."
Jawab Wyss, dengan ekspresi keras di wajahnya, didorong oleh desakanku.
Hanya satu hal. Aku mengangguk, berpikir akan lebih cepat mendengarkannya daripada melawan. Wyss-san menarik napas dalam-dalam dan, setelah beberapa saat, perlahan mulai berbicara.
"Aku tidak berpikir anak laki-laki di depanku sekarang adalah Aikawa Kanami. Sama seperti Lastiara yang merupakan wadah bagi Saint Tiara, dan Diablo Sith yang merupakan wadah bagi Apostle Sith, kamu adalah Jewelculus yang dipersiapkan untuk kebangkitan Kanami Sang Pendiri. Bisakah kamu tetap bertarung meskipun begitu?"
Itu adalah kebenaran yang merusak segalanya.
"Aku.... adalah Jewelculus? Aku bukan Sang Pendiri dari seribu tahun yang lalu?"
Kebenarannya berbeda dari apa yang kuduga. Aku adalah Kanami Sang Pendiri dari seribu tahun yang lalu. Aku kehilangan ingatanku saat dipanggil ke masa ini. Kemudian, setiap kali aku naik level, aku mengingat kehidupan masa laluku. Atau itulah yang kupikirkan sampai saat ini. Namun, Wyss-san mengatakan bahwa kenyataannya bahkan lebih buruk dari itu.
"Benar, nak. Kamu bukanlah Kanami Sang Pendiri yang sebenarnya dari seribu tahun yang lalu; kamu adalah Jewelculus yang telah dia persiapkan. Akan kuberitahu alasannya."
Demi diriku yang terkejut, Wyss-san mulai bercerita tentang bagaimana dia menemukan kebenaran itu.
"Alasan pertamaku adalah jenis kelaminku. Aku yakin banyak orang berbeda yang bercampur untuk menciptakan tubuh Jewelculus-mu, nak; oleh karena itu, ketika darahmu digunakan untuk melengkapi ciptaanku, banyak hal yang salah. Jika tubuhmu benar-benar milik Kanami Sang Pendiri, mustahil bagiku untuk menjadi perempuan."
Wyss-san menunjuk dadanya sebagai bukti tubuh perempuannya saat berbicara.
"Lebih jauh lagi, menjadi Jewelculus akan menjelaskan mengapa kamu memulai di Level 1 dan masih memiliki begitu banyak skill di level yang begitu rendah. Inisialisasi level adalah karakteristik khas Jewelculus. Hal yang sama dapat dikatakan untuk statistik APT-mu yang tidak biasa."
Aku tidak tahan dengan cara Wyss-san menjelaskan semua ini dengan lugas, dan aku harus menyela dengan sebuah pertanyaan.
"Jadi, bagaimana dengan ingatanku? Yang sekarang kumiliki sebagai Aikawa Kanami ini?"
Aku memiliki ingatan selama enam belas tahun. Yang kumiliki dari hidup di dunia yang berbeda. Dan ada ingatan lain yang kulihat dalam mimpiku. Aku benar-benar percaya itu milikku sendiri.
"Sangat mungkin kenangan itu juga dipersiapkan. Kemungkinan besar ingatan itu telah disesuaikan dan tertanam dalam darahmu sehingga kamu tidak akan berpikir menjadi Aikawa Kanami itu aneh. Pasti mudah bagi Sang Pendiri untuk melakukan hal seperti itu." Kata Wyss-san.
Wyss-san mengatakan padaku dengan mudah bahwa ingatanku itu palsu. Aku bisa merasakan hatiku hancur mendengar kata-kata kejam itu.
"Kamu bukanlah Aikawa Kanami. Kamu adalah anak laki-laki tanpa nama. Kamu sama seperti gadis bernama Lastiara Whoseyards itu— Hmm, tidak, kamu bahkan lebih muda. Kamu adalah Jewelculus yang baru saja lahir beberapa minggu lalu di Dungeon." Lanjut Wyss.
Jantungku mulai berdetak lebih cepat. Aku tidak bisa berhenti gemetar. Aku menolak, mencoba menolak kenyataan.
"Tapi.... aku berbeda dari Jewelculus lainnya... aku benar-benar berbeda...."
"Tentu saja, kamu bukan Jewelculus biasa. Kamu satu-satunya dari jenismu di dunia ini. Yang diciptakan oleh legenda dari seribu tahun yang lalu. Wajar saja jika kamu melampaui Jewelculus dari masa ini." Kata Wyss.
Aku masih belum yakin. Bahkan Thought Streams, yang bekerja secara independen dari otakku, menunjukkan bahwa ada sesuatu yang hilang dari argumen ini.
Aku adalah Aikawa Kanami. Aku punya adik perempuan yang harus diselamatkan dan tempat untuk kembali. Aku tidak sendirian di dunia ini.
Wyss-san juga mulai menghancurkan harapan itu.
"Bukti terkuat yang kumiliki adalah sesuatu yang bisa kulihat dengan mataku sendiri. Di akhir bagian skill-mu, nak, di samping skill yang tidak bisa kulihat dengan jelas, ada frasa Doll Body."
Aku langsung mengerti apa yang Wyss-san katakan.
"Di akhir.... jadi itu bukan 'Outworlder' yang...."
Aku langsung melihat menu milikku sendiri.
【SKILLS】
INNATE SKILLS: Swordplay 4.89, Ice Magic 2.58+1.10
ACQUIRED SKILLS: Martial Arts 1.56, Dimension Magic 5.25+0.10, Responsiveness 3.56, Thought Streams 1.48, Smithing 0.69, Sewing 0.68
???:???
???:???
Ada skill ??? yang selalu membuatku sangat kesulitan. Dan tepat di sebelahnya ada skill ??? lain yang seharusnya bertuliskan "Outworlder".
"Tidak, aku memiliki skill Analyze seperti dirimu, nak, dan skill yang kulihat di sana adalah Doll Body. Itulah sebabnya aku memberitahumu bahwa kamu adalah Jewelculus."
"T-Tapi...." Tapi Lastiara telah berkata...
Aku bahkan tidak bisa mengeluarkan kata-kata itu dari mulutku. Aku bukanlah orang yang telah memastikannya. Ada ruang untuk kesalahan. Dan ada sudut pikiranku yang tidak sepenuhnya mempercayai Lastiara juga karena sihir Dr. Ide dari sebelumnya.
"Tidak heran kamu salah. Orang yang menciptakanmu itu nak, adalah Kanami Sang Pendiri, adalah seorang master. Dia pasti telah dengan cerdik menyesuaikanmu sehingga kamu tidak akan meragukan dirimu sendiri." Kata Wyss.
Menyesuaikan?
Aku teringat sesuatu saat itu. Efek dari skill ??? pastilah menyesuaikan. Jadi aku tidak akan mati, tidak akan hancur. Dan agar aku selalu bergerak maju.
Dengan kata lain, agar aku tergoda untuk menjadi lebih kuat untuk menjadi wadah yang sempurna bagi Kanami Sang Pendiri?
"Kamu bukanlah dirimu, nak. Aku yakin Palinchron bermaksud untuk mengungkap kebenaran ini dengan cara yang lebih menyakitkan selama pertarungan kalian. Itulah sebabnya aku berani memberitahumu terlebih dahulu. Untuk membuat luka itu sedangkal mungkin, dan tidak memasuki wilayah yang tidak dapat diubah."
Otakku mulai bekerja secara refleks untuk mempertimbangkan kebenaran yang dikatakan Wyss-san kepadaku. Wyss-san terus berbicara.
"Kamu masih bisa kembali jika kamu tidak terlibat dengan mereka yang berasal dari seribu tahun yang lalu. Kamu bisa hidup sebagai anak laki-laki sederhana tanpa putus asa, dan tanpa diganggu oleh Kanami Sang Pendiri. Itulah sebabnya kamu tidak bisa pergi!"
Wyss-san merentangkan tangannya, membuat dirinya sebesar mungkin untuk menghalangi jalanku. Wajahnya tegang. Melihat ekspresinya, sepertinya dia tidak berbohong.
"Aku bukanlah.... diriku sendiri? Jadi, aku tidak punya adik perempuan?"
Aku bukan orang dari dunia lamaku, aku adalah orang yang lahir dunia ini. Pada saat yang sama, itu berarti pertempuranku sejauh ini hanyalah lelucon. Jalan yang kutempuh kemungkinan adalah jalan Aikawa Kanami, namun aku bukanlah Aikawa Kanami.
Kepalaku mulai terasa berat. Leherku terkulai, tak mampu menopangnya, dan aku merasa pusing. Semakin kupikirkan semua itu, semakin pusing kepalaku. Jika aku tidak melakukan sesuatu, aku bukan diriku lagi. Namun jika aku mengakuinya, skill ??? pasti akan aktif. Aku perlu segera memikirkan argumen balasan sebelum itu terjadi. Sesuatu yang dapat mengusir kenyataan ini.
Sesuatu.... entah bagaimana....
"Kanami-san!"
Sebelum aku bisa jatuh dari tepi jurang yang mematikan itu, sebuah suara menusuk tengkorakku. Berkat itu, pikiran yang berputar seperti pusaran air berhenti. Asal teriakan itu adalah Maria. Maria telah menonton dengan diam sampai sekarang, namun dia mulai berbicara, mendekat seolah-olah gilirannya untuk berbicara mulai sekarang.
"Sejujurnya, aku tidak bisa mengatakan bahwa aku mengerti semua yang baru saja kalian bicarakan. Tapi, izinkan aku mengatakan satu hal. Tidak ada yang berubah dengan cara apapun, dan aku tidak keberatan dengan cara apapun."
Suara lembut itu memberitahuku bahwa tidak peduli siapa aku, perasaan Maria itu tetap sama dan bahwa aku bebas untuk melanjutkan atau kembali. Maria datang di sampingku dan memegang tangan kiriku erat-erat.
"Tidak apa-apa. Aku bisa melakukan sesuatu tentang Dia. Jadi, tolong tenangkan dirimu.... luangkan waktumu sejenak untuk itu." Kata Maria.
Pada saat itu, wajahku memerah begitu panas hingga terasa seperti terbakar. Aku malu dengan kurangnya pertumbuhanku. Lebih dari itu, aku malu karena hampir menyia-nyiakan pelajaran yang telah kupelajari.
"Terima kasih, Maria. Dan maafkan aku. Aku menjadi sedikit kacau."
"Tidak.... banyak hal terjadi sekaligus. Lagipula, aku tahu betul bahwa kamu orang seperti itu, Kanami-san. Jadi itu wajar." Kata Maria.
Melihatku berdiri tegak, Maria tersenyum. Aku tahu bahwa aku tidak bisa menunjukkan rasa malu lagi di depannya. Aku langsung mendongak dan mengulang kata-kataku kepada Wyss-san.
"Wyss-san.... aku akan pergi. Aku akan baik-baik saja karena aku punya teman."
Aku tidak akan tumbuh demi diriku sendiri, namun demi teman-temanku. Sejujurnya, keputusasaan yang kurasakan di penghujung Hari Blessed Birth tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan ini. Ditangkap oleh Palinchron juga tidak ada bandingannya. Namun aku punya teman, dan mereka mendukungku. Itulah satu-satunya alasan aku masih punya harapan. Kebanyakan orang tidak akan terganggu oleh kenyataan bahwa aku seorang Jewelculus. Hal itu tidak berarti aku akan segera mati atau bahwa aku tidak akan bisa menyelamatkan Hitaki atau Dia.
"Jangan anggap remeh, nak. Semua ingatanmu bercampur aduk. Seseorang tidak akan sanggup menahan perasaan dua jiwa yang berbagi satu tubuh. Dua set ingatan bercampur aduk di kepalamu, tapi keduanya tidak akan pernah menyatu sepenuhnya. Kamu akan dipenuhi kecemasan yang tak tertahankan, kamu akan kesulitan bernapas, dan kamu akan kehilangan akal sehat. Hal itu bisa dengan mudah menghancurkan seseorang."
Kata Wyss, menjelaskan secara rinci apa yang telah aku alami.
"Ketika itu terjadi, aku akan mendapatkan bantuan dari semua orang, seperti yang Maria lakukan sekarang!" Kataku.
Aku telah mempelajari solusinya dari Maria. Setiap kali aku khawatir bahwa aku akan berhenti menjadi diriku sendiri, aku dapat meminta bantuan orang lain. Semudah itu. Dengan mengingat hal itu, aku melanjutkan keberanianku.
"Aku juga tidak berpikir bahwa bercampurnya ingatan adalah hal yang buruk. Dalam ingatanku, Kanami Sang Pendiri sangat protektif terhadap adik perempuan dan teman-temannya. Aku tidak berpikir semangatnya akan menghalangiku untuk membantu Dia dan Hitaki." Kataku.
"Itulah maksudku, premis itu telah runtuh sejak awal. Kamu tidak pernah bersaudara dengan Hitaki, tapi kamu masih ingin menyelamatkannya? Bukankah itu aneh? Kamu mencoba menyelamatkan orang yang sama sekali tidak dikenal yang bahkan bukan saudara sedarahmu." Kata Wyss.
"Aku tidak pernah berpikir ingin menyelamatkannya hanya karena kami adalah saudara. Apapun alasannya, aku tahu Hitaki adalah gadis yang baik hati. Aku tidak bisa membiarkan orang sepertinya mati sia-sia. Itu sebabnya aku ingin membantunya, dan tidak ada yang salah dengan itu." Kataku.
Itu adalah respons yang agak tidak masuk akal, namun aku tetap menyatakannya dengan penuh keyakinan.
Terus terang, jika aku harus memilih mana yang lebih masuk akal, itu pasti argumen Wyss-san.
Pikirku. Namun intinya di sini bukanlah untuk membuktikan siapa yang benar, jadi aku baik-baik saja dengan itu.
"Tapi perasaan itu milik Kanami Sang Pendiri! Itu bukan milikmu! Ingatan yang kamu miliki tentang Aikawa Hitaki itu palsu! Kamu itu salah! Bisakah kamu mengatakan hal yang sama jika kamu tahu jalan yang kamu lalui itu salah?!" Kata Wyss.
"Tentu saja. Awalnya mungkin semua itu palsu, tapi sekarang semua itu sudah menjadi nyata. Sebagai pribadi, aku tidak ingin melihat ada seseorang yang menderita kemalangan yang tidak masuk akal. Aku tidak ingin meninggalkannya. Itu akan salah jika aku berbalik arah hanya karena aku punya cara berpikir yang sama dengan Kanami Sang Pendiri." Kataku.
"Apa kamu benar-benar akan bersikeras dengan itu?" Kata Wyss.
"Jika aku memilih melakukannya lagi, bukan karena seseorang memaksaku, tapi karena aku menginginkannya, maka itu bukan lagi keinginan orang lain, tapi keinginanku sendiri. Aku benar-benar ingin membantu Dia, dan aku juga ingin membantu Hitaki. Satu-satunya hal yang kuyakini adalah aku tidak berbohong. Aku tidak memilih jalan yang salah!" Kataku.
Aku telah mempelajari arti dari frasa "Memilih Jalan Yang Benar" dari seorang teman baik beberapa waktu lalu. Lorwen Arrace, Thief of Earth’s Essence, telah begitu terpuruk oleh beban keinginan keluarganya hingga dia melupakan keinginannya sendiri yang sederhana. Terus terang saja, pengaruh dari keadaan hidup seseorang sama sekali tidak dapat dihindari. Jadi yang terpenting adalah memilih jalan yang benar-benar ingin kalian tempuh dari sekian banyak pilihan yang diberikan oleh keadaan kalian. Dan saat ini, aku sungguh-sungguh ingin menyelamatkan Dia dan Hitaki dari penderitaan yang tidak masuk akal. Hal itu adalah sesuatu yang tidak akan pernah berubah, seperti yang dikatakan Maria sebelumnya.
Mungkin aku akhirnya berhasil membujuknya, karena wajah Wyss-san melembut, dan dia berkata sambil menghela napas berat,
"Baiklah, kalau begitu. Jika kamu dapat mengatakan sebanyak itu, kamu mungkin bisa bertahan melalui tantangan untuk menghadapi Palinchron dan Apostle."
Wyss-san menghela napas lagi, mengembalikan pedang yang dipegangnya ke sarungnya, dan memberi jalan kepadaku. Dari gerak tubuh dan kata-katanya, aku yakin bahwa dia sengaja menyerangku dengan cerita yang keras itu, dan aku berterima kasih kepadanya dalam lebih dari satu hal. Pada saat itu, aku dapat mengatur ulang diri dan mendapatkan kembali ketenanganku. Jika aku terus maju tanpa berpikir, aku pasti akan menyesalinya.
"Terima kasih, Wyss-san." Kataku.
"Tidak masalah. Kamu mengerti apa yang ingin kukatakan padamu. Jadi, itu nyata? Memang terlihat seperti nyata. Jika kamu merasa begitu kuat tentang hal itu, maka kamu bisa terus berjalan di jalan yang sama."
Wyss-san menatap telapak tangannya sendiri sambil merenungkan kata-kataku.
"Wyss-san, kamu merasakan hal yang sama sepertiku saat ini, benar?"
Sekarang setelah aku pulih, aku mulai khawatir tentang gadis di depanku. Aku merasa harus menanyakan semua yang baru saja dia tanyakan padaku.
"Ya, kurasa begitu. Sama sepertimu dan apostle itu, aku kehilangan pandanganku baru-baru ini. Aku hampir hancur oleh ingatan dari kehidupan Hine...."
Wyss-san akhirnya berbicara tentang cerita yang dia hindari untuk diceritakan.
"Itu sangat menakutkan. Banyak kenangan dan ego. Pikiranku yang tidak stabil akan hancur berantakan.... tubuhku yang disambung akan hancur berantakan.... segala sesuatu tentangku menjadi rapuh dan mudah hancur.... aku sangat cemas apa aku akan bisa hidup dengan baik!"
Kebenaran dari suaranya menyampaikan sebagian kengerian pengalaman itu. Meskipun aku telah meyakinkannya bahwa aku baik-baik saja tadi, aku mungkin tidak dapat mengatakan hal yang sama begitu aku benar-benar merasakan yang asli.
"Tapi Hine-san juga orang yang menenangkan hatiku. Tentu saja, suara temanku, Sheer, juga penting, tapi Hine-san adalah orang yang melindungi jiwaku dengan melepaskan tubuh ini."
Setelah perkataannya itu, Wyss-san mengangkat kedua tangannya ke dadanya dan memejamkan matanya seperti sedang berdoa.
"Hine-san...."
Dengan sedikit nostalgia, aku menyebut nama ksatria itu. Dari pilihan kata Wyss-san itu, aku dapat mengatakan bahwa dia memiliki kepribadiannya sendiri. Dan aku juga dapat mengatakan bahwa Hine-san sudah tidak ada lagi. Ksatria yang kukenal bertindak persis seperti yang kuharapkan.
"Sejak saat itu, Hine-san dalam ingatanku telah menjadi seseorang yang kukagumi. Oleh karena itu, karena aku sangat menyukai ingatannya, aku memiliki keinginan yang sama seperti yang dimilikinya : 'Aku akan hidup untuk teman-temanku'. Kupikir itu benar-benar cara hidup yang luar biasa. Hidup yang singkat ini akan ada nilainya!"
Kata Wyss. Tampaknya tujuan Wyss-san itu, yang telah kami bicarakan sebelumnya di atas kapal, adalah untuk mengikuti jejak Hine-san. Wyss-san berdiri di hadapanku, dalam posisi yang sama persis denganku, dan melontarkan kata-kata yang sebelumnya tidak dapat diucapkannya.
"Tentu saja, selama ini aku ragu apa itu benar-benar perasaanku. Apa itu benar-benar keinginanku atau keinginan palsu yang tertanam dalam diriku? Tapi, ketika kamu mengatakan bahwa itu telah menjadi perasaanmu yang sebenarnya, aku menyadari bahwa itu juga jawabanku!"
Wyss mengangguk tegas sekali, lalu menatapku dengan mata berbinar. Keinginannya lebih kuat dari sebelumnya. Semangatnya telah memperoleh kekuatan baru dari dukunganku.
"Sekarang aku lebih percaya diri. Bagaimanapun, ini bukan gangguan, ini adalah warisan. Sekarang aku tahu bahwa aku juga bisa maju; aku tidak akan tersesat lagi. Aku akan membantumu menyelamatkan mereka. Hine-san ingin menyelamatkan mereka yang tersesat karena 'Kelahiran' atau 'Takdir' mereka. Sekarang aku akan menyelamatkan mereka dengan kedua tanganku sendiri!" Kata Wyss.
Aku dapat melihat sekilas ketulusan hati Wyss itu. Keinginannya untuk menyelamatkan orang-orang sangat mirip dengan keinginanku untuk membantu mereka yang telah kusebutkan sebelumnya. Aku menyadari bahwa bukan hanya keadaan kami yang serupa, namun tujuan kami juga serupa, dan aku semakin dekat dengannya, merasa lega.
"Sang Apostle telah pergi ke Palinchron. Aku akan menuntunmu ke sana sebelum terlambat bagi Dia, yang bergantung pada kelahiran dan takdir. Bagaimanapun, aku sudah berjanji."
Wyss-san tersenyum padaku, menawarkan bantuannya untuk melacak dan menyelamatkan Dia. Kemudian, dia mengeluarkan peta besar dari saku dadanya dan menunjuk ke sebuah benteng bernama Gräd.
"Di sinilah Palinchron berada. Tidak jauh dari sini. Jika kita langsung ke sana, hanya butuh waktu sekitar setengah hari. Ayo kita berangkat." Kata Wyss.
Itu sama dengan informasi yang kudapat dari surat yang diberikan Sheer kepadaku. Palinchron, yang bertugas sebagai jenderal di garis depan, ditempatkan di dekat pusat benua Varences. Aku ingin segera lari dan menuju ke sana, namun Maria menghentikanku.
"Tunggu sebentar! Lastiara masih di dalam!"
Maria menoleh untuk melihat ke arah vila tempat teman kami tidur.
"Kamu benar."
Bukan aku yang menjawab, namun Wyss-san.
"Kita bisa memindahkannya melalui Connection kembali ke kapalmu untuk beristirahat. Dan tentunya, kamu juga, Maria. Aku yakin kamu lelah karena mengurus semua orang. Tolong serahkan pengejaran itu pada kami. Kalau itu kamu dan aku, nak, kita bisa bergantian beristirahat dan menggunakan sihir Dimension saat menuju benteng. Kita pasti bisa mengejar satu Apostle yang terbang sendirian itu."
Wyss-san berjalan tanpa tergesa-gesa ke vila. Tentunya, tidak peduli seberapa mengerikan Apostle itu, kekuatan fisiknya tidaklah terbatas. Mempertimbangkan kekuatan sihirnya dan jumlah waktu yang dihabiskan Sith untuk tidur, kami pasti bisa mengejarnya. Akhirnya bisa berpikir dengan tenang, Maria dan aku mengikuti Wyss-san kembali ke dalam. Aku menggunakan Connection untuk memindahkan Lastiara ke tempat tidur di kapal dan meninggalkan Maria di kapal juga, memintanya untuk menjelaskan semuanya kepada anggota kelompok kami yang lain.
"Ayo pergi, Wyss-san. Palinchron sudah menunggu." Kataku.
"Ya, ayo pergi. Bersama." Kata Wyss.
Aku merasakan sedikit perasaan déjà vu ketika aku melihat wajah Wyss-san dari samping saat dia menjawab. Suatu kali, dalam situasi yang sama, dua orang berbaris untuk menyelamatkan seorang gadis yang berada dalam belas kasihan kelahiran dan takdirnya. Aku merasa seolah-olah ksatria yang melindungi punggungku saat itu juga ada di sini sekarang. Hatiku terasa lebih ringan. Aku tidak lagi diganggu oleh keraguan dan kecemasan.