Chapter 7 : Running Up the Score
Ahh.....
Ahh, aku haus.....
Pikiranku kabur. Rasanya seperti aku terjebak dalam mimpi. Sensasi di dalam mimpi itu aneh. Rasanya tubuhku selalu berdetak kencang untuk melakukan apa yang aku inginkan, dan mataku tidak bisa fokus. Perlahan-lahan, aku menyelinap pergi dari jurang gelap dari mimpi itu karena aku tahu kalau akau harus kembali ke akal sehatku.
Yang menyapa mataku adalah langit-langit kayu. Padahal hari sudah gelap. Dan karena kegelapan itu, aku tidak yakin kegelapan itu sebenarnya terbuat dari kayu.
Aku mencari cahaya. Aku tidak bisa bangun; untuk memeriksa sekelilingku, aku hanya bisa menggerakkan kepalaku. Pertama, aku memastikan kalau aku sedang berbaring di tempat tidur. Di samping tempat tidur tergeletak meja dengan lilin dan kendi. Lilin tampaknya menjadi satu-satunya sumber cahaya di ruangan itu.
Seorang yang tidak kukenal sedang duduk di kursi di sebelah meja. Seorang yang berotot dengan bekas luka yang tak terhitung jumlahnya di wajahnya, dia tampak berusia sekitar empat puluh tahun. Dari pakaiannya, aku tahu dia adalah seseorang dengan status sosial yang relatif tinggi.
"Jadi kau sudah bangun, Siegfried Vizzita? Ijinkan aku memperkenalkan diri. Aku adalah Rayle dari Epic Seeker, sebuah Guild di bawah pemerintahan Laoravian. Karena kekuatanmu yang besar, aku ditugaskan untuk menjagamu setiap saat."
Jika ingatanku benar, Laoravia adalah negara Aliansi Dungeon yang terletak di barat daya. Tapi aku belum pernah mendengar tentang Rayle atau Epic Seeker. Aku tidak tahu mengapa orang asing dari negara yang tidak ada hubungannya denganku ada di depanku.
"Kau telah menarik banyak spekulasi. Beberapa di antaranya baik, beberapa di antaranya buruk. Banyak pikiran yang berbeda. Karena itu, kau dirantai."
Di rantai? Karena panik, aku mencoba bergerak, namun tubuhku tidak menurut. Pemberat atau sejenisnya dipasang di tangan dan kakiku.
Sedikit demi sedikit, aku memahami situasiku. Semakin aku memeriksa sekelilingku, semakin aku menyadari kalau ini bukan waktunya untuk bingung. Tangan kananku kehabisan darah dari luka di ujung jariku. Sesuatu seperti dupa terbakar di sudut, memenuhi ruangan dengan asap. Asap itu tidak memiliki bau yang kuat, namun orang bisa merasa tidak bagus untuk bernapas.
Kondisi fisikku jelas rusak. Tidak hanya pikiranku yang kabur, tapi tubuhku juga tertahan. Aku berulang kali mencoba mengerahkan semua kekuatanku untuk bangun, namun tubuhku menolaknya.
"Aku tidak menyalahkanmu karena bingung, tapi tenanglah." Kata Rayle setelah melihatku bergerak.
Dia mengambil kendi. "Pertama-pertama : minumlah air ini. Aku sudah menyiapkan beberapa untukmu."
"Aku..... Aku tidak membutuhkannya."
Kataku dengan suara serak. Tidak ada yang tahu apa yang ada di dalam air itu.
"Begitu ya. Nah, jika kau dapat berbicara, itu tidak menjadi masalah bagiku."
Dia mengembalikan kendi itu. Mengingat dia tidak memaksa, dia mungkin dengan tulus menawarkan air dari kebaikan hatinya. Aku berusaha untuk tetap tenang, lalu mengingat kembali kemampuanku sendiri. Aku mencobanya dan menggunakan kemampuan paling dasarku. Aku tentu saja dapat memverifikasi kalau airnya tidak dirusak dengan menggunakan Menu Sight-ku. Kemudian aku menggunakan Analyze padanya.
【STATUS】
NAMA: Rayle Thenks
HP: 312/322
MP: 0/0
CLASS: Fighter
LEVEL 21
STR 11.22
VIT 10.19
DEX 6.79
AGI 4.02
INT 6.60
MAG 0
APT 1.09
INNATE SKILLS: None
ACQUIRED SKILLS: Assessment 1.03
Dia tidak berbohong tentang namanya. Dan juga, menunya memberitahuku kalau dia adalah salah satu orang terkuat di dunia ini.
"Maaf, Rayle-san. Bisakah kau menjelaskan situasinya kepadaky?" Tanyaku, berusaha sebaik mungkin untuk bersikap sopan.
"Hrm..... Kau sangat cepat untuk kembali ke akal sehatmu." Katanya, terlihat terkesan.
"Aku tidak berharap kurang darimu. Pertama, aku akan memberitahumu di mana kita berada. Tempat ini adalah bangunan di area tengah Laoravia. Tempat ini adalah Markas Besar dari Epic Seeker. Karena Guild bekerja langsung untuk pemerintah, kau dapat menganggap dirimu berada di tangan Laoravia."
Penjelasan Rayle membantuku memahami kesulitanku, dan aku mulai mengingat apa yang terjadi sebelum aku kehilangan kesadaran juga. Aku telah menyelamatkan Lastiara, kembali ke Vart, membunuh Alty, dan kalah dari Palinchron. Namun pada saat ini, ada satu hal yang mengalahkan kepentingan semua itu.
"Terima kasih banyak. Aku sekarang tahu di mana aku berada. Tolong beritahu aku, apa ada anak lain yang juga diikat juga sepertiku?"
"Aku pernah mendengar tentang rekan-rekanmu. Saat ini, Lastiara Whoseyards, Diablo Sith, dan Sera Radiant sedang dalam pelarian. Gadis bernama Maria ditawan di tempat ini."
Rayle-san mengatakan dia pernah mendengar tentang mereka secara langsung. Aku tidak tahu berapa banyak dia diberitahu. Memilih kata-kataku dengan hati-hati, aku bertanya kepadanya tentang rekanku.
"Apa dia itu aman?"
"Dia belum mati. Lebih penting lagi—"
Suara pintu terbuka.
"Yahoo, Rayle. Jadi, Kanami akhirnya bangun, ya?"
Suara ceria bergema di seluruh ruangan. Suara yang pernah kudengar sebelumnya. Salah suara yang tidak mungkin aku salah dengar.
Palinchron! Palinchron Regacy!
"Palinchron, kau pasti sedang memantau..... Nah, anak ini sudah bangun, tapi....." Rayle-san melihat dari balik bahunya dan menatapnya dengan tatapan sedih.
"Ah, arghh! P-Palinchron!! KAU..... KAAUUUUU!!!"
Dalam upayaku untuk bangun, aku mengumpulkan cukup kekuatan di anggota tubuhku yang bisa menghancurkannya seandainya aku tidak terhambat. Aku juga mencoba untuk mengeluarkan Blizzardmension dengan secara paksa mengumpulkan energi sihirku yang tidak teratur. Tapi tentu saja, aku tidak bisa bangun dan aku tidak bisa menggunakan sihir apapun. Meski begitu, aku meregangkan tubuhku, berniat memukul orang di depanku hingga jatuh.
"Jangan lepas kendali, nak. Lihat, aku membawakanmu makanan enak. Nikmatilah; kau membutuhkannya."
Palinchron muncul tersenyum dari bayang-bayang, menunjukkan kepadaku roti yang dipegangnya.
"Persetan denganmu! Persetan denganmu, Palinchron!!!"
Aku tidak bisa menghentikan amarahku yang meluap karena sikapnya yang kurang ajar. Jika bukan karena dia, semuanya akan terselesaikan. Kalau saja dia tidak mengkhianati kami! Kalau saja dia tidak menyerang Dia! Kalau saja dia tidak muncul di akhir! Jika tidak, kami semua akan tertawa bersama di Greeard!
Itulah betapa marahnya aku. Marah karena aku kalah dari Palinchron. Aku mengubah perasaan itu menjadi sihir dingin dan membuatnya menjadi liar untuk membekukan semua belengguku. Dan untuk menyerang orang di depan mataku, aku membentangkan Dimensional Magic-ku secara maksimal. Belenggu dan rantai besi bergetar. Saat mereka berdenting, mereka mencoba meniadakan kekuatanku, namun lambat laun aku semakin mampu mengirimkan energiku keluar, dan tubuhku akhirnya bisa bergerak, meski hanya sedikit.
"Apa?! Aku sudah memasang tiga kunci sihir dan lima kali pengekangan biasa kepadanya! Tidak mungkin dia bisa memurnikan energi sihir seperti itu — atau menggerakkan tubuhnya! Tunggu, tunggu! Tunggu, kalian berdua!!!"
Merasakan riak energi sihir yang aku pancarkan, Rayle-san melompat berdiri dan memotong di antara kami.
Mereka menghalangi jalanku. Bukan hanya Rayle-san, tapi juga kunci sihir dan pengekangnya. Aku merenggut tubuhku hingga batasnya, memurnikan hawa dingin, dan mulai memecahkan kunci sihir dan belengguku.
"Rayle, biarkan aku menangani ini. Aku pada dasarnya sudah memahami kekuatan baruju sekarang. Spellcast : Demystifier’s Retuning!"
Sebelum aku bisa mematahkannya, tangan Palinchron menyentuh kepalaku.
"Ugh, jangan lagi!"
Energinya memenuhi tubuhku, dan aku bisa merasakan pikiranku mendingin dengan cepat.
"Itu med-spell sederhana. Yang dilakukannya hanyalah menenangkanmu. Dinginkan kepalamu, nak."
Aku langsung melihat menuku.
【STATUS】
CONDITION: Confusion 9.81, Sedated 0.45
Dia mengatakan yang sebenarnya; mantranya adalah mantra penenang biasa. Menilai dari Condition dari menuku, aku baru saja mendapatkan kembali ketenanganku. Hal itu tidak cukup merugikan bagiku untuk menggunakan "???" Atau setidaknya, aku berharap begitu.
Itu tidak berarti semua kemarahanku hilang. Namun, jika aku mencoba melawan Palinchron dalam keadaan terbatas ini, aku tahu dia akan mengambil inisiatif, tidak memberiku kesempatan untuk menang. Dengan pemikiran yang baru aku temukan itu, aku memutuskan untuk lebih baik mencoba bernegosiasi. Palinchron merasakan kalau di situlah aku berbeda dan duduk di kursi terdekat.
"Bagaimana menurutmu kita memulai ini? Sudah waktunya untuk menghentikan kekonyolan ini."
Rayle-san menghela napas dan dengan gugup mundur ke belakang. Palinchron melihat itu sebelum melanjutkan.
"Saat ini, nak, semua orang melihatmu sebagai kumpulan misteri. Pada dasarnya aku tahu segalanya tentang gerakanmu selama beberapa hari terakhir melalui Ley Lines, jadi jangan memberiku sesuatu yang tidak jelas, oke? Meski begitu, aku tidak bisa belajar apapun tentangmu setelah beberapa hari terakhir."
Kemudian dia mulai memanggilku seperti ini, seperti sebuah drama detektif.
"Anak laki-laki yang bernama Siegfried Vizzita tiba-tiba muncul empat belas hari yang lalu, muncul dari Dungeon. Dan itulah misterinya. Kau tiba-tiba muncul dari Dungeon. Dengan demikian, semua yang kami tahu tentangmu dan kecenderunganmu, kami sudah tahu itu dari empat belas hari ini. Aku memeriksa setiap Ley Lines di kelima negara di Aliansi Dungeon, dan tidak ada catatanmu memasuki wilayah Aliansi atau Dungeon itu sendiri. Kau benar-benar muncul dari Dungeon."
Sekarang jelas kalau Palinchron mencoba mengungkap identitas dan latar belakangku yang sebenarnya — yang, jika dilihat dari sudut yang berbeda, kartu-kartu itu tersembunyi di balik lengan bajuku. Saat aku mendengarkan, persneling di kepalaku menjadi dingin dengan cepat.
"Petinggi Aliansi mencurigai Siegfried Vizzita sebagai Guardian lantai 30. Menurut teori, seseorang mencapai lantai 30 dan, seperti halnya Tida dan Alty sebelum dirimu, menyebabkan Guradian itu muncul. Mereka menduga kalau Guardian baru itu mulai berjalan-jalan ke kota. Mereka memang memiliki dua contoh itu sebelumnya. Dari sudut pandang mereka, kau hanya akan menjadi contoh nomor tiga."
"Tidak, aku manusia....."
Aku merasa tidak ada hal baik yang bisa terjadi jika mereka memperlakukanku seperti monster.
"Tidak ada gunanya menyangkalnya. Untuk saat ini, kau diperlakukan sebagai monster potensial. Belenggu itu adalah buktinya."
Dia pura-pura merasakanku saat dia menunjuk belengguku, sambil menyeringai. Aku tidak membiarkannya mempengaruhiku; sebagai gantinya, aku menyuarakan alasan yang dengan tenang saat aku membalasnya.
"Aku seorang penyihir Dimensional. Ada mantra Dimensional yang disebut Connection. Mantra itu memungkinkanku untuk memasuki Dungeon tanpa meninggalkan catatan apapun untuk melakukannya. Aku seratus persen manusia."
Aku memilih untuk membocorkan keberadaan Connection setelah meninjau kartu mana yang tidak keberatan aku ungkapkan dan mana yang harus aku sembunyikan. Aku ingin menyimpan Connection juga, namun kalian tidak bisa menjaga sesuatu yang berharga tanpa mengorbankan apapun.
"Itu tidak masuk akal. Kau telah memperoleh Connection setelah kau bertemu Maria. Aku bisa menguatkan hal itu dengan pemilik toko itu."
"Lalu? Aku memberitahumu kalau hal semacam itu mungkin terjadi dengan Dimensional Magic."
"Begitu ya. Jadi kau menggunakan mantra yang mirip dengan Connection untuk memasuki Dungeon, bukan? Baiklah, kalau begitu, aku akan menerimanya. Lalu, Mantra apa itu—"
"Aku tidak punya kewajiban untuk memberitahumu. Aku hanya memberitahumu kalau ada banyak cara untuk memasuki Dungeon tanpa direkam."
Yang perlu aku lakukan hanyalah menyarankan kemungkinan itu. Jika aku membuatnya masuk akal kalau aku adalah manusia, mereka tidak dapat menyatakanku sebagai monster dengan pasti. Itu saja sudah cukup.
Palinchron mengangkat bahunya. "Yah, kurasa kau membuatku sampai ke sana."
Dia tidak terlihat kesal. Seperti biasa, aku tidak tahu apa yang dia cari. Apa prioritasnya? Hal benar-benar buram bagiku. Aku pikir dia hanya seorang yang hanya mengejar kesenangan, namun kadang-kadang, dia menunjukkan beberapa gangguan atau fiksasi yang aneh. Kemudian, jika aku mendapati diriku menganggap dia bertindak sesuai dengan rencana logis, dia akan mengatakan itu hanya untuk kesenangannya sendiri. Ketika sampai pada betapa sulitnya bernegosiasi dengannya, dia adalah kelas atas.
Aku memutuskan untuk bertanya tentang Maria sebagai permulaan. Aku harus memanfaatkan itu, jika tidak ada alasan lain selain sebagai awal untuk negosiasi.
"Palinchron.... bagaimana keadaan Maria?"
"Dia di bawah kendali." Katanya.
Aku sudah menduga dia akan mengatakan itu.
"Biarkan aku menemuinya......" Pintaku setenang mungkin.
Ekspresi Palinchron berubah. Dia tampak sungguh-sungguh namun juga agak geli.
"Tidak bisa. Kalian berdua adalah kelinci percobaan kami yang sangat berharga. Tidak ada alasan untuk membiarkan kalian berdua bertemu."
"K-Kelinci percobaan?"
Setelah mendengar istilah itu, aku berkeringat dingin dan meringis. Itu adalah ungkapan yang paling aku takuti ketika aku pertama kali datang ke dunia ini. Ketika aku di level 1, aku sangat takut akan kemungkinan menjadi kelinci percobaan sehingga membatasi apa yang bisa aku lakukan. Tidak kusangka istilah itu akan memukulku sekarang setelah aku naik level sedemikian rupa sehingga bahayanya telah hilang dari pikiranku....
"Ya. Dia adalah entitas pertama dalam sejarah manusia yang menyatu dengan Guardian. Bukankah sudah jelas kalau dia menjadi kelinci percobaan?"
Hatiku tersentak, retakan terbentuk di atasnya dan darah tumpah darinya. Sakit sekali sampai membuatku ingin menjerit.
"Tunggu, tunggu! Tunggu dulu, Palinchron!"
Teriakku, khawatir dan takut.
Aku tidak bisa menerimanya. Aku baik-baik saja dengan menuai apa yang aku tabur, namun Maria tidak bersalah. Dia tidak melakukan apapun untuk mendapatkan ini. Itu semua salahku. Tanggung jawab itu ada padaku untuk menyelamatkannya dan kemudian menyerahkan tanggung jawabku itu kepadanya. Seperti yang terjadi, aku sudah memaksakan kemalangan padanya dengan membawanya masuk. Dan sekarang, betapa pun tidak sengaja, aku mengunjungi lebih banyak lagi bencana kepadanya.
"Apa?"
"Maria hanyalah seorang anak kecil! Seorang gadis kecil yang lemah dan rapuh! Dia tidak melakukan kesalahan apapun! Tolong lepaskan dia! Dia tidak pantas menderita lebih dari yang sudah dia alami!"
"Ha ha! Seorang gadis kecil yang lemah dan rapuh, katamu? Apa kau menyadari kalau berkatmu, nak, dia menjadi monster yang bahkan tidak bisa ditaklukkan oleh seluruh kelompok penjelajah? Dan itu semua benar-benar berkatmu."
"Benar, ini salahku! Itu semua salahku! Jadi kumohon kepadamu, lepaskan dia! Aku tidak keberatan jika aku menjadi kelinci percobaanmu! Aku berbohong; Aku BUKAN hanya manusia biasa! Aku akan memberitahumu! Aku akan memberitahumu segalanya—Jadi tolong, lepaskan dia!"
Aku berteriak, membuang semua harga diriku. Aku tidak punya kaki untuk berdiri. Setiap pikiran negosiasi menghilang dari pikiranku. Yang tersisa di otakku hanyalah fakta kalau janjiku untuk membuat Maria bahagia hanya sia-sia.
"Kau bukan manusia biasa? Ya, kita sudah tahu itu. Dan sekarang kau mengatakan kalau kau akan menjadi kelinci percobaan sebagai penggantinya? Jangan bodoh. Kalian berdua adalah kelinci percobaan kami. Mengapa kami harus menahan diri untuk tidak meneliti salah satu dari kalian?"
Jawaban itu menghentakkanku ke perut neraka. Kengerian itu membuatku merasa seolah-olah menukik dari awan di atas, tinggi, tinggi di udara. Saat itulah aku menyadari kalau aku hanya berpikir aku telah mendapatkan kembali ketenanganku.
Saat aku kalah dari Palinchron, semuanya telah diputuskan. Maria dan aku jatuh ke dalam cengkeramannya, dan sekarang kami tidak memiliki kebebasan. Dan juga tidak ada ruang untuk negosiasi.
"Ah, ahhhh, aughhh....."
Aku mengerang, penyesalan yang luar biasa.
Pada tingkat ini, Maria akan menjadi kelinci percobaan. Dan itu semua salahku. Ini semua dimulai saat aku menyelamatkan Maria dari perbudakan untuk tujuanku sendiri. Dengan bodohnya aku menawarkan tanganku kepadanya, dan sekarang dia akan menyerah pada nasib yang lebih buruk daripada mati sebagai budak. Aku tidak tahu banyak, namun satu hal yang aku tahu kalau menjadi subjek penelitian berarti martabatnya bahkan lebih rendah daripada seorang budak. Dan siapa orang yang menempatkannya di posisi itu? Aku. Jika bukan karenaku, hal seperti ini tidak akan menimpanya.
Aku membuat semua orang di sekitarku sengsara. Jika Maria tidak pernah menyentuh Dungeon, Alty tidak akan mengarahkan pandangannya padanya. Jika Alty tidak mengincarnya, maka Maria tidak akan tertawan bersamaku.
Setelah direnungkan lebih lanjut, Dia juga hampir sama. Jika dia tidak pernah bertemuku, dia tidak akan pernah kehilangan lengan itu. Aku membawa mereka berdua ke Dungeon, dan mereka berdua menderita karenanya.
Ini menyakitkan. Aku cukup takut untuk diriku sendiri. Menyeret orang lain ke dalam ini hanya membuat ketakutan itu berkali-kali lipat lebih buruk.
Tidak ada gunanya. Pada tingkat ini, aku tidak akan mampu menanggungnya. Skill "???" akan aktif padaku. Aku perlu melihat sisi baiknya. Ingatlah hal-hal baik yang terjadi. Ini belum berakhir. Terlalu dini untuk putus asa. Aku masih punya rekan. Rekan. Aku masih punya Lastiara. Aku dengan bangga mengatakan kalau aku berhasil menyelamatkannya. Aku dapat mengatakan dengan pasti kalau aku melakukan kebaikan di dunia ini. Lastiara aman dan baik-baik saja sekarang. Dan mengingat kekuatan dan kepribadiannya, begitu dia kembali dalam kondisi primanya dan mengetahui kesulitan kami, dia akan datang untuk menyelamatkan kami. Aku tahu itu.
Ini belum berakhir!
Aku berhenti mengeluh, menarik napas dalam-dalam, dan mengkonsolidasikan informasi yang aku butuhkan untuk mengatasi situasi ini.
"Hm, kurang mempan, ya? Jadi, kau masih memiliki sedikit harapan—Nona dan yang lainnya."
Kata Palinchron tanpa ekspresi, sebelum mendorongku dengan kata-kata berikutnya.
"Pertanyaannya adalah, apa mereka akan datang untuk menyelamatkanmu? Baik nona maupun Apostle itu tidak akan pulih secepat itu, kau tahu."
Aku langsung mengerti kalau dia mencoba untuk menghancurkan harapanku, jadi aku menjawab, tanpa gentar, "Ada juga Hine-san.... dan Radiant-san."
"Tidak, tidak, Hine sudah mati."
........
"Dia...... Dia sudah mati?"
Tapi Palinchron berhenti di situ, beralih ke hal berikutnya.
"Sera juga tidak bisa bebas bergerak. Lagi pula dia punya nona dan Apostle itu untuk dijaga. Setelah kehilangan pion terkuat mereka di Hine, mereka tidak punya cara untuk menyelamatkan kalian berdua." Katanya dengan santai.
Tapi tidak satu pun dari apa yang dia katakan masuk ke otakku. "Tunggu, tunggu. Hine-san sudah mati?"
"Ya. Idiot itu membuang hidupnya untuk membiarkan tiga lainnya melarikan diri. Dan kemudian dia mati."
Jawab Palinchron singkat.
Aku bisa merasakan ketenanganku yang runtuh. Jantungku berdebar kencang, dan keringat terasa tidak enak di kulitku. Aku tidak punya alasan untuk percaya kepadanya. Mempercayai kata-kata dari musuh bebuyutanku? Omong kosong macam apa itu? Tapi napasku yang dangkal dan cepat mengingkari logikaku.
"Ha, ha ha, oh benarkah? Dia dari semuanya, telah mati? Kau ingin aku mempercayai itu?"
Dengan menyiratkan kalau Hine-san terlalu kuat untuk mati, aku mencoba mengesampingkan kata-kata Palinchron. Hine-san adalah Celestial Knight bersaing di antara yang terkuat dari mereka semua. Aku ingin percaya kalau tidak mungkin dia bisa mati begitu saja.
"Dia sudah mati, oke. Dia sudah mencapai batasnya ketika dia tiba di Katedral. Hanya itu yang ada untuk itu."
Satu-satunya saat musuhku tidak tersenyum adalah ketika dia berbicara tentang kematian Hine.
"Kau berbohong. Bagaimana aku bisa percaya seperti itu—"
"Hine sudah mati, dan Pheydelt yang mengejar mereka. Itulah lubang yang mereka hadapi sekarang. Mereka dalam pelarian. Bukankah tidak bagus bagimu untuk menginginkan mereka datang menyelamatkanmu?"
Itulah yang dia katakan, menunjukkan betapa tidak mungkinnya penyelamatan kami. Dan dia memastikan untuk menambahkan kalau itu bukan satu-satunya kabar buruk.
"Jika ada, kaulah yang harus datang untuk menyelamatkan mereka. Sebagai pahlawan hebat yang membawa sang putri keluar dari Whoseyards, kau bertanggung jawab untuk menyelamatkan mereka. Jika tidak, mereka akan jatuh ke tangan Pheydelt dan kroni-kroninya cepat atau lambat."
Dia benar. Bukannya Lastiara dan kelompoknya sekarang bebas hanya karena aku membawa mereka keluar dari Katedral. Nyatanya, sekarang setelah mereka dalam pelarian, masalah mereka baru saja dimulai. Jika segala sesuatunya berjalan sesuai rencana, aku dapat membuat hidup kami berjalan mudah dengan memanfaatkan Connection. Tapi aku tidak berada di pihak untuk melakukannya.
Betapa pun kuatnya Lastiara dan Dia dalam hak mereka sendiri, aku tidak tahu apa mereka memiliki cara untuk menangani gelombang orang yang akan terus-menerus dikirim oleh pemerintah dalam jangka waktu yang lama. Sejauh yang aku tahu, Whoseyards mungkin menangkap Lastiara dan Dia keesokan harinya.
"Bisakah ketiga orang ceroboh yang begitu bodoh tentang dunia ini benar-benar membuat para pengejar Whoseyards membuat mereka lolos selamanya? Tidak satu pun dari mereka yang terlihat seperti tipe licik."
Palinchron tersenyum jahat dan berdiri. Kemudian, saat dia berbicara, dia perlahan berjalan ke sisi gelap ruangan.
"Aku sendiri ingin bergabung dalam perburuan Jewelculus dan Apostle itu, tapi sekarang pahlawan legenda dan setengah Guardian ada di genggaman kami, aku akan berusaha untuk tidak terlalu serakah. Kami punya cukup bahan untuk bereksperimen."
Aku mendengar suara squishing. Suara itu memberiku kegelisahan. Palinchron mengambil sebuah benda di sudut ruangan dan dengan santai membawanya kembali kepadaku. Aku tidak bisa melihatnya dalam kegelapan. Aku hanya tahu kalau benda itu bulat, dan tidak ada yang lain selain itu. Dia mengambil tempat duduk lagi.
"Pertama-tama, kenapa aku tidak memanfaatkan tubuh Hine ini?"
Dia menggunakan lilin untuk menerangi benda bulat itu. Benda itu adalah kepala manusia. Kepala seorang laki-laki tampan berambut pirang yang sedang tidur dengan ekspresi damai. Tidak salah lagi dia—Itu adalah kepala Hine Hellvilleshine.
"Ah, arghh, aughh!"
Rambut emas cerah menutupi matanya, dan pipinya dipenuhi sejumlah goresan. Darah merah menetes dari mulutnya.... dan tidak ada apapun di bawah lehernya.
Kepalanya adalah kepala seorang pangeran tampan dalam dongeng. Dan kepala itu adalah kepala orang mati. Kepala tanpa kehidupan, tanpa adanya kehidupan.
"Ha ha. Dengan menggunakan material yang kami miliki di sini, menciptakan makhluk yang melampaui Lastiara Whoseyards bukanlah impian belaka. Aku tidak punya alasan untuk menyibukkan diri dengan nona atau Apostle itu!"
Palinchron baru saja menyebut kepala Hine-san sebagai "Material". Dan aku yakin itulah yang akan terjadi pada Maria dan aku juga. Aku meringis ketika aku benar-benar sadar dengan caranya menggunakan kelinci percobaannya. Aku tidak membutuhkan cermin untuk mengetahuinya. Wajahku tidak diragukan lagi begitu berkerut karena teror dan kesedihan sehingga sangat menyedihkan untuk dilihat.
Kumpulan pengetahuanku luas tapi dangkal; sia-sia, imajinasiku mulai bekerja. Kepala yang terpenggal di depan mataku memunculkan gambaran pembedahan dan pembongkaran. Foto-foto buku teks seekor katak yang dibelah, yang pernah aku lihat ketika aku masih kecil, muncul di benakku. Aku membayangkan diriku berada di posisi katak itu, dan jeritan kecil muncul dari belakang tenggorokanku.
Apa aku juga akan mati? Apa aku akan mati seperti Hine-san?
Apa aku akan mati di dunia yang terpisah dari adik perempuanku? Apa aku akan mati sebagai anjing, tanpa sedikit pun martabat seorang manusia?
Dan apa telah akan menyeret gadis yang terlihat seperti Hitaki, gadis yang aku bersumpah akan membuatnya bahagia, bersamaku?
Apa aku akan meninggalkan Lastiara, Dia, dan semua orang yang aku coba lindungi, mati dengan tujuanku tidak terpenuhi?
Apa aku akan mati?
Kepala manusia yang ditusukkan di bawah hidungku berdentang seperti alarm kematian di tengkorakku.
Inilah akhirnya. Selesai sudah. Dengan kata lain, aku akan mati.
Aku akan mati.
Aku akan mati.
Aku akan MATI.
Aku akan MAT—
【SKILL BERIKUT TELAH DIAKTIFKAN: ???】
Menstabilkan kondisi mental anda dengan ganti sebagian emosi anda
+1.00 ke dalam Confusion.
Keinginankh untuk tidak mati membuat skill "???" aktif dan aku tidak memiliki kekuatan untuk melawannya.
【STATUS】
CONDITION: Confusion 10.82, Sedated 0.12
Confusion-ku telah mencapai dua digit — ambang batas yang menurut naluriku harus aku hindari. Dan pemberitahuan yang belum pernah aku lihat sebelumnya ditampilkan di bidang pandangku :
【SKILL BERIKUT TELAH DIAKTIFKAN: ???】
Confusion anda telah mencapai 10.00, melebihi batas ???.
Memulai Repayment. Confusion yang anda kumpulan akan diubah menjadi emosi asli anda.
Semua itu "dibayar kembali".
"Tunggu, hah? Ah, aughh, agghh....."
Dibayar kembali? Aku tidak mengerti apa artinya itu pada awalnya. Aku terpaksa mengalaminya secara pribadi sebelum aku memahaminya pada tingkat intelektual.
Kemudian, semuanya rusak. Pikiranku, semburan kekerasan. Aerangkaian emosi negatif berputar menggelora. Perasaan yang aku rasakan di masa lalu datang kembali, persis seperti yang aku rasakan saat itu.
Keputusasaan digunakan sebagai umpan untuk binatang buas menghantamku seperti satu ton batu bata. Isolasi apokaliptik karena sendirian di dunia ini menyelimutiku. Kegelisahanku karena aku akan kehilangan adik perempuanku yang tercinta melonjak dalam diriku. Penghinaan karena dipermainkan dengan cara jahat memenuhi pikiranku. Perasaan stres saat aku terbungkus dalam kekejaman yang keterlaluan menggerogoti jiwaku. Sensasi menjijikkan dari dunianya sendiri yang dilukis secara paksa menelanku. Ketakutan akan kematian yang dibangkitkan dengan menghadapi entitas yang luar biasa mungkin membuat es macet di tulang belakangku. Contoh pencemaran pikiran yang disebabkan oleh sihir mental terulang kembali. Dan kegilaanku yang sebelumnya terkubur untuk Lastiara kembali lagi.
Massa emosi yang cukup besar untuk memanggil kematian dikembalikan kepadaku sekaligus.
"Ah, ahhh, AHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH!!!"
Ini bukan sekadar "Dibayar kembali". Itu datang dengan minat. Semua emosi terjalin, memperbesar satu sama lain. Ini bukan penambahan sederhana. Itu adalah perkalian. Dan tumor perasaan mengerikan yang membengkak secara eksponensial memenuhi hatiku hingga meledak.
Jiwaku berputar kembali ke hari pertamaku jatuh melalui Dungeon, hingga saat aku hampir dimakan oleh serigala setelah dibiarkan membusuk oleh sesama manusia. Dan sekarang semua emosi negatif yang aku alami sejak saat itu hingga hari ini tertanam dalam semangat yang lebih lemah itu. Badai jiwaku mengamuk jauh melampaui toleransi maksimum setiap orang.
"H-Hei, nak. Apa yang tiba-tiba merasukimu—"
"AAAAAGHHHH!!! Hentikan ini! Aku tidak bisa menerimanya! Aku benci, aku benci, aku benci! Kenapa?! Beritahu aku! Kenapa harus seperti ini?! Apa aku tidak cukup baik?! Kenapa ini terjadi?! KENAPA?!!!"
Palinchron mengatakan sesuatu. Terdengar samar dan jauh di telingaku. Aku tidak memiliki ketenangan untuk memproses semua itu.
Aku..... Aku tidak bisa bernapas.....
Aku menelan begitu banyak udara, namun tidak mengisi paru-paruku sama sekali. Itu tak henti-hentinya. Diafragmaku kejang. Lebih banyak udara keluar dariku setiap aku kejang. Karena kekurangan oksigen, aku panik dan mencoba menarik napas lagi, yang hanya membuat diafragmaku semakin kejang. Tak lama kemudian, hal itu melampaui kejang-kejang menjadi rasa sakit yang nyata. Seluruh tubuhku menggeliat kesakitan.
"Wh-Whoa, nak, kau mengatakan kalau melihat mayat Hine ini membuatmu kesal?! Atau apa kematian itu sendiri yang begitu tabu?!"
Suaranya terasa jauh. Dunia menjadi jauh. Sepanjang waktu itu, keringat dalam jumlah yang mengkhawatirkan mengalir dariku, merampas panas dari tubuhku, yang awalnya tidak terasa panas.
Dan memang, tubuhku tidak memerah karena panas. Itu sudah pasti. Namun untuk beberapa alasan, otakku merasakannya, dan aku tidak bisa berhenti berkeringat. Mungkin otakku salah mengartikan keruh yang membara dari emosi negatifku sebagai panas. Rasanya seperti disuruh minum minyak mendidih sambil mandi air es yang mengelupas kulit.
Itu tak tertahankan. Itu tak tertahankan. Aku ingin pingsan saat itu juga, namun rasa sakit itu tidak mengizinkanku. Aku tahu kalau memaksakan diri akan menyakitkan, namun aku tidak dapat menahan tubuhku yang hancur berkeping-keping, dan akhirnya aku tetap tegang — aku mengertakkan gigi dan memutar leherku sejauh mungkin. Mataku benar-benar, bukan secara kiasan, mengancam untuk keluar.
Penderitaan. Penderitaan. Rasa SAKIT.
Itu sangat buruk, aku bisa mati! Ini sangat buruk, aku benar-benar akan mati!
"Ah, sial! Palinchron! Aku pikir kau mengatakan hal yang meremehkan anak itu! Aku pikir dia tak tergantikan! Pada tingkat ini, hatinya akan terbelah dua!"
"AKU TAHU, oke?! Diam sebentar, Rayle! Tch! Tidak pernah terpikir olehku kalau aku harus menggunakan sihir mental Tida untuk menyembuhkan!"
Ahh, aughh, apa orang..... apa orang benar-benar mendekati kematian hanya dari kondisi mental mereka?
Berkali-kali di media seperti drama dan komik, aku melihat karakter jatuh ke dalam keterkejutan. Itu terlihat sangat mengerikan secara fisik, namun aku pikir itu murni fiksi. Aku pikir masalah hati tidak akan pernah bisa menyebabkanku begitu kesakitan.
Yah, aku salah. Aku hanya berpikir seperti itu karena aku belum dewasa. Aku tidak tahu sampai aku mengalaminya sendiri.
Itu tidak berlebihan. Rasanya seperti aku akan berhenti bernapas kapan saja. Aku merasa hatiku akan hancur. Kesadaranku surut karena pisau-pisau yang ditancapkan rasa sakit padaku. Rasanya sangat sakit hingga membuatku ingin mencakar tenggorokanku. Jika arteri karotidku terputus dalam prosesnya, biarlah. Jika kematian akan membebaskanku dari siksaan ini, maka saat keadaan itu tiba, tanganku siap dan ingin meraih leherku.
Ah, tentu saja. Mati. Aku akan mati saja. Itu benar. Jika aku mati, rasa sakitnya akan berakhir. Aku akan bisa tenang lagi. Aku akan bisa tenang....
Tanganku meraih kematian—
【SKILL BERIKUT TELAH DIAKTIFKAN: ???】
Menstabilkan kondisi mental anda dengan ganti sebagian emosi anda
+1.00 ke dalam Confusion.
Tangan yang meraih leherku membeku.
Ah, huh, tunggu, apa?
Rasa sakitnya terlalu banyak. Lepaskan aku dari kesengsaraanku.
Aku tidak tahan lagi. Jadi biarkan aku mati—
【SKILL BERIKUT TELAH DIAKTIFKAN: ???】
Menstabilkan kondisi mental anda dengan ganti sebagian emosi anda
+1.00 ke dalam Confusion.
Tidak, hentikan, tolong, henti....
Kau dapat mengaktifkannya lagi; Itu tidak akan bearti apa-apa untukku. Bagaimana kau tidak menyadarinya?
Bahkan jika skill "???" aktif sepuluh kali lipat, itu tidak dapat menghapus semua emosi negatif yang aku dapatkan dari Repayment. Dengan minat yang ditambahkan, ada lebih banyak yang harus dihapus daripada yang pernah aku ambil dari awal!
【SKILL BERIKUT TELAH DIAKTIFKAN: ???】
Menstabilkan kondisi mental anda dengan ganti sebagian emosi anda
+1.00 ke dalam Confusion.
【SKILL BERIKUT TELAH DIAKTIFKAN: ???】
Menstabilkan kondisi mental anda dengan ganti sebagian emosi anda
+1.00 ke dalam Confusion.
【SKILL BERIKUT TELAH DIAKTIFKAN: ???】
Menstabilkan kondisi mental anda dengan ganti sebagian emosi anda
+1.00 ke dalam Confusion.
Pada tingkat ini, aku akan ditampar oleh "Repayment" yang lain, dan bunga tambahan hanya akan membuat emosi negatif semakin membengkak. Ini kontra-produktif. Apa kau bahkan tidak mengerti sebanyak itu?
Ahh, arghh..... aughhhh! Dengan kata lain.....
Dengan kata lain, skill "???" telah rusak.
Aku akan mendapatkan Repayment lagi!
【SKILL BERIKUT TELAH DIAKTIFKAN: ???】
Menstabilkan kondisi mental anda dengan ganti sebagian emosi anda
+1.00 ke dalam Confusion.
【SKILL BERIKUT TELAH DIAKTIFKAN: ???】
Menstabilkan kondisi mental anda dengan ganti sebagian emosi anda
+1.00 ke dalam Confusion.
【SKILL BERIKUT TELAH DIAKTIFKAN: ???】
Menstabilkan kondisi mental anda dengan ganti sebagian emosi anda
+1.00 ke dalam Confusion.
Tidak ada gunanya.
Jika badai emosi negatif yang besar itu semakin besar, aku tidak akan mampu menanggungnya.
Aku telah tamat.
"Spellcast : Deprived Martyr! Spellcast : Demystifier’s Retuning!"
Suara Palinchron mendorong skill "???" milikku kembali ke kotaknya. Dan cahaya kecil—maksudku memang kecil—bersinar redup di dasar kegelapan berlumpur.
"Kanami, sobat! Masih ada harapan! Jika kau mati karena kami, itu membuat kami terikat!"
Orang yang paling kubenci di seluruh dunia meneriakiku agar tidak putus asa. Dengan menghabiskan energi sihir dalam jumlah besar, dia membuat mantra untuk menyelamatkan jiwaku yang hancur. Untuk pertama kalinya, aku menyaksikan Palinchron tidak menjadi dirinya sendiri.
"Jangan putus asa! Ini belum berakhir untukmu! Tetap terjaga sehingga kau dapat mendengarkan apa yang aku katakan!"
Mantranya menambatkan kesadaranku ke dunia luar. Energi sihir yang sangat kuat mengalir ke tubuhku. Tapi energi bukan hal yang buruk; energi itu menghilangkan emosi negatif yang menggerogotiku. Aku merasakan kalau melalui aliran energi sihirnya, rasa sakit di seluruh tubuhku mereda. Kegelisahanku hilang, jantungku kembali normal, dan aku berhenti berkeringat deras.
Energi sihir itu memberiku ruang untuk mulai berpikir lagi, meskipun hanya sebagian kecil.
"Ah, ahhh......" Pikiranku pulih tepat pada waktunya.
"Hff..... hfff..... Vigesimal Trial masih akan datang. Apa aku terlalu menakut-nakutinya?"
Aku membuka mataku sedikit dan disambut oleh pemandangan Palinchron yang terengah-engah. Dia tidak menyembunyikan betapa bingungnya dia saat dia menyeka keringat dari alisnya. Rayle-san juga gelisah.
"Palinchron.... bisakah kita melaksanakan rencana itu dengan anak yang dalam keadaan seperti ini?"
Ada jeda. "Kita tidak punya pilihan selain menyesuaikan berbagai hal lebih lembut kepadanya dari yang kita rencanakan. Kecuali kita memberinya semua harapan yang dia inginkan, pikiran anak ini mungkin akan memihak pada kita."
Aku mendengar kata-kata "jalankan rencana" dan "menyesuaikan berbagai hal", namun aku tidak memiliki sarana untuk menganalisis apa yang mereka katakan. Aku mungkin telah menghindari kematian, namun tubuhku tidak bergerak sedikit pun. Sepertinya itu sama lelahnya dengan hatiku.
Energi sihir yang telah menstabilkan kondisi mentalku sekarang bergegas ke segala arah untuk merusaknya. Energi ini bukanlah energi yang membuatku tetap hidup. Dan yang lebih tidak menyenangkan dari itu, dan karena itu berasal dari Palinchron.
"Ugh....."
Bahkan jika itu menyelamatkan hidupku, pikiranku dirusak oleh orang itu sulit diterima. Aku mencoba melawannya dengan sekuat tenaga, namun tidak ada jalan keluar, dan bukan hanya karena pengekanganku. Pengaktifan berulang dari skill "???" telah meninggalkan pikiran dan tubuh di ambang kehancuran.
Melihatku berusaha mengumpulkan kekuatan, ekspresi Palinchron berubah menjadi tertekan.
"Kanami, sobatku, tolong berbaring saja.... Jika kau melakukannya, aku akan mengampuni nona kecil Maria itu. Aku berjanji kepadamu dia akan aman."
Meskipun pikiranku berada di ambang kematian, aku berbicara kembali kepadanya.
"Ah, agh..... tidak.... seperti aku bisa mempercayaimu......"
"Aku bukan pembohong. Aku menepati janjiku. Sepertinya kata keceplosanku sebelumnya, jika kau mati karena kami, kamilah yang sedang dalam masalah, dan itulah kebenaran yang sesungguhnya. Jika kau bunuh diri dengan melawan, kami akan sangat bermasalah. Jadi aku memberitahumu kalau sebagai gantimu agar tidak bunuh diri, aku akan mengampuni nona kecil itu."
Palinchron berbicara bukan dengan nada mengejeknya yang biasa namun dengan sungguh-sungguh. Ternyata skill "???" milikku menjadi liar seperti itu telah mengubah cara berpikirnya lebih dari yang aku perkirakan.
"Kau berharap aku akan mempercayai itu?" Aku membalasnya.
"Tapi, aku....."
Dia bisa mengubah sikapnya semau dia—tidak mungkin aku memercayai kata-katanya. Namun mengingat kesulitanku saat ini, aku terpaksa menyetujui pembicaraan manisnya.
"Tapi aku tidak punya pilihan."
Aku memiliki setengah pikiran untuk mati hanya untuk membuatnya marah, namun sekarang setelah dia memasukkan Maria ke dalam persamaan, aku jadi tidak bisa. Aku memiliki kewajiban untuk melakukan apapun yang aku bisa untuknya. Jadi aku menggunakan kekuatan terakhirku untuk mengancamnya.
"D-Dengarkan aku, Palinchron! Jika kau mengingkari janjimu itu, aku akan membunuhmu! Aku bersumpah aku akan membunuhmu! Apapun yang terjadi! Kau akan mati!!!"
"Fakta kalau sejauh mana yang akan kau lakukan kepadaku itu membuktikan betapa baiknya jiwamu."
Katanya dengan ekspresi acuh tak acuh.
"Sebenarnya, meskipun begitu...."
Jika ada, dia tampak lega mendengar ancamanku. Kemudian, setelah kehilangan kekuatan terakhirku, aku bahkan tidak dapat membuka mataku.
"Jangan terlalu mengkhawatirkannya. Aku juga berjanji kepada nona kecil Alty..... Memang, dia tidak akan diselamatkan dengan cara yang kau inginkan."
Kesadaranku memudar. Aku tahu kalau kemungkinan besar, sihir mental Palinchron akan menyerangku sampai ke darah dan dagingku. Aku akan terpengaruh dengan cara yang sama seperti Lastiara dan Hine-san.
"Kau akan bermain-main dengan pikiranku, kan?"
Aku bertanya pelan karena semuanya menjadi kabur.
"Kau tidak perlu kehilangan waktu tidur karenanya. Aku tidak akan menyentuh inti dari Aikawa Kanami. Itu terlalu berharga bagiku. Aku hanya akan mendorongmu ke arah yang sedikit berbeda dan membuatmu memikirkan beberapa hal yang tidak sepenuhnya benar."
Oh, selamatkan aku. "Tidak sepenuhnya benar" pantatmu. Karena kesalahpahaman kecil, semua orang harus terluka.......
"Apa aku akan berakhir seperti Hine-san?"
"Tidak, kasusmu berbeda dengan kasusnya. Jika aku harus membandingkannya, itu akan lebih pada apa yang aku lakukan pada Alty atau Maria. Menjadi lebih kuat, karena aku akan melakukannya dengan kekuatan The Thief of Darkness’s Essence yang ditambahkan di ke dalamnya."
"Kenapa kau—"
Aku tidak pernah membayangkan dia akan membeberkan begitu banyak kesalahannya saat itu juga. Dia bahkan menggunakan tindakan kotornya kepada Alty! Aku terkejut dan marah. Tapi aku tidak memiliki kekuatan untuk melawan.
Energi sihir Palinchron, dan energinya sendiri, meluas dan mengalir ke dalam diriku. "Kalau begitu, mari kita mulai. Pertama adalah skill milikmu. Mereka terlalu menyebalkan dan mereka harus pergi."
Energi meresapi tubuhku, dan kehendak bebasku terkelupas. Tanpa izin dari pemilik tubuhnya, tentakel kebencian Palinchron mencengkeram jiwaku. Kekuatan itu telah bergabung dengan kekuatan The Thief of Darkness’s Essence, yang membuatnya lebih kuat daripada mantra yang pernah Tida berikan kepadaku.
Rasanya butuh selamanya dan hanya sesaat pada waktu yang sama. Dan kemudian aku melihat teks di belakang kelopak mataku.
【??? TELAH DISEGEL】
【??? TELAH DISEGEL】
Aku ingin berpegang teguh pada kesadaran selama mungkin, tapi sekarang aku berada di batasku. Aku bisa mendengar suara, tapi aku tidak tahu apa suara itu dekat atau jauh.
"Phew..... Kurasa aku berhasil melakukan sesuatu untuk skill uniknya yang merepotkan itu, ya? Kupikir dia benar-benar putus asa, karena sihirku mengalir melalui dirinya dengan baik dan mulus. Namun, harus kukatakan, harga yang harus kubayar masih masuk akal."
Notifikasi, suaranya, sampai ke otakku, tapi aku tidak dalam kondisi untuk memproses apa maksudnya. Aku sangat mengantuk, seolah-olah aku tidak tidur berhari-hari.......
"Sekarang, yang tersisa hanyalah......."
Kesadaranku jatuh ke dasar dunia tidur dan tenggelam lebih dalam lagi. Perlawanan berada di luar jangkauanku. Yang bisa aku lakukan hanyalah memeriksa menuku untuk terakhir kalinya saat aku tenggelam.
【STATUS】
Confusion: 7.29
Memory Alteration: 2.00
Mind Taint: 2.00
Recognition Inhibitor: 2.00
Sealed: 4.00
Terlalu berlebihan?
Melihat menu Condition-ku, aku terkejut dengan rasa sakit yang diambil Palinchron untuk mengurungku.
Dan dengan itu sebagai pikiran sadar terakhirku, aku melepaskan dunia nyata.
Dan begitulah pertarunganku di dunia asing ini berakhir. Perjuanganku berlangsung selama dua minggu. Aku berhasil naik ke lantai 24 Dungeon. Pada hari keempat belas, Hari Blessed Birth, aku kalah dari The Thief of Darkness’s Essence, tubuhku ditawan oleh Palinchron Regacy.
Pada akhirnya, aku menggunakan skill "???" lebih dari sepuluh kali, dan semua emosi negatif yang telah dihapusnya kembali dengan sepenuh hati. Rekanku Maria juga ditangkap, dan nasib Lastiara dan Dia tetap tidak ditentukan.
Ini adalah bagaimana semua hutang pepatah yang aku kumpulkan telah dikuadratkan. Ini adalah hasil dari seorang siswa sekolah menengah sepertiku yang terjebak di dunia lain dan berjuang sekuat tenaga.
Aku mendengus betapa menyedihkannya hasil kerja kerasku di dunia lain ini saat aku jatuh semakin jauh ke dalam kegelapan.
Augh.... Apa yang bisa aku lakukan dengan lebih baik?
Aku tidak bertanya kepada siapa pun secara khusus. Aku tidak mengharapkan tanggapan. Aku hanya berbicara kepada diriku sendiri.
Namun, aku berani bersumpah aku mendengar suara balasan dari tengah kehampaan hitam :
"____, _____. ______!"
Aku tidak tahu suara siapa itu. Tapi entah bagaimana rasanya akrab. Aku merasa suara ini sangat penting bagiku......
◆◆◆◆◆
Aku tidak tahu jam berapa sekarang. Aku juga tidak tahu di mana aku berada. Di dalam rongga kegelapan total itu, aku mencari ke dalam.
Astaga, apa aku mengacau.
Di mana tepatnya aku salah?
Aku tidak berpikir ada masalah di dalam hal pertempuran. Dan seharusnya tidak ada masalah dengan penjelajahan Dungeon-ku juga.
........
Aku tahu di mana aku salah......
Itu adalah hubunganku dengan orang lain.
Aku tidak pernah terbuka kepada siapa pun. Meskipun aku mencoba menggunakannya untuk tujuanku sendiri, aku tidak pernah meminta bantuan mereka. Dan itu karena aku tidak pernah merasa perlu merangkak keluar dari cangkangku dan menjadi rentan.
Namun berkat kebijakan itu, aku kehilangan ketenangan batin berkali-kali. Aku telah berpikir kalau aku adalah yang terkuat hanya karena aku dapat melihat angka-angka di menu orang, dan itu membuatku salah. Aku pikir aku adalah satu-satunya yang bisa melakukan apa saja. Tidak pernah terpikir olehku untuk mengandalkan orang lain untuk apapun. Aku memandang rendah Maria, tentu saja, dan aku juga memandang rendah Dia dan Lastiara sebagai "lebih lemah dariku." Aku menyelamatkan mereka, aku membantu mereka, namun aku tidak pernah berpikir aku perlu diselamatkan oleh mereka.
Dan sekarang, aku mengerti.
Aku seharusnya berkonsultasi dengan seseorang. Aku seharusnya baik-baik saja dengan menangis di bahu mereka. Seharusnya aku lebih terbuka tentang perasaanku. Ungkapan idealnya, aku kira, adalah Krowe-san atau manajer PUB. Jika aku baru saja curhat kepada orang dewasa yang memiliki kepala di pundak mereka, berbagai hal pasti akan berakhir berbeda. Tapi aku hanya pernah benar-benar berinteraksi dengan anak muda lain yang penuh dengan bakat dan kemampuan, dan aku mengambil lebih dari yang bisa aku kunyah, yang merupakan penyebab mendasar lainnya.
Aku merasa kalau semakin berbakat seseorang, semakin mereka menderita cacat emosional. Aku seharusnya mencari seseorang yang lebih andal dan dapat diandalkan, bahkan jika kemampuan mereka rata-rata.
Malahan, aku menghabiskan hari-hariku dengan tidak pernah membuka diri kepada rekan-rekanku, dan akibatnya, aku membiarkan semua hutang yang terkumpul menumpuk menjadi massa kritis pada Hari Blessed Birth. Saat aku mulai berlari dengan defisit, aku hanya bisa menyelamatkan Lastiara atau Maria pada hari itu. Sederhananya, aku sudah skakmat pada saat itu. Aku mencoba melampaui batasku menyelamatkan gadis kedua yang perlu diselamatkan, dan Palinchron menerkam celah yang disediakan.
Akhir garis. Aku kalah.
............
........................
....................................
Tapi jika aku bisa kembali.....
Jika aku mendapat kesempatan lagi, aku tidak akan membuat kesalahan itu lagi. Tidak pada kesempatan itu.
Aku akan membuka hatiku, percaya pada seseorang, dan mengatakan yang sebenarnya.
Aku akan menjalani hidupku sebagai Aikawa Kanami.
Aku tidak akan bersembunyi di balik nama palsu seperti Siegfried Vizzita.
Aku bersumpah.
Lain kali, aku tidak akan berjalan di jalan yang salah! Tidak akan, tidak akan lagi!
Tidak akan lagi! Tandai kata-kataku!
Tandai kata-kataku.....
Tapi sumpahku memudar ke dalam kegelapan. Dan jika aku mendapatkan kesempatan kedua, itu tidak seperti aku ingat akan berhasil. Namun tetap saja, aku bersumpah kepada diriku sendiri. Aku tidak tahan sebaliknya. Demi adik perempuanku yang menungguku, demi rekan yang gagal kuselamatkan, dan demi diriku sendiri, aku terus bersumpah kepada diriku sendiri di jurang hitam.
Dan selama aku memiliki sumpah itu, ceritanya tidak akan berakhir. Roda takdir masih berputar.
Sampai aku bisa mewujudkan keinginanku, suara roda yang terus berputar itu tidak akan berhenti. Dan tentu saja tidak. Aku belum mencapai level terdalam Dungeon. Aku belum mencapai kebenaran.
Mengapa Dungeon ada? Apa mekanisme yang mendasari dunia ini? Apa sumber kekuatanku? Apa kenangan masa lalu yang jauh? Aku tidak tahu satu pun dari jawaban itu. Dan dengan demikian, ceritanya harus berlanjut.
Siegfried Vizzita akan memulai kembali sebagai Aikawa Kanami. Latarnya berubah menjadi Laoravia, dan aku akan melupakan keinginan tercintaku, terkurung dalam sangkar percobaan ini. Dengan demikian cerita akan terus maju.
Penjelajahan di Dungeon-ku belum berakhir.