Epilogue I

 

Elliot Austin baru saja tiba di wilayah barat Kerajaan Astel—tepatnya di Kota Kurant. Saat mengunjungi daerah itu atas permintaan Church of Salvation, dia juga sedang dalam perjalanan ke negara Thoria, yang terletak di sebelah utara Astel. Namun, di sini dan sekarang di Kota Kurant, dia berdiri di depan sebuah mansion yang menjulang tinggi di bawah langit senja. Di bawah cahaya lampu mana yang ditempatkan di luar, dia sekali lagi melihat surat yang telah diberikan kepadanya sore itu.

 

"Ya ampun. Aku mendapat undangan begitu aku tiba...."

Dia menghela napas panjang, merenungkan betapa sibuknya menjadi seorang pahlawan. Tepat setelah dia tiba, seolah-olah dia diharapkan, dia menerima undangan dari penguasa mansion di depannya.

 

Penguasa itu adalah Lucas de Hadorious, penguasa Kota Kurant dan seorang bangsawan penting yang memiliki pengaruh besar di Astel. Elliot mengadakan pertemuan formal dengannya yang diatur oleh Church of Salvation untuk hari berikutnya, namun sebelum itu, Hadorious telah mengatur pertemuannya sendiri. Elliot tidak punya alasan untuk menolak, jadi setelah meninggalkan Christa di penginapan mereka di gereja, dia datang untuk mengunjungi mansion itu.

 

Setelah memperkenalkan dirinya kepada penjaga gerbang dan menunjukkan surat yang diterimanya, Elliot langsung diantar masuk. Saat dia melewati pintu menuju ruang pribadi tempat Hadorious duduk, dia meluangkan waktu sejenak untuk menghargai betapa remang-remangnya ruangan itu. Satu-satunya yang berfungsi sebagai sumber cahaya adalah cahaya bulan yang masuk dari jendela. Orang yang memanggilnya sedang duduk di mejanya, memancarkan intensitas yang tidak perlu dari matanya tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Intensitas itu sangat luar biasa, bahkan jika dibandingkan dengan aura yang dipancarkan oleh Graziella itu tidak seberapa.

 

Elliot cukup terkejut oleh intensitas itu, namun mencoba untuk memastikan bahwa itu tidak terlihat di permukaan, dia melangkah maju dan berdiri di hadapan sang Duke. Hadorious itu jelas-jelas menekan Elliot, namun Hadorious hanya berpura-pura tidak menyadarinya dan memanggil Elliot.

"Pahlawan dari El Meide, Elliot-dono.... terima kasih telah menerima panggilanku yang tiba-tiba. Bagaimana kabarmu malam ini?"

 

"Sampai sekarang semuanya berjalan normal, tapi setelah datang ke tempatmu, aku merasa seperti berada situasi dan pilihan yang sulit."

 

"Aku yakin begitu."

Mendengar nada sarkas Elliot itu, Hadorious menanggapi dengan mendengus. Orang ini tampaknya menyembunyikan kewaspadaannya.

 

Seperti yang kuduga, orang ini menyadarinya....

Tidak seperti Kaisar Nelferia yang selalu dan tanpa kecuali memiliki aura mengintimidasi, intensitas Hadorious tampaknya digunakan dengan tujuan tertentu. Tatapan mengintimidasi seperti semacam ujian, dan tidak diragukan lagi bahwa orang yang diuji pasti akan merasakan tekanan. Sementara Elliot memendam keraguan seperti itu, dia tetap berpura-pura dan menanyai Hadorious.

 

"Apa kau tidak akan menyalakan lampu?"

 

"Kupikir akan lebih cocok untuk duduk di bawah sinar bulan. Jika kau tidak keberatan, maka aku ingin membiarkannya seperti itu saja."

 

Ellio mempertanyakan secara diam-diam kehalusan misterius Hadorious, namun pada akhirnya hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Jadi, apa urusanmu denganku hari ini?"

 

"Sebagai penguasa kota ini, kupikir perlu untuk menyapamu."

 

"Jika itu adalah salam yang kau cari, kau bisa menunggu sampai besok. Lagipula, menyebut ini sebagai salam adalah kepura-puraan belaka saat ini."

 

"Mengenai itu, aku ingat pahlawan dari Astel mengatakan sesuatu yang serupa."

Di sana, senyum tipis muncul di bibir Hadorious. Melihat ini, Elliot membiarkan sebagian kecil ketidaksenangannya terlihat saat dia melanjutkan.

 

"Jika itu saja yang ingin kau katakan, maka aku akan pergi."

 

"Tunggu, tunggu, jangan terburu-buru. Aku punya satu hal lagi untuk dibicarakan denganmu. Alasan aku memanggilmu ke sini hari ini, bajingan, adalah karena aku ingin berbicara denganmu empat mata."

 

"Baji— Apa itu?"

Elliot menahan keluhannya atas ketidaksopanan yang tiba-tiba itu dan malah mendesak pembicaraan itu berlanjut. Hadorious kemudian melipat tangannya di atas mejanya.

 

"Aku ingin mendengar pendapatmu tentang sesuatu."

 

"Pendapatku? Pendapatku tentang apa, tepatnya? Mungkinkah kau pikir aku akan menyebabkan semacam kerusakan pada negara ini?"

 

"Tidak, aku tidak percaya hal seperti itu. Kau tahu, aku hanya ingin tahu mengapa kau ingin menyelamatkan dunia ini."

Bagi Elliot, hal itu tampak seperti tidak lebih dari sekadar imajinasi yang bodoh dan sombong—jenis yang biasa dilakukan para bangsawan. Hadorious berbicara seperti sedang mempermainkan Elliot, namun terlepas dari itu, Elliot menjawab dengan jujur.

 

"Bukan seperti aku ingin menyelamatkan dunia itu sendiri. Aku hanya menyelamatkan orang-orang yang ingin diselamatkan, dan sebagai hasilnya, dunia juga ikut diselamatkan. Itu bukan sesuatu yang aku pikirkan."

 

"........"

 

"Apa jawaban itu tidak menyenangkanmu?"

Bagi Hadorious, jawaban itu pasti terdengar tidak meyakinkan. Saat Elliot memikirkan itu, Hadorious menggelengkan kepalanya.

 

"Biarkan aku ulangi : mengapa kau ingin mengalahkan iblis, bajingan?"

 

".....Seperti yang kukatakan sebelumnya, untuk menyelamatkan orang-orang yang ingin diselamatkan."

 

"Jadi begitu. Itu cukup mulia darimu."

 

"Seperti dugaanku, jawaban ini tidak memuaskanmu, bukan?"

 

"Memang, jawabanmu itu aneh."

Menghadapi rentetan balasan tidak langsung yang bercampur dengan sarkasme, nada bicara Elliot mulai menunjukkan kekesalannya.

 

"Aku percaya bahwa berdiri untuk berjuang demi orang lain adalah hal yang wajar."

 

"Tapi, itu tidak ada hubungannya denganmu secara pribadi, bukan? Krisis dunia ini, orang-orang di sini.... kau adalah pihak ketiga yang tidak terkait dengan itu."

 

"Itu memang benar, tapi...."

Hadorious itu ada benarnya di sana, namun Elliot memiliki harga dirinya. Di dunianya, dia adalah seorang pejuang yang pemberani dan terkenal. Elliot telah membangun rasa bangganya sendiri dan menetapkan seperangkat nilai-nilainya sendiri. Dia tidak akan pernah bertindak hanya untuk menguntungkan kesejahteraannya sendiri. Memang benar dia bukan dari dunia ini, namun dia telah secara pribadi berinvestasi di dalamnya dan orang-orangnya. Dia tidak bisa begitu saja menolak mereka. Tampaknya Hadorious juga telah menangkap alur pikirannya....

 

"Jadi bagaimana semua ini mengharuskan mengalahkan iblis? Bahkan tanpa melawan mereka, tidak bisakah kau tetap menyelamatkan orang-orang di dunia ini?"

 

"Aku melawan iblis karena itu diminta kepadaku, dan aku punya kekuatan untuk melakukannya. Itulah sebabnya aku menurutinya."

 

"Begitu ya. Kalau begitu, kau sama seperti yang lain dalam hal itu."

 

".....?"

Elliot tidak dapat memahami motif sebenarnya Hadorious di balik ungkapan misteriusnya, dan memeras otaknya untuk mencari jawaban yang tepat.

 

"Harus kuakui, kau memiliki pemahaman yang lebih baik daripada orang itu. Setidaknya dalam hal bagaimana dunia ini sebenarnya bekerja."

 

"......?"

 

"Berdasarkan jawabanmu terhadap pertanyaanku sebelumnya, aku akan bertanya satu hal lagi. Kau telah memutuskan untuk melawan iblis, tapi mengapa kau benar-benar berpikir begitu? Untuk datang ke dunia ini dan bertindak sebagai pahlawan untuk menyelamatkannya..... tidakkah kau merasa aneh bahwa kau tidak pernah meragukan apa yang kau lakukan?"

 

"Entah aku merasa aneh atau tidak, keinginanku untuk bertarung tidak lain adalah keinginanku sendiri."

Memerangi iblis adalah sesuatu yang telah Elliot putuskan untuk dilakukannya sendiri. Tentu saja, fakta bahwa motivasinya tampak tak berdasar itu aneh, bahkan bagi Elliot sendiri, namun....

 

"Bukan itu yang kumaksud, bajingan. Kau— Tidak, bukan hanya kau. Setiap pahlawan dari kalian itu sedang dimanipulasi."

 

"Dimanipulasi? Oleh siapa?"

 

"Sang Dewi. Fakta bahwa kalian semua telah memutuskan untuk bertarung dengan keyakinan seperti itu di dunia ini bukanlah suatu kebetulan. Itu semua dipengaruhi oleh Sang Dewi dan rencananya."

 

"......."

Mendengar pernyataan berani Hadorious itu, Elliot menutup mulutnya dan memikirkannya. Sebenarnya apa yang akan dia lakukan dengan ini? Elliot mulai bertanya tentang mengapa dirinya bertarung, dan sekarang beralih ke Sang Dewi... Elliot tidak dapat melihat tujuan akhir dari percakapan ini. Baginya, semuanya tampak seperti semacam lelucon. Namun untuk beberapa alasan, dia tidak dapat menertawakannya begitu saja.

 

"Dan mengapa itu penting bagimu? Kami para pahlawan menerima divine protection dari Sang Dewi, jadi tentu saja masuk akal untuk berasumsi bahwa mungkin ada semacam intervensi lain yang terlibat. Lagipula, menurutku itu bukan hal yang buruk dalam kasus ini jika itu demi menyelamatkan orang-orang."

 

"Itu seperti yang kau katakan, bajingan. Tapi, bagaimana jika itu sebenarnya bukan demi orang-orang? Jika keberadaan para pahlawan hanya untuk memuaskan keinginan egois Dewi, apa yang akan kau pikirkan tentang itu?"

 

"Biarkan aku menebak teka-teki ini. Karena sifat keilahian begitu luas dan di luar jangkauan pemahaman kita, adalah bodoh untuk berasumsi bahwa para dewa memiliki motivasi duniawi yang sama seperti manusia. Aku tidak percaya bahwa sesuatu yang benar-benar ilahi mampu menjadi tamak."

Begitulah yang Elliot nyatakan. Namun saat Elliot berbicara, butiran-butiran keringat mulai terbentuk di dahinya. Elliot menyadari sesuatu yang tidak diinginkannya, dan itu segera mulai membebaninya. Tekanan itu, seperti tatapan Hadorious, tak henti-hentinya.

 

"Jika kau begitu berpengetahuan tentang makhluk yang dikenal sebagai dewa itu, maka kau seharusnya juga sudah memikirkan hal ini. Tentu saja, para dewa tidak memiliki rasa keserakahan. Tapi sebenarnya apa sebenarnya yang disebut dewa-dewa ini? Apa sebenarnya yang mereka lakukan?"

 

Saat Elliot menelan ludah, dia merenungkan pertanyaan Hadorious, dan saat melakukannya, dia teringat percakapan yang sebelumnya dia lakukan dengan Suimei. Pembicaraan yang sedang dia lakukan dengan Hadorious tidak terlalu berbeda. Suimei juga telah menanyakan pendapatnya tentang para dewa, namun karena Elliot mengira Suimei adalah orang dari dunia ini, Elliot tidak menyelidikinya lebih jauh. Jika Elliot menyelidikinya, dia mungkin akan sampai pada kesimpulan bahwa dia baru saja akan...

 

"Hmm, Elliot-dono?"

 

".....Demi mengumpulkan kekuatan mereka sendiri, mereka adalah eksistensi yang menggunakan otoritas mereka."

 

"Dan apa kau pikir eksistensi seperti itu akan memungkinkan individu yang telah mereka investasikan kekuatannya untuk bertindak bebas? Kau tahu jauh di dalam hatimu bahwa kau sedang menari mengikuti irama Sang Dewi, benar?"

Hadorious benar. Tindakan Elliot mungkin bukan benar-benar keinginannya sendiri. Wajar untuk bertanya-tanya apakah alasannya begitu yakin bahwa dirinya harus melawan iblis apapun yang terjadi benar-benar karena ada sesuatu yang bekerja di balik layar untuk menanamkan saran itu di kepalanya.

 

"Tapi.... apa itu salah?"

 

"Hmm?"

 

"Tentu saja, itu mungkin bukan keinginanku sendiri. Pertarungan kami mungkin merupakan hasil dari kelaliman Sang Dewi. Tapi, karena itu, orang-orang akan diselamatkan. Dalam hal itu, menurutku itu bukan hal yang buruk. Kau bahkan bisa mengatakan itu perlu. Bagaimanapun, itu adalah keinginan para dewa."

 

"Mengatakan kau hanya melakukan apa yang perlu berarti menyangkal agensimu sendiri dalam takdirmu. Kehidupan yang rapuh hilang atau diinjak-injak setiap hari karena 'Keinginan Para Dewa' ini. Apa kau masih mengatakan itu perlu, bajingan?"

 

"Apa yang kau maksud?"

Namun ketika Elliot menanyakan itu, Hadorious menjawab pertanyaannya dengan pertanyaan lain.

 

"Biarkan aku bertanya ini kepadamu terlebih dahulu : Tempat seperti apa duniamu itu? Apa itu dunia tempat orang-orang berjuang untuk membuat hidup lebih baik? Bukankah usaha-usaha itu adalah fondasi yang membangun duniamu?"

 

"Apa yang kau katakan? Bukankah itu jelas—"

Memang, bagi Elliot, jelas bahwa orang-orang selalu berjuang untuk kehidupan yang lebih baik. Selama orang-orang hidup, mereka akan mendorong pembangunan dan perbaikan diri mereka sendiri dan masyarakat. Namun, dari cara Hadorious berbicara, sepertinya dia skeptis terhadap sesuatu....

 

Saat itulah Elliot menyadarinya. Pertanyaan Hadorious telah membuatnya menyadari mekanisme yang menggerakkan dunia ini.

"Tidak mungkin.... dunia ini...."

 

Saat Elliot meminta konfirmasi, pintu kantor terbuka dan beberapa prajurit muncul. Saat mereka berbaris, Elliot melirik mereka dan menanyai Hadorious.

 

"Apa maksudnya itu?"

 

"Pembicaraan kita selesai untuk saat ini. Aku akan melanjutkan untuk mengujimu."

 

"Jika itu sesuatu yang kejam, maka aku akan mengajukan keluhan kepada Church of Salvation."

 

"Itu hanya akan terjadi jika kau berhasil pergi dari sini, bukan?"

 

"Apa kau benar-benar berpikir mereka akan mampu menghentikanku?"

Perkataan Hadorious arogan dan berani, namun satu-satunya pasukan yang dia panggil hanyalah prajurit biasa. Bahkan jika mereka menyerang bersama, mereka tidak akan sebanding dengan Elliot yang berada di bawah divine protection Sang Dewi. Namun ketika Elliot memikirkan hal ini, Hadorious berdiri dari mejanya.

 

"Aku yang akan menjadi lawanmu, bajingan."

 

"Seorang Duke yang terhormat melangkah maju sendiri.... bukankah akan merepotkan jika kau terluka saat melawan seorang pahlawan?"

 

"Pertama, mari kita lihat saja itu."

Mengabaikan sarkasme Elliot, Hadorious memprovokasinya. Sulit untuk bertengkar di dalam mansion bangsawan, namun menilai bahwa tidak ada yang dapat dicapai melalui diplomasi sekarang, Elliot menghunus pedangnya dan menyerang. Namun Elliot dihentikan oleh pedang Hadorious sebelum dia menyadari bahwa Hadorious telah menghunusnya.

 

"Apa?!"

 

"Hah.... seperti yang kuduga, kau bertindak berbeda dari yang lain."

 

"Kau menghentikan pedangku.... dengan satu tangan?"

Elliot tidak berniat untuk benar-benar memukul Hadorious. Elliot sepenuhnya berencana untuk berhenti sebelum menyerangnya untuk menegaskan maksudnya. Kecepatan pedangnya sedemikian rupa sehingga tidak ada manusia yang dapat melihatnya datang, jadi sungguh mengejutkan bahwa Hadorious mampu menangkisnya—memegang pedangnya seorang diri, apalagi.

 

"Pahlawan, tentu saja kau tidak bermaksud mengatakan bahwa ini semua yang kau punya.... kau juga menahan diri ketika kau melawan putri ketiga dari Kekaisaran, bukan?"

 

"....Bagaimana kau tahu itu?"

 

"Anggap saja aku punya cara untuk mencari tahu."

 

Ellio mengerahkan kekuatannya ke pedangnya, namun perlawanan yang dia rasakan membuatnya melompat mundur. Dia kemudian mengembalikan pedangnya ke sarungnya. Elliot tidak dapat memahami orang ini. Dia tidak tahu apa yang sedang dipikirkannya. Pada tingkat ini, apapun bisa terjadi. Eliiot bisa ditangkap, bahkan dibunuh.... tidak ada yang tampak mustahil pada saat ini.

 

Setelah sampai pada kesimpulan itu, Elliot pun memutuskan. Yang perlu dilakukannya sekarang adalah menggunakan seluruh kekuatannya untuk melarikan diri. Masih tanpa senjata, Elliot menggulung lengan baju kanannya. Saat melakukannya, sebuah sarung tangan perak muncul di lengan bawahnya. Elliot kemudian memberikan peringatan terakhirnya.

 

"....Jika aku serius, itu akan berdampak besar pada mansion ini, kau tahu."

 

"Itu hanya jika kau mampu menggunakan kekuatanmu itu dengan baik."

 

"Biarkan aku menunjukkan kepadamu apa yang bisa kulakukan."

Listrik melingkari lengan Elliot. Listrik itu menyerang, menghancurkan dan menghancurkan perabotan yang disentuhnya. Namun, meskipun begitu, Elliot masih menahannya. Dan tampaknya Hadorius pun menyadari itu.

 

"Kekuatan yang hebat, begitu ya... itulah sebabnya kau tidak bisa menggunakannya di tengah kota."

 

"Tentu saja. Karena divine protection dari pemanggilan pahlawan, kekuatanku sangat kuat. Jika aku menggunakan kekuatan ini di tengah kota, itu akan melukai warga sipil yang tidak bersalah."

 

Tepat saat Elliot hendak melemparkan dirinya ke Hadorious....

 

"Jika kau memiliki kekuatan sebesar itu, maka itu lebih dari cukup."

 

"Lebih dari cukup...?"

 

"Maksudku adalah divine protection itu. Jika itu sangat cocok dengan tubuhmu, maka porsi yang dibutuhkan kemungkinan besar sudah terisi."

 

"Aku tidak tahu apa yang kau bicarakan, tapi aku tidak akan mundur saat ini."

 

"Lakukan sesukamu. Lagipula, bukan tugasku untuk menghentikanmu."

 

Tepat setelah ancaman terselubung Hadorious, sebuah kejutan menjalar di tengkuk Elliot.

 

"Ap.... Apa...?"

Elliot bingung. Pukulan tiba-tiba itu membuat kesadarannya kabur, dan dia menggunakan seluruh kekuatannya untuk fokus pada indranya. Para prajurit di belakangnya tidak menunjukkan tanda-tanda bergerak, namun....

 

"Seperti yang diharapkan dari Lonely Shadow. Tidak kusangka bahkan pahlawan ini tidak dapat merasakanmu. Gelarmu bukan hanya untuk pamer, huh."

Sebuah nama yang pernah didengarnya sebelumnya sampai ke telinga Elliot. Ketika Elliot berada di Kekaisaran, orang-orang dari pasukan berbicara dengan takut tentang Lonely Shadow, seorang laki-laki dengan rambut hitam disisir ke belakang yang ditonjolkan dengan semburat warna abu-abu. Dia memiliki mata cokelat kemerahan dan wajah kaku. Kehadirannya dapat menyatu dengan bayangan apapun. Dia adalah pengguna pedang dan assassin terhebat Kekaisaran.

 

"R-Rogue Zandyke.... kapan kau...."

 

"Sejak awal. Bijaksana untuk memperhatikan para prajurit yang datang, tapi mengabaikan kemungkinan bahwa seseorang mengintai di sini sejak awal... itu adalah kesalahan yang diharapkan dilakukan oleh seorang pahlawan."

 

"Ugh...."

Karena tidak dapat menopang tubuhnya lagi, Elliot jatuh berlutut sambil gemetar. Sambil samar-samar mendengarkan peringatan Rogue, kesadaran Elliot perlahan-lahan tenggelam ke dalam kegelapan berlumpur. Setelah Rogue memastikan bahwa Elliot pingsan, dia menggendong Elliot ke sofa dan membaringkannya. Rogue kemudian menoleh ke Hadorious.

 

"....Tidak bisakah kau melakukannya sendiri?"

 

"Lebih baik kau melakukannya. Kekuatan pahlawan bukanlah sesuatu yang bisa diremehkan."

 

"Dan siapa orang yang mengambil alih untuk itu secara langsung?"

Rogue menjawab dengan sikap pendiam. Sikapnya kurang ajar, namun tampaknya ada semacam kesepahaman antara dirinya dan Hadorious. Para prajurit di ruangan itu tentu saja tidak mengatakan apa-apa tentang itu. Setelah jeda sejenak, Hadorious mengajukan masalah yang berbeda.

 

"Tapi, apa itu tidak apa-apa? Menjadi Universal Apostle seperti kami?"

 

"Pertanyaan yang bodoh. Aku telah bersumpah untuk mempersembahkan pedangku kepada Gottfried-dono. Bukankah hal yang sama berlaku untukmu?"

 

"Tidak."

 

"Jelaskan."

 

"Pedangku sudah didedikasikan untuk yang lain. Aku tidak bisa berbohong tentang itu. Tentu saja, aku tidak melupakan kekagumanku yang besar pada orang itu."

Hadorious jelas sedang memikirkan seseorang. Rogue merasa seperti dirinya hampir bisa melihat halusinasi ke arah tatapannya yang jauh.

 

"Hadorious-dono, ada satu hal yang harus kusampaikan kepadamu."

 

"Mari kita dengarkan."

 

"Para iblis telah bergerak. Mereka telah menyerbu Thoria dan sedang menuju Kekaisaran."

 

"Begitu ya. Seperti yang diharapkan, mereka bergerak tepat seperti yang diprediksinya."

 

Saat Hadorious menghela napasnya, Rogue mengemukakan keraguannya sendiri. Sesuatu yang telah mengganggunya.

"Bukankah ini berbeda dari rencana semula? Invasi para iblis di Astel dan kepergian Reiji-dono ke negara pemerintah sendiri. Kegagalan menangkap pahlawan Aliansi. Ada penyimpangan yang tidak dapat diabaikan."

 

"Mengenai hal itu, penyesuaian dilakukan pada setiap kesempatan. Dengan demikian, tidak ada masalah nyata. Rencana awalnya adalah mengumpulkan semua pahlawan terlebih dahulu, tapi tampaknya itu sedikit berubah."

 

"Apa maksudmu? Kalau begitu, Kekaisaran harus berdiri dan bertarung melawan para iblis tanpa pahlawan dan akhirnya kalah, kan?"

 

"Tidak, itu tidak akan terjadi."

 

"Hmm... kalau begitu pahlawan Aliansi akan pergi ke Kekaisaran? Atau akankah kita meminta pahlawan ini untuk mengurus penaklukan iblis lebih cepat dari jadwal?"

Rogue melirik Elliot sekilas, namun Hadorious menggelengkan kepalanya.

 

"Tidak, tugas itu akan jatuh pada pahlawan Astel."

 

"Tapi apa kemampuan Reiji-dono itu tidak cukup? Pertarungan melawan pasukan iblis kemungkinan akan menjadi tanggung jawab yang terlalu berat baginya. Setelah insiden di Kekaisaran, jumlah bangsawan terkemukanya berkurang. Jika bukan Elliot-dono, maka aku rasa semuanya tidak akan seimbang kembali dengan benar."

 

"Mengenai kemampuan pahlawan Astel itu, itu bukan masalah yang perlu dikhawatirkan. Kita hanya akan bermain tangan kita sehingga dia bisa menang. Selain itu, pahlawan Reiji saat ini cukup terkenal. Karena dia dianggap sebagai orang yang mengalahkan sepuluh ribu iblis di Astel, reputasinya melebihi Pahlawan Elliot."

 

"Tapi pahlawan Aliansi juga telah mengalahkan jenderal iblis, benar?"

 

"Pahlawan Aliansi baru saja mengakhiri pertempuran besar dengan iblis dengan hasil seri. Dia juga tidak mampu meredakan keributan di Miazen. Itu akan memengaruhi reputasinya. Sementara itu, pahlawan Reiji telah mewarisi senjata legendaris dari negara pemerintah sendiri dan mengusir jenderal iblis yang menyerangnya untuk itu. Jika dia mengusir iblis dari Kekaisaran di atas itu...."

 

"Tentu saja, Reiji-dono akan dikenal sebagai pahlawan terkuat."

Saat ini, pencapaian Reiji yang nyata sebagai pahlawan memang telah melampaui Elliot. Dalam hal kemampuan sebenarnya, Reiji agak kurang, namun bagi orang-orang yang secara membabi buta percaya pada kisah-kisah para pahlawan, semua itu tidak penting. Melihat bahwa Rogue yakin, Hadorious melirik Elliot.

 

"Yang penting adalah keyakinan rakyat. Tentu saja, penting juga bagi seorang pahlawan untuk memiliki kekuatan untuk mengusir iblis, tapi itu adalah perhatian sekunder. Saat ini, pahlawan Aliansi adalah yang terkuat dari semuanya, tapi divine protection yang diterimanya lebih rendah. Tapi, karena pahlawan Reiji telah terus-menerus memusatkan dirinya, Sang Dewi juga harus mengawasinya. Tentu saja, kita juga harus memanfaatkan para pahlawan lainnya."

Berhenti sejenak di sana, Hadorious menatap bulan melalui jendela.

 

"Mari kita pastikan bahwa pahlawan Reiji mendapatkan ketenaran setinggi mungkin sehingga dia menerima dukungan Sang Dewi dan menjadi pahlawan yang tak tertandingi."

 

Untuk menempatkan Reiji di posisi setinggi itu, kesulitan sama sekali tidak dapat dihindari. Bagaimanapun, jika Reiji tidak dapat membuktikan dirinya, itu hanya akan kembali menggigitnya begitu dia diangkat. Rogue berbicara pelan pada dirinya sendiri karena merasa kasihan pada Reiji.