Bagian – 2
KAMI BERADA di Kota Perdagangan Ploroque, berkumpul di depan toko barang bernama Pixie’s Wingbeats. Pomera, Philia, Rosemonde, dan aku berdiri menghadap Mel, pemilik toko, dengan topi merah kecilnya.
"Kalian semua sudah mau berangkat....?"
Kata Mel dengan enggan.
"Aku akan kangen dengan kalian."
"Ya, ada suatu tempat yang harus kami tuju." Kataku.
"Tapi aku bahkan belum memberimu bagian dari keuntungannya, seperti hak atas produk. Kamu seharusnya bisa tinggal di sini lebih lama....."
"Aku benar-benar minta maaf, tapi kami sedang terburu-buru. Kami bahkan tidak tahu berapa banyak waktu yang kami punya......" Kataku menundukkan kepalaku sedikit.
Sejujurnya, aku tidak membantu Mel demi uang. Aku bisa mendapatkan uang sebanyak yang aku butuhkan dengan alkimia dan menjual barang apapun yang tidak aku gunakan. Aku membantu Mel sebagian karena aku tidak tahan membayangkan dirinya terjebak dalam situasi mengerikan itu—namun sebagian besar karena membantu Mel adalah syarat agar Rosemonde ikut bersama kami ke Garden of Dragon.
"Kalau begitu, tidak ada yang bisa kulakukan untuk itu." Kata Mel.
"Kamu terlihat seperti tipe orang yang punya banyak hal, Kanata. Maafkan aku karena aku tidak bisa berterima kasih dengan benar."
Grede, Penguasa dari Kota Perdagangan ini, mengendalikan kota ini, Ploroque, dari bayang-bayang. Namun identitas aslinya adalah Adam, seorang homunculus. Adam menggunakan sumber daya Ploroque yang luas untuk mengembangkan senjata dan mempunyai rencana untuk menggulingkan Kerajaan. Dan di belakangnya, adalah barisan depan prajurit Naiarotop.... Pemimpin Tangan Tak Terlihat Para Dewa, Veranta.
Tangan Tak Terlihat Para Dewa itu menaburkan benih-benih berbahaya di berbagai wilayah Locklore, semuanya dipicu sesuai kebijaksanaan mereka untuk memasarkan Locklore kepada para dewa sebagai hiburan. Seluruh kehidupan Adam direncanakan untuk satu tujuan tersebut. Veranta mengarahkan Adam untuk bertindak melawanku sehingga dia bisa mengukur kekuatanku, karena aku akan melawan Naiarotop. Aku berani bertaruh Veranta akan segera mengambil langkah lain. Aku perlu berbicara dengan Ramiel, mantan anggota Tangan Tak Terlihat Para Dewa itu, sehingga aku bisa mendapatkan informasi apapun darinya. Yang berarti perjalanan kembali ke Garden of Dragon. Rosemonde ikut bersama kami untuk menjadi alat tawar-menawarku, sehingga aku bisa mendapatkan informasi itu darinya. Aku selalu berencana untuk kembali menginterogasinya, namun jika Veranta menghubungiku secara langsung berarti aku tidak dapat menundanya lebih lama lagi.
"Aku tidak bisa berbuat apa-apa mengenai semua hak yang berbeda karena butuh waktu untuk menyerahkan dokumen resmi dan kamu sedang terburu-buru, tapi setidaknya ambillah sejumlah uang!" Kata Mel.
"Aku punya banyak uang di toko! Sungguh, ambil saja sebanyak yang kamu mau! Aku tidak akan bisa hidup menjadi diriku sendiri jika aku tidak memberimu sesuatu!"
"Tunggu..... bukankah penguasa baru Ploroque, Isabella-san, yang menangani keuanganmu? Dia tidak akan senang jika kamu melakukan hal seperti itu tanpa izinnya." Kataku.
"Yah, aku sudah menyiapkan surat-suratnya, jadi kembalilah kapan saja kamu mau!"
Mel menjawab dengan sungguh-sungguh sambil mengepalkan tangannya.
"Y-Ya, tentu saja. Aku pasti akan kembali ke Ploroque untuk berkunjung setelah aku menyelesaikan masalah yang aku hadapi."
"Bukan pasti! Tapi harus!"
Pertama..... Aku harus membereskan masalahku dengan Tangan Tak Terlihat Para Dewa, dan Naiarotop setelahnya. Sejujurnya, aku tidak tahu apa aku bisa melakukan apapun terhadapnya, mengingat dia adalah makhluk yang lebih tinggi. Bagaimanapun, Naiarotop pada dasarnya adalah makhluk yang menciptakan seluruh dunia ini. Namun aku tidak bisa membiarkannya melakukan apa yang dia inginkan, karena dia bertujuan untuk membunuhku.
"Rosemonde, suatu saat kamu akan kembali mengunjungi Ploroque, kan?" Tanya Mel.
"Sepertinya mereka hanya membutuhkanmu sebentar..... Kamu tidak akan bersama Kanata selamanya, kan? Benar, kan? Kamu akan kembali berkunjung kembali, kan?!"
"Kampung halamanku ada di Manaloch. Aku kembali ke sana setelah pergi ke Garden of Dragon. Banyak hal yang perlu dilakukan di Manaloch, nak." Kata Rosemonde.
"Oooooh! Tapi Ploroque adalah tempat yang baguuuus! Kamu harus pindah ke sini! Aku bahkan akan mempekerjakanmu sebagai penjaga tokoku! Aku akan membayarmu! Dengan uang sungguhan! Sebanyak apapun yang kamu mau!" Kata Mel, berusaha mati-matian untuk mempengaruhi Rosemonde.
Mungkin saja, Mel bukanlah tipe orang yang seharusnya memiliki akses terhadap uang dalam jumlah besar....
Mel awalnya datang ke kota ini karena dia ditipu oleh Wantz. Kemudian, dia membiarkan Grede & Co. menyita semua asetnya. Dan meski pemimpin kota telah berubah, fakta kalau Ploroque adalah medan pertempuran bagi para pedagang paling rakus tidak berubah sama sekali. Aku hanya berharap tidak kembali saat mendapati Mel menerima dukungan finansial dari seseorang yang tidak terlalu dirinya kenal dan membuat dirinya terlibat dalam sesuatu yang buruk.
"Rosemonde, ayolaaah, ayolaah tinggal di Ploroque! Aku sedang berkembang sekarang. Aku seperti orang hebat!" Kata Mel.
Lengan Mel melingkari kaki Rosemonde, dengan ingus mengalir di wajahnya. Rosemonde sangat ingin menenangkannya.
"L-Lepaskan aku, nak! Jangan menempel padaku seperti itu! Aku bersumpah, setidaknya aku akan kembali untuk mengolok-olokmu!" Kata Rosemonde.
"Rosemonde..... pertama, kamu punya Ramiel, sekarang dia. Kamu berakhir dengan banyak orang aneh yang melekat padamu." Kata Pomera.
Rosemonde pasti membuat orang tertarik padanya karena dirinya perhatian, meskipun dia memasang wajah tegas. Aku pertama kali membantu Mel karena itu adalah syarat untuk bernegosiasi dengan Rosemonde, namun Rosemonde mulai membantu Mel karena kebaikan hatinya.
Bagian – 3
KAMI BERPISAH dengan Mel dan meninggalkan kota, lalu menuju ke Garden of Dragon.
".....Nak, apa kau berencana memanggil anjing buas itu lagi?"
Tanya Rosemonde dengan gelisah setelah kami melewati gerbang kota Ploroque dan berjalan agak jauh.
Aku berhenti dan melihat ke belakang. Kami berada cukup jauh dari kota pada saat ini. Tidak ada risiko menyebabkan keributan di kota jika aku memanggil Wol ke sini.
"Anjing buas....? Wol adalah anak yang baik." Kataku.
".....Tentu, tentu. Tapi lebih bagus kalau kita kembali ke kota dan menyewa kereta kuda."
"Wol jauh lebih cepat. Ditambah lagi, dia lucu."
"Lu-Lucu....? Makhluk itu....?" Rosemonde menggelengkan kepalanya seolah dirinya tidak mengerti.
"Kamu akan terbiasa dengannya." Kata Pomera.
"Bahkan aku mulai berpikir dia lucu setelah bertemu dengannya berkali-kali. Hehehe, dia bahkan terlihat sangat senang saat dia memakan daging dari tanganku!"
"Aku tidak yakin makhluk itu terbiasa. Lebih tepatnya, menjadi mati rasa, mungkin.....?"
Rosemonde bertanya dengan gelisah.
"Rosemonde, kamu juga tidak suka anjing? Kamu sama dengan Philia!" Kata Philia dengan gembira kepada Rosemonde.
"Ini sangat berbeda dengan tidak menyukai anjing! Terakhir kali aku bertemu makhluk itu, dia hampir mematahkan lenganku! Seluruh lenganku! Kalian semua sangat aneh. Hahh, aku merasa tidak peduli berapa banyak nyawa yang kupunya, bergaul dengan kalian bertiga saja tidak cukup....."
Rosemonde menekankan tangan ke dahinya sambil menundukkan kepalanya karena frustrasi.
"Kamu akan baik-baik saja." Kataku.
"Aku punya banyak Nine Lives Elixir di tas sihirku, dan Elixir itu adalah ramuan pemulihan yang ampuh. Bahkan jika kamu kehilangan satu atau dua lengan, kita dapat menumbuhkannya kembali, jadi tidak masalah."
Ketika kami punya waktu, aku akan menaikkan level Pomera di Cursed Mirror dari Warped Realm atau mempelajari White Magic dengan doping Elixir. Sebentar lagi, kami tidak perlu menggunakan barang langka seperti Nine Lives Elixir. Sebaliknya, Pomera bisa menyembuhkan sesuatu yang sepele seperti anggota tubuh yang hilang hanya dengan satu mantra.
"Itulah tepatnya yang aku bicarakan ketika aku mengatakan kalian adalah orang aneh." Kata Rosemonde.
"Kita sudah lama berada di Ploroque sehingga aku belum bisa keluar ke alam terbuka dan memanggil Wol. Dia mudah kesepian. Aku benar-benar harus memanggilnya....." Kataku.
"......Kau membicarakan monster itu dengan santainya seperti hewan peliharaan yang belum pernah kau lihat....." Rosemonde menghela napas lelah dan pasrah.
"Terserah kau saja, nak. Bagimu, mungkin memang seperti itulah tampaknya."
Aku mencabut Heroic Sword of Gilgamesh dari sarungnya dan mengangkatnya.
"Summoning Magic Level 18 : Wolzottl."
Sebuah lingkaran sihir muncul, lalu seekor anjing besar setinggi hampir sepuluh kaki dengan bulu biru yang indah muncul di dalamnya.
"Awoooooo!" Wolzottl melolong ke arah langit, lalu membuka mulutnya lebar-lebar dan berlari ke arahku.
"H-Hei, kau yakin makhluk itu tidak lupa padamu?!"
Teriak Rosemonde yang berada di sampingku sambil bergegas mengambil senjatanya. Ada kemungkinan dia akan terseret dalam hal ini, jadi aku mendorongnya ke samping sementara aku mengambil langkah maju dan menusukkan pedangku ke depan.
"Awoooooooooooooo!"
Wolzottl mendatangiku dan mencoba menggigitnya, namun rahangnya menutup pada bilah pedangku. Aku menariknya kembali saat dia bertahan, menyeretnya kehilangan keseimbangan. Wol terjatuh ke tanah dan berguling telentang, dan aku melepaskan pedangku untuk berjongkok dan mengusap perutnya.
"Woof, woof..... Woof!"
Wolzottl mengeluarkan teriakan bernada tinggi, matanya terpejam karena kenikmatan dan lehernya terentang saat kedua ekornya bergoyang kuat.
"Yosh, Yosh! Anak yang baik! Siapa anak yang baik? Kamu sedikit lebih tenang sekarang, bukan, Wol?" Kataku.
"Woof...."
"Akhir-akhir ini aku sibuk..... maaf aku belum sempat memanggilmu."
"Monster itu bertingkah seolah-olah kita baru saja dianiaya sampai mati...." Kata Rosemonde sambil berdiri dengan terhuyung-huyung.
"Wol hanya bermain-main. Itu hanyalah gigitan kasih sayangnya. Wol mungkin hanya sedikit bersemangat karena sudah lama sekali aku tidak memanggilnya." Kataku, menjelaskan.
"Kau tahu, suatu saat seseorang akan mati. Yang tadi itu jelas bukan gigitan dalam bentuk kasih sayang atau..... Hahh. Kau memangnya tahu apa? Lupakan saja. Jika binatang itu puas, bisakah kita bergegas ke Garden of Dragon itu?" Kata Rosemonde, menghela napas lelah.
"Itulah semangat, Rosemonde! Sedikit demi sedikit kamu mulai terbiasa dengan keadaan Kanata." Kata Pomera gembira.
"Aku mulai merasakan perasaan familier yang aneh sepertimu. Sebelumnya, aku juga terkejut dengan setiap hal kecil yang dilakukan Kanata."
"Aku tidak mau terbiasa dengan ini."
Bagian – 4
"AWOOOOO!"
Kami naik Wolzottl dan berangkat. Dalam waktu singkat, kami tiba di lembah tempat pintu masuk Garden of Dragon yang disembunyikan. Saat Wolzottl mendarat, cakarnya menancap di tanah dan awan debu beterbangan ke udara.
"Terima kasih, Wol." Kataku sambil melompat dari punggungnya, dan Wol dengan lembut menundukkan kepalanya ke arahku.
Aku menepuknya, dan kedua ekornya bergoyang-goyang kegirangan. Lalu aku membelai lembut bulu di pipinya sebelum menggaruk bagian bawah dagunya. Matanya terpejam karena gembira, dan Wol menempelkan moncongnya ke tanganku.
"Woof! Awoooo!"
"......Sepertinya aku mengerti kenapa menurutmu makhluk itu lucu.... mungkin." Kata Rosemonde sambil memperhatikan Wolzottl dengan waspada.
"Apa kamu ingin mengelusnya juga?" Aku bertanya.
"Tidak perlu, nak. Berbeda denganmu, manusia sepertiku akan mati jika digigit oleh roh tingkat tinggi."
"Hei, aku juga manusia....."
Wolzottl mengangkat kepalanya dan melihat ke arah air terjun di dalam lembah.
"Sepertinya di sanalah pintu masuk ke Garden of Dragon." Kata Rosemonde.
"Pemukiman Dragonkin yang tersembunyi...... aku hanya sekilas melihat ke pintu masuk itu terakhir kali, tapi aku penasaran dengan itu. Karena mereka adalah makhluk seperti Ramiel, aku yakin mereka bukan kelompok yang mudah bergaul." Kata Rosemonde sedih, lalu ekspresinya muram, dan dia menghela napasnya.
"Dan Ramiel yang kukenal hanyalah kedok. Orang yang sebenarnya bukanlah bocah nakal yang lemah dan nakal. Dia adalah monster yang dingin dan penuh perhitungan dan salah satu orang yang menguasai dunia dari balik layar."
Ada sesuatu yang melankolis pada ekspresinya.
"Rosemonde-san....."
Kataku pelan, lalu tiba-tiba aku teringat percakapan antara Pomera dan Ramiel saat Ramiel dipenjara.
"Menurutku caramu bertindak—seperti anak kecil yang tidak tahu apa-apa tentang dunia—bukanlah tindakan yang membuat kami lengah......"
"Hah....? Cara bertindak? Tidak tahu apapun tentang dunia? Apa kau sedang mengolok-olokku?"
Penguasa yang dingin dan penuh perhitungan?
Y-Yah..... Ramiel sebenarnya cukup dingin dan penuh perhitungan—dan seorang penguasa dunia. Ramiel telah berhasil menipu kami dan menantangku untuk bertarung di lokasi yang menguntungkannya, seperti yang dia rencanakan. Sejujurnya, jika levelku lebih rendah, Ramiel bisa saja membunuhku dengan menggunakan sihir dari Dragon Vortex. Dia tidak segan-segan mengorbankan orang lain demi tujuannya. Dia adalah orang yang dingin dan berbahaya. Dan itu memang benar.
Namun...... walaupun begitu, itu tidak serta merta mengubah sisi dirinya sebagai anak nakal yang kurang ajar dan tidak mengerti apapun.
"Anak nakal yang dingin, penuh perhitungan, abadi, menguasai dunia, dan kurang ajar....?" Kataku sambil meletakkan tangan di daguku sambil berpikir.
"Apa kau mengatakan sesuatu, Kanata?" Tanya Rosemonde.
"O-Oh, ah..... B-Bukan apa-apa."
"Ngomong-ngomong, kenapa dia menanyakanku saat ini.....? Rasanya aneh. Tidak seperti dia ingin bertemu denganku hanya karena dia tidak punya pekerjaan lain yang lebih baik." Rosemonde mengatakan itu dengan sembrono, namun aku tahu kemungkinan besar hanya itu yang dipedulikan Ramiel, jika aku memikirkan kembali bagaimana dia bertindak.
"Menurutku.... dia mungkin tidak memikirkan banyak hal saat ini. Tapi ayo kita pergi." Kataku.
Kami memasuki gua yang tersembunyi di balik air terjun yang berfungsi sebagai pintu masuk Garden of Dragon.
"Tempat yang lembab dan suram....." Kata Rosemonde.
"Aku mendengar Garden of Dragon seharusnya mengagumkan dan indah. Apa memang ada tempat seperti itu di dalam bebatuan ini?"
"Ada." Kataku.
"Mereka melindungi sumur sihir yang disebut Dragon Vortex, dan pengaruhnya menyebabkan segala jenis tanaman indah tumbuh. Hanya saja banyak orang dari luar akan berkeliaran di sini jika mereka bisa melihatnya, yang akan menyebabkan pertarungan yang sia-sia dengan manusia dan mempersulit perlindungan Dragon Vortex. Dragonkin umumnya hanya memberikan lokasinya kepada orang-orang yang telah membantu mereka dan orang-orang yang dapat mereka percayai."
Saat kami berjalan dan berbicara, kami mulai mendengar langkah kaki dari ujung lain gua.
"Hah, kau berbicara seolah-olah kau benar-benar mengetahui sesuatu." Terdengar suara pelan dan kesal yang bergema dari dalam gua.
"Membuat Garden of Dragon kami menjadi tujuan wisata manusia? Bah, sungguh sekelompok manusia yang menggelikan. Kedengarannya kalian adalah manusia yang pernah ke sini sebelumnya, tapi kalian membawa serta kenalan manusia kalian? Kalian menganggap remeh Garden of Dragon dan itu merupakan penghinaan terhadap tugas terhormat kami. Kami dari Garden of Dragon tidak boleh ditertawakan. Aku harus meminta kalian pergi. Jika kalian tidak mendengarkan, aku akan memaksa kalian pergi."
Terdengar tawa penuh permusuhan. Rosemonde berhenti dengan hati-hati dan meletakkan tangannya di atas tongkatnya yang berbentuk salib.
"Sepertinya ada penjaga yang berbahaya." Katanya.
"Serahkan padaku."
Kataku, menghentikannya. Agak sulit untuk mengatakan siapa pemilik suara ini karena bergema di dinding gua, namun aku cukup yakin aku mengenalinya.
"Oh, kau mau datang ke arahku? Aku tidak akan menunjukkan belas kasihan apapun kepadamu."
Kata suara itu ketika sesosok tubuh setinggi enam setengah kaki yang sombong muncul dari kegelapan. Dia memiliki rambut kuning runcing dan janggut kaku di dagunya. Dia juga memiliki tanduk, sayap, dan ekor.... semua karakteristik Dragonkin.
"Aku sarankan kamu lari sebelum aku melukai—"
"Lama tidak bertemu, Raigan-san." Kataku.
"Ack! Kanata!"
Teriak Raigan sambil melompat ketakutan.
".....Dan kau bersama anak yang melemparkanku ke samping dan Holy Boozer Pomera!"
"Holy Pomera Boozer?! Yang benar saja?!"
Seru Pomera sambil menunjuk dirinya sendiri dengan ekspresi tidak percaya.
Kedengarannya cerita tentang Pomera bertanding minum dengan Raigan di bawah meja telah menyebar sejak kami terakhir kali berada di Garden of Dragon. Dragonkin bahkan lebih menghormati orang yang berkuasa daripada manusia, dan mereka menganggap kemampuan seseorang untuk menahan alkohol sebagai indikator kekuatan tubuh orang tersebut. Holy Boozer Pomera mungkin dianggap sebagai pujian di kalangan Dragonkin, meskipun Pomera tampaknya tidak terlalu menghargainya.
"Apa kamu bermain-main menjadi penjaga lagi meskipun tidak ada yang melakukannya?" Kataku.
"Aku adalah penjaga yang melindungi Garden of Dragon ini!" Kata Raigan.
"Sudah jelas tugas kami akan mencegah jika manusia menemukan Garden of Dragon ini! Aku tidak melakukan ini hanya untuk menghabiskan waktu! A-Aku tahu kau mungkin telah menyelamatkan Garden of Dragon ini, tapi kau tidak bisa sembarangan begitu saja datang dengan manusia lain!"
"Kamu mungkin tidak mempercayaiku, tapi kami tidak akan memberitahu sembarang orang tentang tempat ini. Dia ini.... namanya Rosemonde-san. Dan dia ada di sini karena Ridler-san ingin dia datang.... atau semacam itulah."
"R-Raja Naga?! Apa maksudmu manusia ini adalah orang yang luar biasa sehingga Yang Mulia Raja Naga akan berusaha keras untuk mengundangnya ke sini?"
Mata Raigan melebar. Bukan karena Ridler memanggil Rosemonde untuk datang ke Garden of Dragon ini karena kekuatannya, namun.....
"Membawa Rosemonde-san ke Garden of Dragon ini adalah syarat yang diberikan Ramiel kepada kami untuk mendapatkan informasi tentang Tangan Tak Terlihat Para Dewa."
"Leluhur kami dan penjahat jahat itu..... Eh? Ruler of Skies mengundang perempuan itu ke sini sebagai teman?! Bagaimana bisa Yang Mulia mengundang orang berbahaya seperti itu ke Garden of Dragon ini? Tidak, meskipun aku memiliki mendengar apapun untuk itu, aku tidak berhak mengatakan apapun, meskipun sepertinya kau telah membawa monster konyol lainnya ke sini." Kata Raigan, kepalanya dipeluk oleh tangannya. Dia menghela napas dalam-dalam dan pasrah.
Tampaknya Raigan tiba-tiba menyesuaikan kembali pendapatnya tentang Rosemonde, hanya karena Ramiel yang memintanya.
"Baiklah.... ikuti aku kalau begitu. Tapi Rosemonde atau apapun namamu itu, Garden of Dragon ini adalah tempat suci. Kau tidak boleh menimbulkan masalah apapun di sini." Kata Raigan ketakutan sambil memandangnya dengan waspada. Dia kemudian berbalik dan berjalan lebih jauh ke dalam gua.
"Sepertinya dia yang akan memimpin. Ayo ikuti dia." Kataku.
"Bagus, tapi..... tidakkah menurutmu orang itu mempunyai kesan yang salah?" Rosemonde berkata kepadaku dengan gelisah.
"Aku tidak ingin dia mengira kalau aku ini monster sepertimu juga, nak."
Bagian – 5
SETELAH MELALUI gua menuju Garden of Dragon, kami segera menuju ke Kastil untuk bertemu dengan Raja Naga, Ridler.
"Selamat datang kembali, Kanata. Garden of Dragon ini sangat berhutang budi kepada kalian bertiga. Aku menyambut kalian kembali dengan tangan terbuka."
Kata Ridler, ketika kami bertemu dengannya di Ruangan Raja Naga di lantai tertinggi Kastil.
"Dan kamu....?"
"Rosemonde. Aku seorang petualang dari Manaloch, kota sihir. Aku datang karena aku mendengar seorang tahanan di sini meminta pertemuan denganku."
"Ah, jadi kamu. Jadi, kamulah yang dimaksud oleh Ruler of Skies itu." Ridler sedikit menegang, tiba-tiba gelisah.
Dia melirik ke arahku, seolah memeriksa semuanya baik-baik saja. Ridler sepertinya bertanya-tanya apa Rosemonde bisa dipercaya atau tidak. Dia mungkin curiga ada motif tersembunyi di sini, karena orang inilah yang membuat Ramiel untuk angkat bicara.
Aku pribadi berpikir Ridler terlalu berhati-hati terhadap Ramiel, namun Ramiel adalah salah satu dari sedikit orang berlevel super tinggi di dunia. Belum lagi Ramiel adalah orang yang sudah lama ditakuti oleh para Dragonkin.... mungkin reaksi Ridler itu terhadapnya wajar saja.
"Rosemonde-san tidak punya hubungan apapun dengan Tangan Dewa yang Tak Terlihat. Dia hanyalah seorang petualang biasa yang baik hati. Aku jamin dia adalah seseorang yang bisa kamu percayai." Kataku.
"Aku mengerti. Jika kamu berkata begitu, Kanata, maka aku akan mempercayainya. Meski begitu, kami para Dragonkin menjunjung tinggi hukum, dan aku punya pertanyaan yang harus dijawab. Kita harus mendapat informasi dari Ruler of Skies." Kata Ridler.
Ridler berdiri dari singgasananya, sepertinya dia akan segera membawa kami ke Ramiel.
"Manusia petualang, Rosemonde..... Ruler of Skies saat ini ditahan di bawah tanah di bawah Kastil ini. Dia sudah terikat erat, tapi dia tetaplah lawan yang berbahaya. Tetaplah waspada. Dia sepertinya memercayaimu, tapi.... cobalah untuk tidak membuatnya melakukan hal-hal yang aneh."
"A-Aku mengerti, Yang Mulia."
Kata Rosemonde sedikit takut-takut.
Kami mengikuti Ridler ke ruang bawah tanah Kastil tempat Ramiel ditahan, melewati lorong-lorong gelap, masuk semakin dalam ke kedalamannya.
"Kurasa aku salah membaca situasinya karena kalian semua memperlakukan hal ini biass saja." Kata Rosemonde.
"Kupikir ini hanya akan menjadi kunjungan biasa ke penjara, meskipun kau bilang padaku dia adalah anggota kelompok yang mengendalikan dunia dari bayang-bayang."
Rosemonde tampaknya tidak terlalu percaya diri. Dia menundukkan kepalanya saat dirinya berjalan, satu tangan ke dahinya sambil sesekali menghela napas kecil.
"Rosemonde, bagaimana kamu bisa mengenal Ruler of Skies? Apa hubungannya denganmu? Dan yang paling penting, mengapa dia meminta bertemu denganmu?"
Tanya Ridler, berbalik menghadap Rosemonde.
"Sial kalau aku tahu....."
"Hmm, jadi kamu tidak bisa menjawabnya? Tidak, itu juga bagus. Penjahat kejam itu tidak akan terbuka dalam keadaan normal. Aku kira ada sesuatu yang dalam dan tidak biasa dalam hubungan kalian berdua. Aku minta maaf atas pertanyaanku yang tidak bijaksana. Tapi, aku akan memintamu mengizinkanku untuk hadir selama pertemuan kalian."
"Aku sama-sama tidak tahu apapun sepertimu...."
Jawab Rosemonde, suaranya bahkan lebih gelisah dari sebelumnya, dan dia melihat ke arahku.
"Uhhh..... kamu bersamanya selama kamu menjaganya di Ploroque, kan? Apa terjadi sesuatu saat itu?" Aku bertanya.
Pada awalnya, Ramiel menyembunyikan identitas aslinya dan memberitahu kami kalau dia melarikan diri dari Garden of Dragon karena hidupnya dalam bahaya. Rosemonde bertindak sebagai pengawalnya dan melindunginya untuk sementara waktu, karena Ploroque cukup dekat dengan Garden of Dragon. Namun tujuan awal Ramiel adalah menggunakan sihir dari Dragon Vortex untuk membunuhku, jadi dia menyelinap menjauh dari Rosemonde saat dia mau.
"Dia tidak ada bedanya dengan saat kalian semua ada di sana." Kata Rosemonde.
"Dia hanya bersikap egois dan brengsek sepanjang waktu, dan aku bahkan merasa aku bersikap cukup keras padanya."
"Hmmm, menurutku kalian berdua mungkin terlalu memikirkan hal ini." Kata Pomera.
"Apa kamu yakin dia tidak hanya menyebutkan seseorang sembarangan yang dia kenal hanya karena dia bosan terkurung di bawah tanah? Maksudku, dia segera mencoba menghentikan kita untuk pergi saat kita terlihat seperti akan pergi terakhir kali kita bertemu dengannya. Dia sepertinya juga tidak punya teman...."
"Itu terdengar kejam, tapi masuk akal. Bagaimanapun, dia berada di ujung koridor yang gelap dan sepi ini. Ramiel yang kutemui secara langsung sepertinya hanya akting..... tapi meskipun begitu, mau tak mau aku merasa sedikit berkonflik dengan seseorang yang kukenal yang dikurung di penjara bawah tanah ini selamanya." Kata Rosemonde, kasihan dalam suaranya.
Tiba-tiba aku tersadar kalau mungkin itulah sebabnya Ramiel ingin bertemu Rosemonde. Setelah melanjutkan menyusuri lorong, kami sampai pada pintu batu yang berat.
"Kita sudah sampai..... Di luar pintu ini adalah tempat Ruler of Skies ditahan." Kata Ridler.
Saat Ridler menyentuhkan tangannya ke pintu, cincinnya bersinar dan pintu perlahan terbuka ke samping.
"Kamu mungkin lebih tahu dariku, tapi dia adalah Dragonkin yang licik dan jahat. Tetap waspada agar kamu tidak terjebak oleh lidah peraknya dan.... pastikan kamu mendapatkan informasi darinya, dengan cara apapun yang diperlukan."
"Aku tidak tahu banyak tentang Ramiel, tapi aku baru mengetahui kalau dia itu adalah penjahat terburuk sampai kami berpisah." Kata Rosemonde, tampak cemas karena perkataan Ridler.
"Kau yakin kalau aku harus masuk ke sana? Apa kau yakin kalau itu memang aku?"
"Dialah yang menanyakanmu, jadi sudah pasti kalau itu memang kamu." Jawabku.
Aku bisa melihat Ramiel melalui celah yang semakin lebar di pintu batu. Sama seperti sebelumnya, Ramiel diikat dengan rantai, kedua tangannya terbuka lebar. Tubuhnya terbungkus kain yang dilapisi formula sihir.
"Hah, kau kembali, Ridler? Hehehe..... kau benar-benar putus asa ya? Mereka seharusnya segera mengambil tindakan nyata. Apa sesuatu sudah terjadi? Kalaupun iya, aku tidak akan memberitahumu apapun lagi."
Kata Ramiel, sudut mulutnya melengkung membentuk seringai saat dirinya melihat pintu terbuka.
"Ridler, kau adalah Dragonkin yang menyedihkan. Apa kau merasa sedikit sombong karena mengira kau bisa mengganggu Tangan Tak Terlihat Para Dewa?"
"Lagipula, kalian, para Dragonkin yang berada di sistem bawahan dari Tangan Tak Terlihat Para Dewa. Tangan Tak Terlihat Para Dewa itu adalah hukum dunia, dan peran nagalah yang menegakkan hukum itu." Lanjut Ramiel.
"Dragonkin hanya ada untuk melindungi Dragon Vortex, yang terletak di dekat wilayah manusia.... paling bagus, kau memiliki posisi kecil dalam skema besar untuk mengendalikan dunia. Selama segala sesuatunya berjalan sesuai dengan kehendak makhluk yang lebih tinggi, maka kau seharusnya santai saja. Kau akan menyesal jika membiarkan rasa keadilan yang kekanak-kanakan mendorongmu dari....."
Ramiel akhirnya menyadari kami bersama Ridler. Dia berhenti berbicara, dan rahangnya terbuka lebar. Kemudian matanya menyipit menggoda, dan seringai yang tidak seperti sebelumnya muncul di wajahnya.
".......Apa benar Rosemonde ada di sana? Aku mengenal wajah masam itu! Hehehe, bagaimana rasanya, Rosemonde? Bagaimana rasanya mengetahui seseorang yang kau anggap remeh karena berlevel rendah, seseorang yang kau lindungi dengan arogan, ternyata jauh lebih kuat darimu? Hmmm?"
"........."
Pembuluh darah berdenyut di pelipis Rosemonde saat dirimya menatap Ramiel dalam diam.
"Sepertinya kau benar-benar tertipu oleh tindakanku. Hehehe, ya ampun, menyenangkan sekali. Sungguh lawakan konyol. Memikirkan manusia berlevel rendah akan berkata, 'Aku bisa melindungi seorang bocah nakal' atau, 'Jangan khawatir tentang apapun, aku di sini'. Berbicara seolah kau lebih baik dariku. Ah, kau mencoba bersikap keren, itu membuatku tertawa. Aku yakin kau berlarian di sekitar Ploroque seperti orang gila mencoba menemukanku ketika aku menghilang. Apa aku benar?"
Ramiel terus dengan gembira berusaha bangkit dari Rosemonde. Sepertinya Rosemonde tidak menduga hal ini, karena ekspresinya berubah dari kemarahan menjadi kosong.
"Ooh, apa reaksi itu berarti aku benar?" Lanjut Ramiel.
"Hehehe, ini sempurna sekali! Oh, kuharap aku bisa melihat wajahmu ketika kau berlarian di sekitar Ploroque dengan putus asa mencariku! Dan kemudian ekspresi bodoh di wajahmu ketika kau mengetahui kebenarannya! Aku tahu aku meminta mereka untuk membawamu ke sini, tapi aku tidak menyangka kau tidak akan langsung datang ke sini. Apa, kau menyukaiku atau semacamnya? Apa yang kau harapkan? Tunggu, mungkinkah kau benar-benar mengkhawatirkanku bahkan setelah—"
Rosemonde berbalik. "Aku sudah selesai di sini. Aku bodoh karena khawatir dan bodoh karena merasakan kekhawatiran sekecil apapun terhadap bocah ini. Maaf, Kanata, tapi aku akan kembali ke atas."
"R-Rosemonde-san, aku sangat mengerti kenapa kamu marah, tapi tolong tunggu sebentar! Ada banyak informasi yang perlu aku dapatkan dari Ramiel! Dan..... aku telah membantu mengembalikan toko Mel ke kondisi yang baik, bukan?" Aku meraih bahu Rosemonde dan menghentikannya untuk pergi.
"Tidak masalah. Perjanjiannya adalah aku harus bertemu dengan Ramiel. Dan aku sudah melakukannya."
"T-Tunggu.... tolong, aku mohon padamu, Rosemonde-san! Dia satu-satunya petunjuk kita! Hanya dia yang ada!"
"H-Hei, Rosemonde, apa kau langsung marah dan pergi hanya karena aku sedikit menggodamu?" Kata Ramiel.
"Bukankah kau datang jauh-jauh ke Garden of Dragon ini hanya untuk mendapatkan informasi tentang Tangan Tak Terlihat Para Dewa dariku? Tapi kau hanya akan membiarkan amarahmu meledak dan mengacaukan segalanya? Ya ampun, kurasa aku benar-benar tidak bisa berbuat apapun terhadap kesembronoan manusia. Tindakan gegabah dan tergesa-gesa seperti itu yang kuharapkan terjadi pada ras yang berumur pendek seperti manusia."
"Jika kau mencoba meyakinkannya untuk tetap tinggal, kau melakukannya dengan sangat buruk, jadi diamlah!"
Kataku kepada Ramiel.
"Aku akan meyakinkannya!"
Ramiel mendengarkan dan menutup mulutnya setelah aku berbalik dan berteriak padanya.
Serius, ada apa dengannya?
Namun aku mengerti mengapa Ramiel terikat pada Rosemonde.