Chapter 2  :

Mel the Artificer

Bagian – 1

 

DI DALAM PIXIE’S WINGBEATS, kami melanjutkan percakapan kami dengan Rosemonde.

"Jadi.... Rosemonde-san, maukah kamu pergi ke Garden of Dragon bersama kami untuk melihat Ramiel di sana?" Aku bertanya.

 

"Kau pasti bercanda." Rosemonde tidak berusaha menyembunyikan ekspresi cemberutnya.

 

"Hanya saja.... Ramiel bilang dia akan memberitahuku tentang anggota Tangan Tak Terlihat para Dewa itu jika aku mengatur pertemuan denganmu. Dia akan memberitahuku tentang Nobunaga."

 

"Ayolah, nak. Aku bukanlah orang sebodoh itu."

 

"Dengar."

Aku memulai, tapi aku tahu itu tidak akan berhasil. Tidak ada alasan Rosemonde ingin bertemu Ramiel.

 

"Aku sedang terikat. Menurut Ramiel, anggota Tangan Tak Terlihat para Dewa lainnya memiliki level yang jauh lebih tinggi darinya."

Merelah orang-orang yang mengendalikan dunia dari balik layar. Jika anggota organisasi lainnya memiliki level yang lebih tinggi dari Ramiel, aku tidak akan terkejut jika ada yang benar-benar memiliki level yang lebih tinggi dariku. Mereka mungkin memiliki semacam senjata berbahaya yang melampaui level mereka juga. Lagi pula, Ramiel telah merencanakan untuk mengalahkanku menggunakan Dragon Vortex.

 

"Kumohon, Rosemonde-san." Kataku.

 

"Saat ini, aku hanya bisa melakukan hal ini dengan bantuanmu."

 

"Kedengarannya sulit, nak.... sangat sulit. Tapi itu tidak ada hubungannya denganku." Kata Rosemonde mendecakkan lidahnya karena kesal. Dia dengan malas menyandarkan sikunya ke meja, matanya menyipit menjadi pandangan suram.

 

Sepertinya aku tidak akan mendapat bantuan dari Rosemonde. Mungkin lebih baik mengandalkan Ridler untuk menarik informasi tentang Nobunaga dari Ramiel.

 

"Yah.... kurasa aku ikut dalam perjalanan itu." Kata Rosemonde.

 

"Aku tidak punya rencana lain, jadi sebaiknya aku pergi. Tapi lihat, aku tidak tahu apa aku bisa mendapatkan sesuatu darinya. Dan aku akan sangat marah jika kau menyeretku ke dalam sesuatu yang berbahaya."

 

D-Dia sangat baik! Aku berpikir, lalu berbicara.

"T-Tentu saja. Aku akan sangat berterima kasih jika kamu membantuku! Aku tidak berpikir kalau Ramiel menginginkanmu terluka. Dia sebenarnya merasa bersalah berbohong kepadamu dan meninggalkanmu di kota. Mungkin dia ingin meminta maaf....."

 

"Sungguhan?" Rosemonde menatapku dengan ragu.

 

"Yah..... sesuatu seperti itu." Aku ingat apa yang dikatakan Ramiel....

"Ya, Ya, aku kehilangan petualang kecil yang lemah itu di suatu tempat di Ploroque."

 

Sejujurnya, Ramiel mungkin tidak bisa merasa bersalah.

"Aku mungkin sedikit melebih-lebihkannya." Kataku.

 

"Kalau begitu aku akan tetap tinggal."

 

"K-Kumohon! Aku memohon kepadamu! Aku bahkan akan membayarmu! Aku bisa memberimu beberapa ratus juta gold, atau beberapa miliar gold jika kamu memberiku sedikit waktu!"

 

"Jangan berkata seperti itu, nak! Mendengarnya darimu seperti menghasilkan uang sebanyak itu terdengar tidak berharga!" Kata Rosemonde, menggebrak meja, lalu langsung mengangkat tangannya ke dagunya seperti teringat sesuatu.

 

"Berbicara tentang gold. Kanata.... apa kau ini seorang pendatang dari dunia lain, benar?"

 

"Eh, dari mana kamu mendengar itu?"

Aku mencoba menghindari membicarakannya secara aktif, jadi aku terkejut kalau Rosemonde tahu itu.

 

"Aries’s Hand itu adalah seorang pendatang dari dunia lain. Namamu agak mirip dengannya, dan kalian mirip. Dan kau juga membantu menerbitkan seluruh Manga-nya. Kalian punya banyak kesamaan, hanya itu saja."

 

Sial. Jadi begitulah caranya mengetahuinya.

Tetap saja, mengatakan aku membantu dengan Manga itu berlebihan, dan ternyata sama sekali tidak seperti yang diinginkan Kotone. Yang aku lakukan hanyalah mengajari Garnet beberapa kosa kata dasar, melakukan beberapa pengeditan, memberikan beberapa penjelasan sederhana, dan menambahkan catatan koreksi kecil. Manga itu mungkin akan diterbitkan bahkan tanpa diriku.

 

"Benar. Aku memang pendatang dari dunia lain... tapi mengapa kamu menanyakan itu?" Tanyaku.

 

"Oh, Rooosemooonde!"

Panggil seorang peremuan dari depan toko.

 

"Kamu tidak menemukan gadis bernama Ramiel itu pada akhirnya, tapi sepertinya semuanya sudah diurus!"

Dia mengenakan topi kecil berwarna merah cerah dan kacamata berlensa : Mel, pemilik dari Pixie's Wingbeats.