Chapter 2 :
The Cup of Blood
Bagian – 1
KEESOKAN PAGINYA, Pomera, Philia, dan aku pergi ke Guild Petualang. Kotone telah memberitahuku kalau Garnet akan berada di Guild hari ini, dan aku sangat ingin mendapatkan sisa bahan yang aku butuhkan untuk Blood Ether.
Pomera diam hampir sepanjang pagi, namun jelas kalau dia memiliki sesuatu dalam pikirannya. Akhirnya, dia bertanya, "Kanata..... Apa yang kamu bicarakan dengan Kotone?"
"Ehh, itu bukan sesuatu yang penting. Kami kebetulan berasal dari tempat yang sama, jadi kami sedikit membicarakan sesuatu tentang tempat asal kami."
Aku berharap dia akan menjatuhkannya, namun Pomera malah memberiku tatapan curiga.
"Sedikit berbicara.....? Selama itu? Aku sangat khawatir, kamu tahu."
"M-Maaf! Dan, sepertinya dia bukan orang jahat...."
Aku ingat Kotone dengan bersemangat mendiskusikan majalah Manga.
"Aku pikir Rosemonde salah menilai dia karena Kotone-san orang yang tertutup."
"Sepertinya kalian berdua menjadi jauh..... lebih dekat hanya dalam waktu sehari. Aku percaya kamu kalau dia tidak tampak mencurigakan, tapi ingat apa yang dikatakan Rosemonde. Mungkin berbahaya jika terlalu lengah." Kata Pomera dengan cemberut.
Sepertinya, Pomera punya alasan bagus untuk marah—dia ditinggal sendirian dan bertanya-tanya apa aku telah masuk ke dalam jebakan sementara aku bersosialisasi dengan gembira sepanjang kemarin sore.
Masalahnya adalah aku benar-benar tidak bisa menjelaskan secara detail tentang apa yang kami bicarakan, karena aku telah berjanji untuk merahasiakan Manga tersebut. Pomera tahu aku menyembunyikan sesuatu, dan dia pasti mengira itu adalah semacam misteri yang mengubah dunia, bukan dua orang yang terikat pada budaya Manga. Dia kesal denganku, dan hanya sedikit yang bisa aku lakukan untuk membuatnya bahagia.
Aku pikir meminta maaf yang tulus mungkin akan memuluskan segalanya. "Maaf..... Seharusnya aku memberitahumu segera setelah aku menyadari kalau Kotone-san bukanlah musuh."
"Ini tidak seperti aku marah atau apapun!"
Geram Pomera saat dia mempercepat langkahnya untuk berjalan melewatiku.
"Tidak ada alasan bagiku untuk marah!"
Philia memandangi punggung Pomera saat dia pergi.
"Pomera menjadi gila."
Aku mengambil tangan Philia dan berlari untuk mengejar. Kami segera menemukan diri kami dipersatukan kembali di meja resepsionis di aula Guild utama.
"Apa Garnet-san ada di sini?" Aku bertanya.
"Garnet-sama? Dia orang yang sangat sibuk. Apa kamu sudah punya janji dengannya?" Tanya resepsionis.
"Oh, benar juga. Kami seharusnya membuatnya sebelumnya......"
Baik sebagai ketua Mithril Wand dan master dari Guild Petualang, Garnet pada dasarnya adalah jantung Manaloch, dan dia hanya memiliki sedikit waktu luang. Pada tingkat ini, butuh waktu lama untuk menjual kelebihan item kami dan membeli item yang kami butuhkan. Mungkin seharusnya aku meminta Kotone menjadi perantara kami.
"Garnet-sama sangat sibuk hari ini. Seorang utusan Kerajaan dari ibukota akan segera tiba, dan......"
Kata pekerja itu, namun pada saat itu seorang laki-laki bertubuh besar menuruni tangga di belakang meja seperti sambaran petir.
Terdengar suara gemuruh saat dia membentur lantai di dasar tangga dan berhenti dengan cepat, mengejutkan para pekerja di sekitarnya. Garnet mengamati sekelilingnya dengan mata menyipit dan cemberut, namun begitu dia melihatku, wajahnya tersenyum hangat dan akrab dan bergegas seperti sesuatu yang luar biasa.
"Ah, bukankah ini Kanata-dono dan sang Holy....."
Garnet menelan nama panggilan itu saat dia melihat wajah cemberut Pomera, lalu melanjutkan.
"Ahem. Dan Pomera-dono dan Philia-dono."
Ekspresi Pomera segera kembali normal, dan Garnet mengernyitkan alis seolah membuat catatan mental untuk tidak mengulangi kesalahan itu di masa depan. Keterampilan interpersonalnya sangat bagus.
"H-Halo, Garnet-san....." Kataku.
Namun sebelum aku dapat melanjutkan, dia berbalik ke arahku dan berkata, "Aku ingin memberitahumu kalau aku telah menemukan cara untuk mendapatkan Jade Dragon’s Eyes dalam jumlah besar yang kamu minta."
"Tuan, bukankah ada sesuatu yang penting yang akan datang......?" Tanya salah satu sekretaris Garnet, hanya untuk mendorong telapak tangan Garnet ke wajahnya, berhenti hanya beberapa inci di depan hidungnya.
"Aku sudah tahu itu, terima kasih!"
Garnet berteriak kepada sekretarisnya itu.
Apa ini benar-benar saat yang tepat bagi kami untuk datang?! Aku bertanya-tanya, takjub melihat betapa cepatnya emosi Garnet berubah. Kemudian aku mulai mundur.
"Um, kami pikir kami akan kembali lagi di lain hari—"
"Tidak, tidak, Kanata." Kata Garnet menenangkan.
"Jangan khawatir, hal lain ini sama sekali tidak penting."
Aku tidak menyangka kunjungan utusan Kerajaan akan menjadi hal yang rutin, namun Garnet memerintahkan seorang resepsionis untuk membawa kami ke sebuah ruangan kerja kecil di belakang.
"Jenggot Garnet sangat lucu!"
Kata Philia, mengulurkan tangan untuk meraihnya saat aku mati-matian berusaha menepis tangannya.
"Ph-Philia-chan, itu benar-benar tidak sopan!"
Tapi Garnet menundukkan kepalanya agar lebih mudah dijangkau. "Ho ho! Mengapa tidak Philia-san, aku mungkin akan memotongnya dan memberikannya kepadamu jika kamu sangat menyukainya!"
".....Apa kamu yakin kita harus menghabiskan waktu Garnet?" Tanya Pomera, menatapku dengan ragu.
Aku juga merasa tidak enak karena mengganggunya dari tugasnya, tapi mudah-mudahan kami bisa membuat pertemuan ini singkat.
"Um, Garnet-san..... Sebenarnya, ada beberapa hal tambahan yang ingin aku minta darimu. Jika memungkinkan, apa kamu dapat menemukan sesuatu ini?" Aku bertanya.
"H-Hal tambahan.... katamu? B-Begitu ya...."
Garnet tergagap, senyumnya terlihat agak sedih.
"......Kamu benar-benar sibuk, bukan?"
"T-Tidak, tidak! Aku bisa mendapatkan apapun yang kamu suka, tapi itu akan memakan waktu! Aku akan menggerakan seluruh Mithril Wand di atasnya!"
Kata Garnet dengan keras, dan kupikir dia berusaha meyakinkan dirinya sendiri kepadaku.
Tapi yang aku butuhkan untuk dia dapatkan kali ini bukanlah item B-Rank seperti Jade Dragon’s Eyes. Aku baru saja memiliki daftar item C-Rank yang sangat sedikit dan di bawahnya. Aku dengan cepat menyerahkan secarik kertas kepadanya, mmengatakan
"Ini adalah ringkasan dari apa yang aku butuhkan...."
Matanya melewatinya, dan ekspresinya rileks.
"Bagus, bagus, bagus......" Katanya pada dirinya sendiri.
"Bahkan tanpa waktu ekstra, aku seharusnya bisa mendapatkan ini. Sebagian besar dari mereka seharunya tersedia di kota. Aku akan menempatkan pekerjaku untuknya." Katanya, tampak sangat lega.
Kemudian ekspresinya mendung lagi.
"Namun.... membutuhkan Jade Dragon’s Eyes dalam volume yang kamu minta belum pernah terjadi sebelumnya. Dan mengingat kombinasi bahan-bahan ini, situasinya tampaknya..... tidak menyenangkan, kurang begitu. Kanata, apa yang sedang kamu buat?"
"Kurasa aku harus memberitahumu, benar?"
Kataku, merasa agak seperti anak kecil yang tertangkap tangannya saat membuka stoples kue.
"Tidak, tidak, itu tidak penting! Lupakan itu." Kata Garnet.
Aku kaget sesaat. Apa dia cukup peka untuk mengetahui apa yang sudah aku lakukan, atau apa dia hanya menghargai kebijaksanaan dan hubungan kerja kami? Aku berhenti sejenak, lalu melanjutkan.
"N-Ngomong-ngomong, aku agak khawatir tentang keuangan kami uang bisa menutupi item-item tambahan ini atau tidak."
"Jangan khawatir tentang itu, Kanata. Jumlah uang yang diterima Pomera untuk mengalahkan raja iblis sangatlah rendah. Makhluk buas setingkat Lily mungkin telah menghancurkan Manaloch jika bukan karena campur tangan Pomera. Jika itu terjadi, Keluarga Kerajaan akan memberi hadiah kepada kepala Lily lebih dari satu miliar gold."
"S-Satu miliar?!" Aku tergagap.
Aku tidak percaya monster level 400 bisa menghasilkan satu miliar gold. Lily bahkan bukan raja iblis yang sebenarnya! Aku membunuh Mother..... dan sekarang otakku berputar bertanya-tanya berapa nilainya dia jika ada yang tahu kebenarannya.
"Itu benar. Karena itu, aku merasa cukup buruk meminta pembayaran untuk Jade Dragon’s Eyes. Jadi tolong jangan khawatirkan diri kalian tentang biaya yang tidak seberapa dalam daftar ini." Lanjut Garnet.
"Apa Lily..... benar-benar berbahaya?"
Aku berkata pada diriku sendiri, masih kaget.
"Apa ada yang salah, Kanata?" Tanya Garnet.
"T-Tidak, bukan apa-apa."
Bagaimanapun, aku tidak ingin terus memaksakan lebih banyak pekerjaan kepada Garnet karena dia baik. Dengan mengingat hal itu, aku berpikir tentang getah pohon roh. Mungkin dia akan mengambil sebagian untuk ditukar dengan item-item yang aku minta, dan aku tidak akan merasa seperti lintah karena mendapatkan barang-barang itu secara gratis.
Selain membayar nilai wajar untuk berbagai hal yang aku butuhkan, aku juga menyadari kalau aku tidak ingin terlalu berhutang budi kepada Garnet. Dia ramah kepada kami..... tapi dia juga seorang pengusaha yang cerdas. Aku punya firasat kalau berutang terlalu banyak kepadanya bisa kembali menghantui kami.
"Garnet-san, aku membawa sesuatu yang menurutku bisa membantu menutupi biayanya. Maukah kamu menilainya?"
"Hmm....? Dan apa itu?" Tanya Garnet.
"Getah pohon roh." Kataku, dan mata Garnet membulat.
"Apa?! Jadi, cerita kalau Pomera-dono memiliki kontrak dengan roh besar itu benar?"
Berbagai emosi berebut untuk menguasai wajah Pomera. Ras terkejut yang menang, namun rasa bersalah masih menjadi penantang yang kuat. Garnet kemungkinan besar berbicara tentang cerita ketika Philia menggunakan Sand of Dreams untuk menciptakan First Dragon dan mengalahkan Ragni yang kami temui di jalan dari Arroburg. Kemudian lagi, dia mungkin berbicara tentang Wolzottl.
"White magic, seni bela diri, dan sekarang juga spirit magic. Ya ampun, Pomera-dono, harus kukatakan, skillmu membuat iri semua orang." Kata Garnet sambil membungkuk dalam-dalam.
Pomera mencoba yang terbaik untuk menjaga ekspresinya tetap kosong dan bergumam.
"Y-Ya..... Terima kasih."
"Apa getah pohon roh benar-benar berharga?" Aku bertanya.
Garnet berjuang untuk mendapatkan Jade Dragon’s Eyes, yang merupakan item B-Rank. Getah roh adalah item A-Rank yang membuatku berpikir itu seharusnya berharga, namun rekam jejakku bukan yang terbaik saat menetapkan nilai gold ke dalam item.
"Ya, ya, tentu saja." Kata Garnet.
"Hanya beberapa roh terkuat yang berada di dalam pohon dunia, Yggdrasil. Kamu tentu saja harus memiliki kontrak dengan salah satu dari mereka dan kemudian menegosiasikan perdagangan untuk menerima getah pohon roh. Itu adalah tugas yang sangat sulit. Pomera-dono, untuk dapat menerima getah pohon roh pada usiamu ini...... Kamu sepertinya telah diberkati oleh roh. Nyatanya, kamu telah diberkati oleh seluruh dunia."
Saat Garnet berbicara, Pomera tersenyum kaku dan berkata. ".....Te-Terima kasih banyak."
Sementara itu, gambaran Wolzottl berbaring telentang dan meminta usapan di perut terus bermunculan di benakku.
"Getah pohon roh memiliki sifat restoratif yang kuat secara alami." Jelas Garnet.
"Selain itu, seiring dengan kemajuan ilmu alkimia, getah itu menjadi semakin berharga dan penting untuk kemajuan penelitian alkimia. Karena meningkatnya permintaan, raja roh memutuskan kalau getah pohon roh tidak boleh dibawa dengan mudah ke dunia lain. Bahkan roh tingkat tinggi tidak dapat mengeluarkannya semudah yang mereka lakukan di masa lalu. Aku akan sangat senang untuk membeli beberapa darimu."
Nah, pertanyaan itu terjawab. Aku menarik kantong dari tas sihirku. Di dalamnya ada sebagian getah pohon roh yang dibawa Wolzottl kepadaku. Dengan menggunakan beberapa botol susu kosong yang aku beli di pasar, aku memindahkan sekitar tiga perempat galon getah ke dalam wadah kaca agar mudah dibawa.
"......Dan apa ini?" Tanya Garnet, terlihat bingung.
"Ini, uh, ini dia." Kataku.
"Maksudmu.....?" Kerutan di wajahnya semakin dalam.
"Ini yang aku bicarakan, getah pohon roh."
"Semua ini? Semua ini adalah getah dari pohon roh?"
"Ya." Aku mengangguk, mulai khawatir kalau aku telah diperdaya oleh roh anjing.
Garnet menatap tajam antara aku dan botol-botol, lalu jatuh dari kursinya ke tumpukan di lantai.
"Garnet-san! Tolong tenangkan dirimu!" Aku menangis.
"Semua cairan di botol-botol itu adalah getah dari pohon roh?! Aku t-tidak percaya ini!" Teriak Garnet sambil menunjuk getah dengan jari gemetar.
"Tolong tenanglah!" Aku balas berteriak.
Getah pohon roh adalah sesuatu yang harus bisa didapatkan oleh setiap pengguna sihir roh. Aku tidak mengerti mengapa dia kehilangan kestabilannya begitu banyak ketika dia melihat hal yang nyata.
"Kanata." Katanya setelah mengambil waktu sejenak untuk menenangkan diri.
"Dulu, aku pernah bertemu dengan pengguna spirit magic yang memiliki kontrak dengan roh di atas level 100. Bahkan untuk penyihir yang layak itu, butuh perjuangan untuk mendapatkan getah pohon roh yang cukup untuk mengisi satu cangkir. Dan setetes dari itu bernilai lebih dari delapan juta gold."
Aku menatap botol yang kupegang di tanganku. Ini hanya sebagian kecil dari apa yang kuterima hanya dengan mengusap-usap perut Wolzottl.
Garnet melanjutkan, "Apa kamu yakin getah itu tidak diencerkan dengan sesuatu? Aku mengerti ini adalah pertanyaan yang kasar, tapi aku merasa sulit untuk percaya kalau roh membawa getah sebanyak itu ketika Raja Roh memerintahkan agar getah itu dilindungi. Pomera-dono..... dengan roh apa kamu membuat kontrak itu?" Tanya Garnet ketakutan.
Lily hanya sekitar level 400, dan dia dianggap sebagai ancaman bagi seluruh negeri. Wolzottl berada di atas level 2.000—namun ketika aku memikirkan anjing besar itu, yang bisa aku bayangkan hanyalah bulu biru cerah dan dua ekor yang bergoyang-goyang. Apa aku telah membuat diri kami berada pada suatu kesalahan tanpa kami menyadarinya?
"B-Bolehkah aku membukanya dan melihatnya?" Tanya Garnet.
"Tentu." Jawabku.
"Jika kamu perlu waktu untuk memeriksanya. Kamu dapat membawanya untuk sementara waktu."
"Tampaknya getah ini sungguhan, meski begitu..... meski begitu!" Garnet mengendus toples itu.
"Kanata, Mithril Wand tidak bisa dibeli dalam jumlah besar hanya dengan keputusanku. Tapi, jika getah ini asli, Mithril Wand ingin membelinya sebanyak mungkin. Hanya saja, jumlah ini jauh lebih banyak dari yang aku duga."
"Aku tidak keberatan menjualnya di bawah harga pasar, dan aku akan senang jika kamu hanya membeli sebanyak yang kamu butuhkan." Kataku.
Jumlah yang dibawa Wolzottl lebih dari yang kubutuhkan saat ini. Hasil terbaik bagiku adalah menjual stoples yang aku bawa sebagai ganti semua bahan yang kurang.
"Pertema-pertama, apa kamu akan berbaik hati mengizinkanku menunda memberimu jawaban sampai kami memastikan keasliannya? Sementara itu, aku akan dengan senang hati bertanggung jawab atas daftar item yang kamu butuhkan dan mengumpulkan semuanya untukmu sebagai gantinya." Kata Garnet.
"Aku akan sangat menghargainya." Kataku.
Kami terganggu oleh ketukan di pintu. Garnet berbalik ke arah pintu dan berteriak. "Apa?! Aku berada di tengah-tengah yang sangat penting—"
"Tuan, Kotone telah tiba! Jika kita tidak menyelesaikan persiapan sekarang....."
Garnet tampak cemas saat mendengar nama Kotone, dan aku bertanya-tanya apa dia begitu sibuk hari ini.
"Garnet-san, maaf telah menyita waktumu. Kami izin undur diri karena itu." Kataku.
"Aku benci terburu-buru, tapi......" Jawabnya dan kemudian menyampaikan harapan baiknya.
Aku terkejut mendengar nama Kotone. Apa dia juga terlibat dengan urusan utusan Kerajaan? Aku ragu hal ini terkait dengan Manga-nya.
Bagian – 2
POMERA, PHILIA, DAN AKU pergi melalui aula Guild.
"Um, haruskah kita menunjukkan itu kepada Garnet?" Tanya Pomera begitu kami setengah jalan kembali ke apartemen kami.
"Tidak apa-apa. Mungkin.... Umm, aku tidak sepenuhnya yakin. Tapi Garnet-san sepertinya tipe orang yang bisa menangani situasi sulit."
Garnet benar-benar luar biasa. Aku yakin kalau dia memahami fakta kalau aku berusaha untuk tidak menonjolkan diri dan melakukan yang terbaik untuk mengakomodasiku.
Saat itu, aku melihat tiga orang mengenakan armor logam biru dengan pola emas di atasnya — dua laki-laki dan satu perempuan. Mereka terlihat agak aneh bagi para petualang, karena pakaian mereka yang serasi.
"Siapa orang-orang itu?" Aku bertanya.
"Aku pernah mendengar tentang armor biru itu."
Kata Pomera dengan nada tegang.
"Mereka adalah Ksatria Kerajaan, kekuatan tempur terbesar negara ini."
Mereka sedikit lebih dari utusan sederhana yang aku bayangkan. Jika mereka adalah prajurit elit negara, apa itu artinya level mereka akan sesuai dengan reputasi mereka? Jika mereka adalah orang-orang yang ditugaskan untuk menjaga keamanan negara dari naga humanoid dan raja iblis, maka mereka seharusnya jauh lebih kuat daripada para petualang biasa.
"Tapi kenapa mereka ada di Manaloch?" Aku bertanya.
"Sungguh, mengapa kita harus bertindak sebagai pengantar barang seperti ini?" Seorang Ksatria laki-laki dengan rambut bob hijau, yang sepertinya memikirkan hal yang sama denganku.
"Mengapa kita diberi tugas yang tidak berharga seperti ini?"
Ksatria laki-laki lainnya, seorang laki-laki besar dengan mata hilang yang mungkin berusia sekitar empat puluh tahun, menjawab. "Ini hanya untuk berjaga-jaga. Yang Mulia adalah tipe yang khawatiran, dan kita mengikuti perintah kita tidak peduli seberapa tidak berharganya kita pikir hal itu."
"Aku mendengar kalau Manaloch adalah kota yang paling maju setelah ibukota, tapi apa hanya ini yang ada di sana?" Geram Ksatria perempuan itu dengan rambut ungu.
"Separuh alasanku datang dalam misi ini adalah untuk melihat-lihat, tapi ini buang-buang waktu saja."
Kekuatan tempur terhebat di negara ini atau bukan, mereka tampak sangat arogan di mataku.
"Mungkin sebaiknya kita tidak terlibat dengan mereka."
Kataku pelan, dan Pomera mengangguk.
Sayangnya, seseorang di dekat kami punya pemikiran lain.
"Jaga mulutmu!" Teriak seorang laki-laki berjubah merah flamboyan saat dia mendekati ketiganya.
"Tidak ada yang berbicara buruk tentang kota kami, dan aku tidak peduli meski kalian adalah Royal Knights! Lagi pula aku tidak melihat apa yang hebat dari kalian!"
Orang-orang Manaloch mencintai kampung halamannya dan bisa menjadi sombong dan dingin terhadap orang luar. Hanya ada beberapa kota sebesar ini di negara ini—dan mereka bangga akan hal itu.
Ksatria bermata satu itu mengangkat bahunya dengan kesal, namun perempuan berambut ungu itu tertawa dengan gigi taringnya dan bergerak maju.
"Jadi..... Apa peringkat petualangmu?" Dia bertanya.
"Tsk, aku C-Rank, tapi apa hubungannya dengan itu?"
Tanya laki-laki berjubah merah itu.
Dalam sekejap, perempuan itu melangkah maju dan menendang rahang laki-laki berjubah merah itu, menjatuhkannya ke tanah. Kemudian dia menginjak kepalanya di tempat dia jatuh, menekan wajahnya ke tanah. Menarik pedangnya, dia memegangnya di lehernya.
"Di Ibukota, kau tidak lebih dari kegagalan D-Rank. Mungkin ada bagus kau lahir di Manaloch." Katanya sebelum menarik pedangnya dan mengangkat kakinya.
Laki-laki berjubah merah itu merangkak menjauh darinya dengan erangan, sebelum berdiri untuk lari dengan gemetar. Ksatria itu tertawa saat dia melihatnya pergi.
"Kau menjatuhkan tongkatmu! Bodoh!"
Dia menginjak kakinya ke bawah, menghancurkan kristal yang terpasang di kepala tongkat itu.
Mereka benar-benar bukan tipe orang yang ingin aku terlibat di dalamnya. Siapapun yang bersedia menghunus senjata mereka di jalan yang ramai untuk menyelesaikan perselisihan kecil adalah sesuatu yang ingin aku hindari. Memang, hanya Ksatria perempuan itu yang melakukan kekerasan, namun teman-temannya pasti tidak melakukan apapun untuk menghentikannya.
"Philia benci orang-orang itu."
Kata Philia sambil menggembungkan pipinya dan mulai mendekati mereka, tapi aku segera meraih tangannya.
"Philia-chan, ketika kamu tidak menyukai seseorang, kamu harus menjauh dari mereka." Kataku pelan.
"Kupikir Guild Petualang ada di sekitar sini, tapi aku tidak melihatnya. Bennet, kau pernah ke sini sebelumnya, bukan?" Kata Ksatria bermata satu itu, dan Ksatria dengan potongan rambut bob—Bennet itu—mengangkat bahunya.
"Itu hanya pada misi yang terlalu dulu sekali."
Aku menarik lengan Philia untuk keluar dari sana secepat mungkin, namun kemudian Bennet menunjuk ke arah kami.
"Hei, kau, bawa kami ke Guild Petualang."
Aku menggantung kepalaku. Kami gagal melarikan diri.
"Aku sangat menyesal, tapi kami memiliki masalah yang sangat mendesak untuk diurus." Kataku, mencoba mencari alasan cepat untuk keluar dari sana.
"Jika kalian menuju ke arah itu, kalian akan langsung melihatnya. Tempat itu adalah bangunan besar dengan semua petualang berkumpul di sekitarnya......"
"Yah, kami punya masalah yang lebih mendesak. Kami bertindak atas nama raja sendiri. Atas perintah siapa kau terburu-buru?" Tanya Bennet saat matanya menyipit.
"......Aku akan tunjukkan jalannya." Kataku.
Sepertinya cara tercepat untuk menyingkirkan mereka adalah dengan memberikan apa yang mereka inginkan.
"Lihat, aku tahu kau akan meluruskan prioritasmu."
Kata Bennet sambil menepuk pundakku dua kali. Aku memaksakan senyum, sementara Philia memelototinya.
"Kau punya masalah, nona kecil? Aku harus memberitahumu, aku bisa sangat tidak dewasa. Aku tidak berpikir aku akan membuat ekspresi seperti itu."
Bennet tersenyum tipis saat dia mendekatkan wajahnya ke wajah Philia. Philia menjadi marah dan pergi untuk mengangkat tangannya. Pomera dan aku sama-sama menjadi pucat dan mencoba menahannya.
"Hentikan itu, Philia-chan! Kumohon!" Aku mendesis.
"T-T-Tolong dengarkan Kanata! Aku akan membelikanmu permen nanti!" Pomera menimpali.
Ksatria Kerajaan mungkin kuat, namun Philia berada di atas level 3.000. Jika dia tidak menahan diri, mungkin tidak banyak Manaloch yang tersisa.
"Hah, aku akan melepaskanmu sekali ini jika kau melakukan apa yang kakakmu itu katakan. Sekarang, cepatlah, kami tidak punya waktu seharian."
Kata Bennet, tidak menyadari kalau dia baru saja selamat dari kematian beberapa detik sebelumnya.
Dengan langkah cepat, kami memimpin tiga Ksatria itu menuju Guild Petualang.
"Kalian ini petualang, kan? Peringkat apa kalian?"
Tanya Bennet saat kami membimbing para Ksatria itu.
"Kami hanya C-Rank." Jawabku, dan Bennet menyeringai sambil melirik laki-laki bermata satu itu.
"Hah, orang sepertimu bisa mencapai C-Rank? Tidak heran kota Manaloch ini menyedihkan."
"......Kanata, bisakah kita berhenti menahan Philia?"
Bisik Pomera dengan cemberut.
"Ini akan segera berakhir." Bisikku kembali.
Guild mulai terlihat. Bennet mendongak dan berbicara.
"Ah, itu dia. Bagus. Kami sudah selesai denganmu sekarang."
Bennet mengusir kami dengan acuh, menyinggung sampai akhir. Tapi setidaknya kami berhasil mengakhiri pertemuan itu tanpa insiden. Saat itu, seorang laki-laki berwajah kumuh berlari dan menabrak Ksatria bermata satu itu. Ksatria itu segera melindungi dirinya dengan pedangnya yang bersarung dan mengarahkan laki-laki itu ke tanah. Laki-laki itu jatuh ke belakang.
"Beraninya kau? Apa yang membuatmu terburu-buru, hmm?" Tanya Ksatria bermata satu itu sambil menekan laki-laki itu ke bebatuan. Aku menghela napas karena sepertinya semuanya akan berakhir dengan pertarungan seperti momen sebelumnya.
Tiba-tiba, seorang perempuan yang sedang berjalan di dekatnya menerjang untuk menusukkan pisau ke punggung Ksatria bermata satu itu. Butuh beberapa saat bagiku untuk menyadari apa yang terjadi saat Ksatria itu mengerang kesakitan dan kemudian berbalik untuk memukul perempuan itu dengan sarungnya.
Terdengar teriakan, dan penduduk kota mulai melarikan diri sementara puluhan preman bersenjata mengelilingi kami.
"D-Dia mendapatkan!"
Raung Ksatria bermata satu saat dia berlutut.
"Mereka mengalihkan perhatianku dan kemudian menikamku dengan pisau beracun!"
"Hei..... Hei! K-Kau tidak dengar!" Bennet meringis saat dia berteriak, namun kesombongannya yang biasa tidak terdengar begitu percaya diri sekarang.
"Tidak masalah. Setidaknya ini membuat misi ini menarik." Kata Ksatria berambut ungu dengan senyum haus darah sambil menghunus pedangnya.
"K-Kanata, apa yang terjadi.....?" Tanya Pomera sambil mengamati area itu dengan bingung.
"Sepertinya mereka menargetkan para Ksatria itu." Kataku. Aku mencoba mengingat kembali peringatan yang kami terima dari Rosemonde sehari sebelumnya.
Apa yang dia katakan? .....Sesuatu tentang kelompok mencurigakan di kota. Semua bersenjata tapi tidak ada yang terdaftar sebagai petualang. Seseorang tampak seperti bandit di poster buronan. Mencoba menimbulkan kepanikan di kota dan hanya mencari waktu yang tepat untuk melakukannya.
Sepertinya para Ksatria itu adalah target mereka. Itu artinya hal ini adalah sesuatu yang jauh lebih besar daripada yang dibayangkan oleh Rosemonde. Orang-orang mencurigakan yang dilihatnya pasti hanya sebagian kecil dari kelompok yang lebih besar.
"Summoning Magic Level 8 : Flare Dragon!"
Di atas Guild Petualang berdiri seorang laki-laki dengan rambut merah rapi — wajahnya ditutupi perban dengan mata tak bernyawa mengintip keluar — dan di belakangnya seekor naga dengan sisik merah menyala muncul dari lingkaran sihir. Panjangnya lebih dari enam puluh kaki dengan kumis dan surai, membuatnya lebih mirip naga Asia daripada naga Eropa.
"Apa?! Itu Dogma si Fire Dragon! Dia punya surat perintah A-Rank di kepalanya!" Teriak Bennet sambil memelototi laki-laki itu.
"Ha ha ha! Sekarang, Ksatriaku yang baik, ayo kita bermain!"
Laki-laki itu melompat ke atas kepala naga suar, dan binatang itu terbang lurus ke arah kami, mulutnya terbuka saat menyemburkan banyak bola api. Bola api itu meniup celah di bebatuan di mana pun mereka mendarat.
"Gwah!" Ksatria bermata satu itu terlempar ke belakang oleh kekuatan bola api itu.
"Urgh! Kau akan mati jika kau menerima serangan langsung! Aku harus menyerang tubuh utamanya secepat mungkin!" Teriak Bennet saat dia menghindari bola api itu dan bergerak untuk menyerang.
Aku berdiri di depan Pomera dan Philia, menepis bola api itu dengan tangan kosong. Bola api itu bukan sihir, jadi mereka tidak terpengaruh oleh efek pertahanan anti-magic dari Lunaère's Robe—tapi bola api itu juga tidak sekuat itu. Kalian tidak akan memanggil roh yang sangat kuat hanya dengan mantra tingkat delapan. Roh itu mungkin hanya level 100, maksimalnya.
"Luar biasa, Kanata....." Kata Pomera.
"Pomera-san, ayo bantu para Ksatria itu!" Kataku.
Aku tidak tahan dengan mereka bertiga, tapi aku juga tidak akan membiarkan mereka menghadapi malapetaka di tangan beberapa bandit. Aku hanya berharap ini tidak akan menarik terlalu banyak perhatian untuk diriky sendiri.
Dua orang mendatangi kami, satu dari depan dan satu lagi dari belakang. Itu adalah langkah yang bagus di pihak mereka, namun level mereka tidak cukup tinggi untuk menjadi cukup cepat. Aku karate-choppe dagu mereka berdua, dan mereka pingsan di jalan, tidak sadarkan diri.
"Fire Magic Level 7 : Fireflies!" Seru Pomera.
Bola api muncul di udara di sekitar Pomera dan jatuh ke tanah. Ledakan itu merobek lebih banyak batu bulat dan membuat penyerang di dekatnya terbang mundur.
"S-Siapa sebenarnya kalian.....?" Kata Ksatria bermata satu itu, menatap kami dengan tak percaya dari tempatnya berbaring di tanah.
"Tsk!"
Ksatria berambut violet itu mendarat di dekat kami. Dia tampak seperti terkena pedang musuh. Armornya hangus dari bola api naga itu, dan luka baru mengalir di kulitnya.
Mereka tidak jauh lebih baik dari petualang A-Rank....
Ksatria berambut ungu itu berjongkok dan mengambil tas sihit dari A Bera bermata satu itu.
"Aku akan menjaga ini." Katanya.
"Itu ada di tanganmu sekarang.... kurasa aku.... selesai untuk......" Katanya.
Setelah itu, dia menyelinap di antara musuh dan lari. Apapun yang ada di dalam tas itu pastilah yang diincar para bandit itu.
"T-Tolong! Seseoranggg!" Teriak Bennet.
Aku melihat ke arahnya untuk melihat naga yang memegang Bennet di mulutnya saat menyeretnya ke tanah.
"Ha ha ha! Jangan kecewakan aku, para Ksatriaku! A-Hah! Coba dan hentikan aku jika kau bisa!"
Kemudian naga api itu mendatangiku, langsung.
Aku melihat wajah menangis Bennet dan menyadari kalau serangan sihir mungkin akan mengenai dia juga.
Aku menghunus Heroic Sword of Gilgamesh dan melangkah ke satu sisi untuk menebas naga api yang lewat itu. Naga itu terbelah, irisan di lehernya terbakar dari sihir pedang. Kepala naga itu jatuh ke tanah dengan raungan menggeram.
Naga itu mengerang kesakitan saat tubuhnya dikelilingi cahaya dan menghilang. Aku mengambil Bennet di lengan kiriku dan membawanya ke tempat yang aman sebelum membiarkannya jatuh ke tanah.
"Hah.... ha ha.... hah." Terdengar tawa lemah dari belakangku. Dogma tergeletak di tanah, terlempar dari kursinya di punggung naga api itu. Lengan dan kakinya bengkok ke arah yang tidak wajar.
"K-Kau..... terlalu..... kuat....." Katanya, lalu matanya berputar ke belakang, dan dia kehilangan kesadaran.
Aku tidak tahu apa yang sedang terjadi, tapi aku tahu kami telah mengakhiri serangan ini.
Bagian – 3
"WHITE MAGIC LEVEL 4 : HEAL." Pomera merawat luka Ksatria bermata satu dan Bennet.
"Apa kalian baik-baik saja?"
Baik Bennet maupun Ksatria bermata satu itu telah menerima serangan telak. Luka fisik mereka telah sembuh, namun mereka masih berusaha memahami apa yang telah terjadi.
"Pe-Petualang C-Rank macam apa yang berhadapan dengan roh level tinggi dan menyerangnya....."
Kata Bennet sambil melihat Dogma, yang masih tidak sadarkan diri.
Ksatria bermata satu itu lesu — dia sadar dan hidupnya tidak dalam bahaya, namun pisau beracun itu pasti telah menghabiskan banyak energinya.
"Tapi aku ingin kalian tahu, musuh yang lemah seperti itu tidak akan memiliki peluang melawan kami jika mereka bertarung dengan adil." Lanjut Bennet.
"Kami hanya baru saja lengah oleh serangan mendadak, dan pertarungan ini tidak berjalan sesuai keinginan kami. Aku akui kalian sendiri memiliki sedikit keterampilan, tapi mereka berfokus kepada kami dan itu memungkinkan kalian mendapatkan beberapa kesempatan murah. Dam juga karena kami memprioritaskan mengamankan item daripada mendapatkan kendali atas musuh."
"Huh, ok....." Kata Pomera.
"Ada apa dengan sikapmu itu?!"
"Kau bahkan tidak bisa mengucapkan terima kasih untuk ini?" Pomera menatap Bennet dengan ekspresi putus asa.
Bennet memandangi musuh yang roboh dan mendecakkan lidahnya.
"Tsk, berdasarkan ini, aku yakin info tentang misi ini sudah lama bocor Dogma si Fire Dragon adalah salah satu kepala honcho dari Cup of Blood."
Itu pasti nama kelompok yang mencoba mengambil apapun yang dibawa para Ksatria in dari Ibukota.
Fakta kalau para ksatria diserang di siang bolong tepat sebelum mereka dapat menyerahkan paket mereka ke Guild berarti kelompok ini tidak peduli jika mereka adalah Ksatria Kerajaan elit. Jika kami tidak ada di sana, mereka akan musnah.
"Bagus kami berhasil melawan mereka tanpa menjadi terlalu buruk." Kata Bennet seolah-olah merekalah yang melakukan pertarungan.
"Cukup luar biasa untuk menghabisi Dogma si Fire Dragon ketika dia memimpin serangan mendadak. Hal ini membuat keberuntungan keluar dari keburukan. Kami harus bertemu dengan Noelle secepat mungkin."
Aku mengira orang itu adalah nama Ksatria berambut ungu sebelumnya.
"Kanata..... Kita sangat dekat dengan Guild, tapi tidak ada petualang yang datang ke sini sebagai bala bantuan." Kata Pomera dengan kerutan gelisah.
Tiba-tiba, dinding di lantai dua Guild runtuh dan kaca di jendela depan pecah. Tampaknya ada pertarungan yang terjadi di dalam.
"Serangan itu masih berlanjut!" Teriak Bennet.
Kemudian jeritan datang dari arah yang berbeda sama sekali. Bukan hanya Guild—Cup of Blood menyerang seluruh Manaloch. Tapi jika target mereka adalah barang yang dibawa para Ksatria, tidak perlu menyerang seluruh kota.
Terlepas dari itu, eksekusi mereka sempurna—Ini tidak seperti ulah beberapa geng jalanan amatir. Apa mereka memiliki target lain selain item yang dibawa para Ksatria itu?
"M-Mustahil...... Cup of Blood tersebar di seluruh Kerajaan. Tapi skala penyerangan ini....." Kata Bennet, berjuang untuk menerima semuanya.
"Mereka seharunya mengumpulkan semua anggotanya di Manaloch. Jika itu masalahnya, siapa yang tahu berapa banyak penjahat di kelas yang sama dengan Dogma si Fire Dragon yang berkeliaran di jalanan? Bahkan mungkin pemimpin mereka, Big Arm Bosgin!"
Aku belum pernah mendengar tentang orang-orang ini, namun Cup of Blood terdengar seperti organisasi yang cukup berbahaya. Manaloch berada dalam masalah serius.
"......Pomera-san, ayo berpencar. Kamu pergi dengan Philia-chan, sembuhkan yang terluka parah dan lawan penyerang sebisamu." Kataku.
Kami bisa mencegah lebih banyak kerusakan jika kami menyebar. Aku khawatir karena kami belum mulai menaikkan level Pomera lagi, namun meskipun demikian, dia seharusnya tetap menjadi salah satu orang terkuat di Manaloch.
"B-Baiklah!" Pomera menjawab dengan anggukan.
Kotone berada di Guild Petualang. Aku juga mengkhawatirkannya, tapi dia S-Rank dan bisa menjaga dirinya sendiri. Aku perlu berpatroli di area lain.
Aku hendak kabur ketika Bennet mencengkeram kakiku.
"T-Tunggu, petualang C-Rank!"
Aku bereaksi terlambat dan tersandung, momentumku menyeret Bennet ke tanah dan membuatnya berguling.
"Gah! Ah!"
"M-Maaf! Itu tidak disengaja!" Kataku bilang. Aku bergegas ke sisinya dan membantunya berdiri.
"Dengan keadaan yang sedang berjalan, aku khawatir tentang Noelle. Dia mengambil tas sihir itu dan pergi. Kau harus membantu kami!"
Aku memalingkan wajahku darinya dan pergi untuk pergi. Dia mengunci kakiku lagi.
"Tunggu tunggu tunggu! A-Ayo, aku mohon kepadamu! Dan aku seorang Ksatria!"
"Kalian bertiga bukanlah urusanku." Kataku.
"T-Tapi akan sangat buruk jika organisasi kriminal itu mendapatkan item yang kami bawa!"
"Sangat buruk.....?"
Mata Bennet menyipit, dia tampak serius.
"Ya. Aku tidak akan pernah mendapatkannya. Orang tuaku akan menyangkalku, dan aku akan kehilangan warisanku. Padahal aku ini adalah anak sulung!"
Apa dia mencoba mempermainkanku?
Aku berbalik untuk pergi dengan jijik, namun Bennet melingkarkan lengannya di pinggangku dan tidak mau melepaskannya.
"A-A-Aku minta maaf! Tolong aku! Tolong bantu aku! Red Staff of Authority adalah jenis item yang bisa menyebabkan kerusakan mengerikan jika digunakan untuk kejahatan!"
Aku berpikir sejenak. Memang benar aku agak khawatir tentang item itu, dan saat ini aku menginginkan informasi lebih dari apapun. Aku tidak tahu banyak tentang orang-orang yang menyerang ini.
"Baiklah. Ayo cari Noelle. Kita akan tetap bersama sampai kita menemukannya." Kataku.
"H-Hanya sampai kita bertemu dengannya? Bagaimana setelah itu?! Bahkan jika kita lari dari Manaloch, Big Arm Bosgin bisa mengejar kita! Tolong, pertimbangkan kembali!"
Bagaimana mungkin orang ini memandang rendah semua orang padahal dia pengecut seperti ini?
"Kalau begitu aku akan membuat keputusan." Kataku.
"K-Kompromi yang bagus! Karena tidak punya banyak pilihan, aku akan menerima kondisimu."
Aku menghela napasku, bertanya-tanya berapa lama aku harus bersama dengan Bennet ini. Jika memungkinkan, aku ingin mendapatkan informasi sebanyak mungkin, lalu berpisah darinya.
"Red Staff of Authority..... Tongkat itu adalah item yang diperintahkan Keluarga Kerajaan untuk kami bawa ke Manaloch untuk diberikan ke Aries Hand." Jelas Bennet.
Dia melanjutkan dengan mengatakan kalau Red Staff of Authority adalah item yang dulunya milik seorang pendatang dari dunia lain. Pemiliknya adalah salah satu dari Four Heroes yang menghancurkan Nightmare Rites, sekelompok lima raja iblis level tinggi yang ada lebih dari tiga ribu tahun yang lalu.
Namun, sifat tongkat itu berarti seseorang tidak dapat menggunakan kekuatannya kecuali seseorang itu membuat kontrak dengan roh kuat yang tersegel di dalam tongkatnya.
"Aries Hand memiliki skill yang membuatnya mengabaikan kondisi item untuk menggunakannya. Beberapa alkemis di Royal Institute bahkan berpikir dia mungkin bisa mengeluarkan lebih banyak kekuatannya daripada pendatang dari dunia lain yang ada dari legenda. Mereka memutuskan untuk menganugerahkan item ini ke Aries Hand sebagai penanggulangan terhadap bencana monster."
"Begitu ya......"
Karena itulah Kotone dipanggil ke Guild. Sekarang segalanya mulai masuk akal. Di dunia di mana negara-negara dapat dihancurkan oleh bencana monster, kartu truf seperti Kotone bisa lebih kuat daripada pasukan mana pun.
"Tapi jika dia satu-satunya yang bisa menggunakannya, maka tidak berbahaya jika orang jahat mengambilnya, kan?"
Maksudku, apa yang sebenarnya akan mereka lakukan dengan Red Staff of Authority jika mereka mendapatkannya? Selain itu, bahkan tidak pasti seberapa baik Kotone dapat menggunakannya. Benar, para Ksatria itu mungkin kehilangan senjata yang berpotensi kuat, jadi bisa dibilang itu adalah masalah besar—tapi sepertinya itu tidak akan segera berubah menjadi krisis.
"Apa yang kau katakan itu, dasar petualang C-Rank bodoh! Aku akan hancur tahu!"
"Bennet-san, mungkin kau seharusnya tetap tinggal."
Bennet terbukti beban mati, dan dia tidak memiliki banyak informasi untuk membuatnya sepadan dengan waktuku. Aku bisa bergerak lebih cepat sendiri.
"I-Itu belum semuanya! Sungguh aneh Cup of Blood mempersiapkan ini dengan serius untuk serangan mereka!" Kata Bennet.
"Lanjutkan."
"L-Lihat, jika mereka tidak bisa menggunakan Red Staff, tongkat itu hanya hiasan mahal. Maksudku, tongkat itu memiliki nilai, namun motif mereka terlalu lemah untuk menyatukan semua Cup of Blood di satu tempat. Mereka biasanya tersebar di seluruh Kerajaan. Cup of Blood adalah bandit, tapi mereka bukan bandit biasa. Mereka memiliki banyak anggota yang bisa menyaingi petualang A-Rank."
Petualang A-Rank memang memiliki kekuatan yang cukup besar di Locklore. Orang dengan kekuatan seperti itu tidak akan pernah kekurangan uang selama mereka tidak menghabiskan semuanya. Mereka dapat memilih dan memilih pekerjaan apapun yang mereka inginkan. Menyerah menjadi bandit adalah pilihan yang mengatakan banyak hal tentang Cup of Blood.
"Terutama pemimpin mereka, Big Arm Bosgin."
Kata Bennet, masih melanjutkan.
"Hanya ada segelintir orang di Kerajaan yang levelnya lebih tinggi darinya. Dia bahkan menyaingi petualang S-Rank. Jika kami tahu dia akan datang, kami akan membawa seluruh pasukan Royal Knights. Jika dia ada di sini, Manaloch akan tamat."
Aku menelan rasa gugupku. Aku telah berpikir kalau Pomera seharusnya tidak bertarung terlalu keras selama itu melawan seseorang yang merupakan petualang A-Rank. Bosgin mungkin terlalu berbahaya untuknya.
Aku seharusnya lebih berhati-hati. Dengan melihat ke arah mana ini berjalan, aku pikir mungkin akan berakhir melawan seseorang sekuatku, jika tidak lebih kuat.
"Kombinasi Big Arm Bosgin dan organisasi Cup of Blood dapat dianggap sebagai naga humanoid." Kata Bennet.
Aku menghela napas lega. Jika Notts dihitung sebagai naga humanoid, dan Bosgin membutuhkan seluruh krunya untuk menjadi sekuat itu, maka aku tidak perlu khawatir untuk itu.
"Apa kau tidak menganggap ini serius?"
Tanya Bennet, alisnya berkerut.
"Ngomong-ngomong..... Aku tidak tahu kenapa Big Arm Bosgin begitu fokus pada Red Staff of Authority. Aku ragu pemimpin organisasi bandit terobsesi dengan sejarah. Bahkan jika dia menjualnya kepada orang kaya di negara lain, tongkat itu tetap tidak lebih dari sebuah hiasan. Hanya akan ada begitu banyak uang yang bisa dia dapatkan dari itu."
Mempertimbangkan dia harus membagi hadiah itu dengan lusinan bawahan yang dia bawa, sepertinya itu bukan rencana yang sangat menguntungkan.
"Jadi, dengan kata lain, menurutmu dia menemukan kegunaan lain dari Red Staff itu?" Aku bertanya.
Bennet mengangkat bahunya. "Itu tidak mustahil. Selain itu, item itu sudah disimpan di ruang harta selama berabad-abad. Kami bahkan tidak dapat mengantisipasi kerusakan seperti apa yang akan ditimbulkan oleh Red Staff of Authority itu jika digunakan untuk kejahatan. Item bisa meratakan seluruh Kerajaan."
Ada terlalu banyak hal yang tidak diketahui. Mempertimbangkan skenario terburuk, kami tidak bisa menganggap enteng Red Staff of Authority itu. Bennet mungkin brengsek, tapi kuputuskan kami harus memprioritaskan mendapatkannya kembali.
Selain itu, jika Bosgin bertujuan untuk mendapatkan Red Staff itu, kemungkinan besar kami akan bertemu dengannya juga. Aku ingin mendapatkannya secepat mungkin untuk membatasi kerusakan.
"Dan pikirkan juga aku! Jika hal ini berubah menjadi bencana besar, bukan hanya aku yang akan hancur! Keluargaku juga akan terseret ke dalamnya! Apa kau tidak bisa mengerti itu?!" Bennet memohon, tampak putus asa.
"Aku mengerti..... dan aku tidak terlalu peduli. Tolong berhenti membicarakannya." Kataku.
"Ini serius! Keluargaku telah menjadi Ksatria Kerajaan selama beberapa generasi! Jika aku gagal, bahkan ayahku bisa diusir dari deretan Ksatria! Ini adalah situasi yang tidak normal, tapi jika yang terburuk terjadi, mereka tidak akan mempertimbangkannya. Kita harus melindungi Red Staff of Authority, apapun yang terjadi!"
Aku bertanya-tanya apa aku dapat menemukan seseorang untuk membantuku lepas dari Bennet di sepanjang jalan.
Bagian – 4
KAMI MENEMUKAN DIRI SENDIRI terlibat dengan sekelompok bandit Cup of Blood di sebuah gang. Bennet dikunci satu lawan satu dengan salah satu bandit itu.
"Tidak terlalu buruk untuk penjahat, tapi hanya ini adalah akhir untukmu!" Kata Bennet.
Mereka terus bertukar serangan hingga Bennet menusukkan pedangnya ke jantung lawannya. Lawannya itu tidak bisa bereaksi cukup cepat, dan Bennet memberikan luka yang fatal.
"Baik, siapa berikutnya?"
Tanyanya sambil menoleh ke arahku.
"Aku sudah menanganinya, Bennet-san." Kataku, saat enam prajurit Cup of Blood lainnya roboh di sekitarku.
"Uh.... Oh, baiklah......" Bennet menurunkan pedangnya dengan bingung.
"Kurasa mereka tidak sekuat itu, hah."
"Ayo cepatlah, Bennet-san. Noelle dan Red Staff itu mungkin dalam bahaya, kan?"
"Benar......"
Bennet mengayunkan pedangnya, membuang darah darinya, lalu memasukkannya kembali ke sarungnya.
"Kanata, benar? Mengapa kau hanya seorang petualang C-Rank? Apa kau ingin aku memberikan kan bantuan kepadamu untuk menaikkan Rank-mu itu?"
"Tidak, aku hanya ingin naik pelan-pelan."
"Uh, tentu......" Kata Bennet, lalu dia mengerutkan kening dan melihat ke sebuah gedung.
"Aku baru saja mendengar teriakan Noelle di seberang! Mari kita mencarinya!"
"Wind Magic Level 3: Fluegel." Kataku, dan lingkaran sihir mengelilingiku, mengangkatku ke atas.
Aku meraih bahu Bennet dan mendorongnya dari tanah, meluncurkan kami ke atap terdekat. Bennet tersandung saat mendarat dan hampir jatuh, tapi aku menahannya agar tetap tegak.
"Apa kau baik-baik saja?" Aku bertanya.
"K-Kau seharusnya memberi peringatan untuk itu dulu! Aku senang dengan jalan pintas, tapi aku belum siap untuk itu!"
Aku menoleh ke sisi lain gedung untuk melihat lapangan terbuka. Di tengah Noelle diikat ke beberapa papan kayu, lengannya direntangkan sehingga membentuk salib.
"N-Noelle!" Teriak Bennet.
Noelle tampak bernapas, namun tidak ada kehidupan yang terlihat di wajahnya, dan rambut ungunya tergerai lemas. Pergelangan tangan dan lehernya dililit tanaman merambat berduri.
Di depannya berdiri dua orang — seorang laki-laki dan seorang perempuan. Laki-laki itu bertelanjang dada dan membawa kapak besar dengan sinar ungu yang aneh. Dia mengenakan kain hitam di atas kepalanya, dengan bekas luka dimatanya.
Sedangkan yang perempuan itu berambut hitam dan seluruhnya dibalut perban. Dia tinggi — hampir enam setengah kaki — dan mengenakan gaun hitam sederhana seperti yang biasa dikenakan perempuan ke pemakaman, bersama dengan topi bertepi lebar berwarna gelap.
"Itu Bahar si Executioner dan Healis si Thorn Witch! Salah satu dari mereka akan setara dengan petualang A-Rank!" Kata Bennet, menjadi pucat.
"Mereka terkenal?" Aku bertanya.
"Mereka adalah pembunuh yang kejam. Jika keduanya digabungkan kekuatan mereka bisa membunuh lebih dari seribu orang. Aku tidak berpikir mereka adalah tipe penjahat yang tertarik dengan organisasi, jadi aku terkejut melihat mereka bekerja dengan Cup of Blood. Bahar sangat buruk, kami telah kehilangan dua Ksatria Kerajaan karena dirinya. Kapaknya menggunakan logam beracun yang langka dan awalnya merupakan artefak milik negara lain. Goresan kecil saja sudah cukup untuk membunuhmu."
"Ahh, jadi kau tahu tentang Hydra-ku, Violet Dragon Axe?" Kata Bahar, menatap kami dan tertawa dari balik topengnya.
"Aku merasa beberapa Ksatria lain akan datang jika aku menyiksa teman mereka di sini. Aku benci dipandang rendah, jadi turunlah dari atap dan turun ke sini dan lawan aku, orang lemah."
Bahar menyiapkan kapaknya untuk menyerang Noelle. Bennet menjadi marah.
"Hei, Kanata, bukankah menurutmu itu sempurna? Dua lawan dua? Kau melawan Healis, aku akan melawan Bahar. Aku punya urusan dengannya." Kata Bennet.
"Aku tidak keberatan, tapi—"
"Berhati-hatilah. Healis bisa menggunakan white magic dan death magic. Mereka bilang dia berubah menjadi semacam monster di bawah semua perban itu. Dia mungkin akan bergerak untuk pertarungan jarak dekat, karena dia dapat menerima pukulan dan mencoba menjebakmu dengan tanaman merambat berduri.... tapi dia pasti memiliki kartu truf lain di lengannya. Maaf karena membuatmu harus melawannya, dia bisa menjadi lawan paling berbahaya di Cup of Blood. Jika keadaan berjalan buruk, jaga jarak dan bertahanlah. Aku akan datang membantu secepat mungkin."
"Terima kasih atas peringatannya."
"Hei, hei, kau membuatnya terdengar seperti aku tidak terlalu mengancam." Teriak Bahar, mengetukkan kapaknya ke tanah.
"Turun ke sini dan aku akan menunjukkan kepada kalian berdua arti sebenarnya dari neraka."
Aku melangkah maju dan melompat turun dari atap.
"H-Hei, datang saat bersama denganku, idiot! Mereka berdua akan mendatangimu sekarang!"
Teriak Bennet, mengejarku.
"Kau pikir aku akan menyia-nyiakan diriku untuk melawan lawan yang lemah?" Kata Bahar mencibir kata-kata Bennet.
Aku mendarat. Healis, yang berdiri diam sampai sekarang, mendatangiku. Aura yang dia pancarkan tidak seperti manusia dan lebih seperti monster yang aku lawan di Cocytus. Aku perhatikan jari-jarinya anehnya panjang dan kulitnya di bawah perban berwarna merah tua.
"Earth Magic Level 6 : Malice Thorn!"
Kata Healis dengan suara serak. Tanaman merambat berduri hitam yang tak terhitung jumlahnya membentang dari jari-jarinya ke arahku.
"Kanata! Bukankah aku sudah bilang untuk menjaga jarak?!" Teriak Bennet.
Terserah saja. Jubah Lunaère memiliki resistensi penuh terhadap mantra level kesepuluh atau lebih rendah. Tanaman merambat hitam layu dan mati saat mereka menyentuhku. Healis terguncang dan berhenti.
"Apa kau orang bodoh atau apa? Hanya orang idiot sepertimu yang membiarkan dirimu terbuka. Jangan salah nak, ini pertarungan sampai mati."
Kata Bahar sambil mengayunkan kapaknya ke arahku dari belakang.
Aku meraih tanaman merambat hitam yang layu dan menarik, mengayunkan diriku. Tanaman merambat menarik Healis bersama mereka, dan aku menggunakan tubuhnya untuk memblokir kapak yang masuk.
"Gah!"
Bilah kapak Bahar tenggelam ke punggung Healis.
"Apa.....?"
Aku mengikuti dengan tendangan ringan ke sisi kepala Bahar sementara dia berjuang untuk melepaskan senjatanya. Kekuatan tendanganku membuatnya terbang, dan dia menjatuhkan kapaknya sebelum menabrak batu yang diukir dengan gambar naga. Sisa dinding runtuh menimpanya beberapa saat kemudian.
Bennet berlari berhenti di belakangku. Dia memandang Bahar, lalu Healis, wajahnya tanpa ekspresi. Karena Bennet baru saja mengatakan kalau Healis tangguh, aku berharap dia bangkit dari itu, tapi aku kira dia tidak sekuat itu. Racun pada Violet Dragon Axe yang bisa membunuh hanya dengan goresan ternyata bekerja dengan sangat baik.
"Maaf, aku tidak bermaksud mencuri lawanmu. Tapi itu bukan masalah, kan?"
Aku bertanya ketika aku kembali ke Bennet. Dia bolak-balik menatap antara Bahar dan Healis untuk beberapa saat, tercengang, lalu kembali kepadaku.
Dia mengerutkan bibirnya dan kemudian tergagap.
"K-Kanata..... Apa kau ingin menjadi seorang Ksatria?"
"Tidak, tapi aku menghargai tawaran itu."
Setelah itu, kami berhasil melepaskan Noelle dari papan kayu. Luka-lukanya sangat parah, tapi dia mungkin masih hidup jika kami bisa menyelamatkannya. Bennet menyuruh Noelle meminum ramuan yang membuatnya sadar kembali.
"U-Urgh..... B-Bennet?"
"Aku senang kau baik-baik saja. Musuh ada di mana-mana, dan aku datang secepat mungkin." Katanya.
"Terima kasih..... Kau sudah menyelamatkanku."
"Yah.... Sebenarnya aku tidak melakukan sebanyak itu." Tambah Bennet dengan suara rendah.
"Ngomong-ngomong, di mana Red Staff itu?"
"Item hilang. Seorang laki-laki yang mirip Bosgin membawanya bersama tas sihirnya......" Kata Noelle lemah. Bennet jatuh ke tanah.
"T-Tidak..... s-semuanya sudah berakhir.... maafkan aku, ayah......"
Yah, sepertinya ini berubah menjadi situasi yang menjengkelkan. Pemimpin Cup of Blood sudah memiliki Red Staff of Authority itu. Dia telah mencapai tujuannya dan aku tidak akan terkejut jika dia sudah meninggalkan Manaloch.
Bennet menoleh kepadaku dengan tatapan memohon di matanya.
"K-Kanata! Tolong bantu aku mendapatkan Red Staff itu kembali! Kita berteman sekarang, kan? Kita bisa mengejar Bosgin! Jika kita berdua bertarung, kita mungkin bisa melawan musuh sepertinya!"
"Berteman itu sepertinya agak sulit....." Kataku.
"A-Aku minta maaf karena bersikap kasar sebelumnya! Tapi kumohon!"
"Aku tidak bisa meninggalkan Manaloch dalam keadaan seperti sekarang ini. Selain itu, kami bahkan tidak yakin akan menemukan tongkat itu jika kami meninggalkan Manaloch, dan aku berutang banyak kepada orang-orang di sini. Kita harus berpisah sekarang." Saranku, dan bahu Bennet merosot karena kecewa.
"Ya.... kau benar. Aku harus membawa Noelle ke tempat yang aman, dan sepertinya anggota Cup of Blood masih ada di kota."
Tapi apa Bosgin benar-benar pergi? Bennet sendiri pernah mengatakan ada yang aneh dengan ini. Ada terlalu banyak hal yang tidak diketahui seputar serangan Cup of Blood ini. Tergantung pada motif mereka yang sebenarnya, Bosgin mungkin masih bisa berada di Manaloch.