Bonus Story :
The Lich and the Beast of Death
Bagian – 1
BEBERAPA HARI SETELAH penyerangan terhadap Manaloch. Kanata, Pomera, dan Philia pergi ke hutan di luar kota dan memanggil roh Wolzottl untuk bermain dengannya.
"Woof, woof, woof!"
Wol berbaring telentang sementara Kanata mengusap perutnya. Anjing raksasa itu mengeluarkan suara senang seperti sedang geli namun juga berguling-guling seperti sedang menikmatinya.
Roh menanggapi panggilan dari manusia, tapi biasanya, mereka menginginkan semacam transaksi sebagai balasannya. Ada beberapa roh yang hanya tertarik dengan manusia, namun mayoritas membutuhkan semacam pertukaran yang setara. Jika kalian menerima bantuan mereka tanpa memenuhi permintaan mereka, mereka akan membatalkan kontrak.
Pembayaran yang diinginkan Wol adalah kasih sayang. Itu bukan sesuatu yang bisa mereka lakukan di kota, namun Kanata pergi jauh ke dalam hutan di mana tidak ada yang melihat sehingga dia bisa bermain dengan roh anjing itu dan membalas semua yang telah roh itu lakukan. Terlepas dari penampilannya yang menakutkan, Wol hanyalah anak anjing yang besar, kuat, dan kesepian.
"Kanata.... apa kamu tidak takut?" Tanya Pomera.
Pomera dan Philia mengawasi dari jauh. Philia bersembunyi di belakang Pomera dan mencengkeram jubah white mage itu dengan gelisah.
"Aku selalu menyukai binatang. Aku dulu punya seekor kucing, dan ketika aku masih muda, aku selalu bermain dengan anjing kakekku." Kata Kanata.
"B-Bukan itu yang aku maksud."
"Mereka jelas suka ketika perut dan kepala mereka diusap, dan elusan di pangkal telinga mereka, tapi mereka juga sangat menikmati ketika dagu atau pinggul dan bahu mereka di usap. Otot mereka mudah kaku, jadi triknya adalah mengusapnya cukup keras untuk melepaskan ketegangan. Ada beberapa yang tidak suka itu, jadi kamu hanya perlu melihat bagaimana reaksi mereka." Lanjut Kanata tanpa sadar sambil membelai Wol.
"Woof!" Wolzottl menjulurkan lehernya dengan gembira, dan Kanata menggaruk bagian bawah dagunya.
"Awooo.....waah....."
Roh itu membuka mulutnya lebar-lebar dan menguap lebar yang memamerkan semua giginya yang bersinar. Ketika Philia melihat itu, dia melompat keluar dari belakang Pomera dan berlari ke arah Wol.
"J-Jangan makan Kanata! Philia tidak akan pernah memaafkanmu!" Philia berteriak.
Wol menatap Philia dengan memiringkan kepalanya dengan bingung. Philia melompat ketika mata mereka bertemu, namun dia menahan pandangannya dengan kuat dan dia mengangkat tinjunya.
"Ph-Philia, itu berbahaya! Philia dan aku seharusnya benar-benar menjauh, Kanata. Aku tidak yakin itu aman...." Kata Pomera sambil menarik tangan Philia.
Mulut Philia berubah menjadi cemberut, dan dia terus memelototi Wol. Ekor kembarnya terangkat dan mulai berayun maju mundur. Cara Philia bertindak sepertinya membuatnya bertanya-tanya apa dia akan bermain dengannya juga.
"Oh.... T-Tunggu dulu, Wol. Tenanglah."
Kata Kanata saat melihat bagaimana ekor Wolzottl bergoyang-goyang. Roh anjing itu memiliki kebiasaan melompat ketika dia terlalu bersemangat. Jika dia adalah anjing biasa, itu mungkin lucu, tapi dia adalah roh alami berevel 2.000 yang tingginya lebih dari sepuluh kaki. Bermain dengannya terbukti fatal bagi kebanyakan orang di Locklore.
"Awoo!"
Wolzottl melompat dan bergegas menuju Philia. Wol sangat berharap salah satu gadis itu akan memutuskan untuk bermain dengannya, dan sekarang salah satunya! Hari ini berubah menjadi hari yang fantastis.
Philia melompat kaget dan mencicit tepat sebelum Wol menjatuhkannya ke tanah dalam kepulan debu.
"Philia?!" Teriak Pomera saat Kanata bergegas mengejar Wolzottl.
Wol sedang duduk di atas Philia, menjilati wajahnya.
"Woof, woof, awoo!"
"Aaah! Kanata, K-Kanata, tolong! Dia memakan Philia!"
Teriak Philia saat dia melambaikan tangannya dengan kaget, tidak bisa lepas dari roh saat dia meneteskan air liur di wajahnya.
"Wol, hentikan itu! Philia jadi ketakutan!" Panggil Kanata.
"Unnn....." Rengek Wol saat Kanata berhasil menarik anjing itu.
"Ph-Philia! Philia, kamu baik-baik saja?! Tolong bertahanlah! Apa jiwamu dimakan?!"
Teriak Pomera sambil memeluk Philia.
Kanata mengira dia sedikit dramatis, namun lidah Wolzottl benar-benar memiliki kekuatan untuk menarik mana dari orang lain.
"Ugh.... lengket sekali....." Philia mengerang.
"Philia pikir dia akan makan siang......"
Meskipun Philia diterjang dan dijilat oleh Wolzottl, Philia tidak disebut Dewa Teror di zaman kuno tanpa alasan.
Kanata merasa lega kalau Philia baik-baik saja, tapi dia juga diam-diam berharap Philia pada akhirnya akan mengatasi rasa takutnya pada anjing dan berteman dengan Wolzottl. Seseorang harus berada di sekitar level 2.000 untuk bertahan dengan bermain dengan Wolzottl, dan tidak banyak orang seperti itu di dunia.
Tiba-tiba, Kanata melihat ke langit.
"Ada apa, Kanata?" Tanya Pomera.
"Aku hanya merasa seperti ada yang memperhatikanku.... Mungkin itu hanya imajinasiku."
Kata Kanata, tapi dia menggigit bibirnya. Rasanya sama seperti saat dia menghadapi urutan penghancuran diri Red King. Dia yakin ada yang baru saja mengawasinya, dan satu nama membebani pikirannya yaitu : Naiarotop.
Bagian – 2
SEMENTARA itu, Lunaère duduk di tembok kota Manaloch yang tinggi. Rambut putihnya yang indah terlihat dari jubah hitamnya.
Di tangannya ada kristal kuning bercahaya, dan di dalamnya ada gambar Kanata bermain dengan Wolzottl.
"Roh anjing itu menggemaskan..... Aku sangat senang Kanata bisa menikmati dirinya sendiri." Kata Lunaère sambil tersenyum sambil menutup mulutnya dengan ujung jarinya.
"Lunaère, kupikir kamu harus berhenti memata-matai." Kata Noble kesal.
"A-Apa yang kamu bicarakan? Aku hanya..... hal-hal buruk terus terjadi di sekitar Kanata, aku khawatir.... jadi aku hanya memeriksa bagaimana keadaannya! Yang aku lakukan ini bukan memata-matai."
"Jelas terlihat seperti memata-matai."
"S-Selain itu, kamu bilang aku harus berhenti menggunakan Medjedross untuk terus mengawasinya. Dan kamu benar, menggunakan roh itu untuk mengawasi Kanata itu buruk. Aku telah memperbaiki caraku itu." Katanya dengan tatapan puas.
"Kristal ini berbeda. Kristal ini bukan roh."
"Apa.... Tidak! Bukan itu! Bukan roh yang membuat memata-matai itu jadi hal buruk." Jawab Noble.
"Roh adalah makhluk gaib, banyak dari mereka memiliki akses ke kekuatan aneh. Aku mengerti sekarang kalau menggunakan mereka untuk menonton Kanata ketika dia sedang dalam privasinya bukanlah hal yang baik."
"Hal itu tidak perlu dikatakan lagi. Tapi bukan itu aku—"
"Meskipun kristal ini dapat disesuaikan dengan sihir, kristal ini benar-benar hanya mampu melakukan pengintaian normal. Kristal mungkin berkinerja sedikit tinggi setelah aku habiskan beberapa waktu untuk menyempurnakannya, tapi kristal untuk melihat jauh dijual di toko-toko Manaloch. Hal ini benar-benar normal. Aku tidak bisa mengamatinya dua puluh empat jam sehari, dan aku tidak bisa melihat ke dalam ruangan. Bisa dibilang kristal ini dalam batas yang masuk akal..... Ya, seolah-olah aku sedang berjalan melewati hutan."
"Itu hanya berarti kamu berubah dari penguntit yang efektif menjadi penguntit yang buruk!" Teriak Noble dengan marah, menyebabkan Lunaère melompat.
"Kenapa kamu bisa seperti ini dengan Kanata? Ketika kita tinggal dengan Kanata di Cocytus, tapi kamu tidak pernah seburuk ini......"
Lunaère mengerutkan keningnya namun tidak bisa segera menjawabnya.
"T-Tapi jelas ada yang mengejar Kanata." Katanya.
"Tidak ada penjelasan lain untuk semua peristiwa berbahaya yang terjadi di dekatnya. Mungkin saja aku menaikkan levelnya terlalu tinggi dan sekarang dia menarik perhatian makhluk tinggi. Jika itu masalahnya, aku harus melindunginya. Apa kamu mengatakan kalau aku harus membiarkan Kanata mati?!"
"T-Tentu saja tidak, tapi...."
Lunare menghela napasnya. "Apa kamu sudah selesai, Noble? Bukannya aku mengawasi Kanata hanya karena aku ingin memata-matai dia. Jangan sembarangan membuat asumsi tentangku."
"M-Maaf..... Tunggu, tapi bagaimana dengan masa lalumu.....?" Untuk sesaat, Noble memelintir lidahnya karena tidak nyaman, namun kemudian dia dengan cepat menariknya kembali ke dalam mulutnya.
Noble hampir jatuh ke dalam perangkap retorisnya.
"Lunaère, jika semua itu benar, bukankah seharusnya kamu berbicara langsung dengan Kanata?! Sudah kubilang berhenti mengawasi secara diam-diam! Hampir saja—kamu hampir membuatku tertipu!"
"A-Aku akan berbicara dengannya jika aku bisa! Tapi aku bilang kepadanya aku akan kembali ke Cocytus! Dan apa yang harus kukatakan kepada gadis Half-Half-Elf itu jika aku bertemu dengannya lagi?!"
"Kamu tidak mungkin!" Noble menghela napas berat.
"Dan..... ketika aku memikirkan gadis Half-Elf itu bersama Kanata sepanjang waktu..... itu membuatku kesal. Dia mengenal Kanata dengan cara yang belum pernah aku lakukan. Dia merawatnya saat aku tidak bisa melihatnya. Mereka semakin dekat, dan memikirkan hal itu..... Dan bahkan jika dia menjadi yang ketiga dari kami—Kanata, gadis itu, dan aku—yang bisa kupikirkan hanyalah aku akan berada di sana dan tidak tahu harus berkata apa sebagai mereka berdua dan melakukan percakapan yang menyenangkan.... aku tidak tahu apa yang akan aku lakukan jika aku harus berinteraksi dengan gadis itu sepanjang waktu."
Tangan Lunaère bergetar hanya dengan memikirkannya.
"Penyendiri yang pesimis......"
"Jadi apa yang kamu harapkan! Aku menghabiskan seribu tahun di Cocytus jadi aku tidak pernah bertemu dengan siapapun!"
"Baik, aku mengerti. Aku tidak akan memaksamu, jadi lakukan apapun yang kamu mau."
Noble ambruk di atas tembok seperti dia terlalu lelah untuk menghadapinya lagi. Dia membuka mulutnya dan membiarkan air liur menetes keluar.
"Ngomong-ngomong..... roh anjing Kanata sangat imut. Aku ingin mencoba mengelusnya juga. Aku memang memiliki aura ketidakmurnian, jadi aku tidak akan bisa terlalu sering mengelusnya—bahkan jika aura itu ditekan oleh jubahku."
"Imut.....? Dia terlihat sangat berbahaya bagiku. Jika kupikirkan semua roh yang memiliki kontrak denganmu lebih menyeramkan jika dibandingkan."
Lunaère mengangkat kepalanya, sepertinya dia baru saja mendapat ide bagus.
"Itu dia! Aku akan membuat kontrak dengan roh Kanata!" Lunaère berkata.
"Hah?"
"Jika aku melakukan itu, aku bisa membuat roh itu mengawasi Kanata! Aku bahkan bisa merasakan Kanata dadi arah tertentu menggunakan roh itu!"
"Persis seperti itulah yang akan dilakukan penguntit! Aku pikir kamu baru saja mengatakan kalau kamu tidak akan menggunakan roh untuk memata-matai dia lagi!"
"A-Aku kebetulan membuat kontrak dengan roh yang sama dengan Kanata. Itu bukan memata-matai. Ini seperti bertanya kepada teman bersama bagaimana keadaannya. Itulah yang dilakukan orang normal. Tujuan utamaku adalah membuat kontrak dengan roh anjing yang lucu itu!"
Noble menghela napas berat lagi. Bagaimana dengan kebetulan ini? Bagaimana dengan hal normal ini? Tentu saja, normal untuk bertanya kepada seorang teman bagaimana kabar teman lain, tapi tidak normal untuk berteman secara khusus dengan tujuan menanyakan tentang seseorang yang kalian cintai tapi menolak untuk mengajak mereka bicara. Hal itu menjadi aneh.
"Kamu terlihat seperti ingin mengatakan sesuatu, Noble."
"Ya, aku pikir..... kamu tahu itu? Nah. Kamu hanya melakukan apapun yang kamu inginkan."
Lunaère dengan cepat memutuskan untuk membeli barang-barang di Manaloch yang dia perlukan untuk memanggil roh Kanata.
◆◆◆◆◆
Kanata menggunakan Four Gates Ceremony ketika dia pertama kali memanggil Wolzottl. Dia telah menawarkan empat item yang akan diambil oleh roh itu, dan sebagai imbalannya, dia setuju untuk merundingkan kontrak permanen.
Hanya perubahan kecil pada item yang ditawarkan atau kondisi pemanggilan yang bisa berarti Lunaère akhirnya memanggil roh yang sama sekali berbeda — sulit untuk menentukan sebelumnya roh apa yang akan menjawab panggilan upacara ini sampai dia benar-benar melakukannya. Ini akan menjadi rumit.
Lunaère menghabiskan satu hari berkeliling Manaloch untuk membeli barang-barang yang diperlukan. Keesokan harinya, dia pergi jauh ke dalam hutan tempat Kanata memanggil Wolzottl dan mengatur empat item untuk mempersiapkan Four Gates Ceremony.
"Aku tidak bisa menyiapkan item yang sama persis dengan yang digunakan Kanata, jadi sepertinya aku harus membuat beberapa penyesuaian dengan manaku. Ini tentang bagaimana dengan hasilnya, benar?" Lunaère berkata.
Lunaère menciptakan lingkaran sihir, meletakkan tangannya di tengah, dan menuangkan mana ke dalamnya.
"Roh yang bersemayam di dalam bumi, pinjamkan kekuatanmu kepada anak manusia ini."
Cahaya dari lingkaran sihir tumbuh sebagai respons terhadap panggilan Lunaère. Empat item yang digunakan untuk Four Gates Ceremony menghilang ke dalam cahaya, dan roh berwujud anjing biru besar muncul di depan Lunaère. Roh itu tidak diragukan lagi adalah roh yang dipanggil Kanata : Wolzottl.
"Mereproduksi hasil yang sama memang sulit, tapi kamu bisa melakukannya dengan benar. Kita masih bisa mengandalkan skill sihirmu, setidaknya." Kata Noble.
"'Setidaknya' tidak diperlukan, Noble." Jawab Lunaère.
"Bukan berdasarkan sikapmu akhir-akhir ini....."
Bahkan jika Lunaère menggunakan Four Gates Ceremony untuk memanggil roh yang diinginkan, itu tidak berarti kontrak pemanggilan selesai. Hal itu hanya berarti roh datang untuk bernegosiasi. Langkah selanjutnya adalah membuatnya menerimanya. Berharap roh itu tidak keras kepala.
Lunaère tidak khawatir tentang itu. Dia telah menyaksikan Kanata membuat kontrak dengan Wolzottl, dan dia menyadari kepribadian Wol yang mencintai orang. Roh itu dengan cepat menerima Kanata hanya karena dia bisa menangani sifat bermain-main Wolzottl.
Wolzottl membuka mata emasnya. Dia melihat Lunaère di depannya, dan kedua ekornya mulai bergoyang kegirangan. Sikapnya membuat Lunaère sedikit tersenyum. Dia mundur selangkah dan menghadap Wolzottl.
"Noble, mundur. Roh-san, kapan pun kamu siap." Katanya.
"Awooo!"
Wol melolong dan menyerbu Lunaère. Dia mengangkat tangan kanannya dan dengan lembut menekan dua jari ke dahinya saat dia menerjang. Dia berhenti di jalurnya.
"Uun?"
Wol mencoba mengangkat kepalanya, namun tidak mau bergerak. Kedua jari itu benar-benar membatasi gerakannya, tapi Wolzottl tidak mengerti kenapa.
Wol telah bekerja sangat keras dan menghabiskan begitu lama mencari manusia yang bisa berteman dengannya, tapi dia tidak pernah dapat menemukannya. Kemudian dia akhirnya bertemu Kanata. Kanata bisa mengikutinya selama bermain bahkan jika dia membiarkan dirinya sedikit gila. Dia sangat gembira dan menandatangani kontrak dengannya.
Tapi Wolzottl tidak pernah menyangka kalau ada manusia yang bisa menanganinya semudah anak anjing. Kekuatan tekel Wolzottl mendorong tudung jubah hitam Lunaère ke belakang, memperlihatkan wajahnya. Mata zamrud-dan-merah tua dua warna menatapnya, dan dia tersenyum ketika aura ketidakmurniannya mulai bocor.
Sementara hanya sebagian kecil dari aura ketidakmurniannya yang dilepaskan, Wolzottl adalah roh dengan hidung untuk mana dan aura. Terlambat, dia mengerti persis apa yang dia lompati.
"Kamu tampak energik." Kata Lunaère, matanya berkerut tersenyum.
"Duduk."
"Uun..... woof....."
Wolzottl duduk dengan sedih di tempatnya.
"Anak baik."
Lunaère menatap leher Wol dan dengan lembut meraihnya dan memalingkan wajahnya ke arahnya. Tubuh Wolzottl menegang karena terkejut.
"Hee hee, menyentuhnya seperti ini, hampir memberi ilusi kalau kehangatan Kanata masih ada di sini. Tentu saja itu tidak mungkin, karena sudah sehari sejak Kanata menyentuhnya. Aku hanya sedikit cemburu pada Wolzottl, meski dia adalah roh." Kata Lunaère.
"Jangan mengatakan hal-hal seperti itu. Itu menyeramkan." Kata Noble.
Lunaère berpikir tentang saat Kanata bermain dengan Wolzottl sehari sebelumnya, dan ekspresinya berubah menjadi kegembiraan linglung saat dia meremas tangannya di bulu Wol. Rasanya menyenangkan menyentuhnya—namun ketika Lunaère berpikir tentang bagaimana Kanata memeluk Wol, dia tidak bisa tidak memikirkan bagaimana rasanya ketika Kanata memeluknya di Cocytus. Karena aura ketidakmurniannya itu, Lunaère hanya bermaksud untuk membelai bulunya dengan ringan, namun segera jari-jarinya menggosok leher Wol dengan tergesa-gesa.
Saat Lunaère melakukannya, anjing besar itu mundur dan gemetar. Seseorang dengan identitas yang tidak diketahui — yang jauh lebih kuat darinya dan mengeluarkan aura ketidakmurniannya— dengan paksa mencengkeram lehernya sambil terlihat gembira. Wol tidak tahu bagaimana ini bisa terjadi, atau mengapa gadis di depannya ini memanggilnya, atau mengapa dia mencengkeram lehernya.
Tapi Wol tahu dia merasa terancam. Semua makhluk hidup secara insting menolak aura ketidakmurnian itu. Aura itu agak berkurang berkat Impurity Sealing Robe, tapi dengan tudungnya turun, aura itu masih terlalu kuat.
Lehernya mulai terasa panas di tempat dia menyentuhnya, dan panas itu datang dengan perasaan putus asa, sedih, dan menderita.
Naluri memberitahunya kalau jika dia melakukan kesalahan, dia bisa mati dalam sekejap. Wolzottl duduk kaku dan gemetar, melakukan yang terbaik untuk menahan teror itu.
"Hei, Lunare! Kau membuatnya takut!" Kata Noble.
"Hm....? Oh, ah! Dia seharusnya memiliki resistensi karena dia adalah roh, tapi kurasa levelnya tidak setinggi itu." Kata Lunaère sambil buru-buru menarik tangannya dan menarik tudungnya kembali.
Wolzottl memanfaatkan kesempatan itu dan tiba-tiba dikelilingi oleh cahaya pucat yang dengan cepat berubah menjadi tembus cahaya.
"Hah? Tidak! T-Tunggu dulu! Kembali! Aku ingin menanyakan sesuatu! Itu sangat penting!" Kata Lunaère saat dia dengan cepat mencoba meraihnya, namun tangannya melewatinya saat Wol menghilang.
"Dia kabur dari sini. Itu tidak mengherankan." Kata Noble.
"A-Aku akan mengumpulkan item-itemnya dan memanggilnya lagi, lalu aku akan meyakinkan dia untuk tetap tinggal."
"Aku ragu dia akan menanggapi Four Gates Ceremony itu lagi."
"Maka itu akan membutuhkan usaha, tapi satu-satunya pilihanku adalah memanggilnya dengan paksa menggunakan Cursed Binding Method..... metode ini bukan metode yang ingin aku gunakan pada sesuatu yang aku ingin berteman dengannya, tapi....."
"Menyerah saja." Kata Noble.
"T-Tapi roh itu salah paham denganku hanya berdasarkan sekali interaksi!" Kata Lunaère
"Apa itu benar-benar kesalahpahaman?" Kata Noble.
"Jika aku membiarkannya begitu saja, anjing itu mungkin memberitahu Kanata hal-hal yang tidak menyenangkan tentang apa yang terjadi. Aku harus mencegahnya dengan segala cara!"
"Ugh! Sudahlah, menyerah saja!"
Dan karena itu, strategi Lunaère membuat kontrak Wolzottl berakhir dengan kegagalan.
Bagian – 3
"LIHAT, PHILIA-CHAN. Tidak apa-apa, aku sudah memegangnya." Kata Kanata.
"Yip!"
Sehari setelah strategi Lunaère untu membuat kontrak dengan Wolzottl gagal, Kanata kembali memanggil Wol jauh di dalam hutan.
Philia mengatakan kalau Wol menakutkan tapi dia ingin bergaul dengannya, jadi Kanata memutuskan untuk membantu. Kanata bersiap dengan menahan roh itu agar Philia bisa mengelus bahunya. Philia menutup matanya dan memaksa dirinya untuk mengulurkan tangannya. Ujung jarinya menyentuh bulu Wolzottl.
"Philia-chan, kamu menyentuhnya!" Kata Kanata.
"Y-Yup! Philia berhasil menyentuh seekor anjing!"
Philia menangis dalam sukacita. Wol kembali menatap Philia dengan bahagia, seperti keajaiban.
"Kerja bagus, Philia-chan. Lihat, Pomera-san, Philia-chan mengatasi rasa takutnya. Apa kamu juga ingin mencobanya?" Tanya Kanata.
"Aku tidak terlalu takut pada anjing, jadi bukan karena itu masalahnya......" Jawab Pomera.
Saat itu, Kanata merasakan kehadiran yang aneh dan mengangkat kepalanya. Seseorang memperhatikannya lagi.
"Naiarotop.....?" Katanya.
"Ada apa, Kanata?" Tanya Pomera.
"Hmm...... Bukan apa-apa." Kanata memaksakan ekspresi khawatirnya.
Campur tangan Naiarotop bukanlah sesuatu yang bisa dia lakukan sebagai tindakan balasan. Dan sejauh ini, mereka sepertinya sangat tidak mau ikut campur secara langsung. Memberitahu Pomera tentang hal itu tidak akan lebih dari membuatnya takut tanpa alasan yang jelas.
"Uuun......" Wolzottl duduk, tubuhnya gemetaran.
"W-Wol? Apa yang salah? Wol!" Teriak Kanata.
Dengan indra mana dan aura ketidakmurniannya, Wol menyadari kalau kehadiran itu sama dengan gadis yang memanggilnya sehari sebelumnya.