Chapter 3  :

The Adventurers' Meeting

Bagian – 1

 

SETELAH URUSAN antara Pomera dan Alfred selesai, kami kembali ke Guild. Sepertinya mereka telah selesai menilai material perburuan kami saat duel sedang berlangsung.

 

"Kalian memiliki 107 mata Ragni, yang senilai total 2,67 juta gold. Dan untuk kedua Ragni berukuran besar dan karena telah memberikan informasi berharga, kami telah menambahkan bonus enam ratus ribu gold. Jumlah keseluruhannya manjadi 3,27 juta gold."

 

Sebuah kantong dengan suara bergemerincing diangkat ke atas meja, yang dengan senang hati aku terima. Kantung itu sangat berat! Suara kekaguman muncul dari para petualang di sekitar saat aku mencoba memasukkannya ke dalam tas sihirku.

 

"Kita berhasil, Kanata!"

Pomera terlihat sangat senang. Sensasi kemenangan atas Alfred dan pembayaran besar-besaran dari mata Ragni membuatnya antusiasnya naik tinggi. 

 

"Aku belum pernah melihat uang sebanyak ini sebelumnya!"

 

"Itu membuatku sangat bersemangat juga." Kataku.

Dengan ini, kita seharusnya bisa membeli bahan yang kita butuhkan untuk membuat Ether.

 

Perutku sedikit mengencang. Pendapat ini lebih banyak daripada yang pernah aku bayangkan, tapi aku masih tidak yakin apa uang ini cukup untuk alkimia kami.

Kami telah menghasilkan cukup uang untuk bertahan hidup di Arroburg dan rasanya salah jika menggunakan semuanya untuk alkimia tanpa menikmati sebagian dari hasil kerja keras kami.

 

Jika aku ingin menepati janjiku kepada Lunaère, aku perlu belajar untuk menahan diri. Semakin tinggi kami terbang, semakin jauh kami harus jatuh. Dan aku tahu bahwa setidaknya satu orang telah memperhatikan kami sejak kedatangan kami di Manaloch.

Aku pernah mendengar nama Kotone. Aku terlalu yakin, tapi sepertinya dia adalah seorang pendatang dari jepang sepertiku. Tidak sepertiku, dia akan menerima kekuatan khusus dari Naiarotop untuk mempersiapkan perannya sebagai karakter utama.

Apa dia sosok berjubah hitam yang mengamati kami pada hari kami datang ke kota? Hal terakhir yang kupikirkan adalah para dewa mengarahkan kami ke dalam konflik yang tidak perlu.

 

Sekarang bukan waktunya untuk memikirkannya. Aku melirik meja resepsionis lain dan melihat Sera diam-diam menerima bayaran mereka. Sambil membungkuk ke meja resepsionis itu, dia mengantongi pembayaran mereka, lalu berbalik dan pergi dengan cepat.

Dia tampak seperti orang yang paling banyak kerja keras dan hanya mendapat sedikit terima kasih. Saat itu, aku mendengar teriakan dari belakang Guild.

 

"Tolonglah tuan! Anda adalah Guild Master! Jika anda meninggalkan rapat, itu akan merusak agenda! Kita masih memiliki banyak hal untuk didiskusikan! Kita tidak bisa menganggap enteng masalah Ragni ini!"

 

"Kau tidak perlu mengatakan hal itu kepadaku! Lanjutkan saja tanpa diriku. Bawahanku memiliki instruksiku, dan mereka bisa mengisi jika diperlukan."

 

Ada apa dengan keributan ini? Guild Master terdengar seperti orang yang menakutkan.

 

"A-Apa yang terjadi? Tunggu, sepertinya aku pernah mendengar suara itu sebelumnya."

Kata Pomera dengan bingung.

 

Dari belakang datang seorang laki-laki bertubuh kekar dengan hidung yang kuat dan janggut putih kasar. Dia menoleh dan memelototi para petualang yang berdiri di sekitar meja resepsionis Guild. Bahkan para petualang melompat dan berusaha terlihat sibuk untuk menghindari tatapannya itu.

 

"Itu tuan berjanggut."

Kata Philia, mencengkeram jubahku.

 

Kami memang pernah bertemu orang itu sebelumnya. Dia adalah Garnet.

 

"Jadi, dia juga orang penting di Guild ini....."

 

Dia mengelola urusan Mithril Wand dan Guild Petualang, dia pastinya menjadi orang yang sangat sibuk — bahkan jika menurutku hal itu tidak memerlukan begitu banyak keributan.

 

Saat Garnet berjalan, orang-orang segera menyingkir untuk membuka jalan. Dia adalah orang yang menakutkan pada hari normal, dan suasana hatinya tampak lebih gelap daripada terakhir kali kami bertemu.

Bahkan para petualang yang tampak paling tangguh pun bergegas menyingkir darinya. Aku bertanya-tanya apa dia memiliki semacam aura seperti Lunaère, meskipun dia bukan seorang Lich.

 

Garnet menyipitkan matanya dan mengamati aula saat dia berjalan. Dia sepertinya sedang mencari sesuatu.

 

"K-Kanata, ayo kita menyingkir."

Kata Pomera, berbisik kepadaku.

 

"Ya." Kataku, dan kami bergeser ke tepi koridor.

 

Garnet segera melihat kami bergerak.

Ekspresinya yang ganas menghilang dan digantikan dengan senyuman saat dia berlari ke arah kami. Mau tak mau aku menoleh ke belakang untuk memastikan dia tidak melihat ke arah orang lain.

 

"Ah, senang bertemu dengan kalian lagi!" Garnet berhenti di depan Pomera, senyum lebar di wajahnya saat dia menggosok tangannya dengan gembira.

 

"Pomera-dono, Kanata-dono, dan Si Philia kecil! Senang melihat kalian berada di Guild. Aku mendengar tentang upaya kalian dalam masalah Ragni dan aku ingin mengucapkan terima kasih secara pribadi."

 

Betapa menakutkannya wataknya yang masam, perubahan mendadak itu sendiri menakutkan. Para petualang lain di sekitar kami memandangi Garnet seolah dia tiba-tiba menumbuhkan tanduk di kepalanya.

 

"U-Um, itu tidak perlu sama sekali.... K-kami benar-benar hanya membutuhkan uang."

Kata Pomera, dan mata Garnet melebar sedikit.

 

"Ah.....? Uang, ya? Mungkin tentang urusan kita sebelumnya di Mithril Wand?"

 

D-Dia terlalu pandai menebaknya!

Aku khawatir dia tahu terlalu banyak. Potongan-potongan teka-teki itu semuanya ada di sana, tapi dia menyusunnya dengan sangat cepat. Apa lagi yang berhasil dia pelajari tentang kami?

 

Wajah Pomera memucat dan dia terdiam. Aku bertanya-tanya apa Pomera memikirkan hal yang sama, tapi dia hanya menatapku untuk meminta bantuan seperti rusa yang tersangkut tali perangkap.

 

"Y-Yah..... Kami tidak punya rencana khusus, tapi...."

Kataku, menggelengkan kepala dan memaksakan senyumku. Aku merasa akan berbahaya membiarkan Garnet memimpin kami terlalu banyak. Kami memang perlu kembali ke Mithril Wand, tapi mungkin kami perlu menunggu sebentar sebelum melakukannya.

 

Garnet mencondongkan tubuhnya dan berbisik :

"Jika ada sesuatu yang dibutuhkan Pomera-dono, aku mungkin bisa memberi kalian diskon. Kamu tampak kecewa terakhir kali, Kanata-dono, tapi kami memiliki sejumlah barang yang tidak dijual untuk masyarakat umum."

Kemudian dia mengedipkan matanya dan menyentuh sisi hidungnya.

 

"Maksud anda..... Kami bisa melihat barang-barang itu?" 

Aku bertanya kepadanya.

 

Garnet tersenyum dan mengangguk.

 

"Jenggotnya luar biasa! Terlihat renyah sekali!"

Kata Philia sambil mencoba meraih janggut Garnet.

 

"Ph-Philia-chan! Maafkan aku Garnet-san!"

Kataku, mataku melebar saat aku panik dan menarik tangan Philia.

 

{ TLN : xD awkowkwo kelakuan Philia gk ada obat }

 

Garnet tersenyum dan membungkuk agar Philia bisa menyentuh janggutnya dengan lebih mudah.

"Hoho, bagaimana? Aku memeriksanya sendiri bagaimana keadaannya setiap pagi."

 

Philia tertawa dan bermain dengan janggut Garnet.

 

"D-Dia bisa memikat kalian berdua dengan sangat cepat sekali...." Kata Pomera dengan panik.

 

"Pomera-dono, jika tidak masalah denganmu, aku ingin segera menunjukkan Mithril Wand kepadamu."

Kata Garnet kepada Pomera.

 

"Resepsionis bisa.... Uh. Lebih baik aku menemani kalian." Lanjutnya.

 

"K-Kami tidak mungkin membuatmu tidak nyaman. Anda sepertinya sangat sibuk barusan....."

 

"Tidak, tidak, tidak masalah sama sekali! Faktanya, jadwalku baru saja dibuka."

 

Pomera tampak di ambang serangan kecemasan lain ketika seorang pekerja Guild berlari ke arah Garnet.

 

"Garnet-sama! Menurut anda seberapa sepele pertemuan kita saat ini yang akan anda tinggalkan untuk mengobrol dengan beberapa petualang seperti mereka? Bagaimana anda bisa melakukan hal ini di saat krisis seperti ini sedang—"

 

"Diam!"

Garnet memamerkan giginya saat dia memukul dinding dengan tinjunya, menyebabkan debu berjatuhan dari kandil di dekatnya. Seluruh Guild menjadi sunyi lagi.

 

Garnet berdeham dan kembali tersenyum. 

"Hoho, aku minta maaf atas amarahku barusan."

 

Dia adalah laki-laki yang sangat menakutkan.

 

Bagian – 2

 

KAMI MENGIKUTI Garnet ke Mithril Wand dan melihat-lihat sesuatu yang mungkin bisa digunakan sebagai pengganti Adamantine Ore dalam formula Elixir.

Aku tidak perlu khawatir tentang masalah otak demon. Aku bisa mendapatkan sebanyak yang aku mau di Cursed Mirror. Dan mungkin akan sedikit sulit untuk secara alkimia membuat sesuatu yang mirip dengan Sap of The Spirit Tree, tapi kita bisa mendapatkannya dengan membuat kontrak dengan roh yang kuat. Setiap roh yang kuat seharusnya bisa melakukan, dan Pomera memiliki hubungan dengan alam roh.

 

Tidak, hambatannya adalah Adamant. Mengingat nilainya di S-Rank, kami bisa mencari di seluruh tempat dan tidak menemukannya di mana pun. Tapi sekarang kami punya uang, dan aku punya rencana. Aku yakin bisa membuat Adamantine Ore dengan alkimia. 

Garnet tampak percaya diri dengan berbagai item yang tersedia di Mithril Wand, dan sekarang aku hanya perlu menemukan yang cocok.

 

Bertanya tentang stok yang tersedia di Mithril Wand secara tidak langsung, aku melihat-lihat ruangan demi ruangan item yang di susun di sana. Ada begitu banyak, dari Ore dan logam C-Rank dan B-Rank hingga bulu dari monster dan potongan lainnya. Setelah membuat beberapa keputusan sulit, aku menentukan apa yang kami butuhkan.

 

"Terima kasih banyak, Garnet-san, karena telah mengatur semua ini." Kataku.

 

"Sangat jarang kami menggunakan semua item kami bersama-sama dalam penelitian alkimia kami."

Kata Garnet melihat ke tumpukan item yang telah aku tumpuk di atas meja.

 

"Pomera-dono, apa sebenarnya yang mau kau coba buat? Aku mendapat kesan bahwa kau mengincar sesuatu... yang cukup spesifik. Apa kau tidak mau membiarkanku mengetahui rahasia itu? Aku bersumpah aku tidak akan memberitahunya kepada orang lain. Aku bahkan mungkin bisa membantu."

 

"U-Um, kebanyakan hanya untuk.... Uh...."

Kata Pomera, menatapku seolah dia tersesat. Garnet mengikuti tatapannya dan menatapku. Aku memutuskan untuk menatap langit-langit. Garnet menatapku dengan curiga. Dia benar-benar menakutkan.

 

"Itu untuk Philia! Mereka mau membuatkan Philia permen yang enak!" Kata Philia dengan gembira.

 

Yah, memang benar kalau aku telah mengatakan bahwa aku akan membiarkan Philia merasakan Blood Ether setelah aku selesai membuatnya.

 

Garnet tersenyum dan membungkuk sehingga wajahnya sejajar dengan wajah Philia. 

"Ah, jadi begitu? Bukankah itu bagus."

 

"Ya! Philia sangat bersemangat!”

 

Fiuh! Terima kasih telah menolong kami, Philia.

Aku menghela napasku dengan lega, dan Pomera menyodok bahuku dengan jarinya untuk berbisik kepadaku.

 

"Kanata, apa kita punya cukup uang untuk semua ini?"

Pomera bertanya dengan suara berbisik.

 

"Kita memiliki tiga juta gold dari perburuan Ragni sebelumnya. Ini mungkin agak sulit, tapi aku yakin kita memiliki cukup uang. Jika pengeluarannya melebihi apa yang kita punya, aku hanya perlu meminta maaf dan kembali lagi nanti."

Menyela obrolan gembira Philia dan Garnet, seseorang bergegas masuk ke dalam ruangan dan berhenti di depan Garnet. Dia tampak kehabisan napas.

 

"Tuan!"

 

"Apa tindakanmu ini benar-benar diperlukan? Aku sangat sibuk sekarang, simpan saja untuk nanti."

Kata Garnet dengan kesal.

 

"Apa anda mau menjual Jade Dragon Eye?! Butuh waktu lama menegosiasikan item itu!

Orang itu tampak putus asa. Aku bertanya-tanya apa dia juga seorang peneliti.

 

Jade Dragon Eye adalah kristal B-Rank dengan warna biru kehijauan. Pada tur pertama kami, Garnet mengatakan bahwa item B-Rank biasanya disediakan untuk penelitian, tapi aku pikir item itu akan menjadi pilihan terbaik untuk membuat Adamantine.

Aku tahu item itu tidak murah, namun sekarang aku khawatir penjualannya akan gagal total atau di atas anggaran kami.

 

"P-Permisi, Garnet-san, aku pikir kami bisa memberikan Jade Dragon Eye jika diperlukan di sini......"

Semua yang aku katakan segera ditenggelamkan oleh teriakan Garnet pada bawahannya.

 

"Beraninya kau! Tidakkah menurutmu aku tidak tahu itu? Akulah yang melakukan negosiasi untuk item itu. Akulah membawa Jade Dragon Eye ke tempat ini, dan aku akan menjualnya jika menurutku hal itu bisa menguntungkan tempat ini!"

 

"M-Maaf, Garnet-san, kamu tidak perlu bertindak sejauh itu untuk kami....." Kataku, mencoba menghentikan Garnet, tapi dia sedang berdebat untuk kami.

 

"Aku sangat sibuk!" Garnet bersikap keras kepada peneliti itu dengan mengesankan.

 

"Apa telingamu hanya hiasan, atau kau terlalu tolol untuk memahami perkataanku itu? Jangan ganggu aku lagi!"

 

"M-Maafkan aku, tuan." Kata orang itu. 

Dia tidak terlihat puas, tapi dia juga terlihat terlalu takut untuk melanjutkan perdebatan.

 

A-Apa yang harus aku lakukan? Aku bahkan tidak yakin mampu untuk membelinya.

"Um, Garnet-san, berapa harga semuanya?"

Aku bertanya.

 

Garnet meletakkan tangan di dagunya sambil berpikir.

"Hmm..... Aku ingin menjaga hubungan persahabatan dengan kalian, jadi aku akan berusaha memberi kalian diskon sebesar mungkin. Kami membeli Dragon Jade Eye seharga lima juta gold, dan untuk yang lainnya...."

 

Oof. Kami melebihi anggaran yang kami punya. Pomera menyembunyikan wajahnya dengan tangannya.

 

Garnet tersenyum melihat reaksi kami, namun terus menghitung harga barang-barang itu. 

"Secara keseluruhan, item-item ini mencapai delapan belas juta gold..... Tapi untuk kalian, aku bisa menurunkannya menjadi sepuluh juta saja."

 

Aku langsung terpukul. Jumlah itu jauh lebih dari yang aku kira. Kami harus berburu tiga ratus Ragni lagi untuk mendapatkan sebanyak itu. Aku seharusnya menanyakan harganya saat aku melihat-lihat, tapi aku terlalu fokus untuk mencari apa yang aku butuhkan sehingga aku benar-benar lupa hal itu. Satu-satunya pilihanku adalah mengembalikan semuanya dan menjaga jumlahnya seminimal mungkin.

 

"U-Uh, Garnet-san....." Aku memulai, berencana untuk meminta maaf kepadanya, tapi dia mendekat dan memberiku kedipan.

 

"Aku tahu itu lumayan mahal. Namun jika kalian mempertimbangkan sedikit permintaanku, aku bisa memberikannya kepada kalian sebagai..... Tanda terima kasihku. Bagaimana?" Garnet berkata.

 

"Permintaan.....?"

 

Garnet mengangguk dengan sungguh-sungguh.

"Manaloch membutuhkan kalian. Guild akan segera mengadakan pertemuan darurat terkait situasi Ragni. Aku secara pribadi akan menghubungi setiap petualang A-Rank di kota dan meminta mereka untuk hadir, tapi...... Aku juga akan sangat menghargainya jika kalian berdua juga hadir. Kalian bebas untuk memutuskan akan berpartisipasi atau tidak dalam rapat Guild itu setelah mendengar apa yang aku katakan pada pertemuan itu."

 

Yang harus kami lakukan adalah datang ke pertemuan? Tapi total barang-barang ini berharga sepuluh juta gold!

 

"Kami akan sangat menghargainya, tapi sepertinya anda terlalu murah hati......"

Aku tahu pasti ada sesuatu untuk ini.

 

"Aku tidak bermaksud begitu! Aku tidak akan menyarankan sebaliknya. Kalian bertiga berperan dalam mengidentifikasi Ragni berukuran besar. Tanggal dan waktu pertemuan belum diputuskan, tapi mungkin akan dilaksanakan besok."

 

Aku melihat ke Pomera untuk memastikan dia setuju dengan hal itu, lalu mengangguk ke arah Garnet.

 

"Baiklah. Jika anda benar-benar baik-baik saja dengan kondisi tersebut, kami akan dengan senang hati menerimanya."

 

Garnet tersenyum berseri-seri saat dia menjabat tanganku dengan erat.

"Ah, terima kasih banyak, Kanata, Pomera! Aku berharap bisa melihat kalian di sana!"

 

Aku merasa seperti kami sedang berada di telapak tangan Garnet. Aku hanya berharap niatnya baik.

 

Bagian – 3

 

KAMI SEGERA KEMBALI ke kamar sewaku dan memulai percobaan alkimia kami. Aku meletakkan bahan-bahan dan kuali alkimianya di lantai.

Jika beruntung, Jade Dragon Eye akan menjadi Adamantine Ore dengan harga yang lebih murah.

 

Di depan kuali alkimia, ada benda aneh yang disediakan oleh Philia. Aku telah meminta sampel kecil Sand of Dreams darinya, dan dia memutuskan bahwa membuatnya menjadi versi lebih kecil dari topeng Zolophilia adalah cara yang tepat.

Bagi siapapun yang tidak terlibat dalam pertarungan kami, aku membayangkan topeng itu akan terlihat aneh, bahkan mungkin sangat mungil. Tapi bagiku, topeng itu tetap menyeramkan. Aku membuka Acacia Memoirs untuk memastikan kalau item itu yang aku butuhkan.

 

MASK OF THE RULER OF DREAMS

Class Value : Godly

 

Topeng yang hanya bisa dibuat oleh makhluk yang mengendalikan Sand of Dreams dan menyerupai yang dipakai oleh dewa buatan Zolophilia. Tangani dengan hati-hati — Sand of Dreams secara harfiah menafsirkan keinginan pemiliknya.

Topeng ini memancarkan sihir yang membantu dalam semua jenis reaksi alkimia dengan menyebabkan reaksi berantai kepada materi yang akan diubah.

Ketika alkemis menciptakan Dewa Teror, mereka juga menyiapkan dua topeng ini. Topeng ini telah muncul sepanjang sejarah, kekuatannya memicu perang setiap kali muncul.

Untuk beberapa alasan, topeng ketiga ada saat ini. Mask of The Ruler of Dream ini telah buat menjadi lebih mungil dari biasanya.

 

Penjelasannya agak meresahkan. Tampaknya perubahan Sand of Dreams adalah kunci kekuatannya sebagai katalis. Menarik juga untuk dicatat bahwa Acacia Memoirs mengakui bahwa topeng khusus ini adalah anomali tanpa katalog.

 

Buku ini bisa menulis sendiri seiring berjalannya waktu!

Aku melirik Philia, yang tergeletak di lantai tampak bangga dengan dirinya sendiri.

 

"Nee, Kanata! Philia membantu, kan?" Kata Philia.

 

"Uh.... Ya. Kamu sangat membantu. Terima kasih, Philia-chan."

 

Setelah aku selesai menggunakan topeng itu, aku ingin benar-benar menghilangkannya untuk memastikan hanya ada dua lagi di dunia ini. Blood Ether of the Gods bagus, tapi tidak bagus untuk memulai perang dunia.

Pokoknya, transmutasi alkimia mengambil tiga bahan utama: hal yang akan ubah, katalis yang memulai perubahan, dan kekuatan sihir untuk menjaga agar reaksinya tetap berjalan.

 

Dalam kasus kami, Jade Dragon Eye adalah item yang akan kami ubah, juga dikenal sebagai base utama. Aku akan melapisi bahan lain yang lebih rendah untuk memodifikasi base itu. Kemudian katalis — Sand of Dreams, dalam hal ini — akan ditambahkan untuk memulai perubahan. Setelah itu, aku membutuhkan banyak energi untuk terus mendorong transformasinya hingga selesai. Sebagian besar alkemis menggunakan item sihir untuk ini, karena MP mereka tidak cukup tinggi. Tapi dalam kasusku, aku bisa menggunakan kekuatan sihirku sendiri untuk menyelesaikan reaksinya.

 

Ukuran objek yang bisa diubah sebanding dengan jumlah sihir yang dimiliki seorang alkemis dan pemahaman mereka tentang alkimia. Selain perannya sebagai katalisator, Mask of The Ruler of Dreams bisa meningkatkan hasilnya secara signifikan. Bahkan proses alkimia konyol yang biasanya tidak mungkin bisa menjadi kenyataan dengan bantuan Sand of Dreams.

 

"K-Kanata, apa menurutmu benda itu akan membuatnya menjadi Adamantine Ore? Hanya ada satu, atau mungkin dua, Pedang Adamantine di seluruh negeri."

Kata Pomera kepadaku.

 

"Hmm..... Aku ingin tahu berapa harga jualnya?"

Kataku. Sekarang karena aku tahu berapa harga untuk item B-Rank, aku jadi sedikit terkejut.

 

Jade Dragon Eye berharga lebih dari lima juta emas, dan itu dengan diskon besar. Pedang yang terbuat dari Adamant seharusnya bernilai dua puluh juta emas atau lebih. Sayang sekali bahkan jika aku bisa membuatnya, aku mungkin tidak akan bisa menjualnya.

 

"Y-Yah, jika item itu adalah bongkahan yang cukup besar untuk membuat pedang, kamu mungkin bisa menemukan pembeli yang bisa dijual seharga seratus juta gold." Kata Pomera.

 

"B-Banyaknya?!" Kataku dengan tergagap. 

 

"Tapi item ituu hanya item S-Rank!"

 

"Apa maksudmu 'hanya item S-Rank'?!" Pomera mulai kesal harus berurusan dengan standar miringku. 

 

"Bagimu apa sih item S-Rank itu?!"

 

Hanya saja item S-Rank adalah sangat banyak di Cocytus. Lunaère secara eksklusif membawa item dengan Rank Godly. Bahkan hadiah perpisahan yang dia berikan kepadaku semuanya adalah Legendary atau Godly. Aku tidak bisa memahami fakta bahwa orang-orang hanya puas dengan item Rank rendah seperti itu, bahkan jika mereka adalah petualang rank tinggi.

 

Kalau dipikir-pikir, kami mungkin telah menghabiskan satu miliar gold untuk Blood Ethers!

 

Kami mungkin sedang memasuki wilayah di mana kebodohan untuk mencoba dan mengungkapkan nilai suatu item dalam bentuk uang, namun item itu bisa saja bernilai puluhan miliar gold. Sepertinya anggaran Kerajaan dari sebuah Kerajaan kecil tidak akan mampu membiayai pelatihanku di Cocytus. Aku berhutang kepada Lunaère lebih dari yang bisa kubayangkan.

 

"Kanata.... Ada asap ungu aneh yang keluar dari kualimu. Bukankah seharusnya kamu menghentikannya?" Kata Pomera.

 

"Heeh....? Aaah!"

Itulah yang aku dapatkan untuk melamun.

Asap yang tampak menjijikkan menyembur keluar dari kuali dan memenuhi ruangan. Tampaknya cairan di sekitar pecahan Jade Dragon Eye mulai menguap dan menghilang.

 

Seharusnya ini tidak terjadi begitu cepat!

Kemungkinan besar, Mask of The Rule of Dreams telah mempercepat reaksi alkimia lebih cepat dari yang diharapkan. Semua energi itu didorong ke dalam fragmen Jade Dragon Eye dan sekarang aku menyadari bahwa tidak mungkin bisa tetap stabil.

 

Permata itu memancarkan cahaya yang berkilauan dan misterius. Aku segera mengarahkan Heroic Sword of Gilgamesh kepadanya.

 

"Barrier Magic Level 5: Force Shield!"

 

Sebuah bola cahaya melilit kuali. Dalam beberapa saat, perisai mulai bergetar dan mengembang karena tekanan internal reaksi. Sihir penghalang bukanlah spesialisasiku. Aku memiliki banyak latihan dengan fire magic karena aku ahli dalam hal itu, sedangkan untuk space-time magic karena sihir itu keren dan Lunaère sering menggunakannya, dan juga karena earth magic dan alkimia berguna di luar pertarungan.

 

Aku mati-matian menuangkan sihir ke penghalang, mencoba menahannya di tempatnya.

 

"A-Apa kamu baik-baik saja, Kanata?"

Tanya Pomera, kekhawatiran terlihat jelas di wajahnya.

 

"Menurutmu berapa biaya untuk membangun kembali gedung ini?"

 

"Hentikan! Jangan berpikir seperti itu!"

 

Terdengar suara ledakan teredam dan penghalang berhenti berubah bentuk. Aku menurunkan pedangku.

 

"Uhh, bagaimana kalau melihat hasilnya?"

Gumpalan material di dalam kuali telah berubah menjadi kemilau berwarna ungu metalik. Aku mengambil Acacia Memoirs dari tas sihirku dan membuka halamannya.

 

ADAMANTINE ORE

Value Class : S

 

Ore dengan garis-garis bersinar dari rona keunguan. Adamant dikatakan sebagai bahan alami terkuat yang dikenal di dunia manusia. Ore ini tahan terhadap semua jenis sihir.

Ore terbentuk secara alami di sepanjang ley lines saat simpul logam terpapar sihir tingkat tinggi dalam waktu yang lama.

 

 

"Ber..... Berhasil!"

 

"I-Ini benar-benar berhasil....?"

Pomera mengintip dari balik bahuku ke Acacia Memoirs.

 

Fakta bahwa informasi itu telah mendarat di halaman Adamantine Ore yang artinya hal ini nyata, setidaknya itulah yang dikatakan oleh Acacia Memoirs.

Eksperimen alkimianya berhasil. Sekarang yang aku butuhkan hanyalah getah pohon roh dan beberapa otak demon dari dalam Cursed Mirror.

 

"Yay! Kanata sangat hebat!" Philia melompat-lompat, memberi selamat atas kesuksesanku.

 

"Mari kita ubah sisa Jade Dragon Eye-nya menjadi Adamant." Kataku.

 

Pomera meringis sedikit atas saranku.

"M-Melakukannya berkali-kali? Aku bisa menggunakan spirit nagic untuk menutupi suaranya..... Tapi bisakah kamu benar-benar menahan ledakannya seperti yang sebelumnya? Ketika kamu mau meningkatkan jumlah bahan dalam reaksi alkimianya......" Dia melirik dengan gugup ke kuali yang bengkok dan berubah bentuk.

 

"Kita akan lebih siap kali ini. Seharusnya tidak masalah."

 

Pomera masih menggunakan Spirit Magic Level 5: Silent Singer untuk meredam suara di dalam ruangan, dan aku menggunakan Jade Dragon Eye yang tersisa untuk membuat Adamantine Ore sebanyak yang aku bisa. Berkat kehati-hatian kami, kami cukup yakin bahwa tidak ada penghuni lain di ruangan terdekat yang mengetahui apa yang sedang kami lakukan.

 

"Terima kasih, kamu banyak membantu, Pomera-san. Dan Philia-chan juga."

Kataku, mengambil Mask of The Ruler of Dreams dan mengembalikannya ke Philia.

 

"Kamu bisa menyimpannya, Kanata! Itu hadiah dari Philia untuk Kanata!" Katanya dengan riang.

 

Aku menatap topeng itu ketika aku mengingat deskripsinya di Acacia Memoirs.

"Eh....."

 

Apa benda ini benar-benar sesuatu yang harus aku simpan? Memang, aku sudah memiliki beberapa item dengan Rank Godly di Dimension Pocket-ku.

Salah satu dari mereka mungkin juga bisa memulai perang jika mereka terlihat ke permukaan. Lebih tepatnya, aku terpaku pada pemikiran bahwa topeng itu adalah bagian dari tubuh Philia. Dan karena item itu adalah item dengan Rank Godly, memanifestasikannya seharusnya menghabiskan banyak energi.

 

"Kanata tidak senang dengan hadiah dari Philia? Kanata tidak membutuhkannya?" Philia bertanya dengan air mata yang mulai menggenang di matanya.

 

Aku membungkuk sehingga mataku sejajar dengan mata Philia.

"Te-Terima kasih, Philia-chan. Aku hanya berpikir bahwa akan jauh lebih baik jika kamu yang memilikinya. Karena ini adalah tugas yang hanya bisa kamu lakukan. Aku ingin jika kamu membiarkanku memilikinya lagi ketika aku membutuhkannya. Bisakah melakukan itu untukku?"

 

"Ya! Philia bisa melakukannya!"

Philia memberiku acungan jempol lalu mengambil topeng itu dariku. Begitu dia memakainya, topeng itu segera menghilang.

 

"Kualinya dalam kondisi buruk."

Kata Pomera dengan nada jengkel. Ketika dia menyentuhnya dengan gagang tongkatnya, kuali itu mengeluarkan suara berderit menyedihkan dan terkelupas dari tepinya.

 

Untuk beberapa alasan, reaksi alkimia selalu menghasilkan ledakan terakhir. Aku telah menambal kuali itu saat kami menggunakan logam yang aku buat dari sihir bumi, namun pada titik ini terlihat sangat buruk.

 

"Kamu yakin kita akan baik-baik saja? Pengguna sihir lain mungkin merasakan sihir yang kita gunakan."

Kata Pomera kepadaku.

 

"Eh, mungkin baik-baik saja. Aku harus meningkatan sihir penghalangku untuk berjaga-jaga."

 

Bahkan jika aku meregangkan diriku, level tertinggi yang bisa aku gunakan dalam untuk sihir penghalang adalah level 8. Berdasarkan pengalamanku sejauh ini, sihir itu setera dengan petualang A-Rank. Aku bisa membuang lebih banyak MP ke dalam mantraku, tapi jika aku harus melawan seseorang yang setara dengan levelku dan sihir penghalang yang aku gunakan, maka aku akan menunjukkan penampilan yang sangat buruk.

 

Aku berharap bisa belajar lebih banyak tentang sihir penghalang dari Lunaère lagi.

 

"Yah.... Lebih baik daripada tidak sama sekali." Kataku.

 

"Jika kamu tidak pandai dalam sihir itu, maka aku yang akan belajar sihir penghalang! Aku adalah partnermu. Aku ingin bisa lebih banyak membantumu!"

Kata Pomera dengan antusias, sambil mengangkat tongkatnya yang diperban. Kami hanya perlu mencarikannya tongkat yang baru.

 

"Terima kasih, Pomera-san! Setelah kita bisa membuat Blood Ethers of the Gods, kita bisa mulai menaikkan levelmu di Cursed Mirror lagi. Kita seharusnya bisa meningkatkan level sihir yang bisa kamu gunakan di saat yang bersamaan."

 

"Ya.... dunia cermin.... yay." Kata Pomera, meringis.

 

"Apa kamu sangat tidak mau melakukannya? Aku tidak akan memaksamu, tahu."

 

"I-Itu tidak benar! Aku akan melakukannya! Aku akan menunjukkan kepadamu bahwa aku bisa melakukannya! Serahkan saja padaku, Kanata!"

Kata Pomera, meremas tongkatnya dengan erat.

 

"O-Oke. Ngomong-ngomong..... Sangat jarang seseorang mengetahui ketika ada melakukan alkimia. Kita mungkin tidak perlu terlalu berhati-hati."

 

Terdengar suara ketukan di pintu. Baik Pomera dan aku melompat dan saling memandang dengan panik. Philia melirik samar-samar ke pintu, bertanya-tanya apa yang datang dari sana sebagai tamu kami.

 

Aku duduk terdiam sesaat, dan ada suara ketukan lagi. Pomera menarik napas dalam-dalam.

 

"A-Aku yang akan membukanya." Kata Pomera.

 

"Karena dia mengetuk, jadi dia mungkin bukan musuh."

 

"Tidak, tetap di sana. Aku yang akan melakukannya. Tidak masalah, masterku juga pernah mengajariku dasar-dasar pertarungan sihir mendadak."

 

Aku belum mengajarkan kepada Pomera metode Twin Minds. Dia akan berada pada posisi yang sangat tidak menguntungkan melawan musuh yang tidak dikenal dari jarak dekat. Selain itu, aku memiliki banyak HP untuk menerima satu atau dua pukulan jika aku terkena.

Aku mencengkeram gagang Heroic Sword of Gilgamesh, berpikir ini mungkin pertama kalinya dalam waktu yang lama aku benar-benar menggunakannya secara maksimal. Aku memegang senjataku di belakangku dan membuka pintu, di sana terlinat orang bertopi runcing yang berdiri. Pemandanganku mendobrak pintu dengan pedang di belakang punggungku mengejutkannya. Dia mundur selangkah dan segera mengangkat tangannya.

 

"Waah! Santailah! Aku hanya bekerja sedang Guild Master." Katanya, mundur selangkah lagi. 

 

"Aku datang tentang pertemuan para petualang. Karena tidak ada orang di kamar Saint Pomera, makannya aku datang ke sini."

 

Aku menghela napas lega. Ini pasti pertemuan yang dibicarakan Garnet. Kalau dipikir-pikir, orang bertopi runcing pernah menyebutkan kalau dia memiliki hubungan Guild Master sebelumnya. Garnet kemungkinan besar adalah bosnya. Setelah hening sesaat, orang bertopi runcing menjulurkan lehernya untuk mencoba melihat ke belakangku.

 

"Bisakah aku berbicara dengan Saint Pomera, mungkin?" Dia bertanya kepadaku.

 

Aku segera menempatkan diri di jalan untuk menghentikannya. Saat ini, Adamantine Ore sedang tergeletak di seluruh lantai di sekitar kuali yang sudah rusak. Aku tidak bisa membiarkan dia melihatnya.

 

"Maaf, aku tidak bermaksud untuk mengorek ini." 

Dia mengangkat tangannya lagi.

 

"Guild Master memintaku untuk tidak terlalu memaksa."

 

Hal itu terlihat pada levelnya. Aku sering merasa kata-kata Garnet memiliki arti tersembunyi, tapi aku menghargai bahwa dia ingin menghormati privasi kami. Di dalam ruangan, Pomera menutupi kuali dengan handuk, lalu bergegas mendekat.

 

"Aku minta maaf! Apa yang sedang kalian berdua bicarakan?" Pomera berkata.

 

"Pertemuan para petualang terjadi lebih awal dari yang diperkirakan. Pertemuannya akan dilaksanakan malam ini. Yah..... dengan segera. Segera setelah kami bisa mendapatkan semuanya di ruangan yang sama. Masalah Ragni ini benar-benar masalah yang serius."

Kata orang bertopi runcing.

 

"M-Malam ini? Apa sudah separah itu?"

 

Orang bertopi runcing mengangguk, lalu melihat sekeliling untuk memastikan tidak ada yang mendengarkan.

"Ragni yang muncul di sekitar Manaloch hanyalah sebagian kecil dari apa yang ada di luar sana. Kita sedang berhadapan dengan raja iblis. Bukan hanya Manaloch yang sedang dalam bahaya, tapi seluruh kerajaan dalam bahaya."

 

Bagian – 4

 

KAMI MENINGGALKAN PHILIA di kamarku sementara Pomera dan aku mengikuti orang bertopi lancip itu ke Guild. Pada titik ini, aku menganggap Philia sebagai partner yang setara, namun orang bertopi runcing itu masih menanggapnya sebagai anak-anak.

Selain itu, Philia adalah seorang anak kecil yang memiliki kontrol impuls yang buruk dan masa lalu yang misterius. Tidaklah bertanggung jawab untuk menyeretnya ke pertemuan yang penuh dengan orang-orang yang mungkin mengetahui siapa dia sebenarnya.

 

"Umm, bolehkah aku menanyakan namamu?" 

Aku bertanya kepada orang bertopi lancip itu.

 

"Ah, benar juga!" Orang bertopi lancip itu mengangguk. 

 

"Namaku Gildo, asisten pribadi Garnet-san. Kalian tidak perlu memperkenalkan diri kalian lagi, haha!"

 

Jadi, dia bekerja langsung di bawah Garnet? Dia tampak sangat tertarik kepada Pomera saat pertama kali kami bertemu. Garnet juga mengatakan dia mendengar tentang kami dari salah satu bawahannya yang kembali dari Arroburg. Sekarang semuanya mulai lebih masuk akal.

 

"Kamu mengatakan kalau ada raja iblis yang bersembunyi di suatu tempat?" Aku bertanya.

 

Noble pernah memberitahuku tentang raja iblis sebelumnya. Mereka seperti bencana alam, tapi merka tidak berasal dari angin atau air, mereka berasal dari monster. Raja iblis adalah pemimpin di antara monster dan memiliki kemampuan untuk meningkatkan kekuatan laten pasukan mereka. Selain itu, mereka bisa membuat diri mereka lebih kuat saat kelompok mereka tumbuh.

Mereka memiliki potensi yang hampir tak terbatas. Ada juga tingkatan raja iblis yang berbeda, tapi bahkan yang terlemah pun bisa menjadi ancaman serius bagi sebuah kerajaan. Lunaère telah berubah dari manusia menjadi seorang Lich karena raja iblis membunuhnya.

Hal itu bukanlah omong kosong.

 

Gildo melihat sekeliling dengan ekspresi waspada, memastikan tidak ada yang bisa mendengar percakapan kami.

"Berdasarkan hal yang telah kami lihat sejauh ini, kami hampir yakin. Pada awalnya, cukup aneh melihat kerumunan satu jenis monster seperti itu. Sekarang semua tandanya telah merujuk ke raja iblis."

 

"I-Itu menakutkan....." Kata Pomera, wajahnya pucat.

 

Itu sebabnya para petugas Guild menjadi gempar. Ini adalah krisis eksistensial yang nyata.

Secara umum, keseimbangan kekuatan di dunia ini lebih besar ke arah monster. Satu-satunya alasan umat manusia tidak dihancurkan mungkin karena Naiarotop dan dewa-dewa lainnya membuat mereka tergantung pada seutas benang dengan nilai hiburan. Aku menggertakkan gigiku, muak dengan pemikiran itu.

 

Aku akhirnya mengerti mengapa Garnet mengabaikan pertemuannya dan mencoba berbicara dengan Pomera, meskipun semua orang berusaha menghentikannya.

Dia benar-benar menginginkan Saint dari Arroburg di sisinya jika dia menghadapi raja iblis. Dan kemudian Pomera telah menunjukkan bahwa dia cukup kuat untuk mengalahkan Alfred, petualang A-Rank dalam duel.

Tanpa bantuannya, kota sihir berisiko hancur.

 

"Apa kita berencana untuk menyerang raja iblis sebelum dia bergerak?" Tanyaku, bertanya-tanya apa aku akan bertemu dengan petualang S-Rank di pertemuan ini.

 

"Jika kita mengumpulkan cukup banyak petualang A-Rank, kita mungkin bisa melakukan sesuatu untuk melawan raja iblis. Tapi bukan itu yang dipikirkan Garnet-san." Kata Gildo.

 

"Apa?"

 

"Hanya itu yang bisa aku katakan untuk saat ini. Aku telah diperintahkan untuk berurusan dengan kalian dengan sangat jujur, tapi aku tidak tahu bagaimana rencana Garnet untuk menyampaikan kabar tersebut. Aku tidak bisa mengatakan apapun lagi tanpa persetujuannya." Kata Gildo, matanya agak sedih.

 

Aku menjadi agak gugup. Apapun yang orang itu tahu, tampaknya hal itu sangat serius.

 

Kami akhirnya mencapai Guild. Mengikuti Gildo langsung, kami berjalan ke lantai dua dan masuk ke ruangan yang biasanya hanya bisa dimasuki oleh para petugas Guild. Di tengah ada meja bundar besar dengan beberapa petualang sudah duduk dan menunggu pertemuan dimulai.

Aku melihat ada Rosemonde di sana. Dia sekali lagi terbungkus dalam armor yang tidak masuk akal dengan wajahnya yang tertutup di balik topeng kambing logamnya. Karena semuanya tampak baru, aku kira dia punya satu set cadangan di rumahnya.

 

Mata kami bertemu dan aku menundukkan kepalaku, membuatnya sedikit tersentak.

Dia tampak sangat ketakutan, tapi itu tidak mengherankan sih.

 

"Duduklah di mana pun yang kalian mau."

Kata Gildo, dan aku menatap meja bundar, bingung.

 

Tempat itu terasa seperti ruang makan siang di sekolah menengah, dan aku khawatir ada aturan tidak tertulis tentang tempat duduk itu. Aku merasakan tatapan maut dari belakangku.

 

"Kau menghalangi jalanku. Kenapa kau hanya berdiri di sana?" Aku berbalik dan melihat Alfred. Matanya yang tajam dan menyipit menunjukkan sedikit kebencian.

 

Gildo mengatakan mereka sedang mengumpulkan petualang A-Rank, jadi aku seharusnya tidak terkejut ketika melihatnya lagi. Mungkin aku berharap dia akan segera meninggalkan kota setelah dia terbangun dari serangan knockout Pomera. Sikapnya jelas belum berubah lebih baik.

 

Pomera menatap Alfred dengan jijik.

 

"Alfred-sama....." Sera memperingatkannya. Sikapnya sepertinya membuatnya gelisah.

 

Alfred dengan cepat mencengkeram bahu Sera dan Armornya berderit di bawah tekanan jari-jarinya.

 

"Apa? Aku hanya berbicara dengan kedua pasangan tolol yang menghalangi jalan ini agar pindah. Apa kau mengatakan kalau aku harus bersujud di bawah mereka dan merendahkan diriku ketika mereka ada di depanku hanya karena aku kalah dari duel itu?"

 

"Itu bukanlah apa yang aku maksud. Aku hanya...."

 

Semua mata di ruangan itu tertuju pada tingkah konyol Alfred. Alfred melihat semua orang menatapnya, mendecakkan lidahnya dengan kesal, dan melepaskan Sera.

 

"Aku hanya mencoba masuk ke ruangan. Apa semua petualang di kota ini juga sama udiknya?"

Dia tampaknya membuat dirinya mengamuk lagi.

 

Aku ingin menutup kesempatan apapun baginya untuk memberi kami lebih banyak masalah di masa depan.

 

"Aku minta maaf karena menghalangi jalan. Pomera-san, ayo kita duduk di sana saja."

Kataku sambil menarik lengan Pomera.

 

"Aku orang yang gigih."

Kata Alfred pelan, menatap kami. 

 

"Jangan berpikir kau sudah menang. Haha.... Aku tidak tahu pertemuan ini tentang apa, tapi pertemuan ini telah memberiku kesempatan. Aku akan membuatmu menyesal karena telah mempermalukanku."

 

Aku memperhatikannya dari sudut mataku saat Pomera dan aku duduk bersebelahan. Aku lebih suka untuk mengabaikannya, namun aku tidak akan membiarkan dia membahayakan kami. Jika dia masih keras kepala mempertahankan pertikaian ini, aku harus melakukan sesuatu terhadapnya. Rosemonde menjauh sedikit saat aku duduk di kursi di sebelahnya. Dia mengetuk-ngetukkan jarinya di atas meja dengan gugup.

 

"Ah.... maaf. Ini terjadi begitu saja." Kataku.

 

Rosemonde melirikku, lalu melihat sekeliling ruangan. Dia meletakkan tangannya di atas mulut topeng kambingnya, merendahkan suaranya, dan bertanya :

"Gadis kecil itu tidak ada di sini?"

 

"Tidak, dia sedang beristirahat."

 

Rosemonde menghela napas lega dan menjadi agak santai. Pertemuan dengan Philia itu pasti membuatnya trauma. Aku memutuskan untuk meminta Philia untuk meminta maaf saat mereka berdua bertemu lagi.

 

"Aku mendengar tentang duel itu...." Kata Rosemonde. 

 

"Ada beberapa orang brengsek di kota ini."

Rosemonde menatap Alfred. Pomera dan aku mengikuti pandangannya dan melihat bahwa dia telah menatap Pomera dengan kesal sepanjang waktu. Dia mengerutu kecil dan mengalihkan pandangannya.

 

Alfred menyebut pertemuan ini sebagai kesempatan yang sempurna—aku hanya berharap dia tidak akan menyabotase strategi yang Guild buat.

 

Bagian – 5

 

PETUALANGAN LAIN mulai duduk di bangku yang mereka pilih.

 

"Orang itu berbalut perban itu, kan?"

Kata Rosemonde dengan suara rendah.

 

"Orang itu adalah Poison Ludger. Dia benar-benar orang misterius yang ahli dalam alkimia, earth magic, dan water magic. Dia kebanyakan bertarung dengan.... racun. Julukan seperti karena gaya bertarungnya itu."

 

Poison Ludger menutupi dirinya dengan kain dari kepala sampai kaki, entah kain itu adalah jubah berwarna biru yang berukuran besar atau perban, yang mungkin terlihat seperti kulit yang terbuka. Bahkan jari-jari panjangnya yang tidak normal terbungkus dengan kain.

 

"Lebih baik kau berhati-hati dengannya, nak. Orang bilang dia adalah petualang A-Rank terlemah di Manaloch, tapi kurasa dia menyembunyikan sesuatu. Dia mempunyai koneksi di dunia gelap, jika kau paham yang aku maksud. Setidaknya Alfred akan menantang kalian secara langsung."

Rosemonde diam-diam mendecakkan lidahnya.

 

"Aku memperingatkan mereka untuk tidak memanggilnya ke pertemuan ini. Yah.... Jika dia memberimu masalah, pastikan untuk melawannya secara langsung. Jangan lepaskan pandanganmu darinya."

 

"Terima kasih, aku akan lebih berhati-hati." Kataku.

 

"Kalian berdua terlihat lebih dekat sekarang."

Kata Pomera, menatap Rosemonde dan diriku dengan rasa tidak percaya.

 

Rosemonde mengangkat bahunya, lalu menyilangkan lengan lapis bajanya. 

"Kalian memang aneh, tapi kalian terlihat seperti sebuah telur yang polos. Aku mungkin akan baik-baik saja sendirian, tapi ketika aku mengalami masalah, kalian rela membantuku. Paling tidak yang bisa aku lakukan adalah memberitahu kalian apa yang terjadi di kota sehingga kalian tidak menjadi mudah tertipu."

 

Tampaknya kondisi mentalnya telah membaik setelah kembali ke kota, dan sikapnya juga berubah karena itu.

Barisan orang yang berpartisipasi dalam pertemuan petualang mulai terbentuk. Rosemonde memberiku penjelasan singkat tentang orang-orang yang sudah ada di sana. Yang hadir adalah penguasa kota dan bawahannya, para pemimpin Guild Petualang, dan semua petualang A-Rank.

 

Aku sudah mengenal Alfred dan Rosemonde, dan sekarang aku telah diberi tahu tentang Ludger.

Satu-satunya petualang lain di ruangan itu adalah seorang laki-laki tua dan seorang perempuan muda, keduanya pengguna sihir. Rosemonde tidak tahu banyak tentang mereka.

 

"Apa masih ada yang belum datang?" Aku bertanya.

 

"Tinggal menunggu Garnet dan Kotone sekarang."

Kata Rosemonde.

 

Aku menjadi gugup karena itu. Apa aku akan berhadapan langsung dengan pengguna sihir yang diserang Philia di jalan beberapa hari yang lalu? Aku curiga Kotone adalah seorang pendatang dari dunia lain sama sepertiku, dan sejujurnya aku ingin menghindari kontak apapun dengannya.

 

"Aku minta maaf. Aku memanggil kalian semua ke sini begitu tiba-tiba dan malah datang terlambat."

Kata Garnet, memasuki ruangan melalui pintu samping yang tersembunyi.

 

Yang mengikutinya adalah seorang perempuan muda. Dia bertubuh kecil dan membungkuk kepada orang-orang di ruangan itu. Dia tampak satu atau dua tahun lebih muda dariku, dengan kulitnya pucat dan rambut dengan warna hitam mengilap yang hampir mencapai bahunya. Mengenakan jubah ringan, tangannya ditutupi oleh sarung tangan sederhana yang menyembunyikan punggung tangannya sambil membiarkan jari-jarinya bebas. Poninya dipotong lurus di dahinya memperjelas bahwa dia mempertahankan selera gayanya sendiri.