Bagaimana aku bisa menjelaskan bahwa gadis kecil ini adalah Heart of Dreams, yang di kutuk lima ribu tahun yang lalu oleh pendahulu Notts untuk menciptakan Dewa Teror? Gadis kecil ini adalah Zolophilia.
Ketika aku meninggalkan Mansion Grand yang runtuh pada malam sebelumnya, aku melihat gadis kecil ini berdiri di belakangku. Aku berharap aku hanya salah melihat sesuatu, namun Status Check mengkonfirmasi bahwa gadis kecil ini adalah Zolophilia dan dia masih berlevel 1.800. Zolophilia telah menggunakan Sand of Dreams untuk menciptakan kembali tubuh aslinya.
Aku pikir Karma Breaker telah membunuhnya, tapi aku rasa aku masih kesulitan merapal mantra level 20 dan menjaganya tetap stabil. Dia telah kembali ke kepribadiannya yang dulu dan sangat manis sehingga aku tidak tega mencoba membunuhnya lagi— bahkan jika dia adalah orang paling kuat yang pernah aku temui di permukaan. Aku mengusap kepala Zolophilia, dan dia sepertinya menikmatinya. Dia meletakkan kepalanya di atas meja dan menutup matanya.
"K-Kamu sedang menjaga anak yang hilang?"
Tanya Pomera ragu-ragu.
"Mengapa kamu tidak membiarkan gereja merawatnya setelah keadaannya sedikit tenang? Mereka merawat setiap anak yatim piatu dari semua kekacauan ini."
Aku berharap bisa semudah itu—tapi bagaimana jika dia membuat ulah dan menghancurkan kota dalam prosesnya? Atau mungkin Zolophilia akan berakhir dengan membantai orang-orang yang hanya mencoba bermain-main dengan mereka. Bagaimana jika dia diculik? Seseorang bisa mencoba menggunakannya untuk tujuan yang jahat.
"Para Priest tidak berlevel 3.000 atau lebih, kan?"
Aku bertanya.
"Heeh?! Kanata, kamu baik-baik saja, kan? Kamu tidak terkena dengan sesuatu mantra yang aneh dari Notts, kan?"
"Kurasa tidak...." Kataku dengan murung.
Aku tahu gereja bukanlah pilihan yang tepat, aku masih kecewa. Sampai aku bisa menemukan seseorang berlevel tinggi yang juga bisa aku percayai untuk bertindak seperti orang tua, gadis kecil ini akan aku terus jaga. Mau level 1.800 atau tidak, dia masihlah seorang anak-anak.
Aku membelai kepala Philia untuk menenangkannya sambil mendengarkan Pomera—aku telah memutuskan bahwa Zolophilia akan aku jaga.
"Kemarin benar-benar sulit...." Kata Pomera.
Dia telah lelah menyembuhkan dan membawa penduduk kota. Bahkan setelah mantra Sacrifice Notts hancur, dia terus bertindak sebagai pemimpin sampai dia sendiri hampir pingsan. Masih banyak pembersihan yang harus dilakukan, namun dia akhirnya mencapai batasnya. Aku menduga bahwa dia meminta maaf kepada semua orang sebelum dia meninggalkan gereja.
"Pada akhirnya, mantra penghalangnya.... berhenti. Ada desas-desus tentang Notts, tapi tidak ada yang benar-benar melihatnya. Kecuali kamu."
Kata Pomera sambil menghela napas.
Kedengarannya benar. Selain rumor, tak seorang pun di kota tahu bahwa Notts dan Grand bekerja sama. Antara mantra Sacrifice yang telah membunuh semua pengikut mereka di Mansion dan runtuhnya Mansion itu sendiri, tidak banyak yang tersisa sebagai bukti atau saksi.
Dan karena Guild diurus oleh penguasa setempat, untuk sementara Guild ditutup. Kerabat jauh Grand akan datang sebagai pengganti, tapi tidak ada yang tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan. Sampai saat itu, aula masih terbuka untuk para petualang untuk nongkrong, tapi tidak ada permintaan yang dikirimkan.
Aku mendengar beberapa petualang menganggur berbicara tentang pindah ke kota lain.
"Aku hampir tidak tidur tadi malam... Aku tidak pernah berpikir aku akan minum Elixir anti tidur sendiri kecuali kamu yang menyuruhku." Keluh Pomera.
"Tapi kamu sudah bekerja sangat keras dan melakukan banyak hal baik. Orang-orang harus memperhatikan hal itu, bukan?"
"Ya......" Kata Pomera, ekspresinya menunjukkan perasaan campur aduk.
"Mungkin aku berharap terlalu banyak, tapi aku merasa segalanya telah berubah. Alangkah baiknya jika aku bisa mendapatkan teman yang setara, tapi......"
"Tapi?"
"Umm...... Semua orang memperlakukanku seperti pahlawan sekarang, yang membuatku merasa tidak nyaman. Maaf, aku seharusnya tidak mengeluh."
"Tapi kamu adalah pahlawannya!"
"Ya..... Aku berlarian di sekitar kota mencari orang yang melemah, menggunakan Healing Rain dan menggunakan Elixir untuk meningkatkan sihirku. Orang-orang yang melihatku mengira kalau aku memiliki sihir yang tidak terbatas. Kemudian mereka mulai menyemangatiku. Dan ketika penghalang dihancurkan, orang-orang bertindak seolah-olah akulah yang melakukannya. Mereka terus memanggilku Saint....."
Bahu Pomera turun sebelum dia melanjutkan.
"Ini kebalikan dari sebelumnya, tapi mereka masih belum melihat diriku yang sebenarnya.... A-Aku tidak tahu harus berbuat apa."
Pomera mengerut dirinya lebih kecil.
"Itu tidak benar. Sepertinya kamu telah menjadi terkenal, suka atau tidak. Pastikan kamu mengenal mereka sebelum dekat dengan mereka." Kataku.
"Lebih dengan orang-orang yang kukenal.... Mungkin kamu benar." Kata Pomera sambil mengangguk kecil.
"Maksudku, berhati-hatilah. Tidak semua orang yang mengenalimu akan mengutamakan kepentinganmu. Beberapa akan mencoba untuk mengambil keuntungan dari sikap buruk tentang elf untuk memaksakan agenda mereka. Orang lain mungkin bersikap ramah untuk mencoba mendapatkan sesuatu darimu. Mereka mungkin tampak menawan, tapi itu hal buruk."
Kataku dan kemudian mengambil air minum.
Pomera memasang ekspresi bermasalah.
"Mungkin kita harus mencoba pergi ke tempat lain untuk sementara waktu." Lanjutku.
"Aku tahu kamu ingin mengurangi prasangka buruk terhadap para Elf di sini, tapi menurutku, caramu membantu kemarin mungkin telah banyak membantu mewujudkannya.Dan Lord Grand sudah mati sekarang, jadi dia tidak akan ada untuk bermain dengan kebencian lagi. Kita bisa memulai awal yang baru di tempat lain. Tempat di mana kamu bisa berteman dengan memulai lembaran yang baru."
"A-Aku akan memikirkannya....."
Pomera sedikit mengangguk.
Aku tidak ingin mengecewakannya. Sungguh luar biasa bahwa Pomera menemukan keberanian dan kekuatan untuk menyelamatkan Arroburg pada saat dibutuhkan, namun kami harus berdiskusi terus terang tentang apa yang mungkin terjadi selanjutnya. Seorang brengsek egois seperti Roy pasti akan mencoba mengambil keuntungan darinya. Lebih baik membuatnya sedikit kecewa sekarang daripada membiarkannya terlibat dalam skema seseorang karena dia naif.
"P-Pomera! Tidak.... Saint Pomera! Aku tahu aku bisa menemukanmu di sini!"
Baru saja aku membicarakan tentang iblis.
Aku merasa ekspresiku menjadi gelap.
"R-Roy, lama tidak bertemu."
Kata Pomera dengan membungkuk kecil.
"Aku sangat menyesal, aku sangat bodoh! Maafkan kami! Ketika aku mendengar tentang bagaimana kamu bergegas berkeliling kota melindungi orang-orang, hal itu membuatku menyadari betapa buruknya kami memperlakukanmu!" Katanya dengan air mata buaya sambil membungkuk rendah.
Pomera melihat bagian belakang kepalanya dengan mata menyipit. Aku juga tidak terkesan dengan tindakannya. Pomera selalu berusaha mencari alasan untuk membela Roy, tapi dia benar-benar jago akting.
"Tidak apa-apa.... Aku tidak terlalu memikirkannya."
Kata Pomera.
"Ah, sungguh baik sekali—terutama setelah aku begitu jahat kepadamu! Biarkan aku menebusnya. Bergabunglah denganku sebagai teman sejati, dan mari berpetualang bersama!"
"Tidak, terima kasih."
Hanya itu yang dikatakan Pomera sebagai balasannya.
"Ap....? K-Kau masih marah, kan? Tolonglah, Pomera! Aku mohon padamu untuk memaafkanku! Aku tidak bisa melanjutkan jika aku tidak menebusnya!" Perlakuan diamnya menyebabkan retakan terbentuk di fasad Roy.
"Kupikir kau menyukaiku, Pomera. Bukankah itu sebabnya kamu begitu patuh? Benar?!"
Pomera melihat sekeliling dengan kesusahan, dan setelah ragu sejenak, dia meraih tanganku.
"Aku ada di party Kanata sekarang! Jadi, tidak, terima kasih. Dan aku sama sekali tidak pernah memikirkanmu, Roy!" Kata Pomera.
"A-Ap?!" Wajah Roy berubah menjadi marah.
"Ayo pergi, Kanata. Kita tidak perlu tinggal di sini lagi."
Kata Pomera sambil menarik lenganku.
Aku dengan lembut mengguncang bahu Philia untuk membangunkannya sebelum Pomera menyeret kami berdua dari aula Guild. Roy menatap kami, wajahnya merah padam.
Bagian – 5
SAAT KANATA BERHADAPAN melawan Evil Priest Notts, Lunaère duduk dikelilingi tumpukan buku.
Di depannya ada gulungan kain berwarna gelap, dan dia dengan hati-hati melukis simbol sihir di kain itu dengan pigmen merah.
Noble terbangun dari tidur siangnya dan dengan perlahan meregangkan engselnya.
"Bukankah sebaiknya kau istirahat, nona?"
Dua minggu telah berlalu sejak Noble mengemukakan kemungkinan Kanata menemukan romansa di permukaan. Sejak itu, Lunaère tidak bisa tidur untuk mencari cara untuk mengurangi efek aura korosinya.
Dia membaca setiap buku sihir yang dimilikinya dan berjalan di lantai Cocytus, membunuh monster dan mengumpulkan item untuk penelitiannya. Dia telah membunuh begitu banyak monster sehingga Noble menjadi khawatir bahwa dia mungkin mengganggu ekosistem dungeon.
Setiap hari, dia memaksakan diri untuk fokus melanjutkan pekerjaannya, meminum ramuan yang cukup untuk tetap bangun. Namun bahkan seorang Lich pun memiliki batasnya—kantong matanya telah terbentuk di bawah matanya, dan kelelahan mentalnya menyebabkan dia memanggil nama Kanata pada kesempatan langka saat dia tertidur.
Noble sedikit terkejut. Butuh lebih sedikit dorongan daripada yang dia diharapkan untuk meyakinkannya untuk meninggalkan Cocytus. Dia bahkan mulai menyesal memberikan ide itu ke dalam kepalanya—obsesinya semakin menakutkan.
Yang lebih menakutkan adalah memikirkan apa yang akan dia lakukan jika Kanata berhasil mendapatkan pacar sebelum Lunaère menyusul. Dia ingin Lunaere menemukan kebahagiaannya, namun dia tidak ingin menjadi peti harta karun yang berdiri di antara Lunaère dan amukan cemburu.
"Tidak perlu terburu-buru."
Kata Noble, membayangkan pembantaian itu.
Bertahun-tahun yang lalu, Lunaère telah mengembangkan latar belakang teoretis untuk proses meredam ketidakmurnian, namun dia tidak pernah mempraktikkannya. Hal tersebut adalah penelitian demi penelitian, hanya sesuatu untuk menghabiskan waktu sampai penelitian lain menjadi lebih menarik.
Sebenarnya, Lunaere tidak pernah benar-benar termotivasi untuk pergi keluar sampai dia bertemu Kanata. Setelah dia memburu semua catatan lamanya, mencoba untuk mengambil di mana dia tinggalkan, Noble khawatir dia mencoba menjejalkan satu abad pekerjaan ke dalam beberapa minggu.
"Kamu gadis yang cerdas. Jangan khawatir, kamu pasti akan mendapatkannya pada akhirnya. Sampai saat itu......" Dia terdiam.
Lunaère menatap Noble dan sedikit mengangguk.
"Oh, terima kasih para dewa! Kamu akhirnya—"
Kata Noble melihatnya.
"Selesai."
"Hah?"
"Jika aku membuat Impurity Sealing Robe dengan kain ini, seharusnya aku bisa mengurangi efek auranya hingga 80 persen."
Katanya sambil menyebarkan dan menghaluskan kain.
"Kain ini juga akan menyegel sihirku, jadi aku mungkin menjadi tidak terlalu kuat lagi, tapi..... Aku bisa pergi menemui Kanata!" Suaranya dipenuhi dengan kegembiraan dan ketidakpastian. Bahkan dia tampak terkejut telah menyelesaikan proyeknya begitu cepat.
"A-Apa yang harus aku lakukan sekarang? Sudah selesai, tapi bukankah aku hanya akan mengganggu Kanata jika aku mengejarnya?"
Dia menatap Noble dengan gelisah.
Dia sepertinya meminta izinnya, namun Noble cukup yakin dia akan melakukan apapun yang dia inginkan terlepas dari pendapatnya. Dia pikir ini adalah kesempatan terbaiknya untuk bahagia, namun hal itu juga merupakan risiko patah hati yang besar. Dia berhasil menelan kata-kata itu sebelum keluar.
"Kurasa kau tidak akan mengganggunya...."
Katanya sebagai gantinya.
"K-Kau benar-benar berpikir begitu? Tapi aku belum sepenuhnya menghilangkan efek auraku...."
Noble mendengus, semakin kesal dengan omongannya.
"Oke, baiklah. Kalau begitu kenapa tidak menyerah saja?" Dia bertanya.
Air mata menggenang di mata Lunaere.
"B-Bagaimana bisa kau bisa mengatakan sesuatu yang mengerikan seperti itu? Aku telah bekerja sangat keras untuk membuat in.... Tidak! Tidak apa-apa! Pengurangan 80 persen berarti rata-rata orang hanya akan merasa sedikit tidak nyaman. Aku mungkin bisa meningkatkan efektivitasnya jika aku terus meneliti, tapi hal itu bisa memakan waktu bertahun-tahun. Waktu selama itu.... Kanata akan melupakanku!"
Wajah putih Lunaère memerah saat dia menjadi gelisah, dan dia memberi isyarat dengan liar.
"Hei, hei! Tenanglah, nona! Menyerah bukanlah pilihan. Aku tahu itu. Kamu tahu itu. Jadi..... Pergi saja."
Kata Noble.
Mata Lunaère melebar.
"N-Noble......"
Noble merasakan gelombang kelegaan menyapu dirinya; keragu-raguan telah berakhir. Lunaère meremas kain formula sihir itu dan mengangkat bahunya.
"Tapi..... Apa yang harus kukatakan ketika aku menemukannya? M-Mungkin lebih baik jika aku tidak pergi." Katanya.
Noble jatuh ke samping karena putus asa. Lunaère terus berbicara dengan ragu-ragu tentang kekhawatirannya.
"D-Dan kalau Kanata telah menemukan pacar, lalu apa yang harus aku lakukan? Aku rasa aku tidak tahan! Aku benar-benar harus tetap tinggal di Cocytus....."
Lunaère mulai gelisah, mengibaskan kain sihir itu di tangannya dan membuatnya berkerut dengan frustasi.
"Ayo pergi!" Kata Noble, bergegas untuk melepaskan kain dari cengkeramannya dengan mulutnya :
"Mungkin saja! Dengar, aku bilang dia mungkin menemukan pacar suatu hari nanti. Kanata bukan tipe orang yang akan melupakanmu dalam beberapa minggu."
"S-Sungguh?"
"Ya. Apa kau tidak percaya kepadanya?"
"Ya, tapi...."
"Tapi apa— kalau kau terus membuang-buang waktu dengan menjadi plin-plan, maka kau bisa mengucapkan selamat tinggal kepadanya!"
Kata-kata itu terbukti menjadi dorongan yang dibutuhkan Lunaère. l Dia bergegas untuk menjahit Impurity Sealing Robe. Sekitar satu jam kemudian, dia meletakkan pakaian yang sudah jadi di Dimension Pocket-nya dan berjalan keluar dari gubuk.
Noble bergegas mengikutinya.
"T-Tunggu! Bagaimana dengan barang-barang lainnya yang ada di gubuk?!" Noble bertanya.
"Aku tidak punya waktu untuk membersihkannya. G-Gadis lain bisa mencurinya di waktu yang aku habiskan untuk melalui banyak hal." Teriak Lunaère, berjalan pergi dengan wajahnya yang menjadi merah.
"Tenanglah, nona! Hanya butuh satu hari untuk berkemas—"
"Bagaimana jika hari ini adalah hari yang mengubah segalanya?" Tanya Lunaère, ekspresinya benar-benar serius sekarang. Noble tahu wajah itu.
Berdebat dengannya akan menjadi sia-sia.
".....Oke, baiklah. Beri aku sepuluh menit."
Noble menghela napas, lalu pergi ke gubuk itu dan memasukkan barang berharga apapun yang bisa dia temukan ke dalam mulutnya.
Mereka berangkat ke lantai 100. Lunaère dengan santai mengubah setiap monster yang mereka temui menjadi asap berceceran di dinding dungeon. Akhirnya, tiba di mana para monster berhenti datang.
Butuh waktu kurang dari dua belas jam untuk mencapai dasar Cocytus. Sebuah jalur kristal melayang di atas kekosongan yang menganga terbentang di depan mereka. Penguasa sah Cocytus berdiri di ujung.
"Aku adalah Satan—Demon yang perkasa, pada dasarnya dewa—dan penguasa Cocytus. Selama pemerintahan sepuluh ribu tahunku, kau hanya manusia keenam yang mencapai ruangan ini dan menikmati kemuliaanku. Hanya ada satu orang yang berhasil hidup-hidup meninggalkan Cocytus."
Terlepas dari undangan untuk menikmati kejayaannya, kecepatan Lunaère tidak berkurang.
"H-hei, berhenti. Berhenti! Apa kau tidak mendengarku? Aku Satan, seorang Demon yang hampir sekuat para dewa—"
"Minggir, tolol! Dia akan membunuhmu!"
Teriak Noble, berjuang untuk mengikuti Lunaère.
"Oh! Lunaère-dono?! T-Tolong, jadilah tamuku! anda mungkin, tentu saja anda lulus!"
Satan itu bergegas ke tepi jalan setapak untuk membiarkannya lewat. Dia terlalu lambat.
"Gravity Bomb."
Lunaère melafalkan mantranya saat dia berlari melewatinya. Sebuah bola cahaya hitam muncul di dekat Satan, dan pecahan kristal yang tersesat dari pertarungannya dengan Kanata mulai tersedot ke dalam sumur gravitasi.
"Apa?!"
Satan itu melompati efek mantra tepat saat mantra itu meledak. Sesaat lebih lambat dan dia akan hancur.
Sayangnya, lompatannya membawanya ke tepi jalan setapak. Satan itu mendapati dirinya meluncur ke jurang yang dalam.
"AAAaahhh!" Teriakannya bergema di seluruh ruangan.
{ TLN : wkwowow makannnya jangan ganggu cewe yang lagi jatuh cinta xD }
Noble berhenti sejenak untuk melihat Satan itu menghilang ke kedalaman jurang.
"Semoga berhasil merangkak kembali, tolol."
"Cepatlah, Noble." Panggil Lunaère.
"Lingkaran teleportasi ke luar seharusnya ada di depan!"
Bagian – 6
NAIAROTOP MENGAMBANG di ruang putih alam atas, mengamati pekerjaan tangan mereka. Lingkaran sihir muncul di sekitar mereka, membuka air mata yang membuat mereka mengintip ke dimensi lain.
"Kau bekerja sangat keras, pendatang yang kucintai. Hoho, beberapa dari kalian datang dengan cukup baik. Ijuin, ego itu adalah kharisma murni. Otogi, kau dulu sangat membosankan, tapi reputasimu sedang naik daun sekarang setelah aku menarik beberapa tali....."
Sejumlah dewa seperti Naiarotop bekerja di belakang layar untuk menjaga agar Locklore tetap berjalan. Masing-masing memiliki tugasnya sendiri; Ada yang memelihara catatan tentang kejadian di dunia, orang lain yang mengatur kelompok fokus dengan Dewa Tertinggi dan mengirimkan temuan itu ke dewa yang bertanggung jawab atas pemasaran, dan bahkan dewa manajer tingkat menengah untuk mengawasi operasi sehari-hari.
Antara lain, tugas Naiarotop termasuk mengirim orang ke Locklore, menciptakan raja iblis, dan memberikan wahyu suci kepada karakter penting. Kadang-kadang mereka akan menjalankan alur cerita di mana seorang pejuang yang kuat akan menyerah kepada nasib yang menghancurkan, atau kadang-kadang mereka akan mengarahkan "naga humanoid" menjadi skema baru sehingga seorang pendatang akan memiliki musuh bebuyutan yang tepat. Pada dasarnya, mereka membuat drama terus berjalan.
Mereka bahkan berada di belakang alur cerita yang menyegel Zolophilia, lima ribu tahun yang lalu. Dewa buatan manusia yang menghancurkan raja iblis dan naga humanoid akan berdampak buruk bagi kesinambungan. Naiarotop suka memastikan cerita mereka tidak mengembangkan lubang plot.
"Takanashi, kau..... Kau membosankan."
Naiarotop menghela napas.
"Kurasa dia punya penggemar, tapi aku bukan salah satu dari mereka. Aku telah berusaha keras untuk mendorongnya ke arah yang benar, tapi dia tidak mampu mengambil petunjuk. Apa gunanya membiarkannya menjalani kehidupan yang nyaman jika dia tidak pernah mengambil risiko? Dia bisa tinggal untuk saat ini. Aku punya acara akhir musim yang direncanakan untuknya segera, jika aku bisa meyakinkan naga humanoid ini untuk ikut bermain. Ha! Aku ingin tahu apa dia bisa membuat adegan kematian menjadi menarik."
Naiarotop terus memantau umpan mereka sampai suara Dewa Yang Lebih Tinggi memanggil dari Ether.
"Subjekku!"
"Tuanku? Bagaimana aku bisa melayani? Jika ini untuk membahas kinerja pekerjaanku dan promosi yang akan datang, maka dengan rendah hati aku—"
"Subjeku, sesuatu yang tidak menguntungkan telah terjadi. Apa kau ingat Kanata Kanbara?"
"Hmm, Kanata Kanbara.... Siapa itu lagi?"
Kata Naiarotop, berjuang untuk ingat nama itu.
"Dia adalah manusia yang kau kirim ke Cocytus. Orang yang ingin kembali ke bumi karena kucingnya."
"Ah! Ternyata dia! Aku mengirimnya ke Cocytus untuk membuat horor komedi singkat di mana dia akan dimakan oleh monster, sepotong demi sepotong. Apa itu sudah selesai dengan cepat, atau tidak diterima dengan baik? Saat itu cukup gelap...." Kata Naiarotop sambil tertawa saat mereka menutup mulut.
"Apa kau tidak memperhatikan? Aku yakin kau berhenti menonton setelah lengannya dimakan oleh mimic itu. Kanata Kanbara masih hidup. Dia diselamatkan oleh seorang gadis Lich."
"......Mohon maaf, tuanku? Seharusnya tidak ada monster di dungeon yang akan menyelamatkan manusia......" Senyum Naiarotop memudar.
"Kau telah mengabaikan tugasmu dalam memantau Cocytus. Tampaknya seorang gadis Lich telah tinggal di sana selama berabad-abad, dan dia telah mencapai tingkat yang bahkan melebihi pengawas dungeon."
"T-Tunggu! Pasti ada kesalahan. Gadis Lich itu membenci manusia. Dia tidak akan pernah menyelamatkan manusia!"
Naiarotop memiliki gagasan yang kabur tentang siapa Lunaère. Mereka sering mendengar dia berbicara tentang kebenciannya terhadap manusia, dan dia tidak pernah meninggalkan dungeon. Jadi apa gunanya mengawasi dirinya?
"Bagaimana kau bisa dibodohi oleh fasad yang begitu jelas? Kau tergelincir dan meninggalkan Lich berbahaya itu selama ratusan tahun."
Wajah Naiarotop menjadi semakin pucat.
"T-Tapi itu bukan masalah besar! Dia tidak akan pernah meninggalkan Cocytus. Aku akan mencari sesuatu tentang Kanata Kanbara dan mengikat ujung yang longgar itu. Jika tidak ada masalah lain—"
"Oh, tapi ada satu. Apa kau sadar bahwa naga humanoid itu, Notts, berusaha membangunkan Zolophilia tanpa izinmu?"
"Bajingan itu....." Kata Naiarotop pada dirinya sendiri.
"Dia pasti menemukan kesempatan untuk menipuku tanpa menarik perhatianku! Jika dia membangkitkan binatang itu, dia akan menghancurkan keseimbangan kekuatan di Locklore. Aku membiarkan satu keturunan dari Keluarga itu hidup karena semuanya menyukai panggilan balik yang bagus, tapi hal itu jelas sebuah kesalahan!"
Tidak ada yang lebih menjengkelkan daripada seseorang yang terbang di bawah radar.
Dunia Locklore dipertahankan dengan pengawasan yang cermat sehingga para pendatang dari dunia lain dapat menjalani kisah mereka dengan gangguan sesedikit mungkin.
Pembuluh darah berdenyut di pelipis Naiarotop.
"Aku harap kau duduk, subjekku. Karena Zolophilia telah dipanggil oleh Notts dan dikalahkan oleh Kanata Kanbara. Setelah dia meninggalkan Cocytus."
"Apa?! Namun level terendah Zolophilia hampir 2.000. Bagaimana mungkin Kanata Kanbara—?"
"Subjekku yang lain telah merekam cerita Kanata Kanbara di Memory Sphere. Tinjau sendiri. Terlebih lagi, Lunaère si gadis Lich juga telah meninggalkan Cocytus. Apa kau mengerti apa artinya ini?"
"......I-Ini salahku karena telah menciptakan situasi yang tidak normal......"
"Memang. Kau telah menjadi bahan tertawaan di antara Dewa Tertinggi, dan ketidakmampuanmu mencerminkanku dengan sangat buruk."
Naiarotop memegang kepala mereka saat mereka mendengarkan kata-kata tuan mereka. Mengecewakan Dewa Yang Lebih Tinggi adalah prospek paling menakutkan yang bisa mereka bayangkan.
"A-Aku akan memperbaikinya, bahkan jika aku harus pergi ke Locklore dan memperbaiki kesalahannya sendiri. Aku akan membunuh mereka—!"
"Kau pasti tidak akan bisa! Apa kau tahu kenapa? Nilai jual Locklore adalah bahwa ini adalah bentuk hiburan realitas paling ekstrim yang pernah ada. Campur tangan yang berlebihan secara eksplisit dilarang karena jika kau merusaknya, dewa lain akan kehilangan minat mereka. Dan jika mereka kehilangan minat, peranmu akan dikurangi."
"U-Urgh....."
"Urus keduanya secepat mungkin, tinggalkan jejak sesedikit mungkin Gunakan segala cara yang tersedia untuk yang ada dalam aturan. Apa kau mengerti?"
"Y-Ya, tuanku. Aku akan segera mengakhiri keduanya dan melanjutkan pemantauan Cocytus dengan benar. Hal ini tidak akan pernah terjadi lagi. Tolong, beri aku belas kasihan!" Naiarotop membungkuk dengan kedua lutut, keringat mengalir di wajah mereka.
"Itu akan tergantung pada bagaimana kau menangani ini. Jika kau gagal..... Yah, jangan sampai gagal."
"B-Baik!"
Dengan itu, suara Dewa Tertinggi terputus. Naiarotop mengepalkan tangannya dan menggeram dengan kebencian dalam suara mereka:
"Kanata Kanbara, kau bukanlah apa-apa. Kau adalah mainan rusak yang tidak memberiku apapun selain rasa malu! Kematian tidak cukup baik untukmu!"